Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X i
Bahasa Indonesia 1
Untuk SMK/MAK
ii Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Hak Cipta ada Pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
Bahasa Indonesia 1
Untuk SMA/MAK Semua Program Kejuruan
Kelas X
Penulis : Mokhamad Irman
Tri Wahyu Prastowo
Nurdin
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
410
IRM IRMAN, Mokhamad
b Bahasa Indonesia 1: untuk SMK/MAK Semua Program Keahlian
Kelas X/Mokhamad Irman, Tri Wahyu Prastowo, Nurdin– Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
xii, 258 hlm.: ilus.; 25 cm.
Bibliografi: hlm. 252-253
Indeks: hlm. 257-258
ISBN 979-462-867-0
1. Bahasa Indonesia-Studi dan Pengajaran
II. Judul III. Prastowo Tri Wahyu IV. Nurdin
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
Diperbanyak oleh ...
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X iii
Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah
membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis untuk disebarluaskan kepada
masyarakat melalui website Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah
ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan
dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12
Tahun 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis yang
telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional
untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional tersebut, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat
komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga peserta didik
dan pendidik di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri
dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Selanjutnya, kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran
dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Juni 2008
Kepala Pusat Perbukuan
iv Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
PRAKATA
Puji syukur hanya pantas dipersembahkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat berupa kemudahan, kelancaran, dan petunjuk-Nya yang diberikan sehingga
penyusun dapat menyelesaikan buku panduan Bahasa Indonesia Kelas X untuk SMK.
Buku ini bagus dan sangat tepat dijadikan buku acuan siswa dan guru dalam
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan alasan sebagai berikut.
1. Isi buku terbagi atas beberapa bab untuk kelas X dengan mengacu pada standar
kompetensi (SK) yang mengarah pada kemampuan berkomunikasi dengan
Bahasa Indonesia setara tingkat semenjana.
2. Judul setiap bab sama dengan kompetensi dasar (KD) pada silabus, begitu pula
susunannya sehingga dengan menggunakan buku ini guru tidak perlu membolak
balik bab atau halaman untuk menyesuaikan isi buku dengan tuntutan penyajian
yang ada pada silabus.
3. Kompetensi dasar yang harus dicapai pada tingkat semenjana ini berjumlah 12
sama dengan jumlah bab dalam buku ini. Dengan mempelajari seluruh isi buku,
tuntutan materi dan kompetensi yang ada pada silabus sesuai Standar Isi SK dan
KD sudah dapat terpenuhi.
4. Penentuan subjudul pada setiap bab disesuaikan dengan tuntutan dan tahapan
yang ada pada indikator serta materi pembelajaran dalam silabus.
5. Dalam menyajikan uraian pada setiap pokok materi pembelajaran,
penulis menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dicerna disertai
dengan berbagai contoh sehingga diharapkan siswa dapat dengan mudah
memahaminya.
Tercapainya kompetensi dasar yang meliputi keterampilan berbahasa yaitu
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis merupakan tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia. Melalui buku ini diharapkan siswa aktif menggali pengetahuan dan
kompetensi berbahasa sesuai tingkat semenjana dengan bimbingan guru.
Akhir kata, penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan buku ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dan siapa saja yang
mencintai bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Jakarta, Januari 2008
Penulis
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X v
BAB 1
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL,
TEKANAN, INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/
BAKU DAN YANG TIDAK.
1. Judul setiap bab merupakan
kompetensi dasar yang sesuai
silabus.
2. Setiap halaman bab diberikan
pokok penjabaran materi pada
bab tersebut berikut tujuan
pembelajaran yang diharapkan
tercapai setelah pembelajaran.
3. Setiap halaman bab disuguhkan
bacaan yang diharapkan berguna
bagi siswa untuk:
menambah wawasan pengetahuan
memberikan motivasi positif
memperkaya pengalaman batin.
melatih kemampuan membaca
efektif (KEM)
4. Masing-masing subjudul dalam
setiap bab disajikan sesuai tahapan
indikator atau materi pembelajaran
pada silabus. Materi
diuraikan secara tuntas dengan
contoh-contoh yang sesuai.
I. Penyajian Buku
Buku ini disajikan dengan perincian sebagai berikut :
Cara Penyajian dan Penggunaan Buku
Pada Bab ini, kita akan mempelajari unsur-unsur bunyi dan hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaannya seperti, lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
yang lazim atau baku serta yang tidak. Tujuannya agar kita dapat menunjukan
reaksi kinetik, seperti memperhatikan, mencatat, serta mengomentari lafal,
tekanan, intonasi, dan penggunaan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
terhadap wacana yang dibacakan. Di samping itu, dalam bab ini kita juga
akan mempelajari ciri Bahasa Indonesia Baku.
A. Tujuan Menyimak
Salah satu keterampilan bahasa ialah menyimak. Menyimak
menggunakan indera pendengaran, namun bukan berarti saat
mendengar seseorang sudah dikatakan sedang menyimak.
Sesungguhnya proses menyimak tidak sekedar mendengar, tapi
lebih dari itu, yaitu mendengar dengan memusatkan perhatian
kepada objek yang disimak. Proses menyimak merupakan kegiatan
mendengarkan yang disengaja dalam rangka mencapai maksudmaksud
tertentu. Maksud-maksud tersebut misalnya, untuk tujuan
belajar, mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan informasi khusus,
memecahkan masalah, atau untuk memahami aspek-aspek sebuah
bahasa.
Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mempelajari aspekaspek
bahasa meliputi:
a. Pengenalan dan pemahaman tentang unsur-unsur bunyi dan
hal yang membentuknya seperti alat ucap yang disebut dengan
ilmu fonetik dan fonemik.
b. Proses pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan unsurunsur
kalimat.
c. Pembagian kosa kata dan hal yang menyangkut makna.
vi Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
5. Tugas kelompok diberikan untuk
dikerjakan secara berkelompok
agar dapat mengolah kompetensi
secara bersama-sama.
6. Tugas mandiri diberikan untuk
mengasah kompetensi secara
individual sesuai materi dan
tujuan pembelajaran.
7. Rangkuman berisi ringkasan
materi dalam setiap bab.
8. Setiap bab diberikan uji
kompetensi dengan model soal
pilihan ganda dan esai, untuk
dapat menguji pemahaman
pembelajaran dalam satu bab.
TUGAS KELOMPOK:
Bentuklah kelompok dengan anggota 5 orang. Satu orang membacakan
cerpen berjudul ”Kesabaran Berbuah Singa” di atas dengan lafal,
tekanan, intonasi, dan jeda yang tepat. Kemudian empat orang lainnya
mencatat lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak baku. Bahaslah
bagaimana bentuk yang bakunya. Setelah selesai bacalah juga bacaan
berjudul ”Apakah Kamu Perokok Pasif?” di halaman depan, lalu catatlah
lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak baku. Bahaslah bagaimana
bentuk yang bakunya.
Untuk melatih cara melafalkan kata dengan
artikulasi yang jelas, bacalah wacana di halaman
awal bab ini dengan artikulasi yang jelas, lalu
mintalah teman sebangku Anda mengoreksinya.
Lakukan bergantian!
TUGAS MANDIRI:
RANGKUMAN
A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia
Artikulasi dapat diartikan dengan bunyi yang dihasilkan oleh
alat ucap manusia. Ilmu yang mempelajari alat ucap manusia
dan tata bunyi yang dihasilkannya disebut fonologi. Setiap bunyi
mempunyai ciri khas tersendiri, setiap lambang bunyi tersebut
disimbolkan dengan bentuk huruf dalam bahasa tulis dan fonem
untuk bahasa lisan.
Lambang bunyi dihasilkan karena adanya arus ujaran yang
masuk ke rongga mulut dan mempengaruhi pita suara serta getaran
di sekitarnya yang kemudian menimbulkan efek-efek bunyi. Jika
arus yang keluar tidak mendapatkan hambatan atau rintangan
menimbulkan bunyian yang dikelompokkan menjadi kelompok
vokal, yaitu a, i, u, e, o (berjumlah lima huruf), tapi diucapkan
dengan enam fonem /a/, /i/, /u/, /e/, //, /o/. bentuk ucapan e ada
yang lemah /ə/ dan e lebar atau //. Sedangkan bentuk gabungannya,
disebut dengan diong. Diong adalah gabungan dua vocal yang
menimbulkan bunyi luncuran lain. Contoh diong yaitu: au, ai, oi
yang dibaca (aw), (ay), (oy). Proses bunyi ujar yang dihasilkan karena
arus ujaran yang keluar mendapat hambatan disebut konsonan.
Proses itu terdiri atas :
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Kalimat-kalimat di bawah ini baku, kecuali .....
a. Indonesia adalah negara kesatuan.
b. Hati-hati, jalan berlobang.
c. Hastuti bekerja sebagai seorang apoteker.
d. Para sastrawan Indonesia ikut serta dalam acara tersebut.
e. Gubernur akan mengesahkan peraturan yang baru.
2. Kalimat di bawah ini yang terdapat kata tidak baku adalah .....
a. Para importir sedang menggalakkan komoditas agro industri.
b. Keberhasilan perusahaan itu ditunjang dengan manajemen yang
baik.
II. Petunjuk Penggunaan Buku
A. Untuk siswa
Agar Anda dapat menggunakan buku ini dengan baik dan mencapai
target hasil pembelajaran yang diharapkan, perhatikanlah dan ikutilah
langkah-langkah berikut.
1. Bacalah judul bab dan pahami penjabaran pokok-pokok materi serta
tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada setiap bab.
2. Bacalah bacaan dan pahami uraian materi pada setiap subjudul.
3. Amatilah contoh-contoh yang disajikan, jika perlu diskusikan dengan
teman sebangku.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X vii
4. Catatlah hal yang belum dipahami untuk ditanyakan kepada guru.
5. Jika ada istilah atau kata yang belum Anda pahami, carilah di Glosarium
atau di kamus.
6. Kerjakanlah tugas-tugas atau perlatihan untuk lebih menggali potensi
Anda sesuai petunjuk tugas. Hasilnya berikan pada guru, atau ikuti
instruksi yang diberikan guru.
7. Mintalah saran kepada guru untuk menambah bahan dan sarana
pembelajaran dalam rangka memudahkan mengerjakan latihan agar
mencapai hasil yang maksimal.
B. Untuk guru
Selain melihat langkah-langkah pembelajaran di dalam silabus, Anda
diharapkan melakukan hal berikut.
1. Membaca uraian pokok-pokok materi pada setiap bab yang akan
diajarkan dan mendalaminya dengan memperkaya contoh-contoh.
Hal ini mungkin dapat dilakukan dengan mempelajari buku sumber
pembelajaran yang dapat dilihat pada kolom akhir silabus.
2. Menyediakan forum tanya jawab kepada siswa.
3. Menyediakan banyak waktu kepada siswa untuk mengerjakan tugas di
kelas dan membahasnya bersama.
4. Guru dapat mengatur penyajian materi pembelajaran dengan
menggabungkan materi pada beberapa bab yang dianggap berhubungan
atau satu pokok bahasan meskipun posisi bab berjauhan, misalnya:
BAB 1
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL,
TEKANAN, INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/
BAKU DAN YANG TIDAK.
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi,
dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.
Indikator - Reaksi kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan,
mencatat) terhadap lafal, tekanan, intonasi ,dan jeda
yang lazim/baku dan yang tidak
- Komentar atau ungkapan lisan terhadap lafal, tekanan,
intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
Pada Bab ini, kita akan mempelajari unsur-unsur bunyi dan hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaannya seperti, lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
yang lazim atau baku serta yang tidak. Tujuannya agar kita dapat menunjukan
reaksi kinetik, seperti memperhatikan, mencatat, serta mengomentari lafal,
tekanan, intonasi, dan penggunaan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
terhadap wacana yang dibacakan. Di samping itu, dalam bab ini kita juga
akan mempelajari ciri Bahasa Indonesia Baku.
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara
Tingkat Semenjana
Kompetensi
Dasar
- Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
Indikator - Mengucapkan kata dengan suara yang jelas dan tekanan
pada suku kata, serta artikulasi yang tepat/lazim
- Melafalkan bahasa Indonesia baku, termasuk lafal
bahasa daerah yang dibedakan berdasarkan konsep
lafal baku bahasa Indonesia
Pada Bab ini, kita akan mempelajari bunyi dan alat ucap manusia, bagaimana melafalkan
kata secara baku, serta membedakannya dari lafal bahasa daerah dan melafalkan kata
serapan. Dengan mempelajari materi tersebut kita diharapkan dapat mengucapkan kata
dengan ucapan yang benar, suara yang jelas, tekanan suku kata serta artikulasi yang tepat
dan lazim. Kita juga diharapkan mampu melafalkan kata secara baku termasuk memperbaiki
pengucapan kata yang dipengaruhi oleh bahasa daerah dengan lafal baku yang benar. Kita
juga harus mampu melafalkan kata yang berasal dari bahasa asing.
BAB 5
MELAFALKAN KATA
DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun
Indikator - Mengidenti kasi kalimat yang komunikatif tetapi
tidak cermat dilihat dari kaidah bahasa, nalar, dan
ketersampaian pesan
- Mengindenti kasi kalimat yang tidak komunikatif
tetapi cermat
- Menggunakan kalimat yang komunikatif, cermat, dan
santun dalam suatu pembicaraan
Pada bab ini, kita akan mempelajari syarat-syarat kalimat yang baik dan komunikatif, bentuk
kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat serta sebaliknya, dan kalimat yang efektif dan
santun. Setelah pembelajaran diharapkan kita dapat memahami dan mengindenti kasi
kalimat yang komunikatif dari segi kaidah bahasa, nalar, dan ketersampaian pesan. Selain
itu, kita juga diharapkan mampu mengindenti kasi kalimat yang komunikatif tapi tidak
cermat, kalimat cermat tetapi tidak komunikatif, serta dapat menggunakan kalimat yang
efektif dan santun.
BAB 7
MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK,
TEPAT, DAN SANTUN
Hal ini dilakukan agar siswa dapat lebih fokus dan memiliki
pemahaman serta penguasaan kompetensi yang komprehensif.
viii Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
PETA KOMPETENSI
TATARAN SEMENJANA
Menyimak
1.1
Menyimak untuk
memahami lafal,
tekanan, intonasi,
dan jeda yang
lazim/baku
1.2.
Menyimak untuk
memahami
informasi lisan
dalam konteks
bermasyarakat
Membaca Berbicara Menulis
2.3
Memahami perintah
kerja tertulis
1.3
Membaca cepat
untuk memahami
informasi tertulis
dalam konteks
bermasyarakat.
1.4
Memahami
informasi tertulis
dalam berbagai
bentuk teks.
1.5
Melafalkan kata
dengan artikulasi
yang tepat
1.6.
Memilih kata ,
bentuk kata, dan
ungkapan yang tepat
1.7.
Menggunakan
kalimat yang baik,
tepat, dan santun
1.8.
Mengucapkan
kalimat dengan jelas
lancar, bernalar, dan
wajar.
1.12.
Membuat parafrasa
dari teks tertulis
1.9
Menulis dengan
memanfaatkan
kategori/kelas kata
1.10.
Membuat berbagai
teks tertulis dalam
konteks
bermasyarakat
1.11.
Menggunakan
kalimat tanya secara
tertulis sesuai
dengan situasi
komunikasi
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X ix
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ....................................................................................... iii
PRAKATA ....................................................................................................... iv
CARA PENYAJIAN DAN PENGGUNAAN BUKU .................................. v
PETA KOMPETENSI ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
BAB I MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL, TEKANAN,
INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/BAKU
DAN YANG TIDAK. ............................................................................... 1
A. Tujuan Menyimak ................................................................... 4
B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi dan Jeda ....... 5
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku ................................................... 10
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 13
BAB II MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI INFORMASI LISAN
DALAM KONTEKS BERMASYRAKAT. ..................................... 19
A. Memahami Sumber Informasi ................................................ 21
B. Jenis Informasi .......................................................................... 23
C. Ragam Bahasa ........................................................................... 25
D. Memahami Penanda Uraian Proses dan Hasil..................... 28
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 31
BAB III MEMBACA CEPAT UNTUK MEMAHAMI INFORMASI
TERTULIS DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT ................ 37
A. Membaca Cepat Pemahaman ................................................. 40
B. Membaca Lanjutan dengan Sistem Membaca Layap
(Skimming) dan Membaca Memindai (Scaning) ................... 44
C. Teknik Membuat Catatan ........................................................ 51
x Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
D. Teknik Menyusun Bagian ........................................................ 52
E. Menafsirkan Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Idiomatik ..... 53
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 59
BAB IV MEMAHAMI INFORMASI TERTULIS DALAM
BERBAGAI BENTUK TEKS. .......................................................... 65
A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan Teknik
Membaca Cepat ........................................................................ 68
B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis .................................... 72
C. Teknik Membuat Catatan ........................................................ 73
D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini,
Proses, dan Hasil yang Terdapat dalam Teks ................... 75
E. Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi
Nonverbal Lainnya ................................................................... 78
F. Membuat Simpulan .................................................................. 81
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 84
BAB V MELAFALKAN KATA DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT ... 89
A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia ............................................... 93
B. Melafalkan Kata Secara Baku dan Membedakannya
dengan Lafal Daerah ................................................................ 97
C. Pelafalan Kata Serapan ............................................................ 98
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 101
BAB VI MEMILIH KATA, BENTUK KATA, DAN UNGKAPAN
YANG TEPAT ................................................................................... 107
A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Kaitannya dengan
Konteks atau Topik Pembicaraan ........................................... 110
B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari Kata
yang Sama dalam Satu Kalimat/Paragraf ............................. 112
C. Makna Leksikal, Makna Kontekstual (Situasional), Makna
Struktural, dan Metaforis ........................................................ 113
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X xi
D. Majas dan Peribahasa .............................................................. 114
E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa. .......................................... 117
UJI KOMPETENSI ........................................................................... 119
TES SEMESTER GANJIL ................................................................. 125
BAB VII. MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK TEPAT DAN
SANTUN .......................................................................................... 135
A. Syarat-Syarat Kalimat yang Baik dan Komunikatif ........... 137
B. Kalimat yang Komunikatif, tetapi Tidak Cermat .............. 140
C. Kalimat yang Cermat, tetapi Tidak Komunikatif ............... 143
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun ............... 146
UJI KOMPETENSI .......................................................................... 149
BAB VIII MENGUCAPKAN KALIMAT DENGAN JELAS, LANCAR,
BERNALAR, DAN WAJAR .......................................................... 155
A. Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda ........................... 157
B. Membaca Indah ....................................................................... 160
C. Membaca Teks Pengumuman ................................................ 162
UJI KOMPETENSI .......................................................................... 165
BAB IX MENULIS DENGAN MEMANFAATKAN
KATEGORI/KELAS KATA ........................................................... 169
A. Kelas Kata ................................................................................. 172
B. Frasa dan Macamnya ............................................................... 181
C. Memanfaatkan Kelas Kata dalam Perincian pada Kalimat 182
UJI KOMPETENSI .......................................................................... 185
BAB X MEMBUAT BERBAGAI TEKS TERTULIS DALAM
KONTEKS BERMASYARAKAT .................................................. 191
xii Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
A. Perencanaan Membuat Karangan ............................................... 193
B. Pola Pengembangan Karangan .............................................. 196
C. Menulis Berbagai Jenis Karangan ......................................... 198
UJI KOMPETENSI ......................................................................... 203
BAB XI MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA SECARA TERTULIS
SESUAI DENGAN SITUASI KOMUNIKASI ............................ 211
A. Kalimat Tanya .......................................................................... 215
B. Macam-Macam Kalimat Tanya .............................................. 216
UJI KOMPETENSI .......................................................................... 221
BAB XII MEMBUAT PARAFRASA DARI TEKS TERTULIS ................... 227
A. Memahami Parafrasa .............................................................. 230
B. Cara Memparafrasa Wacana .................................................. 231
UJI KOMPETENSI ......................................................................................... 236
TES SEMESTER GENAP ................................................................................ 242
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 252
GLOSARIUM ................................................................................................. 254
INDEKS ..................................................................................................... 257
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
BAB 1
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI LAFAL,
TEKANAN, INTONASI, DAN JEDA YANG LAZIM/
BAKU DAN YANG TIDAK
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi,
dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.
Indikator - Reaksi kinetik (menunjukkan sikap memerhatikan,
mencatat) terhadap lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
yang lazim/baku dan yang tidak
- Komentar atau ungkapan lisan terhadap lafal, tekanan,
intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
Pada Bab ini, kita akan mempelajari unsur-unsur bunyi dan hal-hal yang
berkaitan dengan penggunaannya seperti, lafal, tekanan, intonasi, dan jeda
yang lazim atau baku serta yang tidak. Tujuannya agar kita dapat menunjukan
reaksi kinetik, seperti memerhatikan, mencatat, serta mengomentari lafal,
tekanan, intonasi, dan penggunaan jeda yang lazim/baku dan yang tidak
terhadap wacana yang dibacakan. Di samping itu, dalam bab ini kita juga
akan mempelajari ciri bahasa Indonesia baku.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Apakah Kamu Perokok Pasif?
Ayu, teman Sinta, menyalakan rokok setiap ia mendapatkan kesempatan.
Ayu melakukannya ketika ia sedang berkumpul bersama teman-temannya
pada Jumat malam di sebuah restoran pizza sebelum menonton bareng
acara sepak bola mania. Padahal Ayu juga mengajak serta adik laki-laki
Sinta.
Melihat kelakuan Ayu, Sinta merasa khawatir terhadap kebiasaan
temannya itu. Kebiasaan merokok yang dilakukan Ayu akan memberi
dampak kesehatan bagi teman-temannya dan juga dirinya sendiri. Sinta
tak yakin Ayu menyadari bahwa kebiasaannya itu bisa sangat berpengaruh
serius pada kesehatan orang di sekitarnya.
Setiap orang memahami bahwa merokok adalah suatu hal yang
merugikan. Begitu pula dirimu mungkin sudah mendengar bahwa
menghirup asap yang dikeluarkan oleh orang yang merokok sangat
berbahaya bagi kesehatanmu.
Asap yang dihasilkan oleh rokok atau asap sekunder, terdiri atas dua
jenis. Pertama, asap yang dikeluarkan oleh para perokok disebut asap
mainstream. Kedua, asap yang mengalir dari batang rokok atau pipa rokok
disebut asap sidestream. Kedua asap itu mengandung ribuan senyawa
kimia, mulai dari amonia, arsenik, sampai hidrogen sianid. Kebanyakan
dari senyawa yang terkandung dalam asap rokok telah terbukti sebagai
racun atau sebagai penyebab kanker yang disebut karsinogen.
Beberapa senyawa kimia yang ditemukan dalam asap sekunder
berbentuk konsentrasi tinggi. Asap ini ternyata secara signifikan
meningkatkan risiko individu terjangkit :
1. Infeksi pernapasan (seperti bronkritis dan pneuminia).
2. Asma (asap sekunder adalah faktor yang membawa risiko asma dan
dapat memicu serangan pada individu yang telah menderita asma
sebelumnya).
3. Batuk, radang tenggorokan, bersin, dan napas tersendat-sendat.
4. Kanker.
5. Sakit jantung.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Jadi, asap sekunder tidak hanya memberi dampak terhadap individu di
masa datang, tapi juga dapat menjadi masalah di saat ini, seperti memberi
dampak pada performa orang dalam berolahraga atau dapat memengaruhi
kekuatan fisik individu yang aktif berolahraga.
Memahami kemungkinan-kemungkinan menghirup asap sekunder
tersebut, apa yang dapat kamu lakukan? Apalagi kamu mengetahui siapa
saja yang biasa merokok. Mungkin saja yang melakukan adalah kakekmu
atau laki-laki yang biasa kamu ajak jalan atau teman kerja. Yang jelas, dirimu
merokok atau dirimu sering berada di sekitar orang yang merokok, kamu
harus memahami bahwa menghirup asap tembakau rokok tidak baik untuk
kesehatan. Meskipun hanya dalam waktu singkat atau sesaat saja, deraan
asap itu berdampak langsung tanpa hambatan bagi tubuh kamu.
Jika kamu merokok, cobalah untuk berhenti. Berhenti merokok
bukanlah hal yang mudah karena merokok sifatnya sangat candu. Tapi,
sekarang ini sudah banyak program dan orang yang bisa membantu kamu
untuk memulai sesuatu yang berani, yaitu menjadi orang yang bebas dari
rokok.
Pertimbangankanlah keuntungan-keuntungan yang akan kamu
peroleh, seperti kamu akan terlihat, merasa, dan beraroma tubuh lebih
baik. Di samping itu, tentu saja tanpa keraguan kamu akan mempunyai
uang lebih banyak untuk ditabung atau untuk sekadar jalan-jalan sambil
menunjukkan kepada lingkungan bahwa kamu adalah orang yang baru,
yang sehat! Mungkin saja dengan mengetahui bahwa kamu melindungi
orang-orang di sekitarmu yang kamu cintai dengan berhenti merokok, bisa
membantumu memiliki keinginan yang lebih kuat untuk menendang jauh
kebiasaan burukmu itu.
Jika kamu tidak merokok, cobalah dua tindakan berikut.
1. Ajaklah keluar semua perokok jauh dari orang lain, terutama
anak-anak dan wanita yang sedang hamil. Asap rokok akan terus
berputar di udara meski beberapa jam setelah rokok dimatikan.
Hal ini berarti bila seorang perokok mengisap rokoknya dalam
ruangan, orang lain yang ada dalam ruangan tersebut juga ikut
menghirupnya. Karena asap dapat melekat pada orang dan juga
pakaian, saat perokok kembali ke dalam ruangan, ia diharuskan
mencuci tangan dan mengganti pakaiannya, terutama sebelum
memegang atau memeluk anak-anak.
2. Jangan pernah membiarkan orang yang bersamamu di dalam mobil
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
merokok. Meskipun membiarkan rokok diarahkan keluar jendela
dan mengeluarkan asapnya ke luar, tetap berpengaruh kecil.
Sudah terbukti bahwa perokok pasif sangat membahayakan diri.
Jadi, diharapkan para perokok bisa berniat untuk mengambil langkah
sederhana, yaitu memilih tempat khusus untuk menyalakan rokoknya.
Selain itu, orang yang tak merokok pun harus memiliki pilihan, yaitu bisa
menjauh dari orang yang merokok di sekitarnya baik di rumah, sekolah,
dan restoran. Peraturan baru tentang aktivitas merokok di tempat umum
harus segera diterapkan sehingga orang yang tidak merokok lebih mudah
untuk menikmati udara bebas rokok selama hidup.
(Dikutip dari sebuah tulisan di Republika, 28 Oktober
2007, dengan beberapa perubahan)
A. Tujuan Menyimak
Salah satu keterampilan bahasa ialah menyimak. Menyimak
menggunakan indra pendengaran, namun bukan berarti saat mendengar
seseorang sudah dikatakan sedang menyimak. Sesungguhnya proses
menyimak tidak sekadar mendengar, tetapi lebih dari itu, yaitu mendengar
dengan memusatkan perhatian kepada objek yang disimak. Proses
menyimak merupakan kegiatan mendengarkan yang disengaja dalam
rangka mencapai maksud-maksud tertentu. Maksud-maksud tersebut
misalnya, untuk tujuan belajar, mengapresiasi sebuah karya, mendapatkan
informasi khusus, memecahkan masalah, atau untuk memahami aspekaspek
sebuah bahasa.
Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mempelajari aspek-aspek
bahasa meliputi hal-hal berikut.
a. Pengenalan dan pemahaman tentang unsur-unsur bunyi dan hal yang
membentuknya seperti alat ucap yang disebut dengan ilmu fonetik dan
fonemik.
b. Proses pembentukan kata, frasa, klausa, kalimat, dan unsur-unsur
kalimat.
c. Pembagian kosakata dan hal yang menyangkut makna.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. Makna kata berdasarkan situasi dan konteks pemakaiannya.
e. Makna budaya yang tercakup dan tersirat dalam suatu pesan, dan
sebagainya.
B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan
Jeda
Unsur bahasa yang terkecil berupa lambang bunyi ujaran disebut
fonem. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonologi atau fonemik. Fonem
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dikenal dengan artikulasi. Dalam
bentuk tertulisnya disebut huruf. Lambang-lambang ujaran ini di dalam
bahasa Indonesia terbagi dua, yaitu vokal dan konsonan. Cara mengucapkan
lambang-lambang bunyi ini disebut dengan lafal. Jadi lafal adalah cara
seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambanglambang
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya.
Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan
menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i , u,
e, o ). Misalnya,
fonem / a / dilafalkan [ a ]
fonem / i / dilafalkan [ i ]
fonem / u / dilafalkan [u ]
fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε]
atau e lebar.
Contoh pemakaian katanya;
lafal [ e ] pada kata < sate >
lafal [ə ] pada kata < pəsan >
lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k >
fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar.
Contoh pemakaian katanya:
lafal [ o ] pada kata [ orang ]
lafal [ ] pada kata [ p h n ], saat mengucapkannya bibir lebih maju
dan bundar.
Variasi lafal fonerm / e / dan / o / ini memang tak begitu dirasakan,
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
cenderung tersamar karena pengucapannya tidak mengubah arti kecuali
pada kata-kata tertentu yang termasuk jenis homonim.
Tidak ada pedoman khusus yang mengatur ucapan atau lafal ini seperti
bagaimana diaturnya sistem tata tulis atau ejaan dalam Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang harus dipatuhi setiap pemakai bahasa tulis
bahasa Indonesia sebagai ukuran bakunya. Lafal sering dipengaruhi oleh
bahasa daerah mengingat pemakai bahasa Indonesia terdiri atas berbagai
suku bangsa yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Bahasa
daerah ini merupakan bahasa Ibu yang sulit untuk dihilangkan sehingga
saat menggunakan bahasa Indonesia sering dalam pengucapan diwarnai
oleh unsur bahasa daerahnya. Contoh: kata
Betawi menjadi
diucapkan
(Batak), pengucapan e umumnya menjadi ε, seperti kata
, atau pada bahasa daerah Bali dan Aceh pengucapan huruf t dan d
terasa kental sekali, misalnya ucapan kata teman seperti terdengar deman,
di Jawa khusunya daerah Jawa Tengah pengucapan huruf b sering diiringi
dengan bunyi /m / misalnya,
{mbesok] dan sebagainya.
Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang
tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini.
telur -------- telor
kursi -------- korsi
lubang -------- lobang
kantung -------- kant ng
senin -------- sənεn
rabu -------- reb
kamis -------- kemis
kerbau -------- kebo, dan lain sebagainya.
Menurut EYD, huruf vokal dan konsonan didaftarkan dalam urutan
abjad, dari a sampai z dengan lafal atau pengucapannya. Secara umum
setiap pelajar dapat melafalkan abjad dengan benar, namun ada pelafalan
beberapa huruf yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena sering
dipengaruhi oleh lafal bahasa asing atau bahasa Inggris.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh:
-- huruf c dilafalkan ce bukan se,
-- huruf g dilafalkan ge bukan ji
-- huruf q dilafalkan ki bukan kyu
-- huruf v dilafalkan fe bukan fi
-- huruf x dilafalkan eks bukan ek
-- huruf y dilafalkan ye bukan ey
Jadi : Pengucapan MTQ adalah [em te ki] bukan [em te kyu]
Pengucapan TV adalah [te fe] bukan [ti fi]
Pengucapan exit adalah [eksit] bukan [ekit]
Dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi
konsonan w atau y yang disebut dengan diftong.
Contoh:
1. Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay]
pada kata:
- sungai menjadi sungay
- gulai menjadi gulay
- pantai menjadi pantay
2. Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[aw] pada kata:
- harimau menjadi harimaw
- limau menjadi limaw
- kalau menjadi kalaw
3. Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran
[oy] pada kata:
- koboi menjadi koboy
- amboi menjadi amboy
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
- sepoi menjadi sepoy
Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di
atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya.
Contoh: - dinamai tetap dibaca [dinamai]
- bermain tetap dibaca [bermain]
- mau tetap dibaca [mau]
- daun tetap dibaca [daun]
- koin tetap dibaca [koin]
- heroin tetap dibaca [heroin]
Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang
dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/.
Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh:
khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank.
Lafal dan fonem merupakan unsur segmental di dalam bahasa Indonesia.
Selain unsur ini, ada pula unsur lain yang fungsinya berkaitan dengan unsur
suprasegmental, yaitu tekanan, intonasi, dan jeda. Tekanan adalah gejala
yang ditimbulkan akibat adanya pengkhususan dalam pelafalan sebuah
suku kata atau kata. Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang
pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Biasanya kata
yang mengalami tekanan tertentu adalah kata yang dipentingkan.
Tekanan dalam bahasa Indonesia tidak mengubah makna seperti
pada bahasa Batak Toba /bóntar/ artinya putih, dan /bentár/ artinya darah.
Tekanan hanya menunjukkan sesuatu kata atau frasa yang ditonjolkan atau
dipentingkan agar mendapat pemahaman secara khusus bagi pendengar.
Tekanan tertentu pada sebuah kata atau frasa menguatkan maksud
pembicara. Biasanya tekanan didukung oleh ekspresi atau mimik wajah
sebagai bagian dari ciri bahasa lisan.
Contoh penggunaan pola tekanan:
1. Adi membeli novel di toko buku.
(yang membeli novel Adi, bukan orang lain)
2. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel, bukan membaca)
3. Adi membeli novel di toko buku.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
(yang dibeli Adi novel bukan alat tulis)
4. Adi membeli novel di toko buku.
(Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)
Ciri suprasegmental lainnya adalah intonasi. Intonasi ialah tinggi
rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan
angka (1,2,3,4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan
angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Penggunaan intonasi
menandakan suasana hati penuturnya. Dalam keadaan marah seseorang
sering menyatakan sesuatu dengan intonasi menaik dan meninggi,
sedangkan suasana sedih cenderung berintonasi menurun. Intonasi juga
dapat menandakan ciri-ciri sebuah kalimat. Kalimat yang diucapkan
dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan
yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.
Contoh:
- Mereka sudah pergi.
- Mereka sudah pergi? Kapan?
Berbicara tentang intonasi berarti berbicara juga tentang jeda. Jeda adalah
penghentian atau kesenyapan. Jeda juga berhubungan dengan intonasi,
penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan
kalimat yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam
pengucapan menentukan ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak
dapat dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan.
Pada bahasa tulis jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan
garis miring [/], tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:], tanda
hubung [-], atau tanda pisah [--]. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian
atau makna kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini.
Menurut pemeriksaan dokter Joko Susanto memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya
berubah. Misalnya,
a. Menurut pemeriksaan / dokter Joko Susanto / memang sakit.
10 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
(yang sakit dokter Joko Susanto)
b. Menurut pemeriksaan dokter / Joko Susanto / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Joko Susanto)
c. Menurut pemeriksaan dokter Joko/ Susanto/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Joko, yang sakit Susanto)
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
yang berlaku. Pedoman yang digunakan adalah Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Pembentukan Istilah,
dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Bahasa yang tidak mengikuti kaidahkaidah
bahasa Indonesia disebut bahasa tidak baku.
Fungsi bahasa baku ialah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan,
pembawa kewibawaan, dan kerangka acuan. Ciri-ciri ragam bahasa baku,
yaitu, sebagai berikut.
1. Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis, dan forum-forum
resmi seperti seminar atau rapat.
2. Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan aturannya tetap dan
tidak dapat berubah.
3. Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa yang lain mengungkapkan penalaran yang teratur.
4. Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan bahasa bukan penyamaan
ragam bahasa, melainkan kesamaan kaidah.
5. Dari segi pelafalan, tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau
asing.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 11
A. Tujuan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan mendengarkan sesuatu dengan
sengaja untuk tujuan tertentu.
B. Pemahaman terhadap Lafal, Tekanan, Intonasi, dan Jeda
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa, secara umum fonem vokal
dalam bahasa Indonesia dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran,
walaupun penulisannya hanya lima. Delapan bunyi ujaran itu
adalah (a, i, u, e, ə, ε, o, )
Tekanan adalah panjang-pendek, tinggi-rendah, atau keras lembutnya
pengucapan.
Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat.
Jeda adalah penghentian atau kesenyapan yang secara tertulis
ditandai oleh spasi, garis miring (/), tanda koma (,), tanda titik koma
(;), tanda titik dua(:), tanda hubung (-), tanda pisah (–).
C. Ciri Bahasa Indonesia Baku
Ciri bahasa Indonesia baku adalah formal, dinamis, cendekia,
memiliki kesamaan kaidah, dan pelafalan yang tidak mencerminkan
kedaerahan atau asing.
RANGKUMAN
Bacalah cerpen di bawah ini!
Kesabaran Berbuah Singa
Dalam kitab al–Kabair, Imam adz–Dzahabi meriwayatkan kisah
orang shalih yang memiliki saudara. Suatu saat ketika ia berkunjung, ia
disambut istri saudaranya itu dengan kasar dan tidak sopan.
Tak lama kemudian, orang yang ditunggu–tunggu datang sambil
menuntun seekor singa yang di atas punggungnya terdapat seikat kayu
bakar.
12 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kemudian, ia mempersilakan tamunya masuk sedangkan istrinya
masih terus mengomel. Setelah makan, tamunya itu pamit pulang dengan
penuh heran atas kesabaran saudaranya pada perlakuan istrinya.
Tahun berikutnya ia berkunjung lagi. Ketika mengetuk rumah
saudaranya, dari dalam terdengar suara istri saudaranya, “Siapa di luar?”
Ia menjawab, “Saya saudara suamimu.” Wanita itu berkata lagi, “ Selamat
datang, harap menunggu sebentar, Insya Allah ia akan datang dengan
selamat.” Orang itu kagum pada tutur kata istri saudaranya yang lembut
dan sopan itu. Tak lama kemudian, saudaranya datang sambil memikul
kayu bakar. Bertambah heranlah ia melihat kejadian itu.
Setelah mengucapkan salam, pemilik rumah mempersilakan
tamunya. Tak lama kemudian, istri saudaranya itu menghidangkan
makanan dengan sopan.
Ketika akan pulang, ia berkata pada saudaranya, “ Wahai saudaraku,
jawab dengan jujur. Setahun lalu ketika aku mengunjungimu, kudengar
kata – kata istrimu yang kasar. Lalu aku melihatmu datang dengan
seekor singa yang selalu menuruti perintahmu membawakan kayu bakar.
Sedang kini kulihat tutur kata istrimu yang sopan, namun aku melihatmu
membawa kayu bakar sendirian.”
Saudaranya menjawab, “ Wahai saudaraku, istriku yang cerewet itu
telah wafat. Dulu ketika kami hidup bersama, aku selalu bersabar dan
memaafkan segala perilakunya yang buruk padaku. Karena itulah Allah
menjinakkan seekor singa agar membantuku membawa kayu bakar.
Setelah menikah dengan istri keduaku yang salihah, aku hidup bahagia
dan singa itu meninggalkanku.”
(Dikutip dari Majalah Sabili,
September 2005)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 13
TUGAS KELOMPOK:
Bentuklah kelompok dengan anggota 5 orang. Satu orang membacakan
cerpen berjudul ”Kesabaran Berbuah Singa” di atas dengan lafal, tekanan,
intonasi, dan jeda yang tepat. Kemudian, empat orang lainnya mencatat
lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak baku. Bahaslah bagaimana
bentuk yang bakunya. Setelah selesai, bacalah juga bacaan berjudul
”Apakah Kamu Perokok Pasif?” di halaman depan, lalu catatlah lafal,
tekanan, intonasi, dan jeda yang tidak baku. Bahaslah bagaimana bentuk
yang bakunya.
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Menurut para ahli, tujuan menyimak adalah berikut ini, kecuali
a. memahami informasi
b. memahami unsur bahasa
c. memecahkan masalah
d. melatih pendengaran
e. mengevaluasi pekerjaan
2. Pengertian menyimak adalah
a. mendengarkan informasi atau pesan secara tertulis maupun lisan
b. menginterpretasi informasi
c. memahami perubahan bunyi dan pola tekanan
d. mendengarkan dengan aktif dan penuh perhatian supaya dapat
memahami isi dari semua informasi
e. mengapresiasikan informasi yang disampaikan
3. Ilmu bahasa yang membahas mengenai unsur-unsur bahasa yang
berhubungan dengan bunyi dan pengucapan disebut
a. lafal
b unsur segmental dan suprasegmental
c. intonasi
14 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. konteks
e. lambang bahasa
4. Unsur segmental yang terkecil berhubungan dengan bunyi ujaran
adalah
a. prosa
b. artikulasi
c. morfem
d. fonem
e. huruf
5. Di bawah ini yang bukan unsur-unsur suprasegmental adalah
a. tekanan
b. jeda
c. intonasi
d. lafal
e. konsep
6. Ilmu yang mempelajari tata bunyi dan alat ucapnya disebut
a. morfologi
b. fonologi
c. fonemik
d. fonetik
e. morfofonemik
7. Cara dan kebiasan seseorang atau kelompok masyarakat dalam
mengucapkan bunyi atau lambang bahasa disebut
a. kata
b. lafal
c. tekanan
d. intonasi
e. fonem
8. Yang merupakan unsur segmental di bawah ini, kecuali
a. tekanan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 15
b. intonasi
c. lafal
d. a dan b
e. a, b, dan c
9. Variasi lafal fonem yang tidak membedakan arti disebut
a. alofon
b. alomorf
c. rima
d. intonasi
e. jeda
10. Penonjolan suku kata yang dilakukan dengan cara memperpanjang
pengucapannya, meninggikan nada, atau memperbesar tenaga dalam
ucapan dinamakan
a. irama
b. tekanan
c. nada
d. jeda
e. intonasi
11. Menandai batasan ujaran juga membantu memahami ketepatan pesan
atau informasi serta membantu pengambilan napas bagi pembicara
ialah fungsi dari
a. tekanan
b. jeda
c. fonem
d. irama
e. lafal
12. Gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan luncuran / w / atau
/ y / disebut
a. diftong
b. prosa
c. irama
16 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. jeda
e. tekanan
13. Kata-kata yang menggunakan diftong di bawah ini, yaitu kata
a. mau
b. risau
c. namai
d. pantai
e. memuai
14. Huruf e yang diucapkan lemah terdapat pada kata
a. bebek
b. karpet
c. perang
d. nenek
e. berkotek
15. Huruf e yang diucapkan terbuka terdapat pada kata
a. pedas
b. terang
c. teliti
d. teman
e. peta
16. Di bawah ini, kata yang tidak mengandung diftong / au / ialah
a. harimau
b. menghimbau
c. kalau
d. walau
e. mau
17. Menggunakan bahasa baku dalam keadaan atau situasi di bawah ini,
kecuali
a. formal
b. seminar
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 17
c. pertemuan ilmiah
d. pergaulan
e. resmi
18. Kalimat yang tidak menggunakan kosakata baku di bawah ini, yaitu
a. Pemerintah akan menggalakkan kebersihan lingkungan.
b. Siswa-siswi SMK PELITA akan mengadakan wisata ke Anyer.
c. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia akan menghakpatenkan
semua hasil penelitian ini.
d. Hadirin dipersilakan berdiri!
e. Dia sudah dikasih uang oleh orang tuanya.
19. Contoh fonem vokal yang berbeda arti, adalah
a. mantel–mental
b. perang--parang
c. ari–sari
d. makin--mangkin
e. tema–tamu
20. Di bawah ini adalah kalimat yang tidak sesuai dengan lafal baku,
kecuali
a. Paman jalan-jalan ke Ragunan, kemaren.
b. Kami haturkan terima kasih banyak atas bantuannya.
c. Dian setiap pagi sarapan dengan nasi goreng.
d. Silahken tunggu sebentar.
e. Awas, hati-hati ada lobang!
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan menyimak?
2. Sebutkan 4 hal yang menjadi tujuan mengenal unsur-unsur bahasa
dalam menyimak!
3. Apa yang dimaksud dengan lafal?
4. Apa yang dimaksud dengan diftong? Contohnya?
5. Buatlah kalimat dengan gabungan vokal yang bukan diftong!
18 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
6. Apa yang dimaksud dengan tekanan?
7. Buatlah kalimat yang menggunakan kata dengan lafal tidak baku
sebanyak 2 buah!
8. Buatlah kalimat dengan menggunakan diftong /ai/ 3 kalimat?
9. Sebutkan ciri-ciri bahasa baku!
10. Buatlah jeda yang tepat pada kalimat di bawah ini sehingga terdapat
perbedaan pengertian.
- Menurut Ibu Tanjung Sari memang anak yang rajin.
`
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 19
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahaa Indonesia setara tingkat
Semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menyimak untuk memahami informasi lisan dalam
konteks bermasyarakat
Indikator - Pengidentifikasian sumber informasi sesuai dengan
wacana
- Pencatatan isi pokok informasi dan uraian lisan yang
bersifat faktual, spesifik, dan rinci
- Pengenalan ragam/laras bahasa
- Pembedaan proses dan hasil dengan memerhatikan
ciri atau penanda kata/kalimat
Pada bab ini kita akan mempelajari sumber informasi, macam-macam
sifat informasi, ragam bahasa, dan penanda uraian proses dan hasil.
Dengan mempelajari hal-hal tersebut, kita diharapkan dapat mengenal,
mengindentifikasi sumber informasi sesuai wacana, membedakan informasi
bersifat faktual, spesifik, serta rincian. Selain itu, kita juga diharapkan dapat
memahami ragam bahasa dan penanda uraian proses dan hasil.
BAB 2
MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI INFORMASI
LISAN DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT
20 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global,
Pelajar pun Menanam Pohon
Sedikitnya 24.000 pelajar SLTA (SMA dan SMK) di DKI Jakarta
berkumpul di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol untuk menghimpun
diri dalam Club Pelajar Cinta Lingkungan “Teens Go Green”. Kekuatan
pelajar ini digalang untuk memulai sekitar 400.000 pohon di DKI Jakarta.
Pelajar pilihan dari 80 SMA/SMK se-DKI Jakarta itu diharapkan bisa
merekrut dan mementor rekan-rekannya untuk ikut peduli ancaman
pemanasan global dan perubahan iklim dengan aksi nyata, seperti menanam
pohon. “Rantai manusia” ini akan menjadi momentum kepedulian pelajar
Ibu Kota terhadap persoalan serius lingkungan.
Berdirinya Club Pelajar Cinta Lingkungan itu dicanangkan Gubernur
DKI Jakarta Fauzi Bowo, Sabtu, 1 / 12 di Panggung Maksima, Dunia Fantasi,
Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Acara itu terselenggara atas kerja sama
TIJA, Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, Yayasan Kehati,
Harian Kompas, Warta Kota, dan Radio Prambors.
Fauzi mengatakan, kalau saat ini pelajar sudah menjadi pemelihara
lingkungan, diharapkan lima tahun sampai 10 tahun mendatang, lingkungan
akan lebih baik. Hari ini baru 80 SLTA besok seluruh sekolah SLTP dan
SLTA di DKI Jakarta diharapkan bergabung.
Fauzi juga memaparkan program pengurangan polusi yang dijanjikan
akan mampu mengurangi tingkat polusi sampai 30 persen. “Itu bisa dicapai
salah satunya dengan mendorong penggunaan energi alternatif bahan bakar
gas terutama untuk angkutan umum,” katanya. Terkait dengan program
hutan bakau, Fauzi berjanji akan lebih banyak menanam bakau di pesisir.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi
mengatakan, 2.400 pelajar yang mendukung “Teens Go Green” ini akan
menjadi inisiator pelajar peduli lingkungan. Mereka akan menanam dan
memonitor lingkungan di Jakarta. Untuk menarik minat pelajar, anggota
klub terpilih dari setiap SLTA akan mendapatkan fasilitas kartu bebas
masuk semua wahana di Ancol.
Di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Ny Ani Yudhoyono bersama Ny
Mufidah Kalla dan sekitar 1.000 perempuan lain juga serentak menanam
berbagai jenis pohon langka. Penanaman pohon oleh Ny Ani Yudhoyono
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 21
dan Ny Mufidah Kalla itu dilakukan bersama dengan tujuh organisasi
perempuan di seluruh Indonesia pukul 08.00 WIB.
Tujuh organisasi perempuan yang bergabung dalam Gerakan
Perempuan Tanam dan Pelihara 10 Juta Pohon adalah Solidaritas Istri
Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI),
Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Dharma Wanita Persatuan, Tim Pengerak
PKK, dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Selain
para pejabat, penanaman 1.000 pohon di Cibubur mengerahkan anak
sekolah dan anggota Pramuka.
Ny Ani Yudhoyono menanam pohon kecapi (Sandoricum koetjape),
sedangkan Ny Mufidah Kalla menanam pohon jamblang (Syzygium cunini).
Sebanyak 1.000 bibit pohon yang umumnya pohon langka untuk kegiatan
penanaman di Cibubur disediakan Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI
Jakarta. Usai penanaman serentak, Ny Ani melakukan konferensi jarak jauh
dengan Ny Moenartinin T. Narang di Palangkaraya, Kalimantan Tengah,
yang serentak menanam 3.000 pohon dan Contantina Suai di Jayapura,
Papua, yang serentak nenanam 4.000 pohon. “Jangan lupa pohon-pohon
itu dipelihara dan disirami agar tumbuh dan bermanfaat,” ujar Ny Ani.
Tiga hari sebelumnya, dalam upaya menyelamatkan bumi dan
menyambut Konferensi Para Pihak Ke-13 Konvensi Kerangka Kerja
PBB tentang Perubahan Iklim (COP-13/UNFCCC), Presiden Yudhoyono
menanam pohon di Cibadak, Bogor, Jawa Barat, dalam gerakan menanam
79 juta pohon.
(Sumber : Kompas, 2 Desember 2007,
dengan sedikit perubahan)
A. Memahami Sumber Informasi
Segala sesuatu yang memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan
seseorang dapat disebut informasi. Informasi dapat diperoleh melalui
berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disebut dengan
sumber informasi. Sumber informasi dapat berbentuk media tulis cetak,
seperti buku, koran, tabloid, majalah, ensiklopedia, surat, buletin, jurnal,
dan selebaran. Sumber informasi dapat pula berbentuk media elektronik,
seperti radio, televisi, internet, atau didapat langsung dari narasumber yang
bersangkutan dengan melalui percakapan, wawancara, diskusi, seminar,
22 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
dan lain-lain. Narasumber tentunya orang-orang yang dianggap ahli di
bidangnya, seperti tokoh agama, para guru, dan ilmuwan.
Sesuatu disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria di bawah
ini.
1. Berisi informasi bersifat objektif, masuk akal, dan faktual
2. Mudah didapat dan dikenal oleh umum
3. Keberadaannya resmi atau diakui
4. Dapat berupa media cetak atau elektronik
5. Dapat ditelaah, dikaji, dan dijadikan ilmu
6. Dapat berbentuk arsip, dokumentasi, dan peninggalan sejarah yang
memang telah diteliti kebenarannya
7. Dapat berupa narasumber, yaitu dari orang yang diakui ahli dalam
bidangnya, informasinya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan
Sesuatu tidak dapat disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria
berikut.
1. Sarananya belum dikenal secara umum
2. Berisi hal-hal yang tak masuk akal dan tak dapat dibuktikan
kebenarannya
3. Masih berisi asumsi, opini, yang perlu dikaji lagi secara ilmiah
4. Sumber informasi tidak akurat dan tidak tetap, selalu berubah-ubah
Banyak sumber informasi yang dapat kita pilih. Memilih sumber
informasi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam
mendapatkannya, kualitas isinya, dan bentuk penyampaiannya. Untuk
sumber informasi yang berbentuk media cetak, tentunya cara memperoleh
atau menggalinya ialah dengan membaca. Kegemaran membaca membantu
memperolah informasi sebanyak-banyaknya dari sumber informasi cetak
atau tertulis. Jika membaca tidak menjadi kegemaran, kemungkinan
mendapatkan informasi dapat dengan memanfaatkan media elektronik.
Informasi yang disajikan berbetuk audio-visual, selain dapat dilihat juga
dapat didengar. Bentuk media elektronik saat ini dibuat dengan aneka
ragam bentuk serta model yang dapat digunakan dan dinikmati oleh siapa
saja dan kapan saja.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 23
Sumber informasi juga dapat dijadikan sarana penunjang proses belajarmengajar
di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan sarana berisi alat
dan sumber belajar. Di bawah ini diuraikan bentuk dan jenis-jenis sumber
informasi.
Tertulis / cetak Lisan Narasumber
a. kamus
b. buku ilmu pengetahuan
c. buku pelajaran
d. ensiklopedia
e. teks atau naskah
dan lain sebagainya
a. rekaman siaran televisi
b. rekaman radio
c. rekaman wawancara
d. rekaman pidato/khotbah
e. pembacaan wacana/
teks/naskah langsung
a. hasil tanya jawab
b. hasil wawancara
c. pengamatan/
observasi
dan lain
sebagainya
Dalam kegiatan menyimak, sumber informasi yang digunakan sebagai
bahan simakan adalah yang berbentuk rekaman atau uraian lisan. Melalui
informasi yang didengarnya, siswa melakukan penyimakan.
B. Jenis Sifat Informasi
Dari segi sifat dan uraiannya, informasi dapat dibedakan menjadi
informasi bersifat faktual, informasi bersifat opini atau konsep, dan
informasi bersifat pemerian/perincian.
1. Informasi bersifat faktual ialah informasi yang berisi fakta-fakta,
peristiwa nyata dan dapat dibuktikan. Informasi faktual terdiri atas
fakta umum dan fakta khusus.
a. Fakta umum, yaitu informasi yang berisi fakta yang masih umum,
belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek
peristiwa, pelaku, dan sebagainya.
Contoh:
- Ayah baru pulang dari luar negeri dan sekarang mereka sedang
menjemputnya di bandara.
- Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir jalan terkena
razia.
24 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
- Terjadi perampokan di sebuah rumah. Perampok berhasil
menggasak barang-barang pemilik rumah.
b. Fakta khusus, yaitu informasi yang berisi kejadian atau peristiwa
yang dijelaskan secara terperinci atau detail.
Contoh:
- Ayah baru pulang dari Amsterdam dan Ibu, adik serta Paman
sedang menjemputnya di Bandara Soekarno-Hatta.
- Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Gunung Sahari Senen,
serta warung di pinggiran proyek Senen terkena razia.
- Terjadi perampokan di sebuah rumah gedung di Jalan
Sukapura, Tanjung Priok Jakarta Utara. Perampok berhasil
menggasak 30 gram perhiasan, 1 unit komputer serta uang 150
juta rupiah.
2. Informasi bersifat Opini atau Konsep
Informasi bersifat opini ialah informasi yang masih berupa pendapat,
pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Konsep ialah ide
atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.
Contoh opini:
- Banyak remaja sekarang yang bersifat permisif, mengganggap
semua serbaboleh tanpa mempertimbangkan norma-norma yang
berlaku.
- Sebagian besar lulusan UN tahun ini mendapatkan nilai yang
memuaskan, hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMK At-Takwa
dalam pidato sambutan pada acara perpisahan siswa kelas 3.
Contoh konsep:
- Sebelum seminar atau diskusi dimulai, biasanya para peserta
diskusi diberikan sebuah makalah. Makalah adalah tulisan yang
berisikan prasaran, pendapat yang berisi uraian atau pembahasan
pokok persoalan yang akan dibicarakan dalam rapat, diskusi, dan
sejenisnya. Makalah juga sering diartikan jenis tugas pada mata
kuliah tertentu yang berisi hasil kajian pustaka atau tulisan tentang
suatu hal.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 25
3. Informasi bersifat pemerian
Dalam menjelaskan sesuatu yang bersifat uraian khusus, penulis
biasanya menjabarkan penjelasan khusus tersebut menyamping atau
horizontal atau berbentuk satuan ke bawah secara vertikal. Uraian
khusus yang berupa penyebutan berbentuk kata atau frasa umumnya
ditulis secara horizontal atau melebar dari kiri ke kanan. Namun ada
juga perincian yang berupa unsur-unsur atau bagian yang berbentuk
kalimat.
Contoh rincian berbentuk kalimat ditulis berbentuk satuan-satuan
secara vertikal.
- Proses untuk mempelajari unsur-unsur suatu bahasa meliputi:
(1) Pengenalan lambang-lambang bunyi,
(2) Pengenalan lafal dan tanda baca,
(3) Pemahaman kosakata bersifat kekrabatan, dan
(4) Pemahaman terhadap bentuk kata, frasa, kata tugas, klausa,
dan perubahan makna.
Contoh perincian berbentuk kata yang ditulis secara horizontal. Masingmasing
unsurnya dipisahkan oleh tanda koma (,)
- Untuk keperluan lomba lukis, Reihan harus menyiapkan alat tulis,
karton, cat air, dan kuas.
C. Ragam Bahasa
Dalam bahasa Indonesia terdapat aneka ragam bahasa yang timbul
akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur
bahasa dan sarana atau media yang digunakan.
1. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan seperti berikut.
a. Latar belakang daerah penutur. Ragam bahasa Indonesia yang
dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan
ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia
yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat
pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi
biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang
26 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
berakhir dengan vokal /a/., misalnya apa menjadi ape, di mana
menjadi di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat Jawa
untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar
bunyi an konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung,
Bogor menjadi mBogor.
b. Latar belakang pendidikan penutur. Berdasarkan latar belakang
pendidikan penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang
tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang
berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umumnya
melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang
atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau
tidak baku. Contoh pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas
diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.
c. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur.
Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semiformal, dan
nonformal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau
formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara
kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan
kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika
penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati,
misalnya pimpinan perusahaan.
Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak
resmi seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan
akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan
katanya. Ragam formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap
gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku,
sedangkan ragam nonformal relatif sama dengan ragam informal
hanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah
atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya
memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.
Contoh:
1. Kalau soal itu, saya nggak tau persis. (informal/semiformal)
2. Emangnya kamu nggak dikasih kupon. (semiformal)
3. Kalau soal itu, ogut nggak tau deh. (nonformal)
4. Emangnya situ nggak ngantor, Mas. (nonformal)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 27
d. Ruang lingkup pemakaian atau pokok persoalan yang dibicarakan
di lingkungan kelompok penutur. Banyak persoalan yang dapat
menjadi topik pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Saat
membicarakan topik tertentu, seseorang akan menggunakan
kosakata kajian atau khusus yang berhubungan dengan topik
pembicaraan tersebut. Ragam bahasa yang digunakan untuk
membahas suatu bidang akan berbeda dengan bidang lainnya,
misalnya pembicaraan yang berhubungan dengan agama tentu
menggunakan istilah yang berhubungan dengan agama, begitu
pula dengan bidang lainnya, misalnya bidang hukum, kedokteran,
dan ekonomi. Masing-masing memiliki ciri khas kata atau ragam
bahasa yang digunakan. Termasuk penggunaan ungkapan atau
gaya bahasanya. Variasi ini disebut dengan laras bahasa.
Di bawah ini, beberapa contoh ragam yang merupakan laras
bahasa
Wacana tentang teknologi komunikasi:
Banyak situs internet baik di luar maupun di dalam negeri yang
menyediakan fasilitas ruang obrolan (chatting room) ini. Salah satu
yang cukup populer di Indonesia adalah milik detik.com. Agar
percakapan aman dari umum, chatter dapat membuat web pribadi.
Pembuatannya dapat gratis melalui fasilitas NBCi.com.
Wacana yang berhubungan dengan persoalan kesehatan:
Penyakit chikungunya diakibatkan oleh virus yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti. Virus ini membuat penderita mengalami
demam tinggi selama lima hari. Setelah mengalami masa inkubasi
selama tiga hari hingga dua belas hari, penderita akan jatuh sakit.
Selain demam, penderita juga akan mengalami rasa ngilu pada
otot, mual hingga muntah.
Wacana surat kabar:
Lima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Taruna,
Purwakarta, tewas akibat truk yang mereka tumpangi terguling di
kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu
(9/5) sekitar pukul 13.30. Para siswa tersebut menumpang truk usai
berekreasi ke Waduk Cirata setelah merampungkan ujian.
28 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana bergaya sastra:
Grace mengambil payung dari bawah jok tempat duduk dan
beranjak keluar. Dari arah lapangan, murid-murid dengan baju
olahraga enggan berteduh. Pakaian mereka sudah sangat kuyup,
tetapi semangat mereka untuk bermain basket masih menyala
dalam hujan. Beberapa anak yang tidak bermain bersorak–sorai
dan bertepuk tangan sembari menyipratkan air yang berkubang di
tanah dengan kaki mereka.
2. Berdasarkan sarana atau media yang digunakan, ragam bahasa
dibedakan menjadi ragam lisan dan tulisan.
Perbedaan ragam lisan dan tulisan:
Ragam lisan Ragam tulisan
1. Menghendaki adanya
teman/mitra bicara.
2. Unsur gramatikal seperti
subjek, predikat, objek
tidak tampak. Yang tampak
adalah gerakan, mimik, dan
ekspresi.
3. Terikat oleh situasi, kondisi,
ruang, dan waktu.
4. Makna dipengaruhi oleh
tekanan atau nada suara.
1. Tidak harus ada teman bicara
di hadapan
2. Fungsi gramatikal
dinyatakan secara eksplisit.
3. Tidak terikat situasi, ruang,
dan waktu.
4. Makna ditentukan oleh
pemakaian tanda baca.
D. Memahami Penanda Uraian Proses dan Hasil
Dalam karangan berbentuk eksposisi, sering ditemui uraian cara atau
proses yang diakhiri dengan hasil yang didapatkan. Uraian proses biasanya
menggunakan kata-kata hubung lalu, kemudian, berikutnya, selanjutnya, dan
sebagainya yang menunjukkan adanya urutan waktu atau berlangsungnya
suatu pekerjaan.
Secara gramatikal, uraian proses ditandai oleh penggunaan bentukan
kata dasar (nomina, verba, atau adjektiva) dengan imbuhan pe–an. Untuk
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 29
uraian hasil ditandai oleh akhiran –an yang dilekatkan pada kata dasar
verba.
Contoh penanda proses:
- Pengevakuasian korban gempa di Kepulauan Nias berlangsung dua
hari.
Pegevakuasian = pe–an + evakuasi (verba) proses
mengevakuasi
- Pemutihan kepemilikan KTP di Kelurahan Manggarai merupakan
kebijakan Lurah yang baru.
Pemutihan = pe–an + putih (adjektiva) proses memutihkan/
membuat secara kolektif
- Bunga akan muncul setelah pemupukan yang intensif.
Pemupukan = pe–an + pupuk (nomina) proses memupuk/
memberi pupuk.
Contoh penanda hasil:
- Mereka digrebek oleh polisi saat menghitung hasil rampokan di sebuah
pematang sawah.
Rampokan = rampok (verba) + -an hasil merampok
- Ia menjual lukisannya hingga mencapai kisaran lima juta rupiah.
Lukisan = lukis (verba) + -an hasil melukis
- Pantauan penghitungan sementara pemilihan kepala daerah di Bekasi
dimenangkan oleh pasangan Saadudin dan Ramli.
Pantauan = pantau (verba) + -an hasil memantau
RANGKUMAN
A. Memahami Sumber Informasi
Sumber Informasi ialah informasi yang dapat diperoleh melalui
berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan.
B. Jenis Sifat Informasi
Sifat informasi dibedakan menjadi tiga.
1. Informasi bersifat faktual
2. Informasi bersifat opini atau konsep
3. Informasi bersifat pemberian
30 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
C. Ragam Bahasa
Ragam bahasa terjadi karena dua hal, yaitu:
1. Hal yang berhubungan dengan penutur , dibedakan atas empat
hal.
a. berdasarkan latar belakang daerah penutur.
b. berdasarkan latar belakang pendidikan penutur.
c. berdasarkan situasi pemakaian, sikap dan hubungan
sosial penuturnya, timbul ragam formal, semi formal, dan
nonformal.
d. berdasarkan ruang lingkup pemakaian dan pokok
persoalan.
2. Berdasarkan penggunaan sarana atau media.
D. Memahami Penanda Uraian Proses dan Hasil
Uraian proses dalam karangan ditandai oleh pemakaian kata
hubung: lalu, kemudian, selanjutnya, dan sebagainya yang diikuti oleh
pernyataan hasil. Secara gramatikal uraian proses ditandai dengan
penggunaan pe--an pada nominal, verbal, dan ajdektiva, sedangkan
uraian hasil ditandai dengan akhiran -an.
TUGAS MANDIRI :
Supaya Anda lebih memahami materi ini, kerjakanlah tugas-tugas
berikut.
a. Bacalah wacana di halaman awal bab ini. Tulislah uraian yang
termasuk fakta, opini, dan perincian.
b. Carilah 4 jenis wacana yang menggunakan laras bahasa yang berbeda
di koran atau majalah. Tulis atau tempelkan di buku tugas berikut
sumber bacaannya. Setelah itu beri penjelasan.
c. Carilah pula wacana yang berisi uraian proses dan hasil. Tulis atau
tempelkan di buku tugas atau lembar kerja.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 31
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Yang termasuk fakta adalah
a. Rumah yang terkena banjir berjumlah 92 buah.
b. Semua anak Indonesia wajib bersekolah.
c. Kita harus memberantas narkoba sampai ke akarnya.
d. Agar lingkungan kota bersih mari kita jaga kebersihan.
e. Jakarta rawan kecelakaan lalu lintas.
2. Seorang siswa SMK bercita-cita ingin masuk ke Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Alasan yang tepat untuk dapat masuk ke Fakultas Ekonomi di UI
ialah
a. Keluarganya umumnya lulusan UI.
b. Nilai Matematika dan IPA saya selalu sangat memuaskan.
c. Lulusan Fakultas Ekonomi UI selalu dapat pekerjaan.
d. Saya akan mengembangkan bakat, minat, kemampuan di bidang
ekonomi.
e. Setuju ekonomi sangat dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Terjadi gerakan reformasi dan krisis ekonomi yang berkepanjangan
di negeri ini telah membawa pengaruh dalam kehidupan sosial.
Salah satu contoh negatif dari pengaruh itu adalah makin meluasnya
kenakalan remaja. Berbagai tindakan kenakalan seperti kebut-kebutan,
penggunaan obat-obat terlarang, pencurian, perampokan, sampai
dengan tindakan asusila hampir setiap hari tertampung di surat kabar.
Tentu saja kita tak boleh tinggal diam menghadapi peristiwa seperti
ini.
Kalimat opini yang sesuai dengan ilustrasi di atas adalah
a. Maraknya aksi kebut-kebutan di Jalan Karangmenjangan setiap
malam minggu meresahkan masyarakat sekitar dan pemakai
kendaraan.
b. Berkali-kali gobang itu dibacokkan ke tubuh Dewi karena tidak
mau menyerahkan sepeda motornya.
c. Sabtu dini hari, petugas Polres Surabaya menangkap empat “ayam”
ABG yang sedang beroperasi di hotel.
32 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. Para orang tua seharusnya memerhatikan lebih serius perilaku
putranya untuk mengurangi perilaku yang menyimpang.
e. Minggu dini hari, petugas kepolisian berhasil mengamankan
empat remaja yang kedapatan membawa cimeng (ganja) setelah
melakukan razia.
4. Kalimat yang merupakan fakta khusus ialah
a. Indonesia belum memiliki kereta api bawah tanah.
b. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Sabtu, 23 Juni 2007 di Pantai
Indramayu.
c. Beberapa nelayan dinyatakan hilang saat melaut.
d. Para siswa harus melakukan ujian susulan karena sakit.
e. Kita harus menghormati orang tua dan guru.
5. Kalimat yang termasuk opini ialah
a. Indonesia belum memiliki kereta api bawah tanah.
b. Peristiwa itu terjadi pada pagi hari, Sabtu, 23 Juni 2007 di Pantai
Indramayu.
c. Beberapa perairan pantai rusak akibat abrasi karena tidak dipelihara
dengan baik.
d. Para siswa harus melakukan ujian susulan karena sakit.
e. Kita harus menghormati orang tua dan guru.
6. Gizi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan,
terutama untuk anak-anak balita dan usia sekolah. Dalam situasi
krismon seperti sekarang, banyak anak usia sekolah yang perlu
mendapatkan bantuan. Ibu-ibu pengajian mengadakan kegiatan sosial
dengan nama “peduli balita”, misalnya pemberian minuman susu
gratis dan pemberian makanan bergizi.
Pernyataan yang sesuai dengan fakta dalam bacaan di atas adalah
a. Kegiatan itu baik, tetapi apakah tidak menimbulkan kecemburuan
sosial?
b. Kegiatan-kegiatan positif dalam menunjang perbaikan gizi balita
perlu direalisasikan.
c. Sebaiknya, sebelum kita melaksanakan kegiatan, perlu dievaluasi
untung dan ruginya.
d. Pikiran saya sejalan dengan gagasan Anda, yaitu bahwa fakta
tentang anak putus sekolah perlu dicari.
e. Saya sependapat dengan Anda dan siap membantunya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 33
7. Bahasa yang dipakai di berbagai bidang ilmu dan masing-masing
memiliki perbedaan disebut
a. ragam bahasa
b. bentuk bahasa
c. laras bahasa
d. gaya bahasa
e. unsur bahasa
8. (1) Di sini peran pendidikan sangat vital. (2) Pemberdayaan perempuan
pun menjadi agenda dalam proses pembelajaran. (3) Para penentu
kebijakan kurikulum mestinya berkaca pada agenda ini. (4) Data empiris
dari ekonomi Marco Francesconi menganalisis dan British Household
Panel Survey yang mendata 10 ribu individu dari 5.500 keluarga. (5)
Penelitian dilakukan sejak 1991-1999. (6) Data ini menunjukkan bahwa
pria yang sukses justru akan memilih dengan wanita karier yang bekerja
keras.
Kalimat yang berisi fakta pada paragraf tersebut terdapat pada nomor
a. (1) dan (2) b. (2) dan (3)
c. (3) dan (5) d. (4) dan (6)
e. (3) dan (5)
9. Yang merupakan bahasa surat kabar ialah
a. Alfalfa mengandung klorofil yang bermanfaat bagi kesehatan
manusia.
b. Penelitian ini mengambil objek di daerah utara wilayah Cirebon.
c. Proses pemilihan kepala daerah berlangsung sangat tertib.
d. Kebakaran hanguskan puluhan rumah di Penjaringan Utara.
e. Rasa terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah
membantu.
10. Ragam bahasa ilmu pengetahuan ialah
a. Kejadian ini melibatkan berbagai disiplin ilmu.
b. Drama kolosal itu digarap oleh sutradara Imam Tantowi.
c. Saturnus memiliki diameter kurang lebih 10 kali diameter bumi
dalam tata surya.
d. Beberapa pekerja ikut tertimbun tanah longsor itu.
e. Gunung Semeru menunjukan aktifitasnya.
34 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
11. Ragam bahasa sastra ialah
a. Polisi dan Tim SAR belum menemukan nelayan yang hilang.
b. Lelaki umur tiga puluh tahun dan berjenggot itu masuk ke rumah
makan itu dengan tenang.
c. Pasien rumah sakit itu memprotes adanya mal praktek yang terjadi
padanya.
d. Tumbuhan anggur hidup di daerah tropis dengan kelembaban
tertentu.
e. Hasil penyelidikan sementara menunjukkan ialah tersangkanya.
12. (1) Lain benalu lain pula cendana. (2) Kalau benalu dianggap bukan
tanaman berharga, lain cerita dengan pohon yang bernama santalun
album atau cendana. (3) Kayu berbau harum ini termasuk komoditi
agak bernilai tinggi. (4) Jelas harganya mahal. (5) Sayangnya,
populasinya makin menipis karena para penangkar mengalami
kesulitan mengembangkannya. (6) Biji cendana sulit tumbuh. (7) Meski
bijinya mudah berkecambah, cendana muda mudah mati.
Kalimat fakta dalam paragraf di atas terdapat pada nomor
a. 1 dan 3
b. 3 dan 5
c. 4 dan 6
d. 5 dan 6
e. 5 dan 7
13. Kalimat yang menyatakan hasil adalah
a. Rambutan itu mahal harganya.
b. Ia suka berkumpul dengan temannya di pangkalan itu.
c. Penghasilannya bisa mencapai lima juta rupiah per bulan.
d. Ia memendam perasaannya selama lima tahun.
e. Karangannya mendapat juara satu lomba mengarang tingkat
kotamadya.
14. Kalimat yang menyatakan proses ialah
a. Pemerintah merencanakan membangun transportasi sungai di
Jakarta.
b. Penantian yang panjang membuahkan hasil sangat mengharukan
antara sang ibu dan anaknya.
c. Habis manis sepah dibuang.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 35
d. Pengungsi korban lumpur Lapindo mengharapkan bantuan
pemerintah.
e. Telah terjadi unjuk rasa besar-besar pada hari buruh sedunia.
15. Sejak jam tujuh pagi, ia mengikuti ... tentang narkoba.
Kata berimbuhan pe–an untuk pengisi titik-titik yang tepat adalah
a. pelajaran
b. pemberantasan
c. penanggulangan
d. penyuluhan
e. penelitian
16. Ia diminta pimpinan untuk menyerahkan ... keuangan bulan ini.
Kata berakhiran –an untuk pengisi titik-titik yang tepat pada kalimat
di atas adalah
a. laporan
b. rincian
c. uraian
d. rancangan
e. bayaran
17. Karangan yang berisi uraian cara atau tahapan proses beserta pernyataan
hasilnya disebut juga
a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi
18. Kata hubung yang menunjukkan adanya proses yang berlangsung atau
penandaan urutan waktu ialah di bawah ini, kecuali
a. selanjutnya d. kemudian
b. setelah itu e. lalu
c. dan lagi
19. Pemerintah kota dan DPRD menyepakati anggaran untuk pendidikan
sekitar 23 persen tahun ini.
Akhiran –an pada kata anggaran berarti
a. sesuatu yang berkaitan dengan uang
36 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
b. hasil dari sesuatu yang dianggarkan
c. proses menganggarkan
d. hal penganggaran
e. masalah keuangan yang direncanakan
20. Kalimat yang berisi pemerian adalah
a. Ahmad membeli sepatu di Pasar Baru dan Jatinegara.
b. Barang itu dijual seharga Rp. 50.000 dan Rp. 30.000.
c. Ibu sedang menawar harga barang-barang rumah tangga.
d. Bibi membeli keperluan dapur berupa kecap, garam, gula pasir,
dan cabe.
e. Barang-barang rumah tangga ini dapat dijual di pasar loak.
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Sebutkan jenis-jenis sumber informasi!
2. Sebutkan contoh bentuk informasi yang tergolong media cetak,
sebanyak 5 buah!
3. Buatlah contoh uraian berisi fakta khusus!
4. Buatlah contoh uraian berisi opini atau konsep!
5. Buatlah contoh uraian yang bersifat pemerian berupa satuan kalimat
atau bagian!
6. Faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa?
7. Buatlah dua kalimat yang menggunakan afiks/imbuhan yang
menandakan proses dan hasil!
8. Buatlah kalimat yang menggunakan ragam semi formal, sebanyak 2
buah!
9. Buatlah 2 contoh yang bukan termasuk sumber informasi?
10. Bagaimana ciri-ciri sumber informasi yang baik?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 37
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Membaca Cepat untuk Memahami Informasi Tertulis
dalam Konteks Bermasyarakat
Indikator - Membaca cepat permulaan (120-150 kata) per menit
- Membaca cepat lanjutan dengan menerapkan teknik
memindai (scanning) dan layap (skimming) sehingga
mencapai 230-250 kata per menit
- Membuat catatan pokok-pokok isi bacaan sesuai
dengan cara/teknik membuat catatan
- Menjelaskan bagian bacaan tertentu secara rinci
Pada bab ini, kita akan berlatih membaca cepat pemahaman dengan sistem
layap (skimming) dan memindai (scanning), mempelajari teknik membuat
catatan, menyusun bagian bacaan, serta cara menafsirkan kata, bentukan
kata, dan ungkapan idiomatik. Setelah mempelajari bab ini, kita diharapkan
mampu membaca cepat hingga mencapai 250 kata per menit. Selain itu,
mampu membuat catatan, menyusun bagian bacaan, dan dapat menafsirkan
kata, bentukan kata, serta ungkapan idiomatik dengan tepat.
BAB 3
MEMBACA CEPAT UNTUK MEMAHAMI
INFORMASI TERTULIS
38 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Peristiwa bencana tsunami di tanah rencong Aceh yang begitu
dahsyat dan memakan korban ratusan ribu manusia, hingga kapan pun
sulit dilupakan. Apalagi bagi seorang saksi yang benar-benar mengalami
peristiwa tersebut. Di bawah ini, sebuah kisah nyata dari Ahmad Faizal (28
tahun) salah seorang yang luput dari bencana itu.
Dikejar Gelombang Sampai ke Gunung
Kalau ingat peristiwa gempa dan tsunami yang kemarin memporakporandakan
wilayah kami, sepertinya tidak terbayang. Ajaib. Sedih. Takut.
Wah segalanya seperti diaduk. Usai tsunami, kerusakan batin yang sama
parahnya, sempat pula saya alami. Kalau ada sedikit goncangan atau
suara-suara bergemuruh yang mengagetkan, dengan reflek saya lari. Saya
masih trauma. Belum pernah terbayang dalam hidup saya akan mengalami
kejadian luar biasa ini. Apalagi saya sempat “terbirit-birit” dikejar gelombang
raksasa itu. Yaa, ampun rasanya seperti dikejar raksasa cair yang mengalir
seringan angin dan siap mencabut ruh kita kapan saja.
Awal Musibah
Waktu gempa tiba, saya tugas di rumah sakit Peukan Bada. Saya izin
pulang melihat kondisi keluarga. Sampai di rumah saya dapati adik saya,
Rosna Maulida (26 tahun) bersama suaminya dan tiga anaknya, Eka Lestari
(10 tahun), Zaenal Alwi (8 tahun), dan Hafidz Maulana, mereka gemetar.
Di luar sana gerombolan manusia dalam hitungan tak terkira lari pontangpanting
sambil berteriak air laut naik. Tercekat, saya berteriak lari.... lari,
dan lari!
Kami lari berpisah, gelombang itu telah memecah kebersamaan kami.
Rosna yang tengah hamil tua bersama suaminya menyelamatkan diri
menggunakan motor. Sempat kulihat air mukanya sepucat mayat. “Semoga
Allah menjaga kalian, biar anak-anak ini aku yang bawa, “ doaku tercekat.
Dengan wajah pucat yang sama, aku mengangkut tiga anak Rosna dengan
motor yang kupacu seperti kesetanan. Sementara gulungan raksasa cair
di belakang kami terus bergerak, bergemuruh, dan membangun sebuah
singgasana kerusakan yang mengerikan. Suasana sungguh menggidikkan
bulu roma. Berbagai jeritan, lolongan ditingkahi gemuruh gelombang yang
membangun kubangan besar kematian makin memacu laju kendaraan kami
pada suatu titik kecepatan yang kami sendiri tak mampu menyadari.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 39
Subhanallah! Tak hanya di belakang, rupanya di depan kami, dekat pos
Brimob, raksasa cair itu juga tampak tengah bergerak perkasa, membangun
hamparan besar kerusakan dan kematian. Nyali kami sempat meleleh.
Kutinggalkan motor. Takdzim kupeluk dan mengikat Hafidz Maulana
yang baru berusia 8 bulan dengan kain yang biasa digunakan untuk
menggendongnya. Sementara kedua kakaknya, Eka Lestari (10 th) dan
Zaenal Alwi (8 th) kuminta mereka berlari secepat mungkin. Aku berbelok
ke arah sebuah gang dan terus berlari menuju sebuah gunung yang ada
di daerah Lham Pisang yang kira-kira berjarak lima kilometer dari rumah
kami.
Kesulitan baru datang, di hadapan kami hutan membentang. Apalagi
tubuh Eka lumayan gendut. Sering kusaksikan ia berlari kepayahan.
Kuputuskan untuk berlari di muka sebagai pembuka jalan. Sambil memeluk
Hafidz, aku berlari dengan posisi membungkuk serta tak luput berteriak,
memompa semangat Eka dan Alwi agar melesat lebih cepat. Bersama kami
menuju Gunung di daerah Lham Pisang. Tak kuperdulikan lagi kepala
pelontos ini habis dicucuki duri, kami terus berlari dan berlari. Kami tak
sadar, bahwa kaki bengkak dan luka di sana sini. Bahkan tak sadar bahwa
sebagian baju dan kulit tersayat pepohonan dan tanaman hutan.
Hutan telah kami tinggali, di hadapan kami gunung terhampar. Kami
terus melesat. Raksasa hitam cair yang mengangkut berbagai sampah
besar itu terus mengejar. Sempat kusaksikan sebuah rumah tercerabut dan
terseret utuh. Kami terus berlari mendaki gunung. Pada suatu titik, tak jauh
dariku dua gelombang yang datang dari arah berlawanan bertemu, beradu
dan saling mempertontonkan keganasannya.
Sepersekian detik kemudian dentuman keras terdengar, diiringi
sebuah gelombang baru setinggi puluhan meter. Untung aku tak terjilat
salah satu tentakel gelombang itu. Kembali ke arah laut. Aku terus berlari
di atas gunung. Di atas gunung ini, sejauh pandangan jatuh, hanyalah air.
Air yang terus bergerak perkasa. Air yang membangun singgasananya di
atas puing-puing kehancuran dan kubangan besar kematian. Segalanya
telah menjadi sampah. Rumah, mobil, harta benda berharga, juga ruh serta
harga diri yang selama ini dimiliki dengan kebanggaan dan kesombongan
hanya tinggal sampah.
Sehari kami berdiam di gunung. Ada lima orang yang menyelamatkan
diri di sini. Selama di sini tak secuil pun makanan yang sempat masuk.
Ada satu hal lain yang membuat batinku perih saat Eka Lestari dan
Zainal Alwi berteriak kehausan. Saya ingin menenangkan, tapi tak bisa
40 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
membantu. Mau cari makanan dan minuman di mana? Ini gunung lho!
Apalagi kami tidak sedang wisata. Tapi baru saja melarikan diri dari kejaran
gelombang maut.
Setelah satu hari berlalu, kami berpikir air tak akan naik. Akhirnya,
kami pun turun ke tempat pengungsian. Sebab kami harus melanjutkan
hidup. Sepanjang jalan yang kami lalui, adalah jalan panjang sarat kematian.
Berbagai mayat berjejer seperti ikan teri. Mayoritas dari mereka hitam dan
telanjang. Tsunami sungguh telah membangun singgasananya di atas
puing-puing kehancuran dan kubangan besar kematian.
Sekitar tiga hari kami di sini. Tak lama kemudian kami dipertemukan
dengan keluarga yang terpisah. Adikku Rosna, juga sempat selamat saat
melahirkan dengan tubuh berlumur lumpur. Kebahagiaan kami pun
kembali tumbuh. Benar jika ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa
waktu tergelap di malam hari adalah masa-masa menjelang terbit fajar.
Sederhananya, habis gelap terbitlah terang. Semoga.
( Sumber : Hikayah Edisi Eksklusif, 2005)
A. Membaca Cepat Permulaan
Perkembangan zaman yang diikuti oleh perkembangan teknologi
membuat semua berjalan serbacepat. Teknologi informasi pun berkembang
demikian pesat menjadi sarana penyebaran informasi bagaikan tak terikat
ruang dan waktu. Segala kejadian di mana pun dapat tersebar demikian
cepat dalam hitungan detik. Berbagai sarana baik cetak maupun elektronik
berlomba-lomba menyuguhkan aneka informasi yang bermanfaat dengan
sajian instan. Segala bentuk informasi tertulis yang tercetak pun tak kalah
pesatnya. Puluhan buku setiap harinya dicetak dan terbit. Belum lagi satu
buku habis masa promosinya sudah terbit buku-buku baru yang lainnya.
Sebagai siswa, Anda tertuntut untuk dengan cepat pula mengetahui
informasi yang berkembang. Siswa tidak lagi hanya berpedoman pada apa
yang didapat dari sekolah, namun ia secara mandiri juga dapat menggali
informasi melalui aktivitas membaca dari berbagai media yang berkembang.
Mengimbangi pesatnya arus informasi yang tersebar, daya atau kemampuan
menyerap informasi dari membaca juga harus ditingkatkan. Membaca
dengan cara lama harus diubah dengan pola baru, yaitu membaca cepat
pemahaman atau membaca efektif agar proses penyerapan ilmu atau
informasi juga dapat dilakukan dengan cepat.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 41
Membaca cepat bukan membaca dengan cepat tanpa ada yang terserap
dari isi bacaan karena tujuan membaca adalah memahami isi bacaan yang
dibaca. Yang dimaksud membaca cepat pemahaman adalah membaca
dengan waktu yang lebih cepat dari membaca normal namun tetap dapat
memahami isi bacaan sekurang-kurangnya 60 persen. Bagaimana caranya?
Caranya adalah dengan mengubah pola membaca yang salah yang sudah
menjadi kebiasaan dengan sistem membaca yang baru. Cara lama yang
harus dihilangkan itu meliputi hal-hal berikut.
1. membaca dengan suara nyaring atau melafalkan kata per kata.
2. membaca dengan menunjukkan jari pada bacaan.
3. membaca dengan menggerakkan kepala mengikuti baris bacaan.
4. membaca dengan melihat kembali ke bacaan sebelumnya/regresi.
5. membaca dengan menggerakkan bibir.
6. membaca dengan melafazkan dalam batin atau pikiran kata-kata yang
dibaca atau subvokalisasi.
Semua cara lama tersebut menjadi penghambat membaca dalam waktu
yang cepat. Untuk melatih kecepatan membaca, Anda dapat melakukan
pengukuran waktu lamanya membaca. Sebelumnya, Anda menentukan
target lamanya membaca untuk panjangnya bacaan atau jumlah kata dalam
bacaan. Walaupun ukuran kecepatan yang ideal setiap orang bergantung
pada jenis bacaan dan tujuan membaca, tapi untuk tahap awal, Anda
dapat mengambil ukuran membaca cepat pemula, yaitu membaca dengan
kecepatan 120 – 150 kpm (kata per menit). Caranya seperti brikut.
1. Carilah bacaan ringan yang banyaknya lebih kurang 300 kata. Atau jika
bacaan panjang hitunglah setiap kata dalam bacaan hingga jumlah 300
kata (Lihat cara perhitungannya dalam penjelasan selanjutnya).
2. Sebelum membaca, catatlah dulu waktu mulai setepat-tepatnya.
3. Selesai membaca, catatlah waktunya.
4. Hitung berapa menit dan detik lamanya membaca.
5. Jika belum sampai target, ulangilah kembali dari awal pada bacaan
yang lain.
6. Setelah mencapai target waktu, cobalah menguraikan kembali hal yang
sudah dibaca dengan bahasa sendiri untuk mengukur tingkat ingatan
dan pemahaman.
42 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Rumus mengukur kecepatan membaca dengan ukuran satuan kata per
menit (kpm).
Rumus kpm, ialah:
Jumlah kata yang dibaca
–––––––––––––––––––––– X 60 = jumlah kpm (kata per menit)
Jumlah detik untuk membaca
Jika seseorang membaca 300 kata dalam 1 menit atau 120 detik,
kecepatan membacanya:
300
––– X 60 = 150 kpm
120
Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca, hitung
jumlah kata dalam lima baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan
jumlah rata-rata per baris dari bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang
dibaca dan kalikan dengan jumlah rata-rata tadi, hasilnya merupakan
jumlah kata yang dibaca. Misalnya:
Jumlah kata per lima baris 50 kata : 5. Jadi jumlah per baris 10 kata
Jumlah baris dalam bacaan yang dibaca 30.
Maka, jumlah kata yang dibaca adalah 30 X 10 = 300 kata
Bacalah wacana di bawah ini yang berjumlah ........
Waktu mulai: pukul ... lebih ... menit ... detik.
SENI BERBAHASA, SASTRA, DAN APRESIASI
Manusia selain memiliki akal pikiran sebagai alat berpikir, juga memiliki
hati sebagai sarana untuk merasakan dan menilai. Dengan hatinya, manusia
menyukai segala hal yang menyenangkan. Hal menyenangkan itu dapat
berhubungan dengan segala yang indah, baik, atau yang berbau seni.
Dengan itu, manusia tidak selalu berpikir tentang benar atau salah,
tetapi juga baik dan buruk, indah atau jelek. Kecendrungan pada sisi
inilah yang kemudian melahirkan warna yang senantiasa mengiringi gerak
kehidupan manusia. Dalam berbagai hal, baik yang berhubungan dengan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 43
bidang pekerjaan, ilmu, dan komunikasi melalui bahasa terdapat unsur
seni. Proses hubungan sosial manusia secara eksplisit maupun implisit
memasukkan unsur seni. Seni dapat berwujud sikap, pola, cara, atau gaya
dalam melakukan sesuatu. Maka, tak heran jika dalam segala urusan yang
berkaitan dengan kepentingan serta kebutuhan manusia, terdapat pola,
gaya, dan cara yang berbeda-beda. Dari semua itu, muncullah berbagai
tipe, corak, bentuk, maupun ragam yang membuat kehidupan manusia
lebih variatif.
Bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana mengungkapkan pikiran
serta perasaan manusia juga tak lepas dari unsur seni. Seni bahasa meliputi
seni menulis, berbicara, membaca, dan lain-lain. Dalam tata bahasa, terdapat
ragam dan gaya bahasa. Pada tataran wacana atau bentuk tulisan, terbentuk
kesusastraan atau susastra.
Dalam dunia sastra, gaya, corak, warna, dan ragam dalam pengungkapan
bahasa secara tertulis maupun lisan sangat kental dan menonjol. Hal itu
yang kemudian menjadi ciri khas dari masing-masing bentuk karya sastra
seperti prosa, puisi, dan drama. Maka, untuk mengenal, mempelajari, dan
memahami bentuk sastra, tidak dapat instan tapi melalui proses. Proses
itu disebut dengan apresiasi. Apresiasi adalah usaha pengenalan suatu nilai
(hati) terhadap nilai yang lebih tinggi (karya seni). Apresiasi dalam sastra
adalah pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai sastra yang
menimbulkan kegairahan terhadap sastra itu serta kenikmatan sebagai
akibatnya.
Waktu selesai pukul: ... lebih ... menit ... detik.
Catat kembali waktu saat selesai membaca, lalu hitunglah berdasarkan
rumus di atas. Jika hasilnya 150 kpm, berarti kecepatan membaca untuk
tahap awal telah tercapai. Namun pencapaian itu belum ideal untuk
tahap membaca pemahaman. Maka, mintalah teman Anda menanyakan
hal-hal yang berkaitan dengan isi bacaan sebanyak 10 sampai 20 butir
pertanyaan. Apabila semua pertanyaan dapat terjawab benar tanpa
melihat bacaan, berarti Anda dianggap cukup berhasil membaca cepat
pemahaman tingkat permulaan.
44 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
B. Membaca Lanjutan dengan Sistem Membaca Layap
dan Membaca Memindai
Bagaimana agar kita dapat membaca sejumlah bahan bacaan yang
cukup banyak dan penting bagi kita dengan ketersediaan waktu yang tidak
cukup lapang? Atau kita harus menemukan informasi tertentu yang begitu
penting dalam ribuan data atau ribuan rangkaian kata-kata dan kalimat. Ada
dua teknik membaca cepat yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan
waktu dan memberikan hasil yang efektif sesuai tujuan membaca. Dua
cara membaca tersebut ialah membaca dengan teknik layap (skimming) dan
membaca dengan teknik memindai (scanning).
Membaca skimming artinya membaca dengan tujuan hanya mencari ide
pokok atau saripati dari bahan bacaan yang dibaca. Jika dalam membaca
seseorang hanya membutuhkan fakta-fakta tertentu atau hal-hal penting
saja dari sebuah rangkaian informasi atau bacaan dengan mengabaikan
unsur detailnya, dapat menggunakan teknik pelayapan (skimming). Jika
seseorang membaca dengan tujuan hanya mencari fakta atau data tertentu
dan ingin langsung menuju ke hal tertentu tersebut, dapat menggunakan
teknik pemindaian (scanning). Teknik ini dipergunakan dalam aktivitas
mencari nomor di buku telepon, data statistik, mencari kata dalam kamus
atau indeks, dan sebagainya.
Dalam teknik membaca pelayapan, pembaca dituntut memfokuskan
pandangan hanya pada unsur-unsur penting dalam bacaan. Jadi, tidak
semua kata dibaca karena tidak semua yang tercetak atau terurai dalam
kata-kata pada suatu bacaan penting bagi pembaca. Dalam hal ini, pembaca
harus dengan terampil melebarkan pandangan hanya pada bagian-bagian
tertentu yang dianggap penting dengan selalu melompati atau melewati
hal-hal yang dianggap tak penting. Begitu pula pada teknik pemindaian
pandangan mata hanya akan terfokus pada hal-hal penting barupa data
atau fakta yang dicari. Semua ini membutuhkan latihan cara menatap atau
menggerakkan mata ketika membaca. Membaca bukan melihat kata per
kata tetapi melihat bagian per bagian (fiksasi). Untuk melatih kecepatan
mata dalam melakukan lompatan-lompatan atau melatih jangkauan mata
secara menyamping (horiziontal) maupun melayap ke bawah (vertikal),
dapat dilakukan beberapa latihan seperti di bawah ini.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 45
Latihan 1
Carilah nama buah pada kumpulan kata-kata di bawah ini: Waktu 10
detik.
bata aman apel Andi Anda pelajar petai akan
dadu didi adel maka cecak cecilia cermai cantik
duri makin mati nanti nama nangka nasib Nani
tikus taman duku delman dadu cerita jaga hari
juga lilin jeruk jamin jujur jaman Januari Rara
siapa santai Agus koper kaki manis mama ragu
lemon sakit hanya masih minta duren hasil tapi
pepaya Adi cangkir rasa lima gagal roda lama
gagu ramai api susu melon cucu apik markisa ini
Nama buah yang ditemukan berjumlah ... buah
Latihan 2
Untuk melatih jangkauan mata secara horizontal atau dari kiri ke
kanan, pandangan mata tidak bergerak pada kata per kata melainkan pada
kelompok kata. Perhatikan contoh berikut.
1) Saya senang olahraga sepak bola.
o o
bukan,
Saya senang olahraga sepak bola.
o o o o
2) Saya suka baju lengan panjang.
● ●
bukan,
saya suka baju lengan panjang.
● ● ● ●
Pada prinsipnya membaca untuk mendapatkan isi bukan menghafal
kata-katanya. Hal yang perlu dilakukan adalah mempercepat peralihan
dari fiksasi ke fiksasi dan tidak terlalu lama berhenti dalam satu fiksasi.
46 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Percepatlah gerak mata dari satu fiksasi ke fiksasi berikutnya. Mungkin
hal di bawah ini dapat dilakukan sebagai latihan. Bacalah rangkaian frasa
atau klausa di bawah ini dengan tetap memfokuskan pandangan ke tengah.
Bacalah sekaligus sebagai satu frasa/klausa, jangan terpisah-pisah. Jadi
baris pertama harus Anda baca rumah sakit mata. Tetaplah perhatian ke
tengah, dan bergeraklah ke bawah, ke baris-baris berikutnya. Usahakan
kepala tidak ikut bergerak.
RUMAH SAKIT MATA
ANAK ANAK KITA
HADIAH DARI BAPAK
GURU ITU RAMAH
HASIL KERJA SEBULAN
CERMAT BERBAHASA INDONESIA
MASUK PERGURUAN TINGGI
IBU KITA KARTINI
MASIH SUKA NAKAL
TELUR MATA SAPI
JANGAN SUNGKAN SUNGKAN
KITAB SUCI ALQUR’AN
KATA KATA SULIT
MASA MASA REMAJA
JANJI JANJI JONI
MALAM JUM’AT KLIWON
DI SINI ADA KETAN
MINUM KOPI HANGAT
AIR MATA IBU
DAR DER DOR
BUNGA KASIH SAYANG
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 47
Latihan 3
Biasanya untuk mencari data atau fakta dengan menggunakan teknik
pemindaian, pola gerak mata tidak menyamping tetapi ke bawah seperti
membaca kolom. Gerak mata harus terlatih menelusuri rangkaian data ke
arah bawah dengan cepat tanpa tergoda membaca melebar ke samping.
Latihan berikut dapat Anda lakukan. Namun ingat, membaca dengan
mengerti isinya.
Bacalah kolom yang hanya terdiri atas satu kata ke arah bawah
selanjutnya kolom berikutnya, waktu Anda 30 detik.
sarana
transportasi
khususnya
monorail
tertua
di dunia
ada di distrik
Ruhr Jerman
pembukaan
khususnya
pada 24
Oktober
1900
mulai
beroperasi
untuk
wilayah
Kaiser
The Schwebebahn
sendiri
mulai beroperasi
dan dibuka
untuk publik
awal Maret
1901
dan selama
abad 19
tersebut
pertumbuhan
di kota
Barmen
Elberfeld dan
Vohwinkel
meningkat
dengan
sangat cepat
dan pesat
sehingga
angkutan massal
sangatlah
diperlukan
di kota-kota
tersebut
Sejak ada
bentuk baru
di bagian
rel atau jalur
dan harus
melewati
pilihan untuk
mengangkat rel
secara konvensional
bukanlah
pilihan
yang ideal
Langen
seorang insinyur
sukses
menemukan
langkah
untuk
membuat
dua rel
(duble track)
lewat
sistem
monorail
Latihan 4
Latihan berikutnya mengenali frasa dengan cepat. Bacalah ke bawah
dan setiap kali Anda menemukan frasa di catatanku coret dengan pensil
Anda. Lakukanlah secepat-cepatnya. Usahakan dalam tempo kurang dari
30 detik.
48 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Frasa kunci: di catatanku
akan ke mana
lupakan saja
lima puluh lima
ada apa
di catatanku
dalam dunia
mengapa aku
terasing diri
di catatanku
ada makna
batang usiaku
sudah tinggi
di catatanku
ada harapan
yang datang
di catatanku
di hadapanku
ku tak mau
mencari kamu
di depanku
terukir indah
di catatanku
ada kamu
Bacalah wacana berikut: (sebelumnya catat waktu sebelum membaca)
Sarana Komunikasi, Kesadaran Berbahasa, dan Sikap
Berbahasa yang Positif
Sebagai mahluk sosial, manusia memerlukan manusia yang lain.
Artinya, manusia tidak dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya, tanpa
bantuan manusia lain. Karena memerlukan orang lain, manusia berinteraksi
dan berkomunikasi dengan sesamanya.
Berawal dari komunikasi lisan melalui alat ucap dan bunyi-bunyian
sederhana, hingga terwujud simbol-simbol tulisan, manusia menyatakan
pikiran, ide, gagasan, ataupun keinginannya. Sesuai dengan perkembangan
peradaban dan teknologi, kini manusia dapat berkomunikasi dengan
berbagai cara dan sarana. Sekarang ini, orang dengan cepat dapat
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 49
berbahasa lisan tanpa berhadapan melalui telepon atau saling berbahasa
tulisan melalui fasilitas chating di internet. Sejalan dengan itu, bahasa pun
berkembang makin kompleks.
Dalam perkembangannya, bahasa mengalami proses pengayaan. Pada
tataran tata bahasa, terjadi penambahan kosakata, bentukan kata, dan
berbagai pola serta jenis kalimat. Pada tataran pemakaian, telah beraneka
ragam muncul model-model ungkapan, pemeo, jargon, dan lain-lain. Hal
ini menunjukkan peningkatan dalam hal kesadaran berbahasa oleh manusia
yang dianggap aspek penting dalam berkehidupan dan berhubungan
sosial antarsesama. Namun, di sisi lain juga sangat memprihatinkan dan
mengkhawatirkan.
Kekhawatiran tersebut muncul jika kesadaran berbahasa sebagai
sarana komunikasi tidak diimbangi dengan sikap berbahasa yang positif.
Banyak terjadi akibat bahasa, persahabatan retak, persaudaraan putus,
antarkelompok bermusuhan bahkan antarnegara terjadi peperangan.
Begitulah kedasyatan bahasa yang lahir dari mulut manusia. Pantaslah bila
ada pepatah mengatakan ”mulutmu adalah harimaumu”.
Untuk menghindari itu, diperlukan sikap berbahasa yang positif.
Perwujudan sikap positif berbahasa ialah dengan berbahasa secara santun,
mempertimbangkan segala aspek yang berkaitan dengan tujuan dan efek
komunikasi. Memilih kata, ungkapan, dan kalimat dengan cermat, serta
menghargai mitra bicara. Hindari pemakaian kata/ungkapan dan kalimat
yang berpotensi menimbulkan konflik. Dengan saling memiliki sikap
berbahasa yang positif, komunikasi akan efektif, lancar, mencapai tujuan,
dan aman.
(Catatlah waktu selesai membaca, lalu hitung kecepatan membaca
berdasarkan rumus Kpm)
Kemudian, jawablah pertanyaan di bawah ini:
1. Jelaskan mengapa manusia disebut makluk sosial!
2. Kemudahan apa yang dialami manusia dalam berkomunikasi sejalan
dengan perkembangan teknologi?
3. Jelaskan proses pengayaan bahasa sebagai akibat kesadaran berbahasa!
4. Apa yang terjadi jika berbahasa tidak diimbangi sikap yang positif?
5. Bagaimana sikap berbahasa yang positif?
50 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Perhatikan jadwal acara televisi di bawah ini dengan cermat :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, dalam waktu 2 menit.
1. Pukul berapa acara topik petang di Anteve?
2. Acara apa yang ditayangkan oleh stasiun TPI pada pukul. 16.30?
3. Stasiun televisi apa saja yang masih siaran di atas pukul 03.00?
4. Stasiun mana saja yang banyak menayangkan acara olahraga?
5. Acara apa yang ditayangkan SCTV setelah Liputan 6 Malam?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 51
Tugas Mandiri:
Untuk melatih cara membaca ini lebih jauh, ambilah kamus, buku
telepon, atau jadwal acara televisi lainnya. Carilah informasi tertentu,
misalnya beberapa kata dalam kamus, alamat dalam buku telepon,
atau nama siaran dan jamnya. Anda dapat lakukan bersama teman
sebangku secara berpasangan dan bergantian. Hitunglah kecepatannya
berdasarkan waktu mulai dan selesai.
C. Teknik Membuat Catatan
Dalam membaca pemahaman, jika bahan bacaan banyak dan tak semua
hal-hal penting dapat diingat atau dipahami, pembaca perlu membuat
catatan. Catatan ini dibuat sebagai sarana membantu menguatkan ingatan
atau pemahaman terhadap isi bacaan sesuai dengan tujuan membaca.
Tidak semua uraian dicatat. Tujuan membaca secara umum adalah
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan atau memahami gagasan
yang disampaikan penulis dalam bacaan. Agar catatan terarah, hal-hal yang
perlu dicatat adalah, seperti berikut.
1. Kata-kata kunci berupa kata/frasa/klausa yang dapat mengantarkan
pada pikiran pokok.
2. Ide pokok atau gagasan utama setiap paragraf.
3. Data dan fakta yang mendukung gagasan seperti hasil penelitian,
angka-angka, dan lain-lain.
4. Informasi yang dianggap menarik termasuk pemikiran baru, opini,
tanggapan, atau penyelesaian suatu masalah.
5. Pendapat atau penilaian penulis mengenai hal-hal tertentu.
6. Jika yang dibaca berbentuk buku, jangan lupa catat halaman tempat
informasi yang dicatat berada untuk memudahkan mencari kembali.
52 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
D. Teknik Menyusun Bagian
Dalam setiap karangan terdapat kumpulan ide pokok atau gagasan
yang mendukung satu tema karangan. Setiap ide pokok diuraikan menjadi
paragraf, masing-masing paragraf saling berkaitan. Gagasan pokok yang
ada dalam setiap paragraf diuraikan menjadi kalimat utama dan kalimat
penjelas. Untuk memahami sebuah karangan, kita dapat juga menggunakan
teknik menyusun bagian, yaitu membedah karangan menjadi bagianbagian
yang merupakan unsur pembangunnya. Perhatikanlah contoh di
bawah ini:
- 36 - - 36 -
2. Ide pokok atau gagasan utama setiap paragraf.
3. Data dan fakta yang mendukung gagasan seperti hasil penelitian, angka-angka, dan lainlain.
4. Informasi yang dianggap menarik termasuk pemikiran baru, opini, tanggapan, atau
penyelesaian suatu masalah.
5. Pendapat atau penilaian penulis mengenai hal-hal tertentu.
6. Jika yang dibaca berbentuk buku, jangan lupa catat halaman tempat informasi yang
dicatat berada untuk memudahkan mencari kembali.
D. Teknik Menyusun Bagian
Dalam setiap karangan terdapat kumpulan ide pokok atau gagasan yang mendukung
satu tema karangan. Setiap ide pokok diuraikan menjadi paragraf, masing-masing paragraf
saling berkaitan. Gagasan pokok yang ada dalam setiap paragraf diuraikan menjadi kalimat
utama dan kalimat penjelas. Untuk memahami sebuah karangan kita dapat juga menggunakan
teknik menyusun bagian, yaitu membedah karangan menjadi bagian-bagian yang merupakan
unsur pembangunnya. Perhatikanlah contoh di bawah ini:
- Kalimat utama
- Ide pokok - Kalimat penjelas ---- (deduktif)
- Kalimat Penjelas
Topik ----
Ide pokok - Kalimat penjelas
- Kalimat penjelas ----(induktif)
- Kalimat utama
Setelah menyusun bagian-bagian karangan yang merupakan bentuk
kerangka karangan, Anda dapat menentukan bagian-bagian tersebut dalam
karangan yang dibaca lalu menyusunnya sesuai bagian-bagiannya.
Contoh:
Pengertian
sumber belajar
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah
sarana/media ...
a. perpustakaan
b. buku cetak
c. buku penunjang
sumber belajar terdiri
atas bermacam bentuk ...
a. tulisan
b. lisan
c. hasil pengamatan
Macam-macam
sumber belajar
––––
––––
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 53
Banyaknya perincian bergantung pada banyaknya paragraf yang
terdapat dalam karangan. Penyusunan unsur/bagian karangan, selain
disusun seperti di atas, dapat pula berupa pemaparan atau eksposisi seperti
contoh di bawah ini.
Topik : Sumber Belajar terdiri atas:
- paragraf 1 berisi penjelasan mengenai pengertian sumber
belajar
- paragraf 2 berisi uraian atau penjelasan tentang macam-macam
sumber belajar baik yang berbentuk tulisan maupun
lisan dan seterusnya.
E. Menafsirkan Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan
Idiomatik
Di dalam bacaan yang kita baca, adakalanya terdapat penggunaan
kata yang berbentuk istilah atau kata yang memerlukan penafsiran khusus.
Selain kata, terdapat pula penggunaan bentuk kata atau kata turunan serta
pemakaian ungkapan idiomatik yang maknanya perlu dijelaskan. Untuk
membantu mendapatkan penjelasan mengenai pengertian kata, bentuk
kata, dan makna idiomatik, kita dapat menggunakan kamus seperti Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Di dalam kamus, sebuah kata dijelaskan secara
detail mengenai arti kata, asal kata, kata turunannya, kelas kata, serta
pengertian kiasnya jika ada
Contoh lembaran halaman dalam kamus:
54 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana yang temanya menyangkut bidang ilmu tertentu seperti:
pertanian, teknik, atau kesehatan. Biasanya banyak menggunakan istilah
khusus yang menyangkut bidang tersebut, termasuk juga penggunaan
bentuk kata, atau ungkapan idiomatiknya. Langkah dalam membaca
pemahaman selain mencatat pokok-pokok isi bacaan, juga mendaftarkan
istilah, bentuk kata, dan penggunaan ungkapan idiomatik yang tidak
dimengerti untuk dicarikan maknanya dengan membuka kamus bahasa
ataupun kamus istilah.
Untuk wacana berbentuk karya sastra seperti cerpen dan puisi, sering
kita temui pula kata atau bentukan kata yang tidak bermakna umum
melainkan memiliki nuansa makna yang lebih bersifat kedaerahan atau
bahasa sehari-hari seperti njelimet, ngawur, kesetanan. Untuk membantu
memahami kata-kata seperti itu, kita dapat memanfaatkan kamus.
Di samping itu, di dalam puisi atau syair lagu, sering kita temukan
penggunaan ungkapan atau idiom. Untuk memahami puisi, kita juga harus
dapat menafsirkan bentuk-bentuk idiom atau ungkapan yang bersifat
idiomatik. Contoh penggunaan ungkapan dalam puisi.
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
(Bait kedua, puisi berjudul “Padamu Jua” karya Amir Hamzah)
Dalam puisi tersebut, terdapat ungkapan kandil kemerlap yang
berarti Lilin yang terang. Dan ungkapan pelita jendela ditafsirkan dengan
penerang alam sekitarnya. Atau pemberi petunjuk. Dan malam gelap ialah
sesuatu yang tidak diketahui atau tidak tentu arah. Kau pada puisi tersebut
dimaknai dengan Tuhan. Tuhan menjadi petunjuk jalan kebenaran.
Jadi, dalam memahami puisi atau syair, kita harus memahami simbolsimbol
yang digunakan. Simbol atau makna kias dapat tercermin dari
penggunaan kata, bentukan kata, atau ungkapan yang tak biasa. Untuk
memahaminya, kita dapat melihat dari kedudukan kata, kaitan makna
antarkata, atau bentukan kata tertentu dengan kata yang lainnya. Jika secara
leksikal maupun gramatikal kalimat tersebut tak dapat dimaknai, kita
harus menafsirkannya berdasarkan konteks kata atau kalimat. Sebab, setiap
untaian kata, frasa, atau kalimat yang terdapat dalam puisi merupakan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 55
RANGKUMAN
untaian perasaan, ekspresi, ataupun pengalaman kejiwaan penyairnya.
Untuk memahami berbagai penggunaan kata baik secara leksikal,
gramatikal, struktural, maupun kontekstual, kita dapat memanfaatkan
kamus. Di dalam kamus, dijabarkan penggunaan kata dalam berbagai
aspeknya. Dengan banyak menelaah kamus, kita akan memperoleh
kekayaan kosakata. Dalam sebuah ceramahnya, penyair besar W.S. Rendra
pun menganjurkan para penyair untuk selalu melihat arti kata dalam
kamus, seperti ia sendiri selalu melihat kamus bahasa Indonesia dengan
tekun untuk mendapatkan arti yang setepat-tepatnya.
A. Membaca Cepat Pemahaman
Membaca cepat pemahaman adalah membaca dengan waktu yang
lebih cepat dari membaca normal, namun tetap dapat memahami
isi bacaan sekurang-kurangnya 60 persen. Ukuran membaca cepat
pemula yaitu membaca dengan kecepatan 120 – 150 kpm ( kata per
menit ).
Rumus mengukur kecepatan membaca dengan ukuran satuan kata
per menit (kpm) ialah:
Jumlah kata yang dibaca
––––––––––––––––––––– X 60 = jumlah kpm (kata per menit)
Jumlah detik untuk membaca
B. Membaca Lanjutan dengan Sistem Membaca Layap (skimming)
dan Membaca Memindai (scanning)
Ada dua teknik membaca cepat yang dapat dilakukan untuk
mengefisienkan waktu dan memberikan hasil yang efektif sesuai
tujuan membaca, yaitu membaca dengan teknik layap (skimming) dan
membaca dengan teknik memindai (scanning).
C. Teknik Membuat Catatan
Membuat catatan merupakan salah satu cara bagi pembaca
dalam menyimpulkan bahan informasi dari sebuah sumber. Dengan
56 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
membuat catatan pembaca dapat mengingat kembali informasi
penting yang dibutuhkan. Untuk membuat catatan yang baik dan
terarah, hal-hal yang perlu dicatat, yaitu mencatat kata-kata kunci,
mencatat ide pokok setiap paragraf, mencatat data dan fakta,
mencatat informasi yang dianggap menarik, atau pendapat penulis
tentang sesuatu.
D. Teknik Menyusun Bagian
Untuk memahami sebuah karangan, kita dapat menggunakan
teknik menyusun bagian, yaitu membedah karangan menjadi bagianbagian
yang merupakan unsur pembangunnya, seperti gagasan
pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas. Penyusunan bagian
tersebut dapat berbentuk skema atau pemaparan.
E. Menafsirkan Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Idiomatik
Untuk menafsirkan kata, bentuk kata, dan ungkapan idiomatik
dalam sebuah wacana dapat menggunakan kamus. Di dalam kamus,
khususnya kamus bahasa Indonesia selain dijelaskan pengertian kata,
diuraikan juga bentukkan kata, kelas kata, serta ungkapan idiomatik
kata bersangkutan jika ada.
Bacalah wacana di halaman awal bab ini secara cepat dengan
menggunakan teknik membaca memindai (skimming) dan membaca
pelayapan (scanning). Catatlah pokok-pokok isi bacaan tersebut lalu
susunlah menjadi kerangka karangan yang utuh. Daftarkanlah kata/
istilah, serta ungkapan idiomatik yang terdapat di dalam bacaan, lalu
jelaskan maknanya.
TUGAS MANDIRI
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 57
Bacalah wacana di bawah ini dengan saksama!
Membaca Kreatif
Membaca kreatif tidak berhenti setelah bacaan atau buku tuntas
dibaca. Masih ada proses tindak lanjut yang tujuan akhirnya berupa
peningkatan kualitas hidup.
Mungkin Anda seorang kutu buku. Namun, apakah isi setiap bacaan
atau buku yang baru selesai Anda baca lewat begitu saja? Ataukah
justru memengaruhi pikiran? Bagaimanakah upaya agar pengetahuan
yang Anda baca benar-benar berguna untuk meningkatkan kualitas
hidup Anda?
Pengaruh yang terjadi pada seseorang usai mencermati kata demi
kata dalam sebuah bacaan atau buku tidaklah sama. Hal itu sangat
bergantung pada cara membacanya. Berdasarkan tingkatan hasil yang
diperoleh setelah membaca, jenis membaca dibedakan atas membaca
literal, membaca kritis, dan membaca kreatif.
Membaca literal bertujuan mengenal arti yang tertera secara
tersurat dalam teks bacaan. Pembaca cukup menangkap informasi
yang tertera secara literal (reading the lines) dalam teks bacaan. Pembaca
tidak berusaha mendalami atau menangkap lebih jauh.
Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan atau
membaca secara rasional, kritis, mendalam, disertai keterlibatan pikiran
dalam menganalisis bacaan. Dalam membaca kritis, pembaca berupaya
memahami lebih dalam materi yang dibaca. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pembaca menggunakan empat cara, yaitu bertanya (seolaholah
berdialog dengan teks bacaan), menyimpulkan, menghubungkan
satu keterangan dengan keterangan lain, dan menilai ide-ide dalam
bacaan.
Meningkatkan kualitas hidup
Yang paling bermakna dalam kegiatan membaca adalah membaca
kreatif. Pada jenis ini, kegiatan membaca merupakan sebuah proses
untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan yang terdapat
dalam bacaan, yaitu dengan mengidentifikasi ide-ide yang menonjol
atau mengombinasikan gagasan pokok bacaan dengan pengetahuan
yang pernah diperoleh sebelumnya.
58 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kegiatan membaca kreatif tidak sekadar menangkap makna dan
maksud dari isi bacaan, tetapi juga menerapkan ide-ide atau informasi
yang tertuang dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas hidup. Dengan menerapkan informasi
diharapkan, kualitas hidup pembaca akan lebih terarah dan meningkat.
Kalau ternyata begitu selesai membaca tidak ada tindak lanjutnya, berarti
ia bukan pembaca kreatif.
Setelah membaca, pada diri seorang pembaca kreatif secara otomatis
akan tampak sejumlah kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Dengan kata lain, tingkatan hasil membaca kreatif lebih
tinggi daripada membaca literal atau kritis.
Manfaat membaca kreatif
Membaca kreatif akan memberikan banyak manfaat sesuai bahan
bacaan yang dibaca. Banyak tema bacaan bermanfaat yang dapat dibaca,
misalnya bacaan tentang siraman rohani, pemikiran para budayawan,
informasi cara merawat kesehatan tubuh, informasi soal cara membuat
makanan, atau barang.
Ada juga yang memberikan informasi soal cara memanfaatkan lahan
milik sendiri, misalnya membudidayakan tanaman hias, atau tanaman
obat. Apabila Anda tertarik untuk memelihara ternak, dari buku pun
Anda dapat belajar cara merawat, memilih makanan atau pakan yamg
diperlukan, dan sebagainya. Pilihan lain untuk menambah pengetahuan
antara lain, cara membuat bangunan dan menata ruangan secara artistik,
termasuk cara merenovasi suatu bangunan agar terkesan lebih nyaman
dan indah.
Sekarang pun banyak buku yang mengajarkan cara mengatur
keuangan keluarga serta cara berinvestasi untuk masa depan. Tak
sedikit pula buku psikologi yang dapat memberi masukan tentang cara
mendidik dan mengarahkan perkembangan jiwa anak. Ada juga buku
tentang hobi atau keterampilan yang mungkin bisa memberikan ide
untuk memproduksi sesuatu. Dengan membaca, kita dapat menerapkan
pengetahuan baru yang kita peroleh untuk mengembangkan karier atau
meningkatkan kemampuan dalam berbagai bidang sesuai kebutuhan
masing-masing.
(Dikutip dari Intisari: Oktober 2003,
Penulis Yacob Suparsa Asman)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 59
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Ia dikenal di sekolah seorang kutu buku.
Makna kata kutu buku adalah
a. suka membeli buku
b. suka membaca buku
c. suka mengoleksi buku
d. suka menjual buku
e. suka merawat buku
2. Berdasarkan tingkatannya, membaca dibedakan menjadi berikut ini,
kecuali
a. membaca kreatif
b. membaca kritis
c. membaca literal
d. a dan b
e. a, b, dan c
3. Membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional dan mendalam
disebut
a. membaca kritis
b. membaca cepat
c. membaca literal
d. membaca kreatif
e. membaca pemahaman
4. Hal yang dilakukan dalam membaca kritis adalah berikut ini, kecuali
a. bertanya
b. menyimpulkan
c. menghubungkan
d. mencatat hal penting
e. menilai ide-ide dalam bacaan
UJI KOMPETENSI
60 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
5. Membaca untuk mendapatkan nilai tambah dari pengetahuan baru
yang terdapat dalam bacaan adalah
a. membaca kritis
b. membaca cepat
c. membaca pendalaman
d. membaca kreatif
e. membaca literal
6. Tujuan membaca kreatif adalah
a. memahami informasi
b. mengetahui sesuatu lebih dalam
c. peningkatan kualitas hidup
d. lebih kritris
e. menambah wawasan
7. Hal di bawah ini termasuk kategori bahan bacaan dalam membaca
kreatif, kecuali
a. wacana tentang cara merawat kesehatan
b. wacana tentang pemikiran budayawan
c. wacana tentang kehidupan laut
d. wacana tentang membuat makanan
e. wacana mengenai memelihara tanaman
8. Yang bukan informasi mengenai memanfaatkan lahan adalah
a. membudidayakan tanaman hias
b. membuat surat tanah
c. membudidayakan tanaman obat
d. menanam dan merawat anggrek
e. cara menanam
11. Untuk membaca cepat diperlukan latihan, sebagai pemula target
kecepatan adalah
a. 130 – 150 kpm d. 110 – 130 kpm
b. 125 – 140 kpm e. 100 – 150 kpm
c. 120 – 150 kpm
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 61
12. Membaca cepat dengan tujuan untuk memperoleh suatu informasi
langsung ke pokok masalah adalah teknik membaca
a. teknik pemindaian (skimming)
b. teknik membaca naskah
c. teknik pelayapan (scanning)
d. teknik membaca ekspresionis
e. teknik membaca frasa
13. Di bawah ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
catatan, kecuali
a. kata/frasa/kalimat yang mengantarkan pada gagasan pokok
b. ide pokok atau gagasan sentral setiap paragraf
c. setiap penjelasan penting yang ada pada bacaan
d. pendapat atau asumsi penulis mengenai hal-hal tertentu
e. data atau fakta yang mendukung gagasan
14. Cara membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokoknya atau
saripati bacaan disebut
a. teknik pemindaian (skimming)
b. teknik membaca naskah
c. teknik pelayapan (scanning)
d. teknik membaca ekspresionis
e. teknik membaca frasa
15. Dalam sastra, setiap kata tidak selalu diartikan dengan makna
sesungguhnya. Kata dapat ditafsirkan dua cara, yaitu
a. majas dan laras
b. konotatif dan denotatif
c. puisi dan sajak
d. cerpen dan puisi
e. sastra dan idiomatik
16. Di bawah ini, beberapa manfaat membaca cepat, kecuali
a. bagian-bagian yang diperlukan dapat diketahui
b. pembaca dapat mengetahui opini orang lain
c. topik bacaan dapat diketahui
62 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
d. mengetahui organisasi penulisan
e. dapat melatih indra mata
17. Berikut ini yang tidak termasuk pelatihan membaca cepat ialah
a. membaca dengan cara melebarkan jangkauan mata
b. membaca ke samping
c. membaca dengan tatapan per fiksasi
d. membaca dengan hati-hati
e. membaca kolom
18. Yang dimaksud dengan regresi ialah
a. membaca dengan melakukan pengulangan bacaan
b. membaca dengan perlahan-lahan
c. berhenti pada suatu pandangan
d. bacaan dihentikan
e. pembaca tidak konsentrasi dalam membaca
19. Hal yang salah dan menjadi kebiasaan dalam membaca berikut ini,
kecuali
a. membaca dengan menggerakkan bibir
b. membaca dengan menggerakkan mata
c. membaca dengan menggelengkan kepala
d. membaca dengan mengeraskan suara
e. membaca dengan menatap kata per kata
20. Akibat yang terjadi ketika komunikasi berjalan tidak seimbang, kecuali
a. persaudaraan retak
b. persahabatan putus
c. menimbulkan konflik
d. menghargai mitra bicara
e. bisa terjadinya peperangan antarkelompok atau antarnegara
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 63
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Hal-hal apa sajakah yang perlu dilakukan ketika kita menemukan ide
pokok dari bagian wacana?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan apresiasi dalam sastra!
3. Sebutkan dan jelaskan dua cara teknik membaca cepat!
4. Apa saja yang perlu dicatat dalam membaca pemahaman!
5. Dalam setiap paragraf, terdapat dua unsur kalimat. Sebut dan jelaskan
maksudnya!
6. Bahasa sastra dapat juga disebut
7. Mengapa dalam bermasyarakat kita harus memerhatikan sikap
berbahasa yang positif?
8. Apa saja sikap berbahasa yang positif dan efisien?
9. Mengapa manusia disebut makhluk sosial?
10. Dampak apa saja yang terjadi ketika komunikasi berjalan dengan efisien
dan positif?
64 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 65
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk
teks
Indikator - Mengidentifikasi sumber informasi dengan menggunakan
cara/teknik membaca cepat untuk pemahaman.
- Mencatat isi pokok informasi dengan menggunakan cara/
teknik membuat catatan yang benar
- Mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi, dan
eksposisi) dengan menggunakan cara/teknik membaca
cepat untuk pemahaman
- Memilih fakta dan opini dengan menggunakan cara/
teknik membuat catatan
- Memilah proses dan hasil dengan menggunakan cara/
teknik membaca cepat dan cara/teknik membuat catatan.
- Menceritakan kembali informasi dari masalah yang telah
teridentifikasi
- Mengungkapkan gambar, bagan, grafik, diagram, atau
matriks secara verbal
- Mengubah informasi verbal ke dalam bentuk nonverbal
- Menyimpulkan informasi yang termasuk pendapat/opini
Pada Bab ini, kita akan mempelajari cara mengindentifikasi sumber informasi dan jenis teks
tertulis sebagai kelanjutan bab sebelumnya. Termasuk di dalamnya teknik membuat catatan
dengan menggunakan kartu catatan. Kita juga akan mempelajari ciri penanda masalah, gaya
tulisan, pernyataan berbentuk fakta, opini, proses, dan hasil yang terdapat di dalam teks,
cara membaca informasi nonverbal seperti grafik, tabel, dan lainnya serta teknik membuat
simpulan. Tujuan mempelajari materi bab ini ialah supaya kita mampu mengindentifikasi
jenis teks (narasi, deskripsi, dan eksposisi), memilih dan memilah fakta, opini, proses, hasil,
dan menceritakan kembali informasi dari masalah yang terindentifikasi, mengungkapkan
informasi nonverbal dan dapat menyimpulkan informasi dengan tepat.
BAB 4
MEMAHAMI INFORMASI TERTULIS
DALAM BERBAGAI BENTUK TEKS
66 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Meja Gosip dan Kopi Lamno
Ruang Publik di Warung Ayah
Meja di bagian depan Warung Kopi Ayah, akrab disebut Warung
Kopi Solong, di wilayah Ulee Kareng, Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh
Darussalam, selalu penuh.
Terutama pagi hari, meja ini dipenuhi komunitas pengusaha, pejabat,
hingga wartawan. Pengisi meja ini tidak putus-putus, dari pagi hingga
sekitar pukul 10.00. Lewat waktu tersebut, meja pun mulai sepi.
“Kami sering menyebutnya meja gosip. Orang-orang yang akan
dinaikkan jadi pemimpin di Aceh bermula dari meja itu. Begitu juga orangorang
yang akan diturunkan dari jabatannya,” tutur Thamrin Ananda,
Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Aceh, partai politik lokal yang baru berdiri
di Aceh.
Di deretan meja depan tersebut, kata Bung Nanda, panggilan akrab
laki-laki berambut cepak ini, semua informasi mengenai petinggi di
Aceh, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi hingga ke tingkat kabupaten
dan kota, berputar di meja ini. Selain membahas mengenai isu-isu yang
mencuat di media lokal dan nasional, mereka juga membahas informasi
yang didapatkan di “bawah tanah”.
“Siapa pun bisa memberikan informasi mengenai apa pun di sini. Apa
pun. Baik, buruk, semuanya bisa didengar di meja itu,” katanya setengah
berbisik, sambil menyeruput minuman kopi terakhir dari cangkirnya.
Setelah memberi dan menerima informasi, semua bergerak kembali
ke tempat kegiatan masing-masing: ke kantor, ke lembaga swadaya
masyarakat, atau bahkan ke kampus dan sekolah.
Bung Nanda menuturkan, meja itu sebelumnya menjadi semacam
pusat informasi bagi orang-orang yang mencari keluarganya setelah
bencana tsunami menimpa Negeri Serambi Mekkah pada 26 Desember
2004. Hampir semua orang berkumpul di warung kopi ini. “Kemudian
fungsinya bergeser menjadi seperti sekarang,” ujar Nanda.
Nawawi, pengelola Warkop Solong, membenarkan penuturan Bung
Nanda. Dia mengatakan, hampir semua pejabat di Aceh pernah mampir di
warkopnya dan duduk di deretan meja tersebut. Dia pun bisa memetakan
para pengunjung yang datang ke warkopnya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 67
“Termasuk Pak Irwandi (Gubernur NAD Irwandi Yusuf), duduk di
meja bagian depan ini. Kami biasanya tidak tahu kapan dia datang. Tibatiba
saja dia sudah duduk dan pesan kopi,” tuturnya.
Menurut Chek Nawi, meja di depan warkop yang dia kelola
itu sering diduduki pejabat, baik di pemerintahan maupun swasta,
pengusaha, pengacara, pengurus, LSM, hingga wartawan. Meskipun tidak
mendengarkan terlalu detail isi pembicaraan, dia mengakui, perbincangan
yang dilakukan di kawasan itu cukup berat.
“Satu-dua cangkir cukup bagi mereka untuk memutuskan dan
menyebarluaskan sesuatu hal,” ujarnya sambil tersenyum. Inilah ruang
publik di mana semuanya terbuka, tidak ada yang disembunyikan.
Kopi Lamno yang Khas
Cita rasa kopi tidak hanya didapat dari jenis kopi yang digunakan,
tetapi juga dapat diperoleh dari cara menggoreng. Ketidaktepatan proses
menggoreng akan berakibat buruk pada cita rasa kopi yang disajikan.
Sebaliknya, ketepatan penggunaan adonan dan waktu menggoreng
membuat cita rasa kopi akan melekat erat di lidah penikmat kopi.
Hasballah, adik kandung Nawawi, pengelola Warung Kopi (Warkop)
Ayah, mengatakan, untuk mendapatkan cita rasa kopi yang baik, butuh
adonan yang bisa membangkitkan selera para peminum kopi. Pencarian
dan penggunaan adonan itu tidak bisa didapat dalam sehari atau dua hari.
“Butuh waktu lama untuk membuat adonan yang pas dan cocok agar rasa
kopi keluar saat dicecap lidah,” tuturnya.
Sarjana pertanian ini menjelaskan, warkop yang dia kelola bersama
saudaranya menggunakan biji kopi dari Lamno, Kabupaten Aceh Jaya.
Kopi asal Kecamatan ini memiliki rasa lebih nikmat dibandingkan dengan
kopi dari Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.
“Dari wangi biji kopinya sudah berbeda. Wangi kopi Lamno lembut
dan terasa ketika kita mencium bijinya, sedangkan kopi Gayo tidak begitu
terasa,” terangnya.
Dia juga menjelaskan, dia juga menggunakan kopi asal Geumpang,
Kabupaten Aceh Barat. Meski tidak sewangi kopi Lamno, cita rasa yang
ditampilkan kopi geumpang tidak jauh berbeda.
“Karena konflik (bersenjata beberapa tahun lalu), jumlah kopi panen
asal Lamno sangat sedikit. Warga tidak berani merawat dan mengelola
68 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
kebunnya karena konflik. Akhirnya, karena kebutuhan, seringkali kita
menggunakan kopi geumpang,” katanya. Perbandingannya tiga banding
satu, untuk sekali giling. Tiga bagian kopi lamno, satu bagian kopi
geumpang.
Untuk mendapatkan cita rasa yang pas di lidah, butuh ketepatan
waktu menggongseng biji kopi tersebut. Menurut Hasballah, untuk
menggongseng sekitar 40 kilogram biji kopi dibutuhkan waktu sekitar 2,5
jam. “Kalau kelebihan, gosong. Tidak akan enak rasa kopinya kalau nanti
digiling. Pahit,” jelasnya.
Biji kopi yang akan disangrai pun diletakkan di sebuah tong yang
diputar di atas bara api menggunakan dinamo. Cara tradisional, kata
Hasballah, tong tersebut diputar menggunakan tangan. “Karena waktunya
lama, dinamo mulai digunakan,” katanya.
Pada bagian akhir penyangraian, untuk menambah cita rasa kopi,
Hasballah menambahkan adonan margarin dan gula pasir ke dalam 40
kilogram biji kopi yang sedang digongseng. Adonan itu dicampurkan
sesaat sesudah biji kopi tidak lagi disangrai di atas bara api, lima menit
sebelum dipindahkan ke wadah. “Adonan ini menambah lemak dan gurih
pada kopi,” katanya.
Setelah diangin-angin dengan kipas angin, biji kopi yang berwarna
hitam mengilat ini pun kemudian dikirim ke warkop untuk digiling sebelum
disajikan kepada pecandu kopi.
(Sumber : Republika, 16 Desember 2007)
A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan
Teknik Membaca Cepat
Pada Bab 2, telah dibahas macam-macam sumber informasi. Sumber
informasi terdiri atas sumber informasi yang berbentuk media cetak,
media elektronik, dan langsung dari narasumber. Sumber informasi yang
berbentuk media cetak, contohnya buku-buku, koran, majalah, tabloid,
arsip, surat, dokumen, dan lain-lain. Media elektronik seperti radio, televisi,
kaset VCD atau DVD ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Sumber informasi
dari narasumber, misalnya hasil wawancara, pidato, diskusi, seminar, dan
lain sebagainya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 69
Sumber informasi dari media cetak ataupun media elektronik
merupakan sumber yang tidak langsung sebab kita tidak berhubungan
langsung dengan narasumbernya. Untuk menjadikan sebuah informasi
yang berasal dari media cetak atau elektronik yang berbentuk tulisan,
kita harus mengatahui atau mengindentifikasi sumber informasi tersebut.
Apa, siapa, kapan informasi tersebut dibuat atau ditulis. Jika berbentuk
uraian peristiwa, dari mana dan kapan peristiwa itu terjadi. Setidaknya
saat kita membaca sebuah teks tertulis, kita tahu indentitas sumber bacaan
yang kita baca atau ketika kita menguraikan sebuah informasi yang kita
peroleh, kita dapat menjelaskan dari mana dan oleh siapa kita dapatkan
informasi tersebut. Khusus untuk teks tertulis, seseorang dapat mencari
atau mengindentifikasi sumber tertulis tersebut dengan cara membaca
memindai (scanning). Bila berbentuk buku, yang perlu kita ketahui adalah
apa judul buku, siapa pengarangnya, siapa penerbitnya, kapan diterbitkan,
di mana diterbitkan, dan cetakan ke berapa. Biasanya hal-hal yang berkaitan
dengan indentitas buku dituliskan di halaman muka setelah judul. Anda
dapat mencarinya di halaman tersebut.
Contoh:
70 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Bila berbentuk teks berita di koran, Anda dapat mengetahuinya di
halaman muka. Di tempat itu terdapat penjelasan tentang nama koran, hari
dan tanggal kapan dicetak atau diedarkan, tapi jika yang Anda dapatkan
hanya sepotong berita atau bagian koran yang tidak utuh, Anda dapat
mencarinya pada uraian hasil liputan beritanya. Dalam uraian berita di
koran, penyampai berita akan menulis kapan peristiwa tersebut diliput
atau terjadi, misalnya tertulis (17/6), maksudnya peristiwa itu terjadi
tanggal 17 bulan Juni. Biasanya peliputan dengan penyajian berita di koran
hanya selisih satu hari. Apabila berita tersebut diliput tanggal 17 berarti
koran yang Anda baca tertanggal hari berikutnya yaitu, 18 Juni dengan
tahun yang sama. Selanjutnya keterangan tentang penulis atau penyusun
berita pada surat kabar ternama sering dicantumkan di bagian akhir uraian
berita ditulis di dalam kurung berupa singkatan nama atau nama pendek
penulisnya.
Contoh sumber informasi dari koran:
Informasi yang berasal dari uraian berbentuk artikel yang terdapat
di ruang khusus atau rubrik pada sebuah majalah, indentitas sumbernya
dapat dicari di bagian bawah atau atas halaman. Biasanya tertera nama
majalah, tanggal, bulan, dan tahun dicetak atau diterbitkan bahkan tertulis
pula edisinya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 71
Contoh:
Untuk informasi dari internet, sumbernya biasanya dalam bentuk
alamat web (jaringan) seperti : www.Google.com.,www. Yahoo.com. dan
lain-lain tertulis dalam komputer hp ://www.google.com, hp ://www.
yahoo.com. www.smk-dki.com, dan lain sebagainya. Pada alamat web
tersebut, kalian dapat menjelajah situs-situs atau ruang informasi yang
terdapat di dalamnya.
Contoh sumber informasi internet :
72 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis
Sebagai penulis, seseorang dapat mengembangkan ide, gagasan,
konsep, maupun fakta dengan berbagai cara. Dapat berupa penceritaan
atau pengisahan, pemaparan, bahkan bersifat memengaruhi pembaca.
Semua jenis uraian tersebut bergantung pada cara memperoleh data dan
tujuan penulisan. Sebuah tulisan dapat berbentuk laporan perjalanan, hasil
pengamatan, sebuah tips melakukan sesuatu, tajuk rencana, dan bentuk
promosi iklan, dan sebagainya. Secara umum, bentuk tulisan atau karangan
terbagi menjadi lima jenis, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi,
dan persuasi.
Kita dapat mengindentifikasi jenis tulisan dengan membaca cepat serta
memahami ciri tulisan masing-masing jenis. Tulisan berjenis narasi adalah
tulisan yang berupa rangkaian peristiwa yang berlangsung pada waktu
tertentu. Dari segi sifatnya, narasi terdiri atas narasi ekspositoris, narasi
imajinatif, atau sugestif. Narasi ekspositoris contohnya: laporan perjalanan,
kisah biografi, atau autobiografi. Narasi imajinatif contohnya: cerpen, novel,
atau cerita bersambung.
Tulisan berjenis deskripsi ialah tulisan yang berisi gambaran suatu objek
sebagai hasil pengamatan penulisnya dan dijelaskan secara objektif agar
pembaca dapat merasakan citraan terhadap objek sebagaimana penulisnya.
Contoh karangan deskripsi, yaitu deskripsi tempat, deskripsi orang, dan
deskripsi suasana.
Tulisan berjenis eksposisi ialah tulisan atau karangan yang memaparkan
serta menjelaskan tentang suatu hal. Tujuannya agar pembaca bertambah
wawasan dan pengetahuan. Contoh tulisan eksposisi, yaitu tulisan tentang cara
merawat wajah, langkah-langkah membaca efektif, dan lain sebagainya.
Tulisan berjenis argumentasi ialah tulisan atau karangan yang berisi
pendapat pengarang mengenai suatu hal dengan disertai berbagai alasan
serta bukti-bukti pendukung yang masuk akal. Tulisan argumentasi bertujuan
memengaruhi atau meyakinkan pembaca terhadap apa yang menjadi
pendirian atau pendapat pengarang. Contoh jenis karangan argumentasi
ialah tajuk rencana, artikel, karangan ilmiah, dan sebagainya.
Tulisan berjenis persuasi ialah tulisan atau karangan yang mengutarakan
pendapat disertai bukti-bukti yang kuat dengan tujuan mengajak, membujuk,
menghimbau, atau memengaruhi pembaca agar melakukan tindakan sesuai
dengan yang diharapkan penulis. Jenis karangan persuasif dapat dilihat pada
tulisan yang bersifat propaganda, iklan, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 73
C. Teknik Membuat Catatan
Pada saat membaca, banyak hal yang kemudian diketahui pembaca
dari bacaan yang dibacanya. Hal yang diketahui tersebut dapat bersifat
tidak penting dapat juga penting. Informasi penting yang didapatkan dari
sebuah bacaan tentu sayang jika dilewatkan begitu saja, apalagi hal tersebut
berguna bagi pembaca di saat sekarang atau masa akan datang atau dalam
rangka membuat tulisan lain. Jika sulit untuk diingat, jalan satu-satunya
harus dicatat. Mencatat informasi dari sebuah sumber atau bacaan gunanya
adalah:
(1) mendokumentasikan hal-hal penting yang bermanfaat suatu saat,
(2) mengumpulkan informasi untuk bahan penulisan,
(3) memudahkan mengingat kembali, dan
(4) sebagai bahan kutipan dalam karangan ilmiah.
Hal-hal yang perlu dicatat dan dijadikan bahan catatan, yaitu sebagai berikut.
(1) ide pokok atau gagasan sentral setiap paragraf.
(2) informasi penting dan menarik untuk diketahui atau diingat.
(3) kata/frasa/kalimat yang merupakan kata kunci yang bermakna luas
atau dalam, misalnya kata–kata nasihat, moto kehidupan, dan lain
sebagainya.
(4) pendapat atau asumsi mengenai sesuatu.
(5) detail atau fakta-fakta hasil survei atau penelitian ilmiah.
(6) pemikiran, cara, atau metode baru serta tanggapan atau jalan keluar
sebuah persoalan.
Dalam catatan, jangan lupa mencantumkan indentitas sumber informasi
atau bahan bacaan tempat didapatkannya hal-hal yang dicatat. Catatan tentang
sumber dapat berbentuk catatan kaki atau catatan perut. Hal-hal yang dicatat
pada catatan kaki, yaitu: nama penulis atau pengarang (tidak dibalik), judul
buku, tempat diterbitkan, dan nama penerbit serta tahun terbitan ditulis di
dalam kurung, kemudian sertakan nomor halaman tempat informasi yang
dicatat berada. Dalam karangan ilmiah catatan kaki ditulis pada bagian bawah
halaman, diberi ruangan khusus. Catatan kaki memberi keterangan sebuah
kutipan pada karangan ilmiah. Contoh penulisan catatan kaki:
74 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
- Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002). hlm. 37.
Catatan dapat berbentuk catatan perut jika sumber informasi yang
harus ditulis cukup banyak. Catatan perut lebih singkat, hanya berisi
keterangan nama pengarang (biasanya diambil nama belakangnya), diambil
nama depan kemudian tahun terbit dan halaman. Namun pencatat harus
dapat memahami sumber lengkap dari catatan perut yang ditulis. Sesuai
namanya, catatan perut ditulis setelah sebuah pendapat dikutip. Tidak ada
ruangan khusus seperti catatan kaki. Contoh penulisan catatan perut:
- -------------------------------------------------(Chaer, 2002: 37)
Bagaimana cara mencatat hal-hal atau informasi yang penting? Banyak
orang yang tak mau repot membuat catatan khusus bagi hal yang dianggap
perlu dicatat saat membaca sumber informasi. Seseorang mungkin dapat
dengan rela mencatatnya di dalam buku bacaan tersebut, memberi tanda
khusus, menggarisbawahi atau menstabilo. Namun, di samping akan
membuat buku kurang bersih, juga tak semua buku dapat dicoret karena
bukan milik sendiri, misalnya. Ada cara yang aman dan dianjurkan untuk
membuat catatan terhadap informasi penting tanpa harus mencoret buku
yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut.
(1) Menyediakan buku khusus untuk catatan.
(2) Menyediakan lembaran file untuk mencatat yang akan dijadikan satu
dalam map file.
(3) Membuat kartu catatan (note card) dengan ukuran 10 x 15 cm. Segala
hal yang ingin dicatat, akan ditulis pada lembaran kartu tersebut.
Penggunaan kartu sering dilakukan oleh mahasiswa dan kalangan
peneliti.
Contoh kartu catatan:
- Sastra -
- Apresiasi adalah pengenalan suatu nilai
terhadap nilai yang lebih tinggi.
- Ada di halaman 234. Teori Sastra.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 75
Kelebihan sistem kartu, yaitu:
(1) mudah diatur berdasarkan kelompok masalah atau tema,
(2) mudah menambahkan gagasan baru atau informasi baru,
(3) satu kartu berisi satu topik atau gagasan,
(4) dapat dibuat variasi warna kartu, misalnya untuk topik hukum warna
ungu; ekonomi, warna kuning; sastra, warna biru.
Kekurangannya adalah mudah tercecer atau tercampur baur jika tidak
rapi menyimpan atau mengelolanya. Namun, hal itu dapat diatasi dengan
menyediakan map atau kotak penyimpanan khusus sesuai dengan kategori
atau kelompok warna tertentu.
D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini,
Proses, dan Hasil yang Terdapat dalam Teks
Teknik dan cara membuat catatan juga dapat dipergunakan untuk
menelaah sebuah teks yang di dalamnya terdapat uraian tentang suatu
permasalahan. Uraian ini didukung oleh berbagai fakta dan opini serta
penggambaran mengenai proses dan hasil yang diperoleh. Wacana atau
teks seperti ini tentu sering dijumpai pada wacana berita. Wacana berita
yang ada di dalam media cetak surat kabar atau majalah, acap memberi
penjelasan tentang adanya masalah baik yang terjadi di sekitar masyarakat
maupun pada tataran dunia. Berita tak dibuat jika tak ada masalah yang
perlu diberitakan.
1. Gaya Bahasa
Anda pun tahu bagaimana koran menguraikan sebuah berita, pasti
berbeda gaya tulisannya dengan tulisan tentang hukum, agama, ilmu
pengetahuan alam, dan sebagainya. Masing-masing punya ragam bahasanya
yang disebut laras bahasa. Laras bahasa koran bersifat lugas, apa adanya,
dan kadang memakai kata-kata yang tak lengkap, seperti ada pengurangan
pada imbuhan tertentu untuk sebuah bentukan kata. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan menghemat ruangan pada kolom berita di koran.
Dalam uraian berita, juga terdapat penjelasan tentang proses melakukan
sesuatu dan hasilnya. Misalnya, pada operasi razia barang bajakan yang
76 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
dilakukan oleh polisi disebutkan bagaimana operasi berlangsung dan
hasilnya. Juga pada berita kriminal mengenai operasi penggerebekan
markas penjahat dan akan disebutkan hasilnya. Uraian proses biasanya
ditandai oleh adanya tahapan waktu yang menunjukkan keberlangsungan
kegiatan. Proses waktu ini ditandai dengan penggunaan kata hubung
waktu, misalnya kemudian, lalu, setelah itu, atau selanjutnya. Untuk bentukan
katanya menggunakan imbuhan pe--an, seperti penantian, penyerbuan,
pengamatan. Penjelasan mengenai hasil biasanya ditunjukkan oleh kalimat
yang menggunakan kata berakhiran -an, misalnya rampokan, sitaan, bajakan,
serbuan.
Berikut ini contoh wacana berita dan perinciannya:
Gubuk Kali Opak Bakal Dibongkar
Ratusan gubuk di bantaran Kali Jelakeng dan Opak, Kecamatan
Tambora, Jakarta Barat, segera ditertibkan. Penertiban dilakukan selambatlambatnya
Oktober mendatang.
Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar Perda
No. 11/1988 tentang Ketertiban Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Selain itu, penertiban ini juga untuk mendukung program revitalisasi kota
tua. “Keberadaan bangunan itu mengganggu keindahan dan kelancaran
lalu lintas serta kenyamanan pejalan kaki,” kata Kepala Sudin Tramtib dan
Linmas Jakbar, Abidin Mustofa.
Untuk itu ujar Abidin, pihaknya memberikan waktu sekitar lima bulan
kepada pedagang untuk mempersiapkan kepindahannya ke beberapa
pasar seperti Pasar Slipi (147 kios), Pasar Glodok (144 kios), dan Pasar Pagi
( 288 kios).
Jika sampai batas waktu tidak dipenuhi, Pemkot akan melakukan
penertiban paksa. “Sebelum ditertibkan, para pedagang terlebih dahulu
diberikan peringatan sesuai prosedur yang berlaku saat ini. Setelah itu
baru dibongkar,” ucapnya.
(Sumber: Nonstop, 18 Mei 2007)
2. Penanda Masalah
Masalah yang diungkapkan dalam berita tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Banyaknya bangunan atau gubuk di sepanjang bantaran kali Jelakeng
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 77
dan Opak, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2) Ratusan bangunan di bantaran kali akan ditertibkan oleh Pemkot
setempat selambatnya bulan Oktober.
(3) Ratusan bangunan itu dinilai melanggar Perda No. 11/1988 tentang
ketertiban Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
3. Fakta dan Opini
Fakta yang terdapat dalam wacana berita di atas adalah sebagai berikut.
(1) Terdapat ratusan gubuk pedagang di Bantaran Kali Jelakeng dan Opak,
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2) Pemkot memberikan waktu sekitar lima bulan kepada pedagang untuk
pindah ke beberapa pasar seperti Pasar Slipi ( 147 kios), Pasar Glodok
(144 kios), dan Pasar Pagi (288 kios).
(3) Pemkot memberikan peringatan kepada pemilik bangunan sebelum
ditertibkan.
Opini yang terdapat dalam wacana berita di atas ialah sebagai berikut.
(1) Keberadaan bangunan itu dinilai melanggar Perda tentang Ketertiban
Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
(2) Keberadaan bangunan di bantaran Kali Jelakeng dan Opak dianggap
mengganggu keindahan dan kelancaran lalu lintas serta kenyamanan
pejalan kaki.
4. Kalimat yang Menyatakan Proses dan Hasil
Kalimat proses pada wacana berita di atas adalah
- Penertiban dilakukan selambat-lambatnya Oktober mendatang.
Penertiban artinya proses menertibkan.
Kalimat yang menyatakan hasil pada wacana berita di atas adalah
- Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar
Perda.
Bangunan artinya hasil membangun.
78 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
E. Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi
Nonverbal Lainnya
Banyaknya bentuk visual seperti grafik, tabel, bagan, dan sejenisnya yang
memenuhi ruang atau kolom tulisan baik di koran maupun rubrik-rubrik
artikel membuat hidup uraian atau penjelasan. Jika dahulu model gambar
atau bentuk nonverbal hanya digunakan untuk uraian bertema ekonomi,
statistik, dan kependudukan, sekarang bentuk-bentuk nonverbal tersebut
dianggap merupakan sarana yang lebih efektif dalam mengungkapkan
fakta-fakta dan lebih menarik dari sekadar kata-kata.
Penggunaan bentuk nonverbal dalam berbagai karangan seperti laporan
jurnalisme, makalah, teks untuk persentase, artikel surat kabar, ulasan
hukum, ekonomi, sosial, selebaran promosi, atau iklan menuntut para
pembaca untuk lebih terampil membaca bentuk-bentuk nonverbal tersebut.
Grafik, tabel, bagan, matriks, dan sejenisnya harus dapat dibaca dengan
cara pemindaian (scanning) karena berisi pola-pola atau lambang-lambang
berupa garis, titik, kolom , sel, substitusi, dan sebagainya yang menandakan
suatu perkembangan atau penurunan, jumlah data-data hasil dan lain-lain
yang perlu pengamatan yang cermat. Pada saat membaca gambar-gambar
tersebut, pembaca minimal harus mendapatkan pengertian secara umum
dari tampilan visual tersebut. Jika sudah mengetahui gambaran umumnya,
akan mudah memahami maksud rinciannya.
Berikut langkah-langkah membaca grafik, tabel, diagram, peta, dan
sebagainya.
1. Bacalah judulnya. Langkah pertama ini merupakan langkah penting,
resapkan isi judul grafik, tabel, diagram, atau peta yang dihadapi
karena judul ini memberikan ringkasan yang padat tentang informasi
yang akan disampaikan.
2. Bacalah informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya. Informasi
yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan.
Informasi tersebut dapat berupa urutan tahun, persentase, dan
angka-angka.
3. Ajukan pertanyaan tentang tujuan grafik, peta, tabel, atau digram
tersebut. Anda dapat mengetahui tujuan itu dengan mengubah judulnya
menjadi pertanyaan: di mana, seberapa banyak, bagaimana terjadi dan
jawabannya ada pada grafik, tabel, diagram, dan peta tersebut.
4. Bacalah grafik, tabel, diagram, atau peta itu. Sementara membacanya
secara menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan tujuannya, dan
dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan di sana.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 79
1). Contoh Grafik
2). Contoh tabel:
3). Contoh bagan:
80 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
4). Contoh diagram:
5). Contoh peta:
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 81
6). Contoh Informasi Nonverbal dari Teks Verbal
- Setiap bulannya jumlah tagihan rekening listrik untuk PT PLN.
Wilayah Sumut rata-rata mencapai Rp. 250 Miliar. Dari 2,3 Juta
pelanggan PLN Wilayah Sumut, sebanyak 94,03% merupakan
pelanggan rumah tangga, 3,43%, pelanggan bisnis, 1,7% sosial,
0,61% pemerintah, dan 0,16% pelanggan industri.
Informasi nonverbalnya sebagai berikut.
F. Membuat Simpulan
Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari
informasi sumbernya. Simpulan dapat berisi penafsiran atau penilaian
dari pembuat simpulan. Kesimpulan dapat diuraikan secara deduktif yaitu
penjelasan dari hal umum ke hal khusus, atau secara induktif yaitu dari hal
khusus ke hal bersifat umum. Simpulan harus singkat, padat, dan lugas.
Contoh simpulan deduktif:
Penggunaan internet di kalangan remaja mempunyai dampak positif
dan negatif. Dampak positifnya adalah berbagai informasi yang sifatnya
memperluas wawasan, dapat diakses para remaja di luar jam sekolah.
Dampak negatifnya adalah informasi tentang pornografi, kekerasan,
rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan sangat mudah diakses
oleh mereka.
82 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
Contoh simpulan induktif:
Dari internet, para remaja begitu mudah mengakses informasi tentang
pornografi, kekerasan, rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan.
Namun di samping itu, mereka juga dapat mendapatkan informasi yang
dapat menambah wawasan di luar jam sekolah. Penggunaan internet di
kalangan remaja memang mempunyai dampak positif dan negatif.
Memahami Informasi Tertulis dalam Berbagai Bentuk Teks
A. Mengindentifikasi Sumber Informasi dengan Teknik membaca
Cepat
Untuk mengetahui asal sebuah informasi, kita harus dapat
mengidentifikasi sumber informasi tersebut, yaitu dengan menelusuri
identitas sumber yang mengungkapkan informasi tersebut seperti
siapa narasumbernya dan pada media mana informasi didapat.
Semua itu dapat dilakukan dengan membaca cepat melalui teknik
membaca memindai (scanning).
B. Mengindentifikasi Jenis Teks Tertulis
Kita dapat mengidentifikasi jenis teks tertulis melalui pemahaman
isi bacaan serta ciri-ciri sebuah tulisan. Secara umum bentuk
tulisan terbagi menjadi lima jenis, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.
C. Teknik Membuat Catatan
Agar bicara tidak terlupakan begitu saja, pembaca dapat membuat
catatan khusus. Catatan harus disertai dengan pencantuman sumber
bacaan. mencatat sumber bacaan dapat disusun dalam bentuk catatan
kaki atau catatan perut.
D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini, Proses, dan
Hasil yang Terdapat dalam Teks
Sebuah wacana dapat ditelaah dari segi gaya bahasa, permasalahan
yang diungkapkan, fakta dan opini yang terdapat di dalamnya, serta
kalimat yang menyatakan proses dan hasil.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 83
E. Membaca Grafik, Tabel, dan Bentuk Informasi Nonverbal
Untuk membaca grafik, tabel, diagram, atau peta dapat dilakukan
dengan cara a) membaca judul, b) membaca informasi yang ada di
atas, di bawah, atau disisinya, dan c) mebaca secara keseluruhan
informasi yang disajikan dalam grafik tabel, atau diagram itu.
F. Membuat Simpulan
Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari
informasi sumbernya. Simpulan dapat disusun secara deduktif atau
induktif.
Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4 orang. Kerjakanlah tugas
berikut.
1. Bacalah wacana di halaman awal bab, identifikasilah:
a. sumber informasinya d. fakta dan opini
b. gagasan pokok berita e. proses dan hasil
c. permasalahan f. simpulan isi wacana
2. Buatlah tabel, grafik, atau diagram (pilih yang cocok) dari data di
bawah ini!
“Sarana pendidikan di DKI pada tahun 2000, terdapat 1.588
pendidikan prasekolah, 3.145 Sekolah Dasar (2.380 SDN dan 765 SD
swasta), terdapat 1.017 SLTP (283 negeri dan 734 swasta), dan untuk
tingkat SMU terdapat 114 SMU negeri dan 359 SMU swasta, serta
ada 41 universitas swasta, dan universitas negeri hanya UI dan UNJ.
Sarana kesehatan, banyaknya rumah sakit di DKI Jakarta berjumlah
102 buah, yang terdiri atas 67 RSU dan 35 RS khusus, dan dari jumlah
RS. Tersebut 75 RS di kelola oleh swasta dan 27 buah RS pemerintah
termasuk RS. Polri.”
TUGAS KELOMPOK :
84 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Di bawah ini yang termasuk sumber informasi yang berbentuk media
elektronik, kecuali
a. video d. audio
b. televisi e. audio-visual
c. dokumentasi
2. Di bawah ini sumber informasi yang berbentuk media cetak, adalah
a. audio-visual, tabloid, dan televisi
b. iklan, internet, dan majalah
c. majalah, dokumentasi, dan buku
d. internet, televisi, dan koran
e. buletin, internet, dan video
3. Penulisan sumber informasi dari media elektronik di bawah ini adalah
a. Kompas, 12 Juli 2007 d. www.yahoo.com
b. senin (9/4) ..... e. Intisari, Oktober 1998
c. ( RCTI, 2007 : 4 )
4. Menguraikan gagasan atau hal yang disampaikan secara tertulis dapat
ditampilkan dalam beberapa uraian, kecuali
a. deskrpisi d. argumentasi
b. narasi e. persuasi
c. biografi
5. Tulisan yang berupa gambaran mengenai keadaan, benda, dan tempat
disebut
a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi
6. Penulisan yang berisi kalimat ajakan, himbauan seperti argumentasi
disebut
a. narasi
b. deskripsi
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 85
c. eksposisi
e. persuasi
d. argumentasi
7. Penulisan yang berisi tentang pendapat, cara melakukan sesuatu,
pemaparan tentang suatu hal disebut
a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi
8. Di bawah ini kegunaan membuat catatan untuk bacaan yang akan
dibaca, kecuali
a. detail dan menarik
b. mengambil isi pokok informasi
c. membantu mengingat isi bacaan
d. memudahkan membuat kutipan dalam menyusun
e. menjadikannya bahan informasi
9. Beberapa cara untuk mencatat informasi yang dapat dilakukan dan
dianjurkan, kecuali
a. mencatat di buku khusus
b. memberi coretan khusus pada informasi penting
c. mencatat pada lembaran-lembaran yang dijadikan satu di sebuah
map file
d. mencatat pada kartu catatan
e. catatan khusus
10. Pemilihan proses dan hasil pada wacana/teks bacaan dapat dilakukan
dengan cara
a. scanning d. diagram
b. skimimg e. tabel
c. grafik
11. Untuk menghemat waktu dan menunjukkan statiska penulisan informasi,
dapat digunakan alat bantu visual di bawah ini, kecuali
a. grafik d. selebaran
b. tabel e. diagram
c. peta
86 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
12. Karangan ekspositoris adalah jenis karangan yang termasuk karangan
a. komik d. biografi
b. roman e. novel
c. cerpen
13. Informasi nonverbal dapat berupa bentuk di bawah ini, kecuali
a. diagram c. bagan
b. grafik e. opini
d. matriks
14. Bentukan kata yang menyatakan proses biasanya dinyatakan oleh
imbuhan
a. –an d. per- -an
b. me- -kan e. pe- -an
c. pe-
15. Uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari informasi asalnya
disebut .....
a. hasil d. grafik
b. proses e. biografi
c. kesimpulan
16. Penulisan simpulan dapat diuraikan dalam dua jenis yaitu
a. intensif dan ekspresif
b. naratif dan persuasif
e. deduktif dan induktif
c. persuasif dan induktif
d. sugestif dan imajinatif
17. Penulisan simpulan secara deduktif dijelaskan secara
a. umum khusus d. khusus saja
b. detail e. ekspresionis
c. khusus umum
18. Simpulan secara induktif ditulis dan dijelaskan secara
a. umum khusus
b. detail
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 87
c. khusus umum
d. khusus saja
e. ekspresionis
19. EKSPOR-IMPOR INDONESIA (Dalam US $000.000)
Tahun Termasuk Minyak Bumi Tidak Termasuk
Minyak Bumi dan Gas
Ekspor Impor Ekspor Impor
1992 33.967,0 27.279,6 23.296,1 25.164,6
1993 36.823,0 28.327,8 27.007,2 26.157,3
1994 39.707,8 30.341,8 30.341,7 28.772,7
Kalimat yang sesuai dengan tabel di atas adalah
a. Ekspor minyak Indonesia terus meningkat.
b. Indonesia tidak mengimpor minyak.
c. Nilai Impor minyak dan gas Indonesia Indonesia tidak mencapai
10%.
d. Ekspor migas memegang peranan utama dalam perdagangan luar
negeri.
e. Tahun 1994, Indonesia menikmati surplus perdagangan luar negeri
sebesar lebih dari US $ 8 juta.
20. Jadwal Pentas Seni di SMK At-Takwa
Hari dan Tanggal Waktu Nama Acara
Jumat,
20 Desember 2006
pagi
Siang
09.00 - 09.30
09.30 – 10.00
.......................
13.00 – 13.30
13.30 – 14.30
Marawis oleh Group
Marawis Kelas X PJ
1
Tarian Kreasi oleh
siswa XI AK 2
.....................
Pembacaan Puisi oleh
siswa kelas X
Pagelaran Drama dari
siswa-siswa kelas XII
88 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Berdasarkan jadwal tersebut, puisi dibacakan pada
a. Pagi, pukul 10.00 – 10.30 d. Siang, pukul 13.00 – 13.30
b. Pagi, pukul 10.30 – 11.00 e. hari Jumat, 20 Desember 2006
c. Pagi, pukul 09.00 – 09.30
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1 Sebutkan sumber media apa saja yang dapat dijadikan informasi!
2. Tuliskan susunan catatan kaki dari data di bawah ini!
Pengarang : E. Zaenal Arifin
S. Amran Tasai
Judul buku : Cermat berbahasa Indonesia
Penerbit : Akademika Pressindo
Kota : Jakarta
Halaman : 290
3. Sebutkan beberapa jenis teks yang kalian ketahui!
4. Sebutkan kegunaan dari membuat catatan!
5. Berikan contoh-contoh alat bantu visual dalam menguraikan informasi
supaya menarik dan efektif!
6. Sebutkan langkah-langkah membaca grafik!
7. Apa yang dimaksud dengan simpulan? sebutkan dua jenisnya!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan informasi nonverbal!
9. Sebutkan ciri-ciri bahasa surat kabar!
10. Tuliskan contoh kalimat yang menyatakan proses dan hasil!
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 89
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
Indikator - Mengucapkan kata dengan suara yang jelas dan tekanan
pada suku kata, serta artikulasi yang tepat/lazim
- Melafalkan bahasa Indonesia baku, termasuk lafal
bahasa daerah yang dibedakan berdasarkan konsep
lafal baku bahasa Indonesia
Pada bab ini, kita akan mempelajari bunyi dan alat ucap manusia, bagaimana melafalkan
kata secara baku, serta membedakannya dari lafal bahasa daerah dan melafalkan kata
serapan. Dengan mempelajari materi tersebut kita diharapkan dapat mengucapkan kata
dengan ucapan yang benar, suara yang jelas, tekanan suku kata serta artikulasi yang tepat
dan lazim. Kita juga diharapkan mampu melafalkan kata secara baku termasuk memperbaiki
pengucapan kata yang dipengaruhi oleh bahasa daerah dengan lafal baku yang benar. Kita
juga harus mampu melafalkan kata yang berasal dari bahasa asing.
BAB 5
MELAFALKAN KATA
DENGAN ARTIKULASI YANG TEPAT
90 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana.
Penyediaan ICT dan TV Edukasi
dalam Menunjang Mutu Pendidikan
Dalam era globalisasi, kualitas pendidikan menjadi hal yang sangat
penting untuk selalu diperhatikan karena pendidikan yang berkualitas akan
melahirkan tenaga-tenaga yang berkualitas pula. Sumber daya manusia
yang dihasilkan oleh pendidikan akan dituntut untuk mengaplikasikan
ilmunya dalam dunia yang serbapenuh persaingan, apalagi menghadapi era
perdagangan bebas yang pada saat itu tenaga asing akan leluasa bergerak
dalam bidang apa saja di dalam negeri, sedangkan tenaga kerja kita pun
akan leluasa melakukan usaha di bidang apa saja di luar negeri.
Untuk itu, setiap lembaga pendidikan harus meningkatkan kualitas
pendidikannya sehingga dapat menyiapkan hasil didikannya agar dapat
menghadapi arus globalisasi dengan survive saat usai menyelesaikan
pendidikan. Dengan bekal yang dapat diandalkan, para lulusan pendidikan
dalam jenjang apa pun tidak akan terlindas atau tertinggal dalam kancah
kemajuan zaman.
Kemajuan di era globalisasi ditandai dengan adanya kemajuan dalam
bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau Information and
Communication Technology (ICT). Kemampuan untuk menguasai ICT
sangatlah mendesak sebab ICT merupakan teknologi yang melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, penyuntingan, dan penyebaran informasi
dalam berbagai bentuk. ICT menggunakan peralatan berbasis teknologi,
radio, televisi, computer (internet dan intranet).
Implementasi ITC pada SMK adalah adanya jaringan intranet, jaringan
informasi sekolah, Wide Area Network (WAN), dan ICT center. Jaringan
Informasi Sekolah (JIS) dan Wide Area Network (WAN) kota merupakan
bagian dari unit ICT yang saling mendukung dalam pelaksanaan dan
pengembangannya. Dalam hal ini, JIS melaksanakan pendidikan dan
pelatihan yang telah diprogramkan oleh unit TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi), sedangkan WAN kota sebagai penyedia dan pengembang
infrastruktur koneksi antara unit TIK dengan para anggotanya dan koneksi
ke internet.
ICT dalam pendidikan mempunyai peran sebagai berikut: ICT sebagai
gudang ilmu pengetahuan, sebagai alat bantu pembelajaran, ICT sebagai
fasilitas pendidikan, ICT sebagai standar kompetensi, ICT sebagai
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 91
penunjang administrasi pendidikan, ICT sebagai alat bantu manajemen
sekolah, dan ICT sebagai infrastruktur pendidikan. Namun, untuk
mewujudkan peran ICT tersebut tidaklah mudah apalagi ketersediaan
tenaga ahli atau instruktur di bidang tersebut masih sedikit. Oleh sebab itu,
Direktorat Pembinaan SMK, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional memberikan imbal
swadaya information and communication center (ICT center) pada sekolah
menengah. Dengan adanya hal tersebut, diharapkan terjadi akselerasi
pengetahuan guru dan infrastruktur di Indonesia yang pada gilirannya akan
mempercepat pencerdasan anak bangsa melalui pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
Selain ICT yang telah dikembangkan, dan sejalan dengan kegiatan
itu, perlu dikembangkan pula Televisi Pendidikan (TV Edukasi). Kegiatan
untuk pengembangan TV edukasi antara lain: pemberian bantuan peralatan
TV dan kelengkapannya untuk menerima siaran TV Edukasi 28,423 SLTP,
diklat teknisi dan broadcasting, pemberian subsidi biaya operasional TV
Edukasi 40 Kab/Kota 450 Paket, dan kerja sama dengan TVRI.
Pola siaran TV Edukasi saat ini dapat diterima melalui berbagai media
penerima, yaitu parabola, antena biasa, TV kabel, dan Indovison. Pada saat
ini yang dikembangkan oleh Depdiknas untuk dapat menerima siaran TV
Edukasi ada tiga tipe penerima, yakni sebagai berikut.
1. Receiver TV Edukasi adalah peralatan untuk menerima siaran menggunakan
antena parabola dan ditampilkan dengan beberapa televisi
dalam satu lokasi.
2. Receiver dan relay TV Edukasi dengan peralatan antena parabola, antena
pemancar sebagai relay, TV dan DVD player untuk menampilkan siaran.
Tipe pemancar ini menerima siaran dari TV Edukasi Pustekkom dan di
broadcast (pancar ulang) oleh beberapa stasiun relay. Tipe ini berjumlah
25 lokasi dengan jarak jangkau 15 km s.d 35 km.
3. Receiver, relay dan studio mini adalah menerima siaran TV edukasi di
PUSTEKKOM, memancarkan siaran TV edukasi ke daerah sekitarnya
dalam radius 15 s.d 35 km, dapat melakukan siaran TV lokal secara
mandiri dengan muatan lokal dan dipancarkan, memanfaatkan waktu
untuk siaran, pengulangan siaran program yang relevan terutama untuk
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika.
Setelah itu, dipancarkan lagi oleh pemancar daerah/lokal.
92 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Penyelenggaraan siaran TV Edukasi sebagai berikut.
Tahun 2005, siaran selama 4 jam, pagi 7.30 s.d 10.30, sore 14.30 s.d 16.30.
Tahun 2006, siaran selama 12 jam, pagi 7.30, sore 13.30 s.d 21.00, mulai bulan
Juli 2006 akan ditambah 1 channel khusus untuk SMK. Tahun 2007, siaran
selama 12 jam, 4 channel.
Informasi teknik peralatan TV Edukasi dapat diterima dengan
menggunakan antena parabola jenis mesh dan solid atau yang lainnya,
berukuran minimal 6 feet dan penerima satelite digital (receiver) merek dan
tipe apa saja. Arah antena parabola ke satelite Telkom 1 dengan ketentuan
sebagai berikut.
Frekuensi : 3785 MHz
Symbol Rate : 4000 Mega Symbol
Polarisasi : Horisontal
Vidio PID : 0308
Audio : 5150
Upaya peningkatan yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
percepatan mencerdaskan anak bangsa, Departemen Pendidikan Nasional
secara khusus memandang perlu melakukan terobosan-terobosan
penyebaran informasi. Salah satu terobosan tersebut adalah membangun
sistem pendidikan berbasis teknologi informasi dengan menggunakan
teknologi televisi dan membangun stasiun TV Edukasi yang dimotori oleh
Pustekkom. Dengan belajar jarak jauh tersebut, perkembangannya dirasakan
belum signifikan hasilnya karena keterbatasan infrastuktur yang dimiliki
oleh TV Edukasi maupun oleh sekolah. Dipandang perlu segera dibangun
relay-relay dan studio TV Edukasi di setiap kabupaten/kota guna percepatan
penyebaran materi pembelajaran yang terstandar secara nasional, guna
disparitas mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Depdiknas menempuh berbagai
cara di antaranya: membangun sebanyak 60 lokasi relay dan studio mini.
Pada tahun 2006, akan dibangun relay dan studio mini sebanyak 250 lokasi
kab./kota dan pada tahun 2007 diharapkan setiap kabupaten/kota sudah
memiliki relay dan studio TV Edukasi. Siaran TV Edukasi oleh Pustekkom
pada saat ini telah di-relay oleh beberapa TV lokal dalam hal penayangan
materi yang disesuaikan dengan jam tayangan yang tersedia di masingmasing
tv lokal.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 93
Depdiknas melalui Pustekkom membuka peluang kerja sama dengan
semua pihak penyelenggara siaran TV untuk merelay siaran TV Edukasi
tanpa dikenakan biaya. Hasil dari semua itu, dewasa ini kita dapat menikmati
program siaran TVRI tentang pendidikan terutama persentasi bidang mata
pelajaran yang di-UN-kan, yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia. Siaran
tersebut sangat membantu para siswa, guru, dan tenaga pendidik lainnya
terutama mereka yang tinggal di daerah yang jauh dari ibu kota. Dengan
menikmati siaran tersebut, kalangan pendidikan akan terus mengikuti
sehingga tidak akan ketinggalan informasi tentang pembelajaran. Hal
ini karena kebijakan pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional melihat bahwa mata pelajaran yang diujikan dan hasil yang di
peroleh siswa belum memuaskan.
( Sumber : Info Mandikdasmen, September 2006 )
A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia
Artikulasi dapat diartikan dengan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia. Ilmu yang mempelajari alat ucap manusia dan tata bunyi yang
dihasilkannya disebut fonologi. Alat ucap manusia menghasilkan lambanglambang
bunyi yang bermacam-macam. Setiap bunyi yang dihasilkannya
memiliki ciri tersendiri yang dapat dijelaskan proses pengucapannya.
Setiap lambang bunyi tersebut disimbolkan dengan bentuk huruf dalam
bahasa tulis dan fonem untuk bahasa lisan.
Lambang-lambang bunyi tersebut dapat dihasilkan oleh adanya arus
ujaran yang masuk ke rongga mulut dan memengaruhi pergerakan pita
suara serta getaran di sekitarnya yang kemudian menimbulkan efek-efek
bunyi. Jika arus yang keluar tidak mendapatkan hambatan atau rintangan,
akan menimbulkan bunyian yang dikelompokkan menjadi kelompok vokal,
yaitu a, i, u, e, o (berjumlah lima huruf), tetapi diucapkan dengan enam
fonem /a/, /i/, /u/, /e/,//, /o/. Bentuk ucapan e ada yang lemah /ə/ dan e
lebar atau //, bentuk gabungannya disebut dengan diftong. Diftong adalah
gabungan dua vokal yang menimbulkan bunyi luncuran lain. Contoh
diftong ialah: au, ai, oi yang dibaca (aw), (ay), (oy).
94 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh kalimat:
1. Harimau (harimaw) itu berhasil ditangkap penduduk.
2. Mereka bermain voli pantai. (pantay)
3. Para buruh memboikot (memboykot) pertemuan itu.
Proses bunyi ujar yang dihasilkan oleh karena arus ujaran yang
keluar mendapat hambatan disebut konsonan. Proses itu terdiri atas
hal-hal berikut.
1. Bilabial, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan
kedua bibir; seperti b, p, m.
2. Laringal, bila bunyi ujar yang terjadi karena pita suara terbuka agak
lebar. Contoh : h.
3. Velar, apabila bunyi ujar yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
(artikulator) dan langit-langit lembut (titik artikulasi), seperti k, g,
ng, kh, q.
4. Labio dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan dengan mempertemukan
gigi atas (titik artikulasi) dengan bibir bawah (artikulator); seperti
f, v, w.
5. Alpico interdental/dental, bila bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung
lidah (artikulator) dengan daerah lengkung gigi (titik artikulator),
seperti t, d, n.
6. Spiral, bila bunyi ujar yang dihasilkan dari udara yang keluar dari
paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah. Contoh : s, z, sy.
7. Uvular, bila bunyi getar lain yang dihasilkan oleh anak tekak
sebagai artikulator dengan lidah bagian belakang sebagai titik
artikulasinya. Contoh : r – tidak jelas.
8. Apikal, bila bunyi getar yang dihasilkan dengan mendekatkan lidah
ke langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan sistem getar
menimbulkan bunyi ujar. Contoh : r – jelas.
Di samping bentuk gabungan vokal yang menimbulkan bunyi
luncuran, pada konsonan terdapat bunyi atau fonem yang memiliki bentuk
pengucapan yang lebih dari satu. Namun, perbedaan pelafalannya tak
memengaruhi arti. Misalnya, pada fonem /p/ pada kata panen merupakan
lafal terbuka dan biasanya penempatannya di awal kata, sedangkan lafal
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 95
tertutup pada kata atap terdapat pada akhir kata ini disebut dengan alofon.
Demikian pula pada fonem /b/ akan dibaca [b] jika di awal kata, namun
dilafalkan /p/ bila berada di akhir kata.
Contoh:
- [lembab] dilafalkan [lembap>]
- [jawab] dilafalkan [jawap>]
- [adab] dilafalkan [ adap>]
Tapi diucapkan /b/ kembali bila diberi akhiran –an
Contoh:
- [lembap>] [kelembaban]
- [jawap>] [jawaban]
- [adap>] [peradaban]
Gejala pelafalan ini juga terjadi pada fonem /d/ yang dilafalkan /t>/ bila
berada di akhir kata, tapi kembali dibaca /d/ jika diberikan akhiran yang
ada vokalnya. Misalnya, kata [abad] dibaca [abat>], tapi kembali /d/ pada
[abadi].
Yang perlu dicermati sebenarnya adalah bila perbedaan lafal tersebut
memengaruhi arti. Dalam bahasa Indonesia, perbedaan ucapan pada
satu bentuk kata atau tulisan yang sama, tapi diucapkan berbeda dan
menimbulkan arti yang berbeda dikenal dengan bentuk homograf.
Contoh:
- fonem /e/ pada kata apel [apəl] dan fonem /Є/ pada kata apel [apЄl].
Kata [apəl] bermakna jenis buah dan kata [apЄl] bermakna upacara
bendera.
- seret [ səret ] = berarti tersendat-sendat; tidak lancar
- seret [ sЄret ] = berarti menaik suatu benda menyusur tanah
- serang [ sЄrang ] = berarti nama tempat / wilayah di Jawa Barat
- serang [ sərang ] = berarti penyerbuan atau serbu
96 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Pengucapan atau pelafalan harus sesuai dengan bentuk hurufnya.
Dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD) telah diatur bentuk pengucapan
atau pelafalan setiap huruf atau abjad dalam bahasa Indonesia (lihat
lagi pelajaran Bab 1). Dengan demikian, membaca singkatan yang hanya
terdiri atas beberapa huruf yang berdiri sendiri, harus tepat artikulasi atau
pelafalannya. Begitu juga dengan bentuk akronim serta beberapa kata yang
sering diucapkan tak baku.
Di bawah ini diperinci pengucapan yang baku dan tidak baku pada
sejumlah bentuk singkatan atau akronim termasuk pengucapan singkatan
yang berasal dari bahasa asing.
Contoh:
- 55 -
diucapkan berbeda dan menimbulkan arti yang berbeda dikenal dengan bentuk homograf.
Contoh:
- fonem /e/ pada kata apel [apl] dan fonem // pada kata apel [apl]. Kata [apl]
bermakna jenis buah dan kata [apl] bermakna upacara bendera.
- seret [ sret ] = berarti tersendat-sendat; tidak lancar
- seret [ s ret ] = berarti menaik suatu benda menyusur tanah
- serang [ s rang ] = berarti nama tempat / wilayah di Jawa Barat
- serang [ srang ] = berarti penyerbuan atau serbu
Pengucapan atau pelafalan harus sesuai dengan bentuk hurufnya. Dalam Ejaan Yang Di
Sempurnakan (EYD) telah diatur bentuk pengucapan atau pelafalan setiap huruf atau abjad
dalam bahasa Indonesia (lihat lagi pelajaran Bab 1). Dengan demikian membaca singkatan
yang hanya terdiri atas beberapa huruf yang berdiri sendiri, harus tepat artikulasi atau
pelafalannya. Begitu juga dengan bentuk akronim serta beberapa kata yang sering diucapkan
tak baku.
Di bawah ini diperinci pengucapan yang baku dan tidak baku pada sejumlah bentuk
singkatan atau akronim termasuk pengucapan singkatan yang berasal dari bahasa asing.
Contoh:
Singkatan / kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
BBC [ be be se ], [ bi bi si ] [ be be ce ]
ABC [ a be se ], [ a bi si ] [ a be ce ]
BSD [ bi es di ] [ be es de ]
IMF [ay em ef ] [ i em ef ]
TVRI [ ti vi er i ] [ te ve er i ]
MTQ [ em te kyu ] [ emte ki ]
IGGI [ ay ji ji ay ] [ i ge ge i ]
ICW [ i se we ] [ i ce we ]
Taxi [teksi] [ taksi ]
Psikologi [ psaykoloji ] [ psikologi ]
BCA [Be se a] [be ce a]
Speaker [ spiker ] [ speker ]
pascasarjana [ paskasarjana ] [ pascasarjana ]
Logis [ lohis ] [ logis ]
pendidikan [ pendidi’an ] [ pendidikan ]
Pohon [puhun] [pohon]
sosiologi [ sosiolohi ] [ sosiologi ]
Exit [ ekit ] [ eksit ]
e
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 97
Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat
internasional mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti
lafal Indonesia, tetapi singkatan itu dilafalkan seperti aslinya.
Contoh :
- 56 -
Akronim bahasa asing (singkatan yang dieja seperti kata) yang bersifat internasional
mempunyai kaidah tersendiri, yakni tidak dilafalkan seperti lafal Indonesia, tetapi singkatan
itu dilafalkan seperti aslinya.
:Contoh :
Kata Lafal Tidak Baku Lafal Baku
UNESCO [ u nes tjo ] [yu nes ko ]
UNISEF [ u ni tjef ] [ yu ni sef ]
Sea Games [ se a ga mes ] [ si ge ims ]
e-mail [ emil ] [ imel ]
Hitech [ hitek ] [ haytekh ]
B. Melafalkan Kata Secara Baku dan Membedakannya dari Lafal Daerah
Dalam bahasa Indonesia, penulisan secara baku telah diatur dalam Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). Untuk penggunaan secara lisan yang berkaitan dengan bagaimana
sebuah kata diucapkan atau dilafalkan secara benar hanya berpedoman pada pengucapan
sesuai dengan huruf yang membentuk kata tersebut.
Kata di dalam bahasa Indonesia selain berasal dari bahasa Melayu, banyak juga yang
berasal dari bahasa daerah. Kata-kata yang berasal dari bahasa daerah tentunya telah
diadaptasi menjadi kata baku bahasa Indonesia. Kata yang telah baku harus diucapkan
berdasarkan lafal bakunya. Ukuran ucapan baku dilihat dari pelafalan bunyi terhadap fonem
pembentuk katanya dan tidak terpengaruh oleh unsur bahasa daerah. Meskipun ucapan itu
sering dan lazim diucapkan terutama dalam situasi nonformal.
Contoh lafal baku dan tidak baku yang terpengaruh bahasa daerah atau logat tertentu:
B. Melafalkan Kata Secara Baku dan Membedakannya
dari Lafal Daerah
Dalam bahasa Indonesia, penulisan secara baku telah diatur dalam
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan secara lisan yang berkaitan
dengan bagaimana sebuah kata diucapkan atau dilafalkan secara benar
hanya berpedoman pada pengucapan sesuai dengan huruf yang membentuk
kata tersebut.
Kata di dalam bahasa Indonesia selain berasal dari bahasa Melayu,
banyak juga yang berasal dari bahasa daerah. Kata-kata yang berasal
dari bahasa daerah tentunya telah diadaptasi menjadi kata baku bahasa
Indonesia. Kata yang telah baku harus diucapkan berdasarkan lafal
bakunya. Ukuran ucapan baku dilihat dari pelafalan bunyi terhadap fonem
pembentuk katanya dan tidak terpengaruh oleh unsur bahasa daerah,
meskipun ucapan itu sering dan lazim diucapkan terutama dalam situasi
nonformal.
98 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh lafal baku dan tidak baku yang terpengaruh bahasa daerah
atau logat tertentu.
Lafal Baku Tidak Baku
kantung
rabu
kebun
kursi
senin
lubang
ziarah
kantong
rebo
kebon
korsi
senen
lobang
jiarah
belum
telur
siapa?
teman
pohon
belon
telor
siape?
temen
puhun
bus
kemarin
izin
foto
bis
kemaren
ijin
poto’
pedas
tefe
seram
kerbau
kamis
silakan
siapa?
biasa
dengar
bakso
pedes
tifi
serem
kebo’
kemis
silahken
sapa?
biaso
dεngar
mbakso
C. Pelafalan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang di
Indonesiakan. Proses penyerapannya terjadi karena proses adaptasi dan
asimilasi. Proses adaptasi bila sebuah kata secara utuh diserap tanpa adanya
perubahan dan pelafalan, contoh: coffe break, money politics, money changer,
super power, reshuffle. Proses asimilasi ialah bila sebuah kata asing diserap ke
dalam bahasa Indonesia dengan perubahan sesuai pengucapan dan bentuk
penulisan Indonesianya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 99
Contoh :
- contingent kontingen dilafalkan kontingen
- directur direktur dilafalkan direktur
- effective efektif dilafalkan efektif
- trotoir trotoar dilafalkan trotoar
- survey survai dilafalkan surfey
- carier karier dilafalkan karir
- percentage persentase dilafalkan persentase bukan prosentase
- complex kompleks dilafalkan kompleks
Pelafalan yang benar ialah pelafalan yang mengikuti kata serapan
bahasa Indonesia bukan bentuk asingnya. Di samping itu, unsur serapan
bahasa Indonesia juga dipengaruhi adanya imbuhan asing, antara lain:
- isasi standardisasi, imunisasi, periodisasi, dan lain-lain
- is analisis, diagnosis, dan minimalis
- or koruptor, radiator, operator, dan lain-lain
- al struktural, informal, dan faktual
- wi duniawi dan manusiawi
- man seniman, budiman, kameraman, dan sebagainya.
Dalam percakapan atau dialog, pengucapan harus jelas dan tepat
agar pendengar dapat merespons dengan baik perkataan yang diucapkan.
Artinya, ucapan selain harus dengan intonasi yang tepat juga harus
dengan lafal atau artikulasi yang jelas. Pengucapan dengan artikulasi yang
tepat atau jelas terutama pada kata-kata yang bunyinya hampir sama jika
diucapkan. Bila tidak diucapkan dengan tepat dan jelas, dapat terjadi salah
pengertian atau salah paham. Kata-kata yang hampir sama bunyinya jika
diucapkan seperti kata di bawah ini:
- keamanan kenyamanan kesamaan
- makanya makannya makamnya malamnya
- penanya penanya
- adanya badannya
100 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
- setara sertanya
- peletakan perekatan
- kemerahan kemarahan
- kesabaran kesadaran dan sebagainya
Pemahaman terhadap alat ucap dan bunyi yang dihasilkan sesuai
dengan pengucapan atau artikulasi membuat pemakai bahasa bersikap
cermat dalam melafalkan setiap kata, singkatan, dan unsur serapan sesuai
dengan lafal baku. Dengan pelafalan fonem yang tepat baik vokal maupun
konsonan serta bentuk alofon dan variasinya, kesalahpahaman terhadap
makna kata tidak terjadi dan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.
A. Bunyi dan Alat Ucap Manusia
Artikulasi ialah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Atikulasi dibedakan atas (1) bunyi vokal yaitu a, i, u, e, o, dan (2)
bunyi konsonan yaitu bilabial, laringal, veral, labio dental, alpico
interdental/dental, spiral, uvular, apikal.
B. Melafalkan Kata secara Baku dan Membedakannya dari Lafal
Daerah
Penulisan kata baku telah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Untuk penggunaan secara lisan, pelafalan harus sesuai dengan
huruf yang membentuk kata tersebut dan tidak terpengaruh unsur
lafal daerah.
C. Pelafalan Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang
diIndonesiakan. Penyerapan terjadi karena dua hal yaitu proses
adaptasi dan proses asimilasi.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 101
Untuk melatih cara melafalkan kata dengan artikulasi yang jelas, bacalah
wacana di halaman awal bab ini dengan artikulasi yang jelas, lalu mintalah
teman sebangku Anda mengoreksinya. Lakukan bergantian!
TUGAS MANDIRI:
Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang, lalu carilah naskah drama
pendek.
Kemudian lakukan hal-hal berikut.
1. Ucapkanlah dialog-dialog drama tersebut dengan intonasi dan lafal
yang jelas serta tepat. Jika perlu, diperagakan di depan kelas.
2. Kelompok lain mengamati dan memberi komentar.
3. Diskusikan bersama kelompok kata-kata yang dilafalkan dengan
lafal daerah atau logat sehari-hari. Daftarkan dan jelaskan asal lafal
daerah yang digunakan.
TUGAS KELOMPOK:
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Kalimat-kalimat di bawah ini baku, kecuali
a. Indonesia adalah negara kesatuan.
b. Hati-hati, jalan berlobang.
c. Hastuti bekerja sebagai seorang apoteker.
d. Para sastrawan Indonesia ikut serta dalam acara tersebut.
e. Gubernur akan mengesahkan peraturan yang baru.
2. Kalimat di bawah ini yang terdapat kata tidak baku adalah
a. Para importir sedang menggalakkan komoditas agro industri.
b. Keberhasilan perusahaan itu ditunjang dengan manajemen yang
baik.
102 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
c. Data kuantitatif sangat diperlukan dalam penelitian.
d. Untuk menenangkan persaingan, perlu dibuat standardisasi
mutu.
e. Ukiran kayu Jepara merupakan komoditi nonmigas yang besar.
3. Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah
a. Tuti bekerja sebagai apoteker.
b. Parade atlit disambut masyarakat dengan penuh antusias.
c. Dokter Ani membuka praktek di jalan Raya Ragunan.
d. Dengan senang para siswa menerima ijazah.
e. Uang merupakan alat pembayaran yang sah.
4. Di bawah ini kata-kata yang baku ialah
a. ijin, kuintasi, dan Nopember
b. reyot, rubuh, dan nyebur
c. sistem, praktik, dan metode
d. jumaat, rebo, dan senen
e. ijajah, rusak, dan rujak
5. Konsonan hambat bilabial di bawah ini adalah
a. /y/ dan /z/
b. /a/ dan /c/
c. /p/ dan /o/
d. /t/ dan /d/
e. /g/ dan /d/
6. Contoh bunyi ujar konsonan spiral, yaitu fonem
a. /r/, dan /h/
b. /k/, /g/, dan /kh/
c. /t/, /d/, dan /n/
d. /s/, /z/, dan /sy/
e. /k/, /g/, dan /ng/
7. Contoh bunyi ujar konsonan velar ialah fonem
a. /r/, dan /h/
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 103
b. /k/, /g/, dan /kh/
c. /t/, /d/, dan /n/
d. /s/, /z/, dan /sy/
e. /k/, /g/, dan /ng/
8. Bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan daerah lengkungan
gigi disebut
a. bilabial
b. laringal
c. alpico interdental
d. labio dental
e. velar
9. Putra keduanya dinamakan Hadi Ahmadi.
Bentukan kata yang hampir sama pelafalannya dengan kata bergaris
bawah ialah
a. diamankan
b. dia makan
c. dimakamkan
d. dikatakan
e. dinyatakan
10. Contoh kata yang sering diucapkan namun tidak baku di bawah ini,
kecuali
a. kebon d. telor
b. kejang e. belon
c. kantong
11. Pelafalan yang baku terdapat pada
a. logis ( lohis )
b. menyatakan ( menyataken )
c. USA ( yu-es-a )
d. Siapa saja ( siapa aja )
e. Pascasarjana ( pascasarjana )
104 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
12. Pelafalan singkatan berikut ini benar, kecuali
a. RCTI ( er-ce-te-i )
b. SCTV ( es-ce-te-ve )
c. AC ( a-ce )
d. TPI ( te-pe-i )
e. TVRI ( te-fe-er-i )
13. Pelafalan di bawah ini benar, kecuali
a. UGM ( u-ge-em )
b. UI ( u-i )
c. UNJ ( u-en-je )
d. UTI ( yu-te-i )
e. YAI ( ye-a-i )
14. Pelafalan yang tidak benar adalah
a. LCD ( el-ci-di )
b. KPUD ( ka-pe-u-de )
c. KKM ( ka-ka-em )
d. MTQ ( em-te-ki )
e. ISTN ( i-es-te-en )
15. Pengucapan yang salah terdapat pada
a. ATM ( a-te-em )
b. TTS ( te-te-es )
c. HP ( ha-pe )
d. HiFi ( hay-fi )
e. speaker ( speker )
16. Pengucapan yang benar adalah
a. SQI ( es-kyu-i )
b. UMR ( yu-em-er )
c. BBC ( bi-bi-si )
d. TBC ( te-be-se )
e. ABC ( a-be-ce )
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 105
17. Pelafalan singkatan asing berikut benar, kecuali
a. IGGI ( i-ge-ge-i )
b. IMF ( ay-em-ef )
c. BBC ( be-be-ce )
d. AMG ( a-em-ge )
e. ABC ( a-be-ce )
18. Pelafalan singkatan yang benar ialah berikut ini, kecuali
a. UUD ( u-u-de )
b. SMA ( es-em-a )
c. STMJ ( es-te-em-je )
d. STM ( es-te-em )
e. SLB ( es-el-bi )
19. Pelafalan yang tidak baku adalah
a. radio ( radiyo )
b. VCD ( fe-ce-de )
c. analisis ( analisis )
d. rasio ( rasio )
e. trendy ( trendi )
20. Unsur serapan yang penulisannya baku ialah
a. complex komplek
b. risk risiko
c. november nopember
d. carier karir
e. trotoir trotoir
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan homograf. Beri contoh!
2. Jelaskan pengertian fonologi!
3. Buatlah kalimat yang menggunakan fonem /e/, / ə /, dan / Є /! Masingmasing
1 kalimat!
4. Buatlah empat pasang kata berlafal baku dan lafal tidak baku karena
106 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
pengaruh bahasa daerah!
5. Buatlah empat kata atau kelompok kata beserta kata-kata yang hampir
sama bunyi atau lafalnya!
6. Tuliskan lafal kata berikut:
a. CSIS c. HIV
b. SMIP d. CTO
Bacalah Wacana di bawah ini!
MARAKNYA STASIUN TV DI INDONESIA
Di Indonesia telah banyak bermunculan stasiun televisi swasta
baru, baik itu bersifat lokal maupun nasional. Cara mereka menyiarkan
tayangannya pun berbeda-beda. Ada yang melalui kabel (televisi kabel).
Ada yang melalui satelit yang disiarkan secara umum. Ada juga yang
pemirsanya dibatasi, seperti Indovision.
Seperti kita ketahui, siaran televisi di Indonesia dipelopori oleh
TVRI pada tahun 1962. Sampai tahun 1989, TVRI adalah satu-satunya
stasiun tv yang mengudara di Indonesia. Setelah sekian lama, akhirnya
pada pertengahan tahun 1989, RCTI muncul sebagai stasiun tv swasta
yang pertama di Indonesia. Pada tahun berikutnya, stasiun tv swasta
lainnya mulai mengekor RCTI, di antaranya SCTV, TPI, Anteve, Indosiar,
Metro TV, Global TV, TV 7 , Trans TV, dan Lativi. Bahkan di beberapa
wilayah Indonesia banyak bermunculan stasiun tv swasta lokal yang
jangkauan penyiarannya hanya di satu daerah saja, seperti O Channel di
Jakarta, JTV di Surabaya, dan masih banyak lagi yang lainnya.
(Sumber: Komposisi Bahasa Indonesia, Lamudin Finoza, 2006)
7. Daftarkan istilah-istilah yang terdapat pada wacana di atas!
8. Daftarkan singkatan dan akronim yang terdapat pada wacana di atas
lalu lafalkanlah!
9. Termasuk istilah-istilah apakah yang ada pada wacana di atas?
10. Termasuk karangan apa wacana di atas?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 107
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Memilih Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan yang Tepat
Indikator - Menggunakan kata dan ungkapan yang sesuai dengan
tuntutan situasi komunikasi secara tepat, menarik, dan
kreatif
- Memanfaatkan sinonim, atau parafrasa untuk menghindari
pengulangan mubazir kata yang sama dalam
satu kalimat/paragraf
- Membedakan pemakaian kata bersinonim yang memiliki
nuansa yang berbeda berdasarkan makna leksikal,
kontekstual, situasional, makna struktural, dan
metaforis
- Menggunakan kata dan ungkapan yang sesuai dengan
situasi komunikasi dalam hal ragam dan laras bahasa
Pilihan kata dan bentukan kata dalam kaitannya dengan konteks atau topik pembicaraan,
makna leksikal, kontekstual, struktural, dan makna metaforis, kata bersinonim yang
digunakan untuk memvariasikan kalimat atau paragraf dan laras bahasa akan kita pelajari
dalam bab ini. Dengan mempelajari materi tersebut, kita diharapkan mampu menggunakan
secara kreatif, tepat, dan menarik kata dan ungkapan sesuai tuntutan situasi komunikasi,
termasuk memanfaatkan kata bersinonim untuk mengurangi pengulangan kata yang sama,
menggunakannya sesuai laras bahasa serta dapat membedakan makna leksikal, kontekstual,
struktural, dan metaforis.
BAB 6
MEMILIH KATA, BENTUK KATA,
DAN UNGKAPAN YANG TEPAT
108 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana.
Bangkit Melawan Pemiskinan
Menunggu pukul 10.00 WIB, hitungan mundur dimulai. Dan...,
“Bangkit dan suarakan!” Teriakan Cinta Septianti (15 tahun) menyatu
dengan teriakan serupa dari 3000-an orang yang berkumpul di Lapangan
Tegallega, Bandung, itu membahana, menggetarkan bulu roma. Teriakan
yang disuarakan dengan jiwa, hati, tekad kuat, dan perjuangan.
Rekaman kegiatan ini akan dikirimkan ke PBB. Akan diajukan pula ke
Muri untuk mendapat catatan rekornya.
Pukul 10.00, remaja di 136 negara bersama-sama meneriakkan katakata
itu sambil mengacungkan tangan yang terkepal. Hari itu adalah hari
penanggulangan Kemiskinan Sedunia. “Kita harus berjuang melawan
kemiskinan, dan mendesak pemerintah untuk lebih serius menengani
kemiskinan,” ungkap Cinta, siswa SMA Swasta di Bandung, ketika ditanya
keikutsertaannya di acara ini.
Cinta datang bersama 15 temannya. Ia menyatakan remaja juga
mempunyai hak untuk berjuang. Selama ini, menurutnya, ada orang dewasa
yang menyepelekan remaja. Padahal yang namanya berjuang apalagi
mencari solusi menuntaskan kemiskinan, harus dilakukan secara bersamasama.
Langkah awal yang harus dilakukan termasuk oleh remaja adalah
dari diri sendiri. Bagaimana remaja mengubah pola pikirannya tentang
kemiskinan dan berjuang untuk melawan kemiskinan tersebut.
“Kita di sini berdiri dengan bangga sebagai bagian dari generasi yang
ingin menghapuskan kemiskinan,” ujar Pandu, ada jutaan orang meninggal
sia-sia tiap tahun dan semua orang hanya diam dan tanpa melakukan
apa pun. “Kita bangkit karena tidak ingin, beberapa tahun dari sekarang
berdiri di hadapan generasi penerus dengan kondisi yang sama atau lebih
parah,” tegas mahasiswa tingkat awal di sebuah perguruan di Bandung ini
menceritakan.
Pandu menjelaskan semua orang tidak bisa diam ketika seseorang anak
yang lahir di Indonesia harus meninggal 30 tahun lebih cepat dibandingkan
seorang anak di negara maju. Atau, seorang ibu di daerah terpencil harus
meninggal sia-sia karena tiada pertolongan ketika melahirkan. Pandu
percaya tiap generasi menghadapi perang di zamannya, mulai dari melawan
penjajahan, merebut kemerdekaan, melawan kerusakan lingkungan,
melawan diskriminasi dan ketidaksetaraan. Sejarah membuktikan semua
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 109
itu bisa dikalahkan jika ada banyak orang yang berdiri untuk melawannya.
Hal konkret yang akan dilakukannya adalah dimulai dari diri sendiri. Ia
mencontohkan, korupsi bisa diberantas jika ada kemauan diri sendiri untuk
memberantasnya begitu pun pemiskinan.
Dalam waktu dekat ini, kegiatan serupa akan kembali disuarakan.
Saat ini, ia bersama 39 orang temannya perwakilan dari setiap provinsi
yang tergabung dalam Indonesian Youth Networking for MDGs akan
segera mengeluarkan sejumlah agenda kegiatan. “Kami lebih banyak ke
implementasi, tapi belum bisa disebutkan seperti apa,” ujar Pandu.
Semua langkah tersebut merupakan salah satu cara untuk bangkit guna
memperbaharui komitmen politik bagi pencapaian bahkan melampaui
tujuan pembangunan milenium, kesepakatan para pemimpin dunia
termasuk Indonesia yang harus dipenuhi 2015. Keterlibatan 90 persen
remaja dalam kegiatan ini, sambung dia, sebagai cermin bahwa remaja
sebagai generasi masa depan menginginkan perubahan.
Kegiatan di Bandung tersebut merupakan kegiatan kedua kalinya.
Tahun sebelumnya diadakan di Jakarta dengan jumlah peserta yang
sedikit. Pada 2007 ini kampanye lebih ramai dan meriah karena didukung
oleh banyak pihak, seperti Mitra Citra Remaja (MCR), Viking, Rumah
Zakat Indonesia (RZI), Pemerintah Kota Bandung, dan sejumlah tokoh di
Bandung. Untuk memeriahkan acara, dihadirkan sejumlah pertunjukkan
kesenian dari Bandung dan Jakarta.
Ribuan orang yang memadati Lapangan Tegallaga mempunyai sejumlah
harapan yang disampaikan dalam pernyataan sikap. Saat pembacaan
pernyataan sikap, semua peserta terlihat bersemangat. Meskipun di antara
mereka ada pula yang terlihat sedih. Meski demikian, semua remaja
berpegangan tangan menjadi satu.
Di Tegallega, hari Rabu itu, bertepatan dengan Peringatan Hari
Penanggulangan Kemiskinan Sedunia, kehadiran mereka menjadi
pemecahan rekor dunia untuk jumlah orang terbanyak yang berdiri bersama
di seluruh dunia melawan kemiskinan. Namun, rekor yang sebenarnya ingin
dihancurkan adalah rekor dunia atas pengingkaran janji para pemimpin
dunia yang terus mengabaikan si miskin.
(Sumber : Republika, Minggu, 28 Oktober 2007)
110 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Konteks
atau Topik Pembicaraan
Sering terjadi seseorang sulit menguraikan suatu peristiwa dalam
pembicaraan atau tak dapat menyampaikan gagasan melalui kata-kata
serta kalimat yang tepat sehingga terjadi penjelasan yang berbelit-belit,
panjang lebar, dan kurang terarah. Hal ini menyebabkan pendengar sulit
memahami maksud yang disampaikan oleh pembicara dan dapat terjadi
salah pengertian.
Untuk menyampaikan maksud pembicaraan, seseorang akan berupaya
menggunakan berbagai kata atau ungkapan yang dapat mewakili makna atau
konsep yang ingin diutarakan. Setidaknya ia memahami dan menguasai
berbagai istilah kata yang berkaitan dengan topik yang akan disampaikan.
Namun, seseorang belum tentu dapat dengan baik mengutarakan atau
menjelaskan apa yang sudah dipahami tersebut lewat kata-kata atau kalimat
yang tepat dan efektif. Ketidakefektifan seseorang dalam menyampaikan
sesuatu dapat disebabkan kurang menguasai kosakata, bentukan kata,
atau ungkapan kata yang sesuai dengan topik, gagasan atau maksud yang
ingin diungkapkan. Keluhan seperti saya agak susah mengatakannya atau
ngomongnya gimana, ya? akan ternyatakan bila seseorang tidak menguasai
kosakata bidang atau persoalan yang ingin diungkapkan. Kondisi ini dapat
terjadi baik dalam penggunaan bahasa tulis maupun bahasa lisan (berbicara),
misalnya seseorang tak dapat menjelaskan dengan baik persoalan tentang
transportasi udara jika ia tak menguasai istilah, kata-kata atau ungkapan
yang berhubungan dengan masalah itu.
Saat membicarakan telepon seluler atau nirkabel, istilah pulsa, voucher,
berbagai merek HP, isi ulang, kartu perdana dan sebagainya kerap diucapkan.
Ketika berbicara tentang rumah sakit, istilah paviliun, kamar, rontgen,
infus, fasilitas perawatan, nama penyakit, nama obat, dan sebagainya akan
sering terdengar. Atau, orang tidak dapat terlibat pembicaraan orang lain
tentang sesuatu yang ia tidak paham betul topik yang sedang dibahas serta
tak menguasai kata-kata atau istilah yang berhubungan dengan hal yang
dibicarakan.
Di bawah ini, contoh lain beberapa kata atau istilah serta ungkapan
yang saling berkaitan dalam satu topik atau pokok pembicaraan.
1. Kereta api : lokomotif, stasiun, kereta ekspres, kelas ekonomi,
gerbong, abudemen, rel, langsam, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 111
2. Sepak bola : kesebelasan, liga, galatama, copa Amerika, FIFA, striker,
pinalti, kiper, hatrik, dan sebagainya.
3. Film : jam tayang, durasi, aktor, aktris, judul, sinetron, layar
lebar, piala citra, top rating, dan sebagainya.
4. Musik : group band, konser, musisi, lagu, fans, vokalis, lagu
favorit, request, platinum, dan sebagainya.
5. Internet : chating, e-mail, website, browser, situs, home page, neter, dan
sebagainya.
Pemilihan bentukan kata juga menentukan proses penyampaian
maksud. Banyak kata atau bentukan kata yang secara umum memiliki
kesamaan arti, tapi sesungguhnya mengandung pengertian khusus yang
berbeda. Pilihan dan penggunaan bentukan kata yang tepat menjadikan
kalimat lebih cermat dan terarah sehingga terhindar dari salah pengertian,
misalnya kata membawa memiliki kata–kata sepadan yang secara khusus
maknanya berbeda, yaitu memanggul, menggendong, dan menjinjing. Masing–
masing kata ini mempunyai makna dan ciri khusus yang membedakan satu
sama lain. Meskipun sama–sama membawa, pengertian memanggul ialah
membawa dengan meletakkan barang bawaan di bahu, menggendong
ialah membawa dengan kedua tangan sejajar dengan dada, menjinjing ialah
membawa dengan tangan menggenggam barang bawaan seperti tas.
Contoh dalam kalimat :
- Ia terpaksa memanggul karung beras itu sampai ke rumah.
- Guru BP menggendong siswa yang pingsan itu ke ruang UKS.
- Ibu itu menjinjing belanjaannya yang berisi sayuran.
Seseorang dapat memanfaatkan kata bersinonim tersebut untuk lebih
menekankan makna kata kepada pengertian yang lebih khusus agar topik
pembicaraan lebih terarah.
112 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari
Kata yang Sama dalam Kalimat/Paragraf
Penguasaan kosakata yang tidak banyak, dapat menyulitkan seseorang
untuk merangkai kalimat untuk menjelaskan sesuatu baik dalam bentuk
tulisan maupun lisan. Kalimat yang dibuat dapat berisi banyak kata yang
sama dan diulang-ulang. Kalimat menjadi tidak cermat atau kurang efektif
atau berkesan mubazir.
Mengurangi penggunaan kata yang berlebihan dan berulang-ulang
dalam kalimat dapat diatasi dengan pemakaian kata yang bersinonim.
Dengan penggunaan kata yang sepadan, kalimat menjadi tidak kaku serta
lebih variatif.
Contoh:
1a. Jumlah wisatawan kembali meningkat di Bali pasca tertangkapnya
para tersangka peledak, bom Bali yang menghebohkan dunia itu. Para
wisatawan merasa tak akan ada lagi aksi terorisme di Pulau Bali tersebut.
Sebelumnya kunjungan wisatawan di Bali merosot drastis.
1b. Jumlah wisatawan kembali meningkat di Bali pasca tertangkapnya
para tersangka peledak, bom Bali yang menghebohkan dunia itu. Para
turis asing merasa tak akan ada lagi aksi terorisme di Pulau Dewata
tersebut. Sebelumnya kunjungan wisman di Bali merosot drastis.
2a. Polisi tidak mentoleransi adanya aksi unjuk rasa saat pemilihan umum
daerah berlangsung, yang pasti akan mengganggu jalan pemilihan
umum daerah tersebut. Setiap aksi unjuk rasa akan ditindak tegas oleh
polisi, siapa pun dan dari mana pun unjuk rasa itu berasal.
2b. Aparat keamanan tidak mentolerasi adanya demonstrasi saat pemilihan
umum daerah berlangsung yang pasti akan mengganggu jalannya
pesta demokrasi tersebut. Setiap aksi demontrasi akan ditindak tegas
oleh polisi, siapapun dan dari manapun aksi massa itu berasal.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 113
C. Makna Leksikal, Kontekstual, Struktural, dan
Makna Metaforis
Pilihan kata juga berkaitan dengan pertimbangan menggunakan kata
yang memiliki makna-makna tertentu. Sebuah kata tidak serta-merta hanya
memiliki satu makna atau pengertian. Tapi, sebuah kata dapat dimaknai
secara leksikal, kontekstual, ataupun struktural. Yang dimaksud dengan
makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang digambarkan
pada kata tersebut. Makna leksikal disebut juga makna yang sesuai dengan
referensial kata tersebut. Contoh kata kerbau adalah binatang mamalia
bertanduk yang makanannya rumput atau sejenis sapi, sedangkan makna
kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks kata tersebut
dipergunakan. Artinya, makna tersebut muncul sebagai makna tambahan
di samping makna sebenarnya berupa kesan-kesan yang ditimbulkan oleh
sebab situasi tertentu, misalnya ungkapan dasar kerbau, kerjaannya makan tidur
saja tentu yang dimaksud kerbau bukan binatang bertanduk tapi menunjuk
pada manusia. Contoh lain ialah kata kursi, secara leksikal maknanya adalah
tempat untuk duduk. Kursi pada kalimat banyak kursi yang nilainya puluhan
juta saat pemilu, bermakna jabatan yang diperjualbelikan.
Selain makna leksikal dan kontekstual, ada makna struktural atau
gramatikal. Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata
mengalami proses afiksasi atau penambahan imbuhan serta proses
reduplikasi dan proses komposisi. Kata terdengar, misalnya pada kalimat
suaranya terdengar sampai ke belakang berarti dapat didengar tapi kata terdengar
yang memiliki kata dasar sama yaitu dengar, pada kalimat rencana
jahatnya terdengar oleh tetangganya berarti tidak sengaja. Demikian pula pada
kata buku dengan buku-buku yang mengalami reduplikasi menimbulkan
makna jamak yang artinya banyak buku makna yang berbeda juga dapat
ditimbulkan oleh akibat komposisi kata. Misalnya, kata sate ayam tidak sama
maknanya dengan sate madura yang pertama menunjukkan bahan dan yang
kedua menunjukkan tempat.
Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh adanya unsur
perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna yang sama.
Contoh kata kaki dengan ungkapan kaki langit, kaki gunung, dan kaki meja.
Kaki tetap menunjukkan bagian bawah, namun ungkapan kaki langit
bermakna horizon, kaki gunung berarti lembah, dan kaki meja adalah tiangtiang
penyanggah meja. Benda yang ditunjukkan berbeda tetapi memiliki
kemiripan keberadaan, yaitu di bagian bawah. Demikian pula dengan kata
kepala yang membentuk perbandingan kepala kereta, kepala pemerintahan, dan
114 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
kepala sekolah. Kata jatuh yang membentuk kata-kata jatuh cinta, jatuh miskin,
jatuh bangun, jatuh hati, dan sebagainya. Gaya bahasa ini kemudian disebut
dengan polisemi.
Makna metaforis juga dapat berbentuk ungkapan jika dilihat dari segi
ekspresi kebahasaannya, yaitu dalam usaha penutur untuk menyampaikan
pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa
tertentu yang dianggap tepat, seperti ungkapan panggung dunia, bunga
desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah tangga.
Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara
leksikal, kontekstual, struktural, atau metaforis bergantung pada kebutuhan
penggunaannya. Hanya saja kita harus dapat membedakan makna-makna
kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat. Perhatikan
tabel berikut.
emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang dianggap tepat, seperti
ungkapan panggung dunia, bunga desa, bintang kelas, jendela informasi, dan bahtera rumah
tangga.
Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia dapat dimaknai secara leksikal, kontekstual,
struktural, atau metaforis tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Hanya saja kita harus
dapat membedakan makna-makna kata tersebut sehingga dapat menggunakannya secara tepat.
Perhatikan tabel berikut:
No Kata Makna Kata
leksikal kontekstual struktural metaforis
1. kursi bangku, tempat
duduk
berebut kursi:
jabatan
berkursi:
menggunakan kursi
kursi malas
2. nomor angka, bilangan punya nomor:
pegawai negeri
menomori:
memberikan nomor
nomor jitu
3. angin udara, hawa bagai angin: tak
tentu arah
angin-anginan:
tidak tetap
angin duduk
4. gelap suram, kelam Kulit gelap:
kulit hitam
menggelapkan:
membuat jadi gelap
pasar gelap,
gelap mata
5. jatuh tersungkur jatuh: gugur,
gagal
berjatuhan: jatuh
satu-satu
jatuh bangun
D. Majas dan Pribahasa
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan.
Yang termasuk majas perbandingan ialah: maja
D. Majas dan Peribahasa
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas
seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah:
majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi, majas alegori,
dan majas antitesis.
1) Majas perumpamaan, ialah majas perbandingan dua hal yang pada
hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama. Perbandingan ini
ditandai oleh pemakaian kata seperti: bagaikan, ibarat, umpama, laksana,
dan seperti.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 115
Contoh:
a. Larinya cepat laksana kilat.
b. Mukanya pucat bagaikan mayat.
c. Suaranya menggelagar seperti halilintar.
2) Majas metafora, ialah majas perbandingan yang paling singkat ,
padat, tersusun rapi. Di dalamnya, terlibat dua ide: yang satu adalah
suatu kenyataan dan satunya lagi merupakan perbandingan terhadap
kenyataan tadi.
Contoh;
a. Nani jinak-jinak merpati.
b. Dia anak emas pamanku.
c. Bapak tulang punggung keluarga kita.
3) Majas personifikasi, adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat
insani kepada barang yang tidak bernyawa atau benda abstrak.
Contoh:
a. Angin meraung-raung.
b. Nyiur melambai-lambai.
c. Ombak menerjang karang.
4) Majas alegori, ialah cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang.
Alegori biasanya berisi tentang moral dan hal-hal yang berkaitan
dengan spiritual manusia. Alegori dapat berbentuk puisi maupun
prosa. Bentuk alegori singkat misalnya, fabel dan farabel. Fabel adalah
sejenis alegori yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh binatang yang
dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia.
Contoh:
a. Kancil dan buaya
b. Kancil dan kura-kura
c. Tom dan Jerry
Farabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral,
116 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
misalnya cerita para nabi atau cerita orang-orang saleh. Sekarang
banyak muncul pula cerita yang penuh hikmah dari buah kebaikan
atau akibat perbuatan buruk seperti dalam kisah Rahasia Ilahi, dan
Pintu Hidayah.
5) Majas antitesis, ialah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau
perbandingan antara dua antonim (majas ini bersifat perlawanan).
Contoh:
a. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
b. Setelah ditodong, ia malah menolong penjahat itu.
c. Orang tua itu bergembira atas pernikahan putrinya, sekaligus
merasa was-was dengan masa depannya.
2. Peribahasa
Gaya bahasa perbandingan juga dapat berbentuk peribahasa. Peribahasa
adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan
biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu. Zaman dahulu peribahasa
merupakan sarana untuk mengungkapkan penilaian, nasihat, gurauan,
atau sindiran. Di dalam peribahasa, terdapat simbol atau lambang-lambang
yang dianggap mewakili maksud yang ingin diungkapkan.
Contoh peribahasa:
1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula.
2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna,
jangan separuh-paruhnya.
3. Arang habis, besi tak kimpal.
Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air.
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 117
7. Bagai anak ayam kehilangan induk.
Artinya: Seseorang yang tidak punya pegangan, hidupnya tak
tentu arah.
E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa
Pada pelajaran terdahulu, sudah dijelaskan tentang laras bahasa. Laras
bahasa adalah ciri khas suatu penggunaan bahasa pada kelompok atau
lingkungan pemakai bahasa tertentu. Kekhususan tersebut meliputi pilihan
kata, ungkapan, istilah, ragam bahasa, dan gaya penuturan. Misalnya,
laras bahasa hukum akan banyak menggunakan istilah atau kosakata
yang berkaitan dengan hukum, aturan, dan perundang-undangan. Karena
bersifat penjelasan mengenai peraturan, biasanya kalimat dalam bahasa
hukum panjang-panjang atau berbentuk kalimat luas.
Lain lagi dengan bahasa sastra, lebih banyak menggunakan kata
bermakna konotasi atau simbolik. Kalimatnya pun panjang namun banyak
perumpamaan atau bersifat metaforis. Bahasa pers lebih cenderung
menghemat kata atau sering menghilangkan bentuk imbuhan dalam
bentukan kata. Kalimatnya pun bersifat lugas dan apa adanya.
Contoh bahasa hukum:
“Jika tindak pidana psikotropika sebagaimana dimaksud dalam Pasal
60, Pasal 61, Pasal 62, Pasal 63, dan Pasal 64, dilakukan oleh korporasi, maka
di samping pidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi dikenakan
pidana denda sebesar 2 (dua) kali pidana denda yang berlaku untuk
tindak pidana tersebut dan dapat dijatuhkan pidana penambahan berupa
pencabutan izin usaha.”
Contoh bahasa pers:
a. “ PT. Natural belum beri Keputusan.”
b. “ Pasokan Melimpah, Permintaan Beras Turun.”
c. “ Petani Tak Mampu Penuhi Persyaratan Bank.”
118 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Pilihan Kata dan Bentukan Kata dalam Kaitannya dengan Konteks
atau Topik Pembicaraan
Untuk menyampaikan maksud dan suatu pokok pembicaraan,
seseorang akan berupaya menggunakan berbagai kata atau ungkapan
yang dapat mewakili makna atau konsep yang ingin diutarakan.
Untuk itu seseorang harus menguasai kosakata, bentukan kata,
ungkapan, dan berbagai istilah kata.
B. Memanfaatkan Kata Bersinonim untuk Menghindari Kata yang
Sama Dalam Satu Kalimat/Paragraf
Saat menjelaskan sesuatu seorang pembicara dapat mengucapkan
kata yang sama hingga berkali-kali. Untuk menghindari terjadinya
penggunaan kata yang berulang dapat digunakan sinonim atau
padanan katanya, contoh: unjuk rasa, demontrasi, dan aksi massa.
C. Makna Leksikal, Makna Kontekstual (Situasional), Makna
Struktural, dan Metaforis
- Makna leksikal ialah makna yang sesuai dengan konsep yang
digambarkan pada kata tersebut.
- Makna kontekstual ialah makna yang muncul sesuai dengan konteks
kata tersebut dipergunakan.
- Makna struktural adalah makna yang muncul akibat kata
mengalami afiksasi atau penambahan imbuhan serta reduplikasi
dan komposisi.
- Makna metaforis
Makna metaforis adalah makna yang ditimbulkan oleh adanya
unsur perbandingan di antara dua hal yang memiliki ciri makna
yang sama.
D. Majas dan Peribahasa
1. Majas
Majas terdiri atas majas perumpamaan, majas metafora, majas
personifikasi, majas alegori, majas antitesis.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 119
2. Peribahasa
Peribahasa adalah kalimat atau kelompok kata yang tetap
susunannya dan biasanya mengiaskan sesuatu maksud
tertentu.
E. Pilihan Kata dalam Laras Bahasa
Laras bahasa ialah ciri penggunaan bahasa ditinjau dari topik
pembicaraan dan bidang ilmu tertentu. Ciri tersebut meliputi
penggunan kata, ungkapan, istilah, ragam bahasa, dan gaya
penutur.
1. Bacalah wacana di awal bab ini, lalu carilah kata yang bermakna
kontekstual, struktural, dan metaforis.
2. Carilah 5 bentuk laras bahasa yang berbeda dari koran atau majalah
dan buku-buku, lalu jelaskan perbedaan penggunaan pilihan kata,
bentukan kata, dan gaya bahasanya.
TUGAS MANDIRI:
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Makna yang sesuai dengan referensinya atau makna yang sesuai
dengan konsep yang dilambangkan kata tersebut disebut
a. makna kontekstural
b. makna leksikal
c. makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal
120 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Makna yang pengertiannya muncul sesuai dengan situasi atau
pemakaian kata tersebut disebut
a. makna kontekstural
b. makna tekstual
c. makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal
3. Makna yang tidak dapat ditelusuri dari makna leksikal atau gramatikal
pembentuknya disebut
a. makna kontekstural
b. makna tekstual
c makna metaforis
d. makna idiomatik
e. makna gramatikal
4. Di bawah ini beberapa contoh makna idiomatik, kecuali
a. gulung tikar
b. mata keranjang
c. membanting tulang
d. tutur kata
e. keras kepala
5. Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan
langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir adalah
a. majas perbandingan
b. metafora
c. hiperbola
d. litotes
e. metonimia
6. Majas perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata
yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna
merendahkan diri adalah
a. majas perbandingan d. litotes
b. metafora e. metonimia
c. hiperbola
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 121
7. Majas metonimia terdapat dalam kalimat
a. Dia merasa kesepian di tengah-tengah keramaian pesta itu.
b. Kenaikan harga-harga bahan bangunan terasa sampai mencekik
leher.
c. Indonesia berhasil merebut Piala Thomas Cup untuk kedelapan kalinya.
d. Kemarin Ayah ke Singapura naik Garuda.
e. Perpustakaan adalah gudang ilmu yang tidak akan
habis-habisnya.
8. Kalimat yang mengandung lambang atau simbol yang maknanya
dikaitkan dengan kehidupan manusia disebut
a. majas
b. sinonim
c. antonim
d. peribahasa
e. metafora
9. Aku berlepas tangan terhadap perkara yang kamu hadapi.
Ungkapan berlepas tangan sama maknanya dengan ungkapan dalam
kalimat
a. Jangan lempar batu sembunyi tangan.
b. Pedagang kaki lima menutup mata terhadap peraturan pemerintah.
c. Mereka pasti akan cuci tangan terhadap kasus ini.
d. Jangan menutup hati terhadap kasus ini.
e. Mereka angkat tangan terhadap perkara kami.
10. Tina adalah anak yang panjang mulut di kelasnya. Pada hal ia anak
kemarin di kelas itu. Tak sepantasnya ia berperangai seperti anak
kemarin di kelas itu. Sedangkan anaknya cantik dan manis. Karena
sikapnya itu Tina selalu menjadi buah bibir di kelasnya bahkan di
sekolahnya.
Makna ungkapan yang bergaris bawah dalam kalimat di atas adalah
a. senang bercerita, bahan pembicaraan orang
b. suka memanjangkan omongan bahan pembicaraan orang
c. suka bercakap-cakap, bahan gunjingan orang
d. senang tertawa, manis pembicaraan
122 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
e. banyak bahan pembicaraan, bicaranya sopan
11. Kalimat yang menggunakan kata-kata bersinonim adalah
a. Tua muda menyaksikan pertandingan bulu tangkis antarnegara.
b. Para guru dan pedagang bekerja sama dalam kegiatan bazar
murah.
c. Siang malam ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya.
d. Sekalipun badannya besar, namun rapuh.
e. Masyarakat Timor Timur memilih untuk hidup bebas merdeka.
12. Seorang perempuan duduk bersimpuh bersimbah air mata di gundukan
tanah yang masih merah.
Perubahan makna yang sejenis dengan kata perempuan dalam kalimat
di atas adalah
a. Senyum kecutnya masih menggantung di sudut bibir.
b. Anak itu mendekati sosok berkerudung hitam yang masih terdiam.
c. Seorang wanita tua berjalan bertatih-tatih meninggalkan tanah
pemakaman.
d. Aparat keamanan menindak tegas gerombolan yang beroperasi di
pasar malam.
e. Ibu Santosa dilantik menjadi Ketua Dasawisma RW 4.
13. Deretan kata di bawah tergolong sinonim, kecuali
a. mesiu, bahan peledak, amunisi
b. eksplorasi, survei, pencarian
c. perembesan, penyusupan, infiltrasi
d. lihai, cerdik, pintar, intelek
e. komponen, bagian, unsur, sarana
14. Ungkapan kata yang bermakna “tidak bersemangat” ialah
a. tebal muka d. raja siang
b. ringan kepala e. duduk perut
c. dingin hati
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 123
15. Ilmu yang tiada beramal sama dengan pohon yang tiada berbuah.
Arti dari peribahasa di atas adalah
a. seseorang yang berilmu tetapi tidak sombong
b. orang yang banyak ilmunya
c. ilmu yang tidak disebarluaskan tidak ada manfaatnya
d. orang bodoh yang mencari ilmu
e. ilmu yang sia-sia
16. Tak perlu mengerjakan sesuatu dengan tergesa-gesa asal berhasil
dengan baik.
Peribahasanya adalah
a. Sayap singkat terbang hendak tinggi.
b. Biar lambat asal selamat, tak lari gunung dikejar.
c. Hendak terbang tiada bersayap hendak hinggap tiada berkaki.
d. Jika kesusahan sudah memuncak, tandanya pertolongan sudah
dekat.
e. Ibarat padi, makin berisi makin merunduk.
17. Selangkah berpantang surut, setapak berpantang mundur.
Arti dari peribahasanya adalah
a. Maju terus tidak akan mundur menghadapi apa saja.
b. Mengerjakan sesuatu haruslah dengan sesempurna-sempurnanya.
c. Sangat terang dan jelas, semuanya telah diketahui.
d. Membela suatu perkara yang ada alasannya.
e. Harus sabar menghadapi segala sesuatu karena semuanya itu ada
batasnya.
18. Pak Abdul saat ini usahanya mengalami kebangkrutan.
Ungkapan yang berarti kebangrutan adalah
a. naik daun
b. buah bibir
c. gulung tikar
d. unjuk rasa
e. meja hijau
124 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
19. Artis terkenal itu sedang menghadapi perkara di pengadilan.
Ungkapan yang berarti pengadilan ialah
a. naik daun
b. buah bibir
c. gulung tikar
d. unjuk rasa
e. meja hijau
20. Lubuk akal tepian ilmu.
Arti dari peribahasa di atas adalah
a. Orang yang pandai tempat untuk bertanya.
b. Orang cerdik tak akan kehabisan akal.
c. Orang yang berilmu hidupnya kaya.
d. Orang yang pandai banyak temannya.
e. Orang berilmu hanya sedikit.
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Tulislah 6 pasang contoh kata bersinonim!
2. Apa yang dimaksud dengan makna leksikal? Berikan contohnya!
3. Apa yang dimaksud dengan makna kontekstual? Berikan contohnya!
4. Apa yang dimaksud dengan makna sruktural? Berikan contohnya!
5. Sebutkan beberapa majas dan berikan contohnya?
6. Apa yang dimaksud dengan peribahasa?
7. Berikan contoh peribahasa yang Anda ketahui?
8. Jelaskan arti dari peribahasa berikut ini!
a. Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.
b. Pisau senjata tiada bisa, bisa lagi mulut manusia.
9. Jelaskan arti dari idiom di bawah ini.
a. anak emas
b. kepala rumah tangga
10. Buatlah kalimat sebanyak empat buah dengan menggunakan polisemi
dari kata gugur!
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 125
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini !
1. Keterampilan yang membutuhkan konsentrasi terhadap informasi
lisan disebut
a. membaca
b. menyimak
c. menulis
d. mendengar
e. berbicara
2. Hal di bawah ini merupakan tujuan kegiatan menyimak, kecuali
a. memahami unsur bahasa
b. mengevaluasi pekerjaan
c. memecahkan masalah
d. melatih pendengaran
e. memahami informasi
3. Tujuan menyimak yang berhubungan dengan penelaahan bahasa di
bawah ini, kecuali
a. mengenal bunyi fonemis
b. mengenal ciri supsegmental
c. mengenal olahvokal pengucapan
d. memahami kata tugas
e. pengenal perubahan bunyi
4. Unsur segmental bahasa yang terkecil disebut
a. morfem
b. fonem
c. artikulasi
d. huruf
e. prosa
TES SEMESTER GANJIL
126 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
5. Ilmu yang mempelajari tata bunyi dan alat ucapnya disebut
a. fonetik
b. fonemik
c. morfofonemik
d. fonologi
e. morfologi
6. (1) Di sini peran pendidikan sangat vital. (2) Pemberdayaan perempuan
pun menjadi agenda dalam proses pembelajaran. (3) Para penentu
kebijakan kurikulum mestinya berkaca pada agenda ini. (4) Data empiris
dari ekonomi Marco Francesconi menganalisa dan British Household
Panel Survey yang mendata 10 ribu individu dari 5.500 keluarga. (5)
Penelitian dilakukan sejak 1991-1999. (6) Data ini menunjukkan bahwa
pria yang sukses justru akan memilih dengan wanita karier yang bekerja
keras.
Kalimat yang berisi fakta pada paragrap tersebut terdapat pada nomor
a. (1) dan (2) b. (2) dan (3)
c. (3) dan (5) d. (4) dan (6)
e. (3) dan (5)
7. Gizi yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan kecerdasan,
terutama untuk anak-anak balita dan usia sekolah. Dalam situsi krismon
seperti sekarang, banyak anak usia sekolah yang perlu mendapatkan
bantuan. Ibu-ibu pengajian mengadakan kegiatan sosial dengan
nama “peduli balita”, misalnya pemberian minuman susu gratis dan
pemberian makanan bergizi.
Pernyataan yang sesuai dengan fakta dalam bacaan di atas adalah
a. Kegiatan itu baik, tetapi apakah tidak menimbulkan kecemburuan
sosial?
b. Kegiatan-kegiatan positif dalam menunjang perbaikan gizi balita
perlu direalisasikan.
c. Sebaiknya, sebelum kita melaksanakan kegiatan, perlu dievaluasi
untung dan ruginya.
d. Pikiran saya sejalan dengan gagasan Anda, yaitu bahwa fakta
tentang anak putus sekolah perlu dicari.
e. Saya sependapat dengan Anda dan siap membantunya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 127
8. Yang termasuk opini adalah
a. Setiap warga wajib memiliki KTP.
b. Umumnya SMU di DKI masuk pukul 07.00.
c. Tahun 2000, jumlah penduduk DKI akan mencapai 10.000.000
jiwa.
d. Sebaiknya aparat kepolisian mengadakan razia narkoba ke
sekolah-sekolah.
e. Untuk mengantisipasi polusi di kota-kota besar, akan diadakan
kampanye antipolusi.
9. Ragam/laras bahasa sastra ialah
a. Kejadian itu terjadi saat keluarga Tekuang tengah tertidur lelap.
b. Dengan kandungan kimia tersebut, alfalfa memiliki khasiat yang
baik bagi tubuh.
c. Pelajaran yang harus diterima pasien harus sempurna.
d. Dina menatap sendu, pandangannya menembus cakrawala ruang
sepi.
e. Pihak pertama menjual tanah seluas 500 meter kepada pihak kedua
yang beralamat di Jalan Setapak 5 no. 8.
10. Kalimat yang menyatakan hasil adalah
a. Tikungan jalan itu menjadi tempatnya bertemu.
b. Penanaman bibit teh dilakukan siang hari.
c. Dia tinggal di perumahan Lembah Griya.
d. Dengan semangat, ia mengemukakan alasan.
e. Cucian itu dibiarkan saja di dapur.
11. Membaca cepat untuk tujuan mencari informasi tertentu dengan
mengabaikan informasi lain disebut
a. membaca intensif
b. membaca memindai (scanning)
c. membaca pelayapan (skimming)
d. membaca kreatif
e. membaca cermat
128 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
12. Membaca cepat untuk mendapatkan ide atau gagasan pokok bahan
bacaan adalah
a. membaca intensif
b. membaca memindai (scanning)
c. membaca pelayapan (skimming)
d. membaca kreatif
e. membaca cermat
13. Tingkat pemula biasanya harus mencapai ... kpm.
a. 100–120 kpm
b. 120 -150 kpm
c. 150-200 kpm
d. 200-250 kpm
e. di atas 300 kpm
14. Teknik scanning dalam membaca cepat biasanya dipergunakan untuk
di bawah ini, kecuali
a. mencari nomor telepon
b. mencari istilah dalam indeks
c. mencari data dalam kamus
d. mencari data sumber informasi bacaan
e. mencari alamat
15. Alasan kita harus membuat catatan dalam membaca pemahaman
adalah berikut ini, kecuali
a. informasi kita perlukan
b. menjaga buku dari coretan
c. memperbanyak data dan pekerjaan
d. memudahkan mencari informasi itu kembali
e. memudahkan mengingat
16. Yang termasuk media cetak adalah di bawah ini, kecuali
a. koran
b. tabloid
c. video
d. buletin
e. selebaran
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 129
17. Yang tidak termasuk media elektronik ialah
a. audio c. audio-visual
b. video d. dokumentasi
e. televisi
18. Informasi yang lebih valid diperoleh secara langsung dari narasumbernya.
Perolehan data tersebut memiliki
a. obsevasi c. penelitian
b. wawancara d. membaca
e. mendengar
19. Bentuk-bentuk informasi nonverbal adalah berikut ini, kecuali
a. matriks b. opini
c. grafik d. diagram
e. bagan
20. Secara morfologi bentukan kata yang menyatakan hasil biasanya
dinyatakan oleh imbuhan
a. pe--an c. peb.
–an d. per--an
e. me--kan
21. Kalimat yang bermakna proses ialah
a. Adik sedang memperbaiki mainannya.
b. Pak Guru menulis jawaban soal matematika dipapan tulis.
c. Ibu asyik memasak sayuran di dapur.
d. Tahap pendinginan untuk menjadi es krim berlangsung 10 menit.
e. Kakak melakukan senam perenggangan otot.
130 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
22. Peristiwa itu akan tetap dirahasiakan.
Pelafalan kata yang hampir sama dengan kata bergaris bawah di atas
adalah
a. dirasakan
b. diratakan
c. dikatakan
d. dilahankan
e. dibahasakan
23. Di bawah ini yang termasuk konsonan hambat bilabial adalah
a. /t/ dan /d/
b. /a/ dan /c/
c. /g/ dan /D/
d. /p/ dan /b/
e. /y/ dan /z/
24. Bunyi ujar yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan daerah lengkungan
gigi disebut
a. labio dental
b. velar
c. alpico interdental
d. bilabial
e. laringal
25. Contoh bunyi ujar kosonan spiral, ialah fonem
a. /p/, /d/, /n/
b. /s/, /z/, /sy/
c. /r/, /h/
d. /t/, /d/, /n/
e. /k/, /g/, /kh/
26. Contoh bunyi ujar konsonal velar ialah fonem
a. /k/, /g/, /ng/
b. /s/, /z/, /sy/
c. /r/, /h/
d. /t/, /d/, /n/
e. /k/, /g/, /kh/
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 131
27. Contoh kata yang sering digunakan namun berasal dari bahasa daerah
ialah
a. kagum
b. pening
c. selingkuh
d. pelor
e. pangan
28. Kata yang tidak satu lingkungan (kolokasi) adalah
a. cabe
b. garam
c. gula
d. tempe
e. kecap
29. Kata yang tidak masuk kelompok kata lainnya ialah
a. animasi
b. simbol
c. durasi
d. akting
e. episode
30. Di bawah ini merupakan istilah ilmu pengetahuan alam, kecuali
a. kalori
b. radiasi
c. puting beliung
d. klorofil
e. variabel
31. Mereka berdua tinggal di pondok pinggir kota.
Yang bukan sinonim kata pondok ialah
a. rumah
b. tempat tinggal
c. wisma
d. kediaman
e. halaman
132 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
32. Tangannya berdarah karena terjatuh dari sepeda.
Sinonim kata tangan ialah
a. tungkai
b. lengan
c. sendi
d. tukak
e. pergelangan
33. Kata yang tidak bersinonim di bawah ini adalah
a. kolosal
b. raya
c. akbar
d. luar biasa
e. besar
34. Kata yang bermakna leksikal terdapat pada kalimat
a. Ia sudah jatuh cinta pada mobil itu.
b. Selama dua tahun ia menuntut ilmu di luar negeri.
c. Sudah lama ia tertarik pada dunia sastra.
d. Setelah dipetik bunga itu diselipkan di rambutnya.
e. Sekarang banyak tikus yang memakai dasi.
35. Kata yang bermakna leksikal adalah
a. Kepala sekolah itu sangat bijaksana.
b. Penduduk beramai-ramai mendatangi rumah kepala desa.
c. Anak itu benar-benar kepala batu
d. Kepalanya memar terbentur tembok.
e. Alamat surat itu tertera di bagian kepala surat.
36. Kata yang sepadan dengan makna kata dasarnya adalah berikut ini,
kecuali
a. kemarahan
b. kemerahan
c. kegalakan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 133
d. keberanian
e. kesedihan
37. Ungkapan idiomatik yang tepat untuk kata sedang ternama (populer)
adalah
a. meja hijau
b. naik daun
c. gulung tikar
d. isapan jempol
e. matanya hijau
39. Ungkapan yang bermakna bangkrut ialah
a. meja hijau
b. naik daun
c. gulung tikar
d. isapan jempol
e. matanya hijau
40. Hal-hal yang menimbulkan laras bahasa adalah sebagai berikut,
kecuali
a. adanya perbedaan topik pembicaraan
b. kepentingan maksud pembicara
c. ruang lingkup bidang keilmuan
d. situasi pergaulan
e. media atau sarana berbahasa
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan lafal!
2. Sebutkan unsur-unsur segmental bahasa!
3. Buatlah contoh paragraf yang berisi fakta!
4. Sebutkan kebiasaan membaca yang perlu dihindari!
5. Sebutkan kegunaan jenis membaca pemindaian!
6. Sebutkan langkah-langkah/teknik membuat catatan!
134 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan informasi nonverbal!
8. Tuliskan lafal kata berikut ini!
a. IPDN
b. BUMN
c. PJKA
d. SMP N
9. Tulislah sinonim kata-kata berikut!
a. musnah
b. cendekia
b. dokumentasi
d. konsep
10. Jelaskan peribahasa berikut ini:
a. Belakang parang bila diasah akan tajam juga.
b. Bergantung pada akar lapuk.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 135
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menggunakan kalimat yang baik, tepat, dan santun
Indikator - Mengidentifikasi kalimat yang komunikatif tetapi
tidak cermat dilihat dari kaidah bahasa, nalar, dan
ketersampaian pesan
- Mengindentifikasi kalimat yang tidak komunikatif
tetapi cermat
- Menggunakan kalimat yang komunikatif, cermat, dan
santun dalam suatu pembicaraan
Pada bab ini, kita akan mempelajari syarat-syarat kalimat yang baik dan komunikatif, bentuk
kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat serta sebaliknya, dan kalimat yang efektif dan
santun. Setelah pembelajaran, diharapkan kita dapat memahami dan mengindentifikasi
kalimat yang komunikatif dari segi kaidah bahasa, nalar, dan ketersampaian pesan. Selain
itu, kita juga diharapkan mampu mengindentifikasi kalimat yang komunikatif tapi tidak
cermat, kalimat cermat tetapi tidak komunikatif, serta dapat menggunakan kalimat yang
efektif dan santun.
BAB 7
MENGGUNAKAN KALIMAT YANG BAIK,
TEPAT, DAN SANTUN
136 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Hemat BBM Dengan Bahan Bakar Nabati (Biofuel)
Minyak bumi adalah sumber energi yang tidak bisa diperbaharui.
Cadangan minyak bumi Indonesia saat ini hanya sekitar 8,4 miliar barel.
Dengan laju pengurangan produksi 400 juta barel per tahun, apabila tidak
ditemukan cadangan baru, diperkiraan minyak bumi Indonesia hanya
tersisa untuk jangka waktu 21 tahun.
Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional tahun 2006 mencapai
61 juta kiloliter. Oleh karena kemampuan kilang minyak dalam negeri tidak
mencukupi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah mengimpor
BBM kurang lebih 30% dari total kebutuhan BBM nasional. Hal ini tentunya
akan membebani APBN dan mengurangi cadangan devisa negara.
Untuk mengurangi kebergantungan terhadap BBM, semua kebijakan
dan pengelolaan energi harus mengacu pada langkah-langkah efisiensi,
diversifikasi, konservasi dan lingkungan. Pemerintah telah mengeluarkan
Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional
untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan
bakar minyak. Pemerintah juga memberikan perhatian untuk pengembangan
bahan bakar nabati (biofuel) dengan menerbitkan Instruksi Presiden
No. 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatkan Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain.
Bisa dibayangkan jika 5% bahan bakar nabati (biofuel) digunakan
untuk mengganti/mensubtitusi BBM, kita mampu menghemat pemakaian
BBM fosil hingga 3,1 juta kiloliter. Sebaliknya jika kita tidak berupaya
menghemat BBM fosil salah satunya dengan memanfaatkan bahan bakar
nabati (biofuel), negara harus terus mengimpor minyak fosil dengan biaya
trilyunan rupiah setiap tahunnya.
Lebih dari itu, bahan bakar nabati (biofuel) adalah bahan bakar yang
dapat diperbaharui dan bahan bakunya mudah serta banyak ditemui di
Indonesia seperti sawit, jarak pagar, tebu, kelapa, nyamplung, keledai,
ubi kayu, wijen, dan lain sebagainya sehingga penyediaannya lebih
berkesinambungan. Bahan bakar nabati (biofuel) juga memiliki kandungan
polusi yang lebih kecil. Berdasarkan hasil uji emisi gas buang, pemakaian
bahan bakar nabati (biofuel) akan mengurangi kandungan karbon
monoksida (CO) sehingga menghasilkan gas buang ramah lingkungan.
Sebagai perbandingan, pemakaian Bensin-88 akan menghasilkan 1,22%
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 137
gas CO, Bensin-92 menghasilkan 0,81%, sadangkan Biothanol 92 hanya
menghasilkan 0,44% gas CO.
Untuk menyukseskan program tersebut, perlu adanya partisipasi
dari pihak-pihak terkait dan pemerintah daerah dalam membantu dan
melaksanakan kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatkan bahan bakar
nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain di daerahnya dan melakukan
sosialisasi dan fasilitasi penyediaan lahan untuk pengembangan budidaya
bahan baku bahan bakar nabati (biofuel).
(Sumber: Pos Kota, 4 Desember 2007)
A. Syarat-Syarat Kalimat yang Baik dan Komunikatif
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari pembicara kepada
pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan. Komunikator
atau pembicara menyampaikan informasi lewat kalimat-kalimat yang
dianggap dapat menjelaskan maksud yang ingin diungkapkan. Kalimatkalimat
tersebut harus dapat dipahami oleh pendengar agar nantinya
mendapatkan respons berupa jawaban atau tanggapan yang sesuai. Untuk
mencapai komunikasi yang baik dan lancar, kalimat yang disampaikan
harus efektif dan komunikatif.
Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.
(1) Tidak menyimpang dari kaidah bahasa
(2) Logis atau dapat diterima nalar
(3) Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya
adalah kalimat yang cermat baik dari segi pemilihan kata dan bentukan
kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan sintaksis yang benar.
Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan
kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Contoh:
1. Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif ArgoLawu berangkat
pada pukul 17.00 dari Gambir.
138 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Bagi yang menitip sepeda motor harus dikunci.
3. Yang punya HP harus dimatikan.
Kalimat di atas meskipun dapat dipahami tapi terasa janggal didengar.
Pada kalimat pertama terasa ada yang kurang secara sintaksis. Jabatan
subjeknya tidak ada karena penggunaan kata tugas “pada”. Jika kata
“pada” dihilangkan, akan terasa lebih tepat. Penggunaan kata tugas “bagi”
pada kalimat kedua juga tidak pada tempatnya dan tidak perlu sebab yang
dimaksud sesungguhnya adalah sepeda motor yang dititipkan bukan
orangnya. Kalimat kedua mengandung pengertian bahwa yang dititipkan
adalah pemilik sepeda motor atau orangnya. Demikian pula pada kalimat
ketiga, yang dimatikan adalah HP bukan pemilik HP. Perbaikan kalimat di
atas ialah:
1. Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat
pada pukul 17.00 dari Gambir.
2. Sepeda motor yang dititipkan harus dikunci.
3. Yang memiliki HP agar mematikan HP-nya.
Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara
gramatikal sesuai dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut
tak akan dapat dipahami dengan baik bila disampaikan kepada orang
lain.
Contoh:
1. Anak-anak itu sedang asyik makan pohonan.
2. Ini adalah daerah bebas parkir.
3. Di sini tempat pendaftaran buta huruf.
Ketiga kalimat di atas salah nalar. Kalimat pertama jelas tidak masuk
akal. Secara akal sehat, tidak ada manusia yang memakan pohonan sebab
pengertian pohonan adalah keseluruhan pohon dari akar dan batang
hingga daun. Kata pohonan juga dapat dimaknai banyak pohon. Meskipun
secara struktur kalimatnya benar karena ada subjek, predikat, dan objek,
tapi secara nalar tidak masuk akal. Kalimat kedua dan ketiga juga tidak
tepat. Pengertian bebas parkir harusnya sama dengan bebas narkoba, bebas
becak, dan bebas bea yang artinya daerah tersebut tidak ada lagi narkoba,
becak, atau pungutan. Tapi arti bebas parkir mengapa jadi boleh parkir tanpa
bayar. Kalimat ketiga maksudnya bagi yang buta huruf agar mendaftar di
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 139
tempat ini untuk mendapatkan pengajaran. Pengertian pada kalimat di atas
adalah orang mendaftarkan diri agar jadi buta huruf. Perbaikan kalimatkalimat
di atas, yaitu:
1. Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
2. Ini adalah daerah boleh parkir bebas atau parkir gratis.
3. Di sini tempat pendaftaran kursus paket A bagi yang buta huruf.
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas,
tidak membingungkan serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau
ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat-kalimat yang diucapkan oleh
penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain dapat
membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak
sesuai karena tidak tersampaikannya pesan secara benar.
Contoh:
1. Saya melihat kelakuan anak itu bingung.
2. Mereka mengantar iring-iringan jenazah ke kuburan.
3. Semua mahasiswa fakultas yang baru agar berkumpul di ruang senat.
Ketiga kalimat di atas bermakna ganda. Kalimat pertama mengandung
dua pengertian, dapat anak yang bingung atau saya yang bingung. Jika
anak yang bingung, kata bingung harus mendapatkan imbuhan ke--an
menjadi kebingungan. Jika saya yang bingung, kata bingung harus berada
setelah kata saya. Perbaikannya ada dua varian, yaitu:
1a. Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
1b. Saya melihat anak itu kebingungan.
Kalimat kedua bermakna jenazah yang diantar banyak. Frasa iringiringan
jenazah mengandung pengertian jamak. Jadi pengertian kalimat
kedua adalah mereka mengantarkan banyak jenazah ke kuburan. Apa
benar? Sebenarnya maksudnya kata iring-iringan bukan ditujukan pada
jenazah, tapi para pengiringnya sehingga makna sebenarnya adalah mereka
mengantar para pengiring jenazah ke kuburan. Dan lebih jelas lagi jika kata
mengantar dihilangkan. Perbaikannya ialah sebagai berikut:
2a. Mereka mengantar jenazah ke kuburan.
2b. Mereka mengiringi jenazah ke kuburan.
140 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kalimat ketiga dapat menimbulkan salah pengertian karena yang
dimaksud adalah mahasiswa baru atau mahasiswa fakultas yang baru.
Predikat baru ditujukan kepada mahasiswa atau pada fakultasnya.
Perbaikannya ada dua varian, yaitu:
3a. Semua mahasiswa baru di fakultas itu agar berkumpuil di ruang senat.
Atau
3b. Semua mahasiswa pada fakultas yang baru itu agar berkumpul di
ruang senat.
B. Kalimat yang Komunikatif, tetapi tidak Cermat
Dalam proses komunikasi sering kita temui kalimat yang ditulis atau
diucapkan tidak terlalu mengindahkan tata bahasa atau gramatikal. Artinya,
kemungkinan dalam penyusunan kalimat banyak terjadi kesalahan atau
kurang cermat, namun dapat dipahami karena memang sudah terbiasa
didengar atau diucapkan. Namun, tetap saja ketidakcermatan penyusunan
kalimat tidak menjamin terjadinya komunikasi yang efektif. Oleh sebab itu,
kita harus memahami kriteria kalimat yang kurang cermat.
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi berikut.
1. Ketidaklengkapan unsur-unsurnya
Sebuah kalimat jika tidak lengkap unsur-unsurnya apalagi unsur
tersebut seharusnya ada menjadi tidak berarti. Di dalam kalimat,
terdapat minimal dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat yang
seharusnya memiliki unsur jabatan tersebut lalu secara tersurat tak
terungkap membuat kalimat menjadi rancu.
Contoh:
a. Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja
menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan
sekolah.
(Kalimat ini tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpustakaan.
Artinya, kalimat ini tidak menyertakan siapa pelakunya
atau subjek kalimatnya.)
b. Dengan bersemangat Pak guru menceritakan kepada anak-anak
muridnya agar mereka dapat mengambil hikmah.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 141
(Kalimat ini tidak lengkap pada objeknya. Hal apa yang diceritakan
oleh pelaku tidak tertera atau dijelaskan. Jika pun strukturnya
dipertahankan, supaya tidak rancu, kata menceritakan yang
merupakan verba transitif diubah menjadi intransitif bercerita)
Perbaikan kalimatnya ialah:
a. Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh
kepala sekolah menjadikan bertambahnya para pengunjung
perpustakaan sekolah.
b. Dengan bersemangat Pak guru bercerita kepada murid-muridnya
agar mereka dapat mengambil hikmah.
2. Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya
Kalimat yang tidak tepat kedudukan unsur-unsurnya membuat
kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau sulit dimengerti.
Contoh:
a. Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, tidak
pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
b. Setelah ia dan istrinya mendapat teror terus-menerus, segera
melapor kepada pihak kepolisian.
Kedua kalimat ini terasa janggal karena ada ketidaktepatan
penempatan salah satu unsur kalimatnya. Jika diperhatikan, kesalahan
ada pada kata petani yang seharusnya diletakkan setelah klausa
keterangan sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah. Begitu pula
dengan kalimat kedua, kata atau subjek ia dan istrinya seharusnya
diletakkan pada kalimat induk segera melaporkan kepada pihak kepolisian.
Perhatikanlah perbaikannya berikut ini.
a. Sebelum ada kebijakan impor gula dari pemerintah, petani tidak
pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
b. Setelah mendapat teror terus-menerus, ia dan istrinya segera
melapor kepada pihak kepolisian.
Perhatikan kembali contoh berikut:
c. Selanjutnya saya akan berikan kekurangannya setelah pekerjaan
selesai.
d. Jadi, kita harus sukseskan pilkada tahun ini.
142 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Kedua kalimat ini juga janggal. Keterangan aspek seperti akan,
belum, telah, masih, sedang, dan sebagainya tidak boleh disisipkan pada
kata kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subjek kata kerjanya.
Perhatikan perbaikannya berikut ini:
c. Selanjutnya akan saya berikan kekurangannya setelah pekerjaan
selesai.
d. Jadi, harus kita sukseskan pilkada tahun ini.
3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan
unsur kalimat yang berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa
penggunaan kata yang sama artinya atau pemakaian kata tugas yang
tidak perlu.
Contoh:
a. Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang membahayakan.
c. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba.
d. Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi
panitia.
Kalimat pertama dan kedua berlebihan dalam hal pemakaian
kata para dan banyak yang menunjukkan makna jamak. Maka, kata
berikutnya tidak perlu diulang. Kalimat ketiga dan keempat tidak perlu
memakai kata tugas akan dan bagi. Jadi, kalimat yang benar ialah:
a. Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan.
c. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba.
d. Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi
panitia.
4. Pilihan kata tidak tepat
Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat
juga dapat disebabkan karena pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 143
Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan
penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh:
a. Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan
dinginnya udara di sini.
b. Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya.
c. Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya.
Kalimat pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah
dan akan. Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan
dengan kata akan yang baru atau belum dialami. Seharusnya kata akan
diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan.
Kalimat kedua ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini
berkonotasi negatif yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan
adalah suatu kesenangan dan dalam hal ini berkaitan dengan urusan
rasa. Maka, frasa yang tepat adalah membuat takjub. Kalimat ketiga kata
besar sendiri dipengaruhi bahasa daerah gede dewe, yang tepat adalah
paling besar. Jadi, perbaikannya.
a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dinginnya
udara di sini.
b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya.
c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah
tetangganya.
C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak Komunikatif
Kalimat yang disampaikan oleh pembicara secara lisan atau penulis
secara tertulis mungkin saja telah sesuai dengan kaidah bahasa, namun jika
penyampaiannya tidak lugas dan padat, dapat menyulitkan komunikan
untuk memahaminya. Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya sudah
cermat tapi tidak komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut
ini.
1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat majemuk kompleks.
Kalimat yang terlalu luas atau panjang dapat mengaburkan maksud
144 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
yang sebenarnya dari kalimat tersebut. Meskipun penyusunannya tidak
menyalahi kaidah gramatikal, namun karena kata yang dipergunakan
banyak dan bercabang, dapat menyebabkan pesan yang dikandungnya jadi
tidak dapat ditangkap secara utuh.
- Karena dalam kurikulum itu bidang studi Bahasa Indonesia mendapat
tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang disediakan
untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran seminggu,
sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar dari 2 sampai dengan
6 jam seminggu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap sangat penting
dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila,
yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan.
- Bahasa Indonesia yang oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928
diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia, di daerahdaerah
yang berbeda-beda latar belakang kebahasaan, kebudayaan,
kesukuan, dan di dalam lapisan masyarakat yang berbeda-beda pula
latar belakang pendidikannya.
Dua contoh kalimat di atas merupakan kalimat luas atau panjang karena
terdapat klausa-klausa perluasan subjek dan predikat. Uraian kalimat yang
terlalu luas itu sulit dicerna jika disampaikan secara lisan, dan juga harus
dibaca lebih dari sekali untuk memahaminya dalam bentuk tulisan. Kalimat
dapat diperpendek agar lebih mudah dan cepat dipahami dalam bentuk
berikut ini.
- Dalam kurikulum itu, bidang studi Bahasa Indonesia mendapat
tempat teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk
bidang studi yang lain berkisar 2 sampai 6 jam seminggu. Karena
itu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap penting dalam rangka
mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian,
dan mempertebal semangat kebangsaan.
- Bahasa Indonesia yang dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai
bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman
bahasa, budaya, suku, dan lapisan masyarakat yang berbeda-beda latar
belakang pendidikannya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 145
2. Kalimat yang terperinci namun pengertiannya secara umum sudah
diketahui
Kalimat yang cenderung panjang kemungkinan dibebani dengan
penjelasan yang harus terperinci. Namun, adakalanya kalimat dapat panjang
karena menggunakan keterangan yang tidak perlu. Keterangan tersebut
secara umum sudah diketahui oleh pendengar atau pembaca. Dengan kata
lain, penjelasan tersebut dapat diganti dengan kata yang sepadan tetapi
lebih hemat.
Contoh:
a. Hari ini, Rudi menggunakan baju dengan kerah pendek yang biasa
orang pakai untuk salat di masjid.
b. Andi memasukkan angin ke dalam ban sepeda agar ban itu kembali
dapat dijalankan.
Kalimat di atas terlalu panjang dan tidak efektif. Kedua kalimat di atas
dapat diganti dengan kalimat berikut.
a. Hari ini, Rudi memakai baju koko.
b. Andi memompa ban sepedanya agar dapat jalan lagi.
3. Kalimat tidak logis
Kalimat yang disampaikan secara cermat juga dapat tidak komunikatif
karena tidak logis. Kalimat seperti ini dapat menyebabkan salah penafsiran
sehingga menimbulkan pemahaman dan tanggapan yang berbeda.
Contoh:
a. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
selesailah karya tulis ini.
b. Pemenang terbaik ke-2 akan mendapatkan voucher belanja seharga 2
juta rupiah.
Kalimat pertama memang tidak logis karena tidak mungkin dengan
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat membuat
karya tulis selesai. Kalimat kedua tidak logisnya pada kata terbaik. Makna
kata terbaik adalah paling baik, jadi tidak ada terbaik kedua. Kalimat di atas
dapat diperbaiki menjadi:
a. Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
karya tulis ini dapat penulis selesaikan. Atau Puji syukur kepada Tuhan
146 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Yang Maha Esa karena penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
b. Pemenang ke-2 akan mendapatkan voucher belanja seharga 2 juta
rupiah.
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun
Dalam komunikasi, bukan hanya penyampaian kalimat yang efektif
dan komunikatif yang harus diperhatikan, tetapi juga kesantunan dalam
berbahasa. Kalimat yang santun lebih ditujukan untuk penghormatan
kepada mitra bicara atau komunikan. Penyampaian kalimat memang harus
tetap efektif, cermat, dan komunikatif juga bernilai rasa bagus dan santun.
Untuk menyampaikan kalimat yang santun, harus dipertimbangkan
pula penggunaan kosakata baku dan pilihan kata yang sewajarnya serta
tidak berkonotasi kurang baik. Dengan kalimat yang efektif dan santun,
tanggapan yang muncul dari mitra komunikasi juga akan berkesan baik.
Perhatikanlah contoh kalimat di bawah ini.
1a. Agar kami dapat memberikan nilai pada pekerjaan Saudara, kami perlu
data pribadi Saudara.
Bandingkan dengan:
1b. Agar kami dapat mengevaluasi pekerjaan Saudara, kami membutuhkan
data pribadi Saudara.
2a. Yang kami tahu selama ini, belum ada siswa yang dikeluarkan karena
kasus narkoba.
Bandingkan dengan:
2b. Sepengetahuan kami, belum ada siswa yang dikeluarkan karena kasus
narkoba.
3a. Setelah membaca surat Saudara tertanggal 4 Juli 2007 dengan nomor
surat 122/PC-3/2007, maka kami kirimkan surat balasan...
Bandingkan dengan:
3b. Menjawab surat Saudara tertanggal 4 Juli 2007, Nomor 122/PC-03/2007,
kami sampaikan bahwa...
4a. Untuk menyambut tamu yang kita hormati, kami harap hadirin
berdiri.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 147
RANGKUMAN
Bandingkan dengan:
4b. Untuk menyambut tamu kehormatan kita, kami mohon kesediaan
hadirin untuk berdiri.
5a. Kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian kami
tersebut.
Bandingkan dengan:
5b. Kami menyampaikan permohonan maaf atas kelalaian kami tersebut.
Kalimat b lebih terasa santun daripada kalimat a.
A. Syarat-Syarat Kalimat yang Baik dan Komunikatif
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari pembicara kepada
pendengar melalui sarana bahasa secara lisan dan tulisan. Kalimat
yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. tidak menyimpang dari kaidah bahasa
2. logis atau dapat diterima nalar
3. jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan
tepat
B. Kalimat yang Komunikatif, Tetapi Tidak Cermat
Ketidakcermatan kalimat dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. ketidaklengkapan unsur kalimat
2. ketidaktepatan penempatan unsur kalimat
3. penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
4. ketidaktepatan pilihan kata
C. Kalimat yang Cermat, Tetapi tidak Komunikatif
Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya cermat tetapi, tidak
komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut.
1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat majemuk
kompleks.
148 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Kalimat yang terperinci, namun pengertiannya secara umum
sudah diketahui.
3. Kalimat tidak logis
D. Menggunakan Kalimat yang Efektif dan Santun
Dalam komunikasi, bukan hanya penyampaian kalimat yang
efektif dan komunikatif yang harus diperhatikan, tetapi juga
kesantunan dalam berbahasa. Kalimat yang santun lebih ditujukan
untuk penghormatan kepada mitrabicara atau komunikan.
1. Bacalah wacana di awal bab. Carilah kalimat yang tidak baik dan tidak
efektif, jelaskan di mana kesalahannya dan perbaikilah.
2. Buatlah kelompok sebanyak empat orang, lalu susunlah sebuah dialog
atau percakapan dengan menggunakan kalimat yang komunikatif,
cermat, dan santun. Topik pembicaraan ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian, praktikkanlah percakapan tersebut secara lisan di depan
kelas. Kelompok lain mengamati dan memberi komentar.
TUGAS KELOMPOK:
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 149
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Subjek kalimat ’Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail
banking relatif lebih rendah” adalah
a. bank-bank
b. bank-bank yang bergerak dalam retail banking
c. retail banking
d. tingkat risiko bank-bank yang bergerk dalam retail banking
e. retail banking relatif
2. Prospek bisnis kartu kredit di Indonesia sangat baik.
Predikat kalimat di atas adalah
a. kartu kredit
b. prospek
c. bisnis
d. sangat baik
e. di Indonesia
3. Kalimat yang efektif di bawah ini adalah
a. Hasil dari pertemuan itu harus segera dirumuskan.
b. Hasil daripada pertemua itu harus segera dirumuskan.
c. Hasil pertemuan itu harus segera dirumuskan.
d. Hasilnya dari pertemuan itu harus segera dirumuskan.
e. Hasil pada pertemuan itu harus dirumuskan.
4. Contoh kalimat yang memiliki subjek yang jelas adalah
a. Pada pertemuan itu dihadiri oleh istri gubernur.
b. Pelajaran itu harus tahu menjabarkannya sendiri.
c. Bagi semua supir harus memiliki SIM.
d. Mensesneg menetapkan perubahan jam kerja.
e. Dari jadwal itu kelihatan kapan berangkatnya.
150 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
5. Contoh kalimat yang memiliki predikat yang jelas adalah
a. Persoalan yang sudah berada di tangan polisi.
b. Beberapa perusahaan melanggar peraturan.
c. Harga mobil yang sudah dinaikkan.
d. Perusahaan yang berkembang pesat itu.
e. Yang sudah dikerjakan dengan baik.
6. Inti kalimat “Gubernur DKI Jakarta sudah berbagi kelonggaran kepada
pedagang kaki lima di pinggir jalan atau tempat-tempat lain di lima
wilayah kota pada bulan puasa.” adalah
a. gubernur DKI Jakarta
b. gubernur memberi kelonggaran
c. gubernur memberi kelonggaran kepada pedagang
d. gubernur kelonggaran kepada pedagang kaki lima
e. DKI memberikan gubernur kelonggaran pedagang
7. Pola kalimat “Mangga arumanis mengeluarkan aroma yang sangat
harum,” sama dengan pola pada kalimat
a. Lahan-lahan yang kurang produktif dimanfaatkan sebagai
perkebunan mangga.
b. Negara tujuan ekspor mangga arumanis adalah Jepang.
c. Populasi mangga arumanis di Indramayu cukup besar.
d. Semua pedagang menjual mangga arumanis berwarna hijau.
e. Mangga arumanis berdaging banyak.
8. Struktur kalimat berikut yang tidak baik dan tidak benar adalah
a. Dalam makalah ini membicarakan tentang kenaikan harga mobil
baru.
b. Makalah ini membicarakan tentang kenaikan harga mobil baru.
c. Makalah ini berbicara tentang kenaikan harga mobil baru.
d. Dalam makalah dibicarakan kenaikan harga mobil baru.
e. Kenaikan harga mobil baru dibicarakan dalam makalah.
9. Sruktur kalimat berikut yang benar menurut kaidah bahasa adalah
a. Meskipun saya belum mempunyai pengalaman, namun saya akan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 151
berusaha bekerja sebaik-baiknya.
b. Meskipun belum mempunyai pengalaman, saya akan berusaha
bekerja sebaik-baiknya.
c. Meskipun saya belum mempunyai pengalaman, tetapi saya akan
berusaha bekerja sebaik-baiknya.
d. Meskipun saya belum mempunyai pengalaman, akan tetapi saya
akan berusaha bekerja sebaik-baiknya.
e. Meskipun belum mempunyai pengalaman, tapi akan berusaha
bekerja sebaik-baiknya.
10. Manakah di antara kalimat berikut yang paling efektif?
a. Sidang umum majelis itu telah berjalan lancar sesuai dengan
kehendak rakyat.
b. Sidang umum dari majelis itu telah berjalan dengan lancar sesuai
dengan kehendak rakyat.
c. Sidang umum majelis itu telah berjalan dengan lancar sesuai
menurut kehendak rakyat.
d. Sidang umum majelis ini telah berjalan dengan lancar sesuai
daripada kehendak rakyat.
e. Sidang umum majelis ini telah berjalan demikian lancar sesuai
dengan kehendak rakyat.
11. Manakah kalimat berikut yang baik dan benar?
a. Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu bebas parkir.
b. Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu gratis.
c. Parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu bebas.
d. Bebas parkir di halaman toko swalayan yang ramai itu.
e. Di halaman toko swalayan yang ramai itu ada parkir bebas.
12. Kalimat yang paling tidak efektif adalah
a. Hambatan yang ditemui ada kurangnya tenaga terampil.
b. Hambatan yang ditemui yaitu kurangnya tenaga terampil.
c. Hambatan yang ditemui yakni kurangnya tenaga terampil.
d. Hambatan yang ditemui ialah kurangnya tenaga terampil.
e. Hambatan yang ditemui adalah kurangnya tenaga terampil.
152 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
13. Kalimat yang paling efektif di bawah ini adalah
a. Pengemudi diminta menaati marka jalan.
b. Kepada pengemudi diminta agar menaati marka jalan.
c. Kepada para pengemudi diminta agar taat akan marka jalan.
d. Pengemudi dimintakan ketaatannya akan marka jalan.
e. Pengemudi dimintai ketaatannya kepada marka jalan.
14. Kepada Bapak Rektor, waktu dan tempat kami persilahkan untuk ...
Kalimat di atas terasa rancu. Cara perbaikannya
a. kata kepada dihilangkan
b. kata waktu dan tempat dihilangkan
c. kata Bapak dihilangkan
d. kata kepada diganti dengan untuk
e. tempat dihilangkan
15. Kalimat di bawah ini tidak logis, kecuali
a. Rumah yang di sebelah itu mau dikontrakkannya.
b. Ia mau mengontrakkan rumah yang sebelah ini.
c. Ia pasti penyanyi karena buku musiknya banyak.
d. Karena senang menyanyi, suaranya merdu.
e. Selamat datang di tempat yang berbahagia ini.
16. Bersama ini kami sampaikan bahwa untuk pembelian beberapa produk
kami, kami berikan potongan istimewa.
Agar kalimat itu menjadi efektif, perbaikannya adalah
a. Bersama ini kami kabarkan bahwa untuk pembelian beberapa
produk kami ada potongan istimewa.
b. Bersama dengan ini kami sampaikan potongan istimewa bagi
pembeli produk kami.
c. Bersama ini kami berikan potongan istimewa untuk pembelian
produk kami.
d. Dengan ini kami beri tahukan bahwa untuk pembelian beberapa
produk kami ada potongan istimewa.
e. Untuk pembelian bersama-sama produk kami, kami beri potongan
istimewa.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 153
17. Kalimat di bawah ini yang efektif ialah
a. Bu Rini mengajr bahasa Indonesia di kelas kami.
b. Gadis yang berkebaya warna merah jambu itu.
c. Indonesia berhasil memenangi pertandingan final Piala Thomas.
d. Kami akan menanami padi di sawah ini minggu depan.
e. Mereka akan menyaksikan pertandingan sepakbola antara Jerman
melawan Inggris secara langsung.
18. Kalimat yang benar adalah
a. Pengembalian uang nasabah akan bergantung pada jumlah nilai
harta perusahaan itu setelah dilelang.
b. Hukum akan dijatuhkan oleh hakim setelah istirahat.
c. Kasus ini dialami pula oleh bank-bank swasta lain jika tidak berhati-hati.
d. Bengkel raksasa itu akan dibuka Presiden SBY setelah dirapikan
bagian atasnya.
e. Perwakilan daripada negara-negara berkembang akan segera
berkumpul.
19. Industri perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat sejak
kebijakan deregulasi sektor keuangan mulai tahun 1983
Agar kalimat ini efektif, kata yang harus dihilangkan adalah kata
a. pesat d. tahun
b. sektor e. dengan
c. mulai
20. Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat.
Kalimat itu tidak lengkap karena
a. tidak ada subjeknya
b. tidak ada objeknya
c. tidak ada predikatnya
d. tidak ada pelengkapnya
e. tidak ada keterangannya
154 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Perbaikilah kalimat ini agar menjadi benar!
a. Pada kesempatan yang berbahagia ini, mari kita bersulang.
b. Di sini adalah tempat pendaftaran tinja.
2. Buatlah contoh kalimat yang komunikatif tetapi tidak cermat!
3. Buatlah contoh kalimat yang cermat tetapi tidak komunikatif!
4. Apa syarat sebuah kalimat yang banar?
5. Hal apa saja yang menyebabkan kalimat tidak komunikatif?
6. Hal apa saja yang menyebabkan kalimat tidak cermat?
7. Buatlah dua kalimat yang santun!
8. Buatlah dua kalimat yang tidak logis kemudian jelaskan ketidaklogisannya!
9. Buatlah contoh kalimat yang pilihan katanya tidak tepat!
10. Mengapa kalimat harus efektif dan komunikatif?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 155
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
Semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menggunakan kalimat dengan jelas , lancar, bernalar,
dan wajar
Indikator - Membedakan penggunaan pola tekanan kata dan
kalimat dalam berbicara dengan memerhatikan
konsep dan pola serta intonasi, tekanan, nada, irama,
dan jeda
- Membaca lirik lagu, naskah/teks, pengumuman/
pidato dan sejenisnya dengan menggunakan tekanan,
dan intonasi secara jelas dan tepat
Di dalam bab ini, diuraikan kembali tentang tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda seperti
telah dijelaskan pada Bab 1, hanya penerapannya lebih ditekankan pada berbahasa secara
lisan seperti berbicara dan membaca. Dalam hal, ini termasuk membaca indah puisi dan
membaca teks pengumuman. Tujuannya agar kita dapat membedakan penggunaan tekanan,
intonasi, nada, irama, dan jeda pada kata atau kalimat dalam berbicara dan membaca
sehingga kalimat yang disampaikan jelas, lancar, bernalar, dan wajar.
BAB 8
Menggunakan Kalimat Dengan Jelas,
Lancar, bernalar, dan Wajar
156 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana.
“Lelungan” ke Museum Bali
Bukan cuma panorama alam yang bisa dinikmati di Bali. Jika ingin
menikmati suasana yang berbeda, bisa juga mengunjungi museum. Selain
mengetahui sejarah Bali, lewat museum juga bisa diketahui beragam budaya
Bali yang pasti akan sangat menarik hati.
Ada banyak pilihan museum di Bali dengan beragam koleksi. Namun,
yang paling besar adalah Museum Bali yang terletak di pusat Kota
Denpasar.
Museum yang berdiri sejak tahun 1932 ini memiliki lebih dari 14.000
koleksi. Jenisnya beragam; mulai dari benda-benda peninggalan prasejarah,
pertukangan, tekstil, hingga alat-alat rumah tangga.
Saking banyaknya koleksi museum, tidak semua koleksi bisa dipajang.
Namun, koleksi yang dipajang penataannya sangat apik sehingga
memudahkan pengunjung.
Benda-benda koleksi yang dipajang pun ditata sedemikian rupa di
sembilan bangunan yang berada dalam satu kompleks. Arsitektur gedunggedung
tersebut sangat menawan karena perpaduan antara pura (tempat
suci umat Hindu) dan puri (isatana raja).
Di gedung sebelah timur, misalnya, di lantai dasar dipajang bendabenda
koleksi Bali zaman prasejarah. Di sini, misalnya, bisa disaksikan
kapak batu dan arca zaman dahulu. Adapun di lantai dua dipajang koleksi
barang-barang tradisional Bali, seperti alat-alat pertukangan.
Di bagian utara, ada Gedung Buleleng yang memajang kain-kain
tradisional Bali. Adapun di Gedung Karangasem yang terletak di bagian
tengah, dipajang peralatan panca yadya atau lima jenis korban suci yang
mencerminkan sifat religius masyarakat Bali.
Di bagian utara, tarletak Gedung Tabanan yang memajang perlengkapan
tarian Bali, senjata tradisional, hingga berbagai jenis wayang. Pokoknya
dengan mengunjungi museum ini, kita manambah wawasan tentang
kekayaan budaya dan sejarah Bali.
Museum Subak
Selain Museum Bali, kita juga bisa menyaksikan Museum Subak ,
Museum Arkeologi, Museum Badjra Sandhi, Museum Art C enter, dan
museum lain dengan keunikan masing-masing.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 157
Di Museum Gedong Kirtya Singaraja, misalnya, bisa disaksikan koleksi
lontar-lontar zaman kuno. Hanya saja, lembaran lontar itu belum semuanya
diterjemahkan karena kurangnya sumber daya manusia. Maklum, membaca
lontar kuno perlu keahlian tersendiri dan di Bali pun ahlinya bisa dihitung
dengan jari.
Selanjutnya, Museum Subak dijelaskan lewat benda-benda koleksinya,
bagaimana sistem pengairan subak di Bali berjalan. Ini bisa dipakai studi
perbandingan sistem pengairan di daerah lain. Adapun kalau mau tahu
sejarah Bali, bisa datang ke Museum Bardjra Sandhi. Di museum itu,
pengunjung bisa melihat diorama Bali.
Soal fasilitas, di museum-museum tersebut disediakan pemandu
dengan beberapa bahasa, seperti Inggris, Jepang, Jerman, Belanda, dan
China.
Ada baiknya juga menanyakan tarif pemandu agar kita tidak merasa
kecewa soal tarif yang harus dibayar belakangan.
Prinsipnya, banyak pilihan lelungan (jalan-jalan) di Bali, termasuk
museum. Ke museum pun banyak alternatif, tinggal kita yang menentukan
pilihan.
(Sumber : Kompas, 12 Desember 2007)
A. Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda
Pada pelajaran–pelajaran terdahulu telah dibahas mengenai unsur
bunyi, lafal, intonasi, dan jeda. Pada bab ini akan disinggung kembali
tentang lafal, intonasi, nada, irama, dan jeda yang berkaitan dengan cara
menggunakan kalimat dengan jelas ,lancar, bernalar, dan wajar.
Penggunaan kalimat secara lisan dituntut kejelasan dan kelancaran.
Jelas dalam pengucapan dan lancar dalam penyampaian. Untuk membuat
kalimat menjadi jelas dan lancar sehingga dapat dipahami dengan baik oleh
pendengar, perlu dicermati cara pengucapan kalimat berdasarkan tekanan,
intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat.
Tekanan berhubungan dengan keras lembutnya ucapan. Biasanya digunakan
untuk menunjukkan bagian kalimat yang ditonjolkan atau dipentingkan.
Pengucapannya dapat didukung oleh ekspresi atau mimik wajah yang serius.
158 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh :
- Dia telah pergi ke luar negeri kemarin.
(yang dipentingkan adalah aspek waktu kemarin bukan sekarang
atau besok)
- Dia telah pergi ke luar negeri kemarin.
(yang dipentingkan adalah aspek tempat ke luar negeri, bukan ke
tempat yang lain)
- Dia telah pergi ke luar negeri kemarin.
(yang dipentingkan adalah aspek predikat, yaitu telah pergi bukan
baru tiba atau pulang)
- Dia telah pergi ke luar negeri kemarin.
(yang pentingkan adalah aspek pelaku, yaitu dia bukan saya atau
Anda)
Intonasi berkaitan dengan naik-turunnya pengucapan kalimat. Intonasi
ditandai dengan lambang titinada 1, 2, 3, dan 4. Angka 1 menunjukkan
titinada terendah dan angka 4 menunjukkan titinada tertinggi. Satu kalimat
dapat diungkapkan dalam beberapa maksud sesuai dengan intonasi
pengucapannya.
Contoh :
- Pulang. (memberi tahu, intonasi datar)
misalnya jawaban atas pertanyaan kemana dia?
- Pulang? (bertanya, intonasi menaik di suku akhir)
- Pulang! (perintah, intonasi menaik dan panjang)
Penggunaan irama berkaitan dengan panjang pendeknya pengucapan.
Irama berhubungan dengan tempo bicara. Tempo bicara juga dapat ditentukan
oleh suasana hati pembicara.
Tempo bicara yang cepat sering menandakan
suasana hati yang riang atau serius namun dapat juga suasana
marah. Tempo diperlambat saat menegaskan suatu hal yang dianggap
penting, sedangkan tempo pengucapan yang pendek atau terpatah-patah
mengesankan suasana panik atau gugup. Pengucapan dengan irama akhir
yang panjang biasanya digunakan untuk kalimat interjeksi atau seruan,
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 159
seperti memanggil, takjub, keheranan, atau kesakitan termasuk juga ucapan
pertanyaan dengan nada kaget atau tidak yakin.
Penggunaan intonasi, nada, dan irama yang bervariasi terjadi pada
percakapan atau dialog, seperti percakapan lewat pesawat telepon yang
tidak berhadapan dan tidak melihat langsung pembicaranya. Saat bicara,
intonasi menjadi hal yang penting untuk menyampaikan maksud perkataan.
Demikian pula dalam dialog drama, pengucapan kalimat selalu didukung
oleh tekanan, intonasi, nada, dan irama yang tepat selain ekspresi dan
gerakan sehingga dialog hidup dan dipahami oleh penontonnya.
Contoh dialog drama:
Aleks : “Ini jadi...”
Irna : “Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak dengar bahwa
Da....”
Dawud : “Diam Irna, kalau terus-menerus begitu, berkeringat
tanpa guna. Padahal....”
Aleks : “Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekuen, itu
namanya Absurd. Buat larangan dilanggar sendiri. Huh.
Dasar....”
Irna : “Kaumulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur
ke sana ke sini...”
Aleks : “Diam, Irna, diaaam!”
Dawud : “Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak
memberi contoh....”
Irna : “Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain ,Wud.”
Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Di samping tekanan, intonasi, nada, dan irama, unsur suprasegmental
yang perlu diperhatikan dalam berbicara khususnya pengucapan kalimat
ialah jeda atau penghentian. Jeda berfungsi menandakan batasan kalimat.
Dalam tulisan, jeda ditandai dengan spasi atau tanda baca titik (.), koma
(,), garis miring (/), atau tanda pagar (#). Jeda juga dapat digunakan untuk
membuat sebuah kalimat panjang menjadi dua kalimat pendek tanpa
mengubah pengertian.
160 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Contoh :
- Perampokan serta pembunuhan terjadi di rumah seorang pengusaha
karpet yang membuat gempar penduduk sekitarnya.
- Perampokan serta pembunuhan terjadi di rumah seorang pengusaha
karpet. Kejadian itu membuat gempar penduduk sekitarnya.
Dalam bahasa lisan, aspek yang menjadi unsur gramatikal cenderung
tersirat. Faktor pendukung yang digunakan adalah pola tekanan, intonasi,
nada, irama, dan jeda selain ekspresi dan gerakan. Penggunaan tekanan,
intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat membuat kalimat yang diucapkan
mudah dipahami serta terhindar dari kesalahpahaman atau salah nalar.
Pengucapan kalimat dengan tekanan, intonasi, nada, dan irama serta jeda
yang tepat sesuai maksud yang ingin diungkapkan membuat kalimat
menjadi jelas, lancar, bernalar, dan wajar.
B. Membaca Indah
Kata-kata yang indah merupakan ciri laras bahasa sastra. Yang termasuk
sastra ialah prosa, puisi, dan drama. Ketiga bentuk sastra tersebut tidak saja
dapat dibaca untuk diri sendiri, tapi juga dibacakan untuk orang lain atau
dipertunjukkan. Selain pementasan drama, banyak akhir-akhir ini yang
mengadakan acara pembacaan puisi atau cerpen.
Di samping dibutuhkan penghayatan terhadap isi atau kandungan
karya sastra, pembacaan karya sastra juga perlu memahami tokoh, watak,
gaya bahasa, dan maksud setiap ucapan tokohnya dalam percakapan atau
dialog.
Saat membacakan percakapan atau dialog penggunaan tekanan,
intonasi, nada, irama, dan jeda harus diperhatikan. Penggunaan tekanan,
intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat membuat pendengar dapat
menikmati pembacaan karya sastra dengan memahami jalan cerita serta
unsur-unsur intrinsiknya seperti tema, tokoh, watak tokoh, setting, amanah,
sudut pandang, dan gaya bahasa.
Khusus karya sastra berbentuk puisi, pembacaannya harus memerhatikan
unsur-unsur pembangun puisi, misalnya diksi (pilihan kata), gaya
bahasa, tipografi, persajakan (rima), dan pencitraan. Di dalam puisi, tokoh
biasanya tersembunyi sehingga pembaca puisi harus memahami terlebih
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 161
dahulu tema puisi dan pesan yang ingin diungkapkan dalam puisi tersebut.
Tema dan kandungan isi dapat ditelaah lewat judul, pilihan kata, dan
simbol-simbol yang digunakan pada puisi. Pemakaian kata dalam puisi
tidak sepenuhnya bermakna denotasi, tapi dapat bermakna konotasi atau
kias. Kata-kata bermakna kias atau idiom serta bentuk ungkapan metaforis
lainnya harus dipahami terlebih dahulu. Pemahaman terhadap isi puisi
dan kata-kata yang digunakan, mendorong seseorang untuk terampil
memberikan tekanan, intonasi, nada, dan irama pada pembacaan setiap
larik puisi. Demikian pula pada kata atau kelompok kata yang merupakan
kesatuan arti, pembaca dituntut berhati-hati dalam memberikan jeda atau
penghentian sehingga tidak mengaburkan arti.
Berikut ini, hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum membaca puisi.
1. Bacalah secara keseluruhan puisi tersebut untuk menangkap kandungan
maknanya secara umum.
2. Pahami maksud dari setiap lirik.
3. Pahami suasana puisi yaitu, haru, kecewa, semangat, dan sedih.
4. Perhatikan rima persamaan bunyi.
5. Perhatikan perulangan kata yang ada bentuk repetisi.
6. Berikan tanda jeda pada kata-kata, frasa, atau klausa yang mengandung
kesatuan arti.
7. Berikan aksen pada kata yang diulang.
8. Perhatikan kata-kata yang bermakna kias.
Contoh penandaan aksentuasi pada puisi :
8. Perhatikan kata-kata yang bermakna kias.
Contoh penandaan aksentuasi pada puisi :
DOA
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
162 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Aku masih menyebut nama Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya Mu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
(DCD, 1959 : 13)
C. Membaca Teks Pengumuman
Teks pengumuman bersifat informatif, artinya apa yang ada dalam
teks pengumuman harus diketahui oleh khalayak yang dituju. Oleh karena
itu, dalam membacakan pengumuman, tidak boleh asal membaca agar isi
pengumuman dapat dipahami. Penggunaan tekanan, intonasi, dan lainnya
juga perlu diperhatikan. Biasanya ada bagian-bagian isi pengumuman
yang wajib diketahui dan dimengerti oleh pendengar. Bagian penting ini
dibacakan dengan tekanan keras, tempo lambat, dan intonasi yang jelas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca pengumuman adalah
sebagai berikut.
1. Membacakannya dengan suara yang cukup terdengar oleh pendengar.
2. Kata Pengumuman yang biasanya ditulis sentering diberikan aksen pada
awal dan suku akhirnya.
Contoh : PENGUMUMAN
3. Kata atau frasa yang menjadi hal penting diberikan aksen (tekanan).
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 163
4. Perincian dibaca dengan tempo yang lebih lembut.
5. Kalimat yang panjang dibaca per frasa atau klausa.
6. Perhatikan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik
dua (:), tanda titik koma (;), dan sebagainya.
7. Dalam setiap frasa atau klausa yang biasanya dijeda karena tedapat
tanda koma (,) diberi aksen menaik atau diucapkan lebih panjang.
Contoh : Siswa yang akan mendaftar ,.....
Contoh Pengumuman :
Komisi Pemilihan Umum
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Alamat : Jalan Janti, Gedongkuning, Yogyakarta
Telepon (0274) 451269, 584017
===========================================================================
PENGUMUMAN
No. 01/13/KPUDIY/04
1). Diberitahukan kepada seluruh calon anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
Provinsi DIY bahwa hari Kamis tanggal 1 April 2004, diperbolehkan untuk
menyelenggarakan kegiatan kampanye.
2). Pemberitahuan tentang jadwal dan tempat kampanye harap disampaikan ke
POLDA DIY dan KPU Provinsi, kabupaten/kota paling lambat 5 hari sebelum hari
pelaksanaan.
Yogyakarta, 24 Maret 2004
Ketua,
Ttd.
Suparman Marzuki, SH. Msi.
Membaca pidato tidak jauh berbeda dengan membaca teks
pengumuman. Pada dasarnya, pengucapannya diupayakan jelas, lancar,
dan wajar.
164 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
Menggunakan Kalimat dengan Jelas, Lancar, Bernalar, dan Wajar
A. Tekanan, Intonasi, Nada, Irama, dan Jeda
Kalimat yang dilisankan menuntut kejelasan dan kelancaran.
Kalimat yang diungkapkan adalah kalimat yang dapat dipahami dan
dimengerti oleh mitrabicara. Pengucapan kalimat harus berdasarkan
tekanan, intonasi, irama, dan jeda yang tepat.
B. Membaca Indah
Kata-kata yang indah merupakan ciri laras bahasa sastra. Yang
termasuk sastra ialah prosa, puisi ,dan drama. Ketiga bentuk sastra
tersebut, kecuali novel, tidak saja dapat dibacakan untuk diri sendiri
tetapi dibacakan juga untuk orang lain atau dipertunjukan. Selain
pementasan drama, banyak yang mengadakan acara pembacaan
puisi atau cerpen akhir-akhir ini.
C. Membacakan Teks Pengumuman
Teks pengumuman bersifat informatif, artinya apa yang ada
dalam teks pengumuman harus diketahui oleh khalayak yang dituju.
Penggunaan tekanan, intonasi dan lainnya juga perlu diperhatikan
agar isi pengumuman dapat dipahami.
1. Bacalah puisi dan teks pengumuman di atas dengan artikulasi dan
intonasi yang benar. Lalu, mintalah teman Anda mengomentarinya.
2. Carilah sebuah teks pidato singkat, kemudian bacalah teks tersebut
dengan pola tekanan, intonasi, nada, irama, dan jeda yang tepat.
Mintalah guru untuk menilainya.
TUGAS MANDIRI :
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 165
UJI KOMPETENSI
Λ___
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Di bawah ini yang termasuk intonasi kalimat memberi tahu ialah
a. pulang d. pulang
b. pulang e. pulang
c. pulang
2. Biasanya pengunaan kalimat dengan menggunakan tekanan karena
a. lawan bicara tidak mengerti maksudnya
b. hanya sebuah ekspresi pembicara saja
c. mementingkan kata-kata yang disingkat
d. supaya bervariasi
e. kata itu pokok kalimat
3. Bentuk pengucapan kata atau kalimat dalam dialog drama banyak
ditentukan oleh
a. irama d. frasa
b. aksen e. jeda
c. nalar
4. Yang disebut dengan tekanan dalam ilmu tata bunyi ialah
a. tempo d. aksen
b. ritual e. segmental
c. irama
5. Di bawah ini adalah hal-hal yang penting dalam kalimat untuk
menunjukkan kata atau kelompok kata supaya mendapatkan perhatian
dan pengertian khusus ialah
a. aksen, nalar
b. tekanan, intonasi, dan nada
c. frasa dan tekanan
d. jeda
e. segmental
166 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
6. Ciri intonasi dalam kalimat bertanya ialah
a. pengucapan suku kata panjang dan menaik
b. menaik di saat pengucapan suku kata terakhir
c. menurun di saat pengucapan dengan tekanan akhir kata
d. pengucapan suku awal dan akhir menaik
e. pengucapan suku awal dan akhir menurun
7. Penggambungan antara jeda, nada, dan tekanan ialah
a. tempo d. intonasi
b. ritme e. aksen
c. irama
8. Lafal Indonesia yang dipengaruhi bahasa daerah disebut
a. laras d. warna
b. dialek e. kelas
c. ragam
9. Kalimat yang mempunyai panjang pendeknya tekanan disebut
a. irama d. irama
b. tempo e. intonasi
c. aksen
10. Di bawah ini adalah kata lafal yang dipengaruhi dari daerah Betawi,
kecuali
a. ane untuk saya
b. ape untuk apa
c. ke mane untuk ke mana
d. mBogor untuk Bogor
e. dimari untuk di sini
11. Kata lafal yang dipengaruhi daerah Tapanuli adalah
a. berapa menjadi bara
b. senang menjadi senang
c. ingin menjadi pengen
d. seperti menjadi kayaknya
e. telur menjadi telor
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 167
12. Unsur kata asing yang lafal dan ejaannya telah diserap di bawah ini,
kecuali
a. apotek ---- apotik
b. percentage ---- persentase
c. ambulance ---- ambulans
d. contingent ---- kontingen
e. complex ----- kompleks
13. Kata yang tidak sesuai dengan lafal baku dalam kalimat berikut ini,
kecuali
a. Kita nonton pilem itu yuk!
b. Ibu pergi ke pasar pagi kemaren.
c. Ke mane orang-orang pergi.
d. Tiap hari ia makan dengan nasi dan telor dadar.
e. Kami menyeberang sungai itu malam-malam.
14. Penanda tekanan pada kalimat di bawah ini yang benar adalah
a. Dia sudah pulang. d. Angkat kayu itu!
b. Siapa anak itu? e. Ia lulus ujian.
c. Siapa bilang...?
15. Nenek senang sekali makan jengk l. Kata yang lafalnya sama dengan/
jengk l /, ialah
a. kacau d. loyo
b. limau e. solo
c. tolong
16. Kita break sebentar untuk mengatur strategi.
Kata yang sepadan dengan kata break di atas adalah...
a. duduk d. finis
b. istirahat e. kompak
c. stop
17. Keberhasilan perusahaan terletak pada manajemen yang baik. Kata
yang sepadan dengan kata manajemen adalah
a. organisasi d. keuangan
b. struktur e. etos kerja
c. pengelolaan
168 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
18. Ia berhasil mencapai sarjana karena ditunjang oleh ketekunan dan
finansial yang mapan.
Kata finansial berarti
a. organisasi d. keuangan
b. struktur e. etos kerja
c. pengelolaan
19. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah
berikut ini kecuali
a. suasana puisi d. rima
b. pengulangan kata e. kata bermakna luas
c. bagian sampiran
20. Unsur serapan yang penulisan dan pelafalannya tidak berubah sesuai
aslinya ialah
a. coffe break d. go public
b. shuttle cock e. ratio
c. dealer
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan b enar!
1. Bacalah surat pengumuman di atas!
2. Sebutkan isi dari pengumuman di atas!
3. Dari dan untuk siapakah surat pengumuman itu ditujukan?
4. Tuliskan kata pengumuman dan pola intonasi atau tekanannya menurut
kalian!
5. Dalam pengumuman tersebut, sebutkan kata-kata apa sajakah yang
mendapatkan aksen!
6. Sebutkan beberapa hal yang termasuk aksen atau intonasi!
7. Apa saja simbol yang menandakan jeda?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan membaca indah!
9. Sebutkan perbedaan antara membaca deklamasi dan membaca puisi!
10. Simbol apa sajakah yang menandakan jeda?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 169
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara
Tingkat Semenjana
Kompetensi
Dasar
- Menulis dengan memanfaatkan kategori/kelas kata
Indikator - Menggunakan kata atau bentuk kata yang sama dalam
perincian dengan mem perhatikan keefektifan dan
keefisienan rincian
Pada bab ini, kita akan mempelajari kelas kata, frasa dan macamnya serta bagaimana
memanfaatkan kelas kata dalam perincian dengan memperhatikan keefektifan dan
keefisienan rincian. Tujuan pembelajaran materi ini ialah agar kita memahami kelas kata dan
mecam-macam frasa serta dapat memanfaatkan kelas kata dalam membuat kalimat rincian
sehingga kalimat tetap efektif.
BAB 9
MENULIS DENGAN MEMANFAATKAN
KATEGORI / KELAS KATA
170 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Pemilik Energi Benang Bordir
Di tangan Hery Suharsono, benang seolah bernyawa, memberi bentuk,
memberi ekspresi, dan memberi cahaya. Tak heran saat mengikuti lomba
kaligrafi bertema Mal Hijrah (Tahun Baru Islam) di Malaysia, karyanya
mendapat pujian dari Perdana Menteri Malaysia (waktu itu), Mahatir
Muhammad. Hasil karya Hery dianggap aneh karena memakai beberapa
material, antara lain bordir, mote, dan cat minyak. Lukisan berukuran 4 x 8
meter itu tampak memukau.
Sejak usia tiga tahun, Hery memang sudah hobi mencorat-coret
dan mewarnai. Hal ini, membuat ayahnya, Sukenda, pengusaha batik di
Indramayu kaget melihat hasil coretan anaknya. Sang ayah merasa ada yang
terpendam pada diri si anak. Dugaan ayahnya benar, ketika Hery duduk
di bangku SD, ia beberapa kali memenangkan lomba melukis sampai ia
dijuluki pelukis cilik. Ketika SMP, ayahnya mengajari Hery seni bordir. Tak
disangka Hery sudah dapat membuat desain aplikasi bordir dengan bahan
dasar batik untuk membuat tas, selendang, sapu tangan, bahkan kemeja,
dan busana wanita. Hasil rancangan Hery laku keras di pasaran. Untuk
mengasah bakat anaknya, setiap liburan sekolah, Sukenda sering mengajak
Hery ke Yogyakarta untuk berguru pada pelukis besar Affandi.
Bimbingan ayahnya tak berlangsung lama, saat Hery kelas 1 di SMAN
1 Indramayu, tahun 1980, Sukenda wafat. Hery sempat goyah. Ia merasa
kehilangan pembimbing dan panutan, seorang ayah yang telah mewariskan
ilmu bordir untuk ia kembangkan kelak. Setelah lulus SMA, atas saran
ibunya, ia melanjutkan kuliah di Akademi Keuangan dan Perbankan di
Bandung. Baru kuliah empat semester, ibunya pun meninggal dunia.
Hery sangat terpukul, ia memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah.
Biaya kuliah lebih baik untuk pendidikan ketiga adiknya. Selanjutnya,
ia menetap di Cirebon dan berkesenian di sana. Belum lama di Cirebon,
ia kemudian pergi ke Yogyakarta bergabung dengan para seniman ASRI
(Akademi Seni Rupa Indonesia). Untuk menyambung hidup, ia jadi pelukis
poster di Syamsul Grup. Secara otodidak, ia terus mengasah kemampuan
seni rupanya.
Empat tahun di Yogyakarta dan bosan menjadi seniman, ia lalu
mengadu nasib di Jakarta, bekerja sebagai pendesain motif dan desain
busana untuk bordir di sejumlah butik kecil. Pada tahun 2001, ia pindah ke
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 171
Ranti Busana. Di sini ia sering bereksperimen sendiri di ruang bordir, saat
karyawan pulang. Karena pengalamannya selama ini, proses eksperimennya
dalam pengolahan benang menghasilkan 100 lukisan bordir bercorak
ekspresionistis, pengaruh dari sang Maestro Affandi.
Menjadi pegawai pada butik terkenal dengan gaji kecil padahal
banyak hasil karyanya yang dijual atas nama butik, membuat ia tidak puas.
Ia memutuskan keluar dari butik itu dan bergabung ke butik pamannya
yang berada di Malaysia. Di sana pun Hary banyak menghasilkan karya
sehingga produk pamannya laris manis. Tak sampai tiga tahun, karena
ada perubahan sistem keimigrasian, ia harus kembali ke Indonesia. Di
Indonesia, ia bermukim di Majalengka dan menulis buku Busana Muslim
dengan Aksen Bordir. Penjualan bukunya meledak. Ia menulis buku sampai
40 judul.
Lukisan bordir sebenarnya masih belum populer di masyarakat dan
kancah seni. Beberapa kritikan pernah diarahkan kepadanya dengan
mengatakan bahwa seni bordir merupakan seni rendahan atau produk
massal. Kritikan tersebut menjadikannya tertantang untuk mendalami
seluk beluk seni rupa dari buku. Namun, angin segar datang dari Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang. Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd., dosen
tata busana di tempat itu, mengatakan dengan tegas bahwa lukisan bordir
bukan hanya tergolong seni tinggi, tapi juga merupakan karya langka.
Pernyataan itu membuat Hery semangat dan yakin bahwa dibandingkan
seni lukis, pada seni bordir dituntut keseriusan tertentu, yaitu untuk
mengatasi beberapa kesulitan.
Kesulitan pertama terletak pada medianya yang bukan kanvas tapi
mesin bordir. Kesulitan lain ialah pewarnaan. Pencampuran warna pada
benang tak bisa selembut cat, selain itu tak banyak pilihan benang berwarna
yang dikeluarkan pabrik. Hery harus mencari teknik-teknik baru untuk
mengatasi variasi warna pada benang. Kesulitan warna ini juga termasuk
urusan pencampuran warna dasar untuk menghasilkan banyak warna.
Untuk masalah ini, Hery menyiasatinya dengan menggunakan cairan
pewarna batik. Benang putih dicelupkan ke dalam campuran warna yang
dikehendaki.
Agar warna lebih cemerlang dan terkesan ada gradasinya, benangnya
dicelupkan ke adukan 5% pewarna yang dimaksud, lalu pada benang
berikutnya persentase ditambah beberapa mililiter lagi, begitu seterusnya
sampai 100%. Kemudian, benang-benang itu dijemur sampai kering. Untuk
mencapai efek tertentu, Hery menciptakan teknik khusus, misalnya teknik
172 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
bulu kusut, yakni benang digosok-gosok hingga seperti bulu-bulu lembut.
Juga teknik gacruk , yakni benang dibordirkan meloncat-loncat agar terlihat
kasar. Teknik semprot agar benang terlihat lembut dan teknik lain yang
membuat benang terkesan bergulir atau terpelintir.
Bercermin pada nasib batik yang diklaim negeri jiran, Hery berusaha
mematenkan hasil karyanya. Harga yang ia tawarkan untuk setiap lukisan
sudah termasuk biaya paten, material, serta ‘energi mental dan fisik’
pengerjaannya. “Melukis dengan cat minyak bisa saya selesaikan dalam
setengah jam, kalau lukisan bordir 1-3 bulan,” ujarnya. Tampaknya respon
dari luar negeri cukup prospektif. Tengah ia jajaki untuk berpameran di
Jepang dan Australia.
Hery terus bergerak mengeksplorasi lukisan bordir. Ke depan, ia
kembangkan mixed-media, dengan memadukan berbagai aplikasi ke dalam
bordir, antara lain batu permata, pernak-pernik, bermacam bentuk benang,
cat akrilik, hingga seni grafis. Ia ingin membawa bordir ke tiga dimensi
dengan tidak melepas kepribadian seni bordir. Terutama energi benang;
jika sendiri, ia menyatukan; jika bersama, ia memancarkan cahaya.
(Dikutip dari Intisari, Juli 2007, dengan beberapa perubahan)
A. Kelas Kata
Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain
bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis,
yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi
(penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di
dalam kalimat. Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan
seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan
jabatan di dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna
yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.
Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan
tentang kelas kata oleh para ahli bahasa. Namun secara umum, kelas kata
terbagi menjadi berikut ini.
1. Kata kerja (verba)
2. Kata sifat (adjektiva)
3. Kata keterangan (adverbia)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 173
4. Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
5. Kelompok kata tugas ialah :
1. Kata Sandang (artikel)
2. Kata Depan (preposisi)
3. Kata Hubung (konjungsi)
4. Partikel
5. Kata Seru (interjeksi)
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau
tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja
pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi,
pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh: bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh: cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
174 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh : - Saya menulis surat.
S P O
- Adik membeli balon.
S P O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh : - Mereka duduk di taman.
S P K
- Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S P K
- Adik sedang mandi.
S P
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan
watak, dan tabiat orang/binatang/ benda. Kata sifat umumnya berfungsi
sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
Contoh: lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit
sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya
Macam-macam adjektiva:
a. Ajektiva dasar, seperti adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin,
anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-
inggrisan.
2. adjektiva bereduplikasi:
contoh: muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 175
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh: abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
c. Adjektiva deverbalisasi, misalnya: melengking, terkejut, menggembirakan,
meluap.
d. Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman,
kesatria, berbusa, dan lain-lain
e. Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang,
bertambah.
f. Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
g. Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
h. Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan,
tinggi hati.
i. Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya alangkah gagahnya,
bukan main kuatnya, Maha kuasa.
3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan
pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
Macam-macam adverbia:
a. Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian,
niscaya, tidak, paling, pernah, pula, saja, saling.
b. Adverbia turunan terbagi atas:
1. Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,
paling-paling.
2. Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau
tidak mungkin.
3. Adverbia yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau,
agaknya, harusnya, sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
176 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
4. Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan
(Numeralia)
a. Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu
benda (konkret maupun abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek,
objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang
sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang
yang baik.
Macam-macam nomina:
a. Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah,
kerbau, ayam.
b. Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
c. Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
d. Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
e. Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
f. Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
g. Nomina dari proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara,
pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
h. Nominalisasi dengan si dan sang, misalnya: si kecil, si manis, sang
kancil, sang dewi.
i. Nominalisasi dengan yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang
cantik.
b. Kata Ganti (Pronomina)
Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu
pada nomina lain. Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda atau
nomina.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 177
Macam-macam pronomina:
Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronomina
persona, (2) pronomina penunjuk (3) pronomina penanya.
1. Pronomina Persona
a). Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
b). Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
c). Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
(a). Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
dan kami, kita
(jamak)
(b). Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau,
Anda (tunggal),
dan kalian, Anda
sekalian (jamak)
(c). Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau
(tunggal), dan
mereka (jamak)
d). Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda
tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa,
apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
(a) Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
(b) Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
(c) Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
3. Pronomina Penanya
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah
pertanyaan.
Contoh: siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan
berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung
banyaknya orang, binatang, dan benda.
178 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Macam-macam numeralia:
a). Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
(a). Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
(b). Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
(c). Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
b). Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau
struktur
Misalnya: pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
c). Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya : ketiga
(ke + Num), ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun
(ber- + Num)
5. Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda
atau yang membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami,
sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru,
para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si
terhukum.
d). Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri
Paus (gelar kehormatan), Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan
pria dan wanita dalam sastra lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata
benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan
(frasa preposisional).
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 179
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya: di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam,
daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang,
dari muka.
(b). gabungan preposisi + preposisi + non-preposisi, misalnya : di atas
rumah, dari tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya
dari rumah ke jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga
petang.
c). Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling,
sekitar, sepanjang, seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan
dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
a). Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi
pula.
b). Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
c). Konjungsi pilihan, misalnya: atau
d). Konjungsi perlawanan, misalnya: tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya,
padahal.
e). Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan
lain-lain
f). Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya
dan lain-lain
g). Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
h). Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya,
seumpamanya.
i). Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
180 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
j). Konjungsi perluasan, misalnya: yang
k). Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
l). Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
m). Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
d. Partikel
Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,
mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan
(berita).
Macam-macam partikel:
a). kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
b). kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
c). deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
d). lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
e). dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
f). kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
g). pun, misalnya: Membaca pun ia tak bisa.
h). toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah.
i). yah, misalnya: Yah, apa aku bisa melakukannya?
e. Kata Seru (Interjeksi)
Kata seru atau interjeksi adalah kata tugas yang dipakai untuk
mengungkapkan seruan hati atau berbagai ungkapan perasaan.
Macam-macam interjeksi :
a). Seruan atau panggilan, misalnya: hai, ayo, halo, wahai.
b). Keheranan atau kekaguman, misalnya: aduhai, amboi, astaga, wah.
c). Kesakitan, misalnya: aduh
d). Kekecewaan atau kekesalan, misalnya: uh, brengsek, buset, yaa.
e). Kekagetan, misalnya: lho, masya Allah, Astagfirullah, ya Gusti.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 181
f). Kelegaan, misalnya: Alhamdulillah, nah, syukurlah.
g). Kejijikan, misalnya: bah, cih, cis, hii, idih, ih.
B. Frasa dan Macamnya
Frasa adalah bagian kalimat yang terbentuk dari dua kata atau lebih
yang hanya menduduki satu fungsi atau jabatan di dalam kalimat. Di
dalam kalimat terdapat subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K),
dan pelengkap (pel).
Contoh :
- Dokter membaca buku.
S P O
- Dokter muda sedang membaca buku cerita.
S P O
- Dokter muda ganteng sedang asyik membaca buku cerita komik.
S P O
Pada contoh di atas, kata dokter dapat diperluas menjadi dokter muda,
dokter muda ganteng, tapi tetap menduduki satu fungsi di dalam kalimat
yaitu, subjek. Demikian pula dengan membaca, diperluas menjadi sedang
membaca dan sedang asyik membaca tetap berkedudukan sebagai predikat
Begitu juga pada kata buku, diperluas menjadi buku cerita dan buku cerita
komik tetap berkedudukan sebagai objek.
Frasa dibedakan atas:
1. Frasa nominal: frasa yang unsur pusatnya kata benda.
Contoh : - kamar anak
- buku gambar
2. Frasa verbal: frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
Contoh : - sedang tidur
- telah belajar
3. Frasa adjektival: frasa yang unsur pusatnya kata sifat.
Contoh: - cukup pintar
- agat lambat
182 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
4. Frasa adverbial: frasa yang unsur pusatnya kata keterangan.
Contoh: - pagi sekali
- sangat tekun
5. Frasa preposisional (kata depan): frasa yang terdiri dari unsur kata
depan dan kata benda.
Contoh: - di kota
- dari kantor
C. Memanfaatkan Kelas Kata dalam Menyusun
Perincian pada Kalimat
Sering kita menemukan kalimat yang kurang efektif. Apalagi kalimat
tersebut berbentuk kalimat majemuk yang menggunakan banyak unsur
keterangan atau berbentuk perincian. Untuk menyusun kalimat seperti ini
dan agar mudah dipahami, kita harus berpedoman pada ciri kalimat efektif.
Ciri-ciri kalimat efektif antara lain adalah adanya kesejajaran bentukan
kata dan penghematan dalam penggunaan kata. Yang dimaksud dengan
kesejajaran adalah kesamaan pilihan bentukan kata pada kalimat luas yang
berisi perincian. Jika bentukan kata pertama berupa kata benda (nomina),
kata berikutnya harus berbentuk kata benda. Jika kata pertamanya
berbentuk kata kerja (verba), kata berikutnya dan seterusnya berbentuk kata
kerja. Pemahaman terhadap kelas kata dapat memudahkan kita menyusun
kalimat yang berisi pemerian agar tetap efektif.
Contoh:
1.a. Proses pendaftaran masuk SLTA dari SLTP dimulai dengan diserahkannya
tanda kelulusan lalu mengambil dan mengisi formulir dan tinggal
mengamati hasilnya setiap hari.
Menjadi:
1.b Proses pendaftaran masuk SLTA dimulai dengan penyerahan tanda
kelulusan dari SLTP, lalu pengambilan serta pengisian formulir, dan
pengamatan pada pengumuman hasilnya setiap hari.
2.a. Kamu boleh tinggal di rumah ini dengan sewanya dibayar setiap bulan
atau kaubisa membelinya dengan harga yang telah disepakati.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 183
Menjadi:
2.b. Kamu boleh menempati rumah ini dengan membayar sewanya setiap
bulan atau kaudapat membelinya dengan harga yang telah disepakati.
3.a. Hati-hati berbelanja di mall, sering terjadi kecopetan, penodongan, dan
perampokan.
Menjadi:
3.b. Hati-hati berbelanja di mall, sering terjadi pencopetan, penodongan, dan
perampokan.
4.a. Untuk menjadi siswa teladan, seseorang dituntut rajin, tekun, tidak
ceroboh dan tak mudah putus asa.
Menjadi:
4.b. Untuk menjadi siswa teladan, seseorang dituntut rajin, tekun, teliti, dan
optimis.
Selain kesejajaran, dalam menyusun kalimat efektif juga diperlukan
kehematan penggunaan kata. Kata-kata yang sama dan diulang-ulang dapat
dibuang atau diganti dengan kata yang sejenis dan semakna sepanjang tidak
mengubah pengertiannya. Umpamanya, untuk menghemat pengulangan
nama orang/kita dapat menggunakan bentuk pronomina persona (kata
ganti orang).
Contoh :
Pak Muhidin beserta anaknya tak dapat lagi berjualan di pinggir jalan
protokol setelah barang dagangan Pak Muhidin dan anaknya terkena razia
petugas. Pak Muhidin tidak putus asa bersama anaknya, penjual pakaian
jadi itu berjualan keliling kampung.
Menjadi:
Pak Muhidin beserta anaknya tak bisa lagi berjualan di pinggir jalan
protokol setelah dagangan mereka terkena razia petugas pamong praja.
Ia tidak putus asa. Bersama anaknya, ia berjualan pakaian jadi keliling
kampung.
184 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Kelas Kata
Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan
sebagai subjek, predikat, objek, dan keterangan. Kata juga dapat
dikelompokkan ke dalam kelas kata kerja (verbal), sifat (adjektiva),
keterangan (adverbia), benda (nomina), ganti (pronomina),
bilangan (numeralia), serta tugas.
B. Frasa dan Macamnya
Frasa dibedakan atas:
1. Frasa nominal: frasa yang unsur pusatnya kata benda.
2. Frasa verbal: frasa yang unsur pusatnya kata kerja.
3. Frasa adjektival: frasa yang unsur pusatnya kata sifat
4. Frasa adverbial: frasa yang unsur pusatnya kata keterangan.
5. Frasa preposisional: frasa yang terdiri atas unsur kata depan
dan kata benda
C. Memanfaatkan Kelas Kata dalam Perincian pada Kalimat
Pemahaman kelas kata dalam menyusun kalimat yang berisi
pemerian bertujuan untuk kesejajaran kata bentukan, penghematan
kata, serta ketepatan pemakaian kata.
1. Bacalah wacana di awal bab ini. Daftarkanlah kelas kata yang terdapat
dalam bacaan tersebut.
2. Carilah kalimat yang berisi perincian, koreksilah. Jika kurang efektif
perbaikilah dengan memanfaatkan kelas kata.
3. Buatlah dua kalimat yang berisi perincian dengan memerhatikan
kesejajaran dan kehematan penggunaan katanya.
TUGAS MANDIRI:
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 185
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Kelompok kata berikut ini yang bukan frasa adalah
a. rumah makan
b. jagung rebus
c. manggang ayam
d. orang tua
e. sekolah baru
2. Kata-kata berikut yang tidak termasuk kata benda adalah
a. pikiran
b. pendidikan
c. majalah
d. uraian
e. nyalakan
3. Di bawah ini yang termasuk kata benda abstrak adalah
a. pikiran
b. lautan
c. majalah
d. tulisan
e. nyalakan
4. Konfiks pe--an dalam kata penantian membentuk kata
a. benda
b. sifat
c. kerja
d. keterangan
e. partikel
5. Konfiks ke--an dalam kata kebesaran membentuk kata
a. benda d. keterangan
b. sifat e. partikel
c. kerja
186 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
6. Di bawah ini yang termasuk kata benda tak terbilang ialah
a. kantor
b. kampung
c. pohonan
d. udara
e. orang
7. Di bawah ini yang termasuk kata benda kumpulan ialah
a. sekolah
b. Abdullah
c. pengumuman
d. kebersihan
e. asinan
8. Yang termasuk kata bilangan tingkat adalah
a. satu
b. dua pertiga
c. lusin
d. keempat
e. jutaan
9. Yang termasuk kata keterangan gabungan adalah
a. agaknya
b. supaya
c. belum pernah
d. sekali-sekali
e. telur ayam
10. Di bawah ini kalimat yang menggunakan artikel bermakna netral
adalah
a. Rumahnya di sebelah masjid Al-Furqon.
b. Hakim memutuskan si terdakwa dengan hukuman lima tahun.
c. Makanannya sungguh lezat.
d. Para ahli sedang membicarakan kedatangan komet Haley.
e. Kami mohon Sri Baginda berkenan memberikan restunya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 187
11. Semua barang-barangnya ia simpan di atas loteng rumahnya.
Kata yang termasuk preposisi adalah
a. rumah
b. barang-barang
c. loteng
d. di atas
e. simpan
12. Ayahnya seorang konglomerat yang terkenal dermawan ... suka membantu
fakir miskin.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah
a. maka
b. agar
c. lagipula
d. sedangkan
e. padahal
13. Fadilah selalu belajar menjelang ujian ... ia lulus dengan nilai memuaskan.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah
a. maka
b. agar
c. lagipula
d. sedangkan
e. padahal
14. Fachri menjadi anak yang pemurung ... ia gagal lulus ujian tahun ini.
Kata hubung yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah
a. maka
b. agar
c. sejak
d. sedangkan
e. supaya
188 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
15. Yang termasuk kata seru yang menyatakan keheranan di bawah ini
adalah
a. hai
b. amboy
c. huh
d. syukurlah
e. ayo
16. Yang termasuk frasa adverbial di bawah ini adalah
a. pagi-pagi
b. tinggi sekali
c. cukup cerdas
d. lumayan enak
e. dari rumah
17. Setelah tahap penulisan, langkah yang harus dilakukan adalah pengetikan,
pengeditan, dan
Kata yang memenuhi kesejajaran untuk pengisi bagian yang kurang
adalah
a. menjual
b. diterbitkan
c. mencetak
d. pencetakan
e. menerbitkan
18. Di bawah ini kalimat yang menggunakan kata kerja intransitif ialah
a. Dari tadi ia mondar-mandir saja di situ.
b. Adik pingsan ketika melihat ondel-ondel.
c. Mereka sedang membaca buku di perpustakaan.
d. Kulitnya mengeluarkan darah yang tak sedikit.
e. Toko itu menjual alat-alat olahraga.
19. Kalimat yang menggunakan kata kerja transitif adalah
a. Kami mandi-mandi di sungai itu.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 189
b. Kulihat si Atik sedang berdandan di kamarnya.
c. Pemerintah tengah menggalakkan usaha sektor ril.
d. Sekolah ini memang keren.
e. Setelah kerja seharian, ia perlu istirahat.
20. Kalimat yang menggunakan kata keterangan deverbalisasi ialah
a. Ia memang terkenal budiman.
b. Kekayaannya tak ada yang menandinginya.
c. Kupu-kupu itu sungguh elok.
d. Ia terkejut melihat ayahnya datang.
e. Arif bersungguh-sungguh menangani pekerjaan ini.
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Sebutkanlah penggolongan kelas kata secara umum!
2. Sebutkan ciri-ciri kata kerja!
3. Buatlah dua kalimat yang termasuk verba transitif dan verba intransitif!
4. Apa yang dimaksud dengan partikel? Beri contohnya!
5. Buatlah kalimat dengan menggunakan preposisi! Garis bawahi katanya!
6. Buatlah kalimat dengan menggunakan interjeksi sebanyak 4 buah!
7. Sebutkanlah ciri-ciri kata benda!
8. Buatlah kalimat dengan menggunakan kata hubung perlawanan dan
penegasan!
9. Buatlah kalimat dengan kata bilangan yang menyatakan kumpulan!
10. Apa yang dimaksud dengan kata sandang? Beri contoh kalimatnya 2
buah!
190 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 191
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia Setara
Tingkat Semenjana
Kompetensi
Dasar
- Membuat Berbagai Teks Tertulis dalam Konteks
Bermasyarakat dengan Memilih Kata, Bentuk Kata, dan
Ungkapan yang Tepat
Indikator - Menetapkan topik berdasarkan tema tertentu
- Membuat kerangka karangan
- Menentukan kalimat utama berdasarkan kerangka
yang ditetapkan
- Menyusun karangan sesuai dengan pilihan jenis
karangan tertentu (narasi, deskripsi, eskposisi) dengan
pemilihan kata, bentuk kata, dan ungkapan yang
tepat
Materi pada bab ini melatih kompetensi menulis. Dalam bab ini, diuraikan mengenai
langkah-langkah membuat berbagai teks tertulis dari perencanaan membuat karangan, pola
pengembangan karangan, dan menulis berbagai jenis karangan. Dengan mempelajari bab
ini, kita diharapkan mampu membuat berbagai jenis teks tertulis secara tertib dan sistematis
termasuk dalam memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
BAB 10
MEMBUAT BERBAGAI TEKS TERTULIS
DALAM KONTEKS BERMASYARAKAT
192 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana.
Bumi Memanas, Gaya Hidup pun Berubah
Isu pemanasan global atau global warming rasanya makin akrab dengan
kita. Masalahnya, apakah kita benar-benar paham terhadap isu lingkungan
yang satu ini, termasuk dampaknya terhadap kehidupan kita? Jangan mainmain
lho, pemanasan global bisa berdampak buruk terhadap kesehatan dan
memengaruhi gaya hidup kita.
Pemanasan global disebabkan oleh meningkatnya gas rumah kaca di
atmosfer. Gas rumah kaca adalah gas hasil dari pembakaran bahan bakar fosil
(seperti minyak bumi dan batu bara) yang melepaskan karbondioksida dan
dinatriumoksida, maupun pembakaran sampah organik yang melepaskan
gas menata.
Alexander Sriewijono, psikolog sekaligus penemu Daily Meaning
menjelaskan, pemanasan global berpengaruh terhadap gaya hidup manusia.
Saat ini, kata dia, pilihan busana, pola makan, asupan nutrisi, perawatan
diri, dan pola aktivitas yang diterapkan orang cenderung berubah seiring
munculnya fenomena pemanasan global tersebut.
Saat ini, busana tak lagi sekadar pelindung tubuh, tapi juga berfungsi
sebagai penyeimbang suhu udara dan suhu tubuh. “Karena itu, sesuaikan
busana yang dipakai dengan perubahan cuaca dan iklim akibat pemanasan
global,” kata Alex di sela-sela acara yang diselenggerakan P&G Beauty di
Jakarta, beberapa waktu lalu. Ia pun membuat beberapa contoh. Untuk
cuaca panas, misalnya, sebaiknya gunakan bahan yang ringan, sederhana,
menutup tubuh sampai ke bawah, namun tetap memperhitungkan
penyerapan keringat.
Asupan makanan dan minuman juga perlu disesuaikan. Dalam hal ini,
Alex menyarankan untuk banyak minum air putih, makan buah-buahan, dan
kalau perlu mengonsumsi suplemen (vitamin, mineral, dan antioksidan)
Perawatan Kecantikan
Bagi wanita, penampilan adalah hal yang sangat diperhatikan.
Nah, untuk urusan penampilan ini, mau tak mau wanita pun mesti
mempertimbangkan pengaruh pemanasan global, terutama yang terkait
dengan perawatan kulit dan rambut. “Wanita saat ini harus lebih perhatian
dengan perawatan rambut dan kulit. Untuk itu, selalu gunakan tabir surya
saat akan keluar ruangan di siang hari,” ujar Alex, yang meraih gelar master
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 193
di bidang sumber daya manusia di Universitas Westminster, Inggris. Dan
agar tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, disarankan untuk
menggunakan kosmetik yang berbahan dasar natural.
Bagaimana dengan pola aktivitas kita sehari-hari? Pastinya juga ikut
terpengaruh oleh perubahan suhu udara akibat pemanasan global. Jika
Anda wanita yang bekerja di luar rumah, usahakan untuk berangkat lebih
pagi dan pulang lebih malam. Tujuannya tak lain untuk menghindar udara
panas.
Jika tempat kerja Anda tidak terlalu jauh, cobalah menggunakan
kendaraan yang tak menyemburkan gas buang ke udara. Bersepeda ke
kantor, mungkin bisa menjadi alternatif yang menyehatkan sekaligus ramah
lingkungan. Begitu pun dengan kebijakan bekendara 3 in 1, sebaiknya
dipatuhi. Ini sangat bermanfaat untuk mengurangi pembakaran bahan
bakar (bensin) pada kendaraan kita.
Keseimbangan body-mind-spirit juga mutlak diperhatikan. Perubahan
iklim yang tidak menentu dan alam yang makin tak bersahabat berdampak
pada meningkatnya stres pada individu, khususnya wanita. “Olahraga
yang teratur untuk kebugaran fisik dan relaksasi pikiran bisa membantu
menyeimbangkan unsur body-mind-spirit tersebut.”
(Sumber: Republika, 16 Desember 2007)
A. Perencanaan Membuat Karangan
1. Tema dan Topik Karangan
Sebelum melakukan penulisan, setiap orang pasti sudah memikirkan
apa yang ingin ditulisnya. Tentu hal-hal yang akan ditulis berhubungan
dengan segala yang telah diketahui. Jika hal tersebut merupakan hal yang
baru, maka setidaknya ia akan mengaitkan hal yang ingin ditulis dan
hal yang telah diketahuinya atau ia akan mengumpulkan bahan-bahan
informasi yang berhubungan dengan sesuatu yang ingin ditulis.
Apa yang ingin ditulis sebelum seseorang menulis karangan merupakan
sesuatu yang menjadi dasar atau pedoman dalam menulis atau
mengembangkan karangannya. Sesuatu yang ingin ditulis itu merupakan
sebuah ide atau gagasan yang merupakan pijakan dasar mengenai apa karangan
tersebut. Hal yang menjadi dasar karangan itu disebut dengan tema.
194 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Tema memang merupakan unsur terpenting yang harus ada sebelum
mengarang. Dalam banyak teori mengarang, menentukan tema karangan
merupakan langkah pertama dalam merencanakan membuat karangan.
Setelah menentukan hal yang ingin ditulis, langkah selanjutnya adalah
memerinci tema karangan menjadi pokok-pokok pikiran yang lebih khusus.
Pokok-pokok pikiran ini menjabarkan tema karangan. Pokok-pokok
pikiran itu disebut dengan topik karangan atau gagasan pokok. Topiktopik
ini disusun dan dirumuskan untuk masing-masing dikembangkan
menjadi paragraf-paragraf. Topik yang masih umum dapat dijabarkan lebih
terperinci lagi menjadi subtopik. Semua unsur itu disusun secara vertikal.
Susunan ini disebut dengan kerangka karangan.
Contoh Kerangka Karangan :
→ - Kemacetan lalu lintas terjadi setiap hari
→ - Penyebab kemacetan lalu lintas
a. volume kendaraan makin bertambah
b. ruas jalan makin sempit
c. banyaknya PKL yang memakai badan jalan
→ - Upaya mengatasi kemacetan lalu lintas
a. penambahan ruas jalan dengan dibangun fly over
b. penertiban PKL
c. dioperasikannya busway
→ - Kerja sama aparat polisi dan masyarakat
a. tanggung jawab para petugas polantas
b. kesadaran pemakai jalan
Kemacetan Lalu Lintas →
di DKI
2. Tujuan
Selain menetapkan tema dan menyusun topik karangan, penulis juga
harus merumuskan tujuan. Tujuan karangan merupakan maksud penulis
atau pengarang dalam mengarang. Tujuan dapat berkaitan dengan bentuk
karangan yang akan dibuat. Banyak hal yang dapat dijadikan tujuan,
misalnya tujuan memberi informasi kepada pembaca, bentuk karangannya
bersifat ekspositoris. Tujuan menggugah dan menghimbau, karangannya
dapat berjenis persuasi dan sebagainya.
Contoh tujuan pada karangan berbentuk narasi:
Tema : Kisah usaha seorang kakak untuk membelikan adiknya
boneka dari hasil menyemir sepatu.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 195
Tujuan : Menggugah simpati pembaca untuk ikut memikirkan
betapa susahnya hidup orang tak mampu tapi tetap
menyayangi saudaranya.
Contoh tujuan pada karangan argumentasi:
Tema : Bahaya kecanduan rokok
Tujuan : Menggugah orang yang terbiasa merokok agar mengurangi
kebiasaan merokok
3. Judul
Setiap tulisan atau karangan selalu mempunyai judul. Judul di dalam
sebuah karangan merupakan unsur yang penting. Seringkali seorang ingin
membaca sebuah karangan karena judulnya menarik. Oleh sebab itu,
dalam menentukan judul, diusahakan judul karangan enak dibaca, mudah
diucapkan, dan mudah diingat.
Judul sebuah karangan tidak perlu panjang. Judul yang terlalu panjang
membuat pembaca sulit mengingatnya. Judul yang dibuat atau dipilih harus
memiliki daya tarik untuk mendorong orang membaca karangan tersebut.
Judul dapat berbentuk pertanyaan atau seruan, misalnya:
- Sudah Sukseskah Anda?
- Narkoba? No Way!
dan sebagainya
Penulisan judul harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD). Huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata
depan atau kata tugas yang berada di tengah. Kata tugas yang berada di
awal kalimat judul ditulis dengan huruf kapital.
Contoh hubungan antara tema, topik, tujuan, dan judul dalam
perencanaan membuat karangan:
Tema : Perpustakaan sekolah
Topik : - Perpustakaan sekolah
- Sebagai sumber belajar
- Memanfaatkan perpustakaan sekolah
- Perpustakaan sekolah sarana berkumpul
196 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Judul : - Ngerumpi Positif di Perpus, yah !
- Menggali Ilmu di Perpustakaan
- Perpustakaan Solusi Cerdas
Tujuan : - Memotivasi siswa agar memanfaatkan perpustakaan
sekolah sebagai sarana menggali ilmu dan tempat
berkumpul sesama siswa.
B. Pola Pengembangan Karangan
Semua pokok pikiran yang telah ditulis sebagai penjabaran tema
dan sesuai dengan tujuan penulisan disusun serta dirumuskan menjadi
kerangka karangan. Penyusunan kerangka karangan bertujuan untuk
mengorganisasi tiap gagasan pokok, mana yang lebih dahulu dibahas dan
mana yang kemudian dan seterusnya.
Dengan susunan kerangka karangan, penulis juga dapat mengevaluasi
pokok pikiran atau gagasan yang tidak perlu sehingga harus dihilangkan
serta pokok pikiran yang tumpang tindih. Pokok pikiran yang telah disusun
harus saling berkaitan sesuai dengan tema yang ditetapkan.
Dari kerangka karangan, karangan dapat dikembangkan dengan
sistematis. Setiap topik atau gagasan pokok yang ada dalam karangan
dijabarkan menjadi paragraf. Di dalam paragraf, terdapat satu pokok
pikiran yang tertuang menjadi kalimat utama. Kalimat utama dapat berada
di awal paragraf, dapat juga di akhir bergantung pada pola pengembangan
yang dipilih. Jika berada di awal, disebut paragraf deduktif, sedangkan jika
berada di akhir, disebut paragraf induktif. Perhatikan gambar berikut ini!
- 102 -
- Narkoba No Way !
- dan sebagainya
Penulisan judul harus sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Huruf awal
setiap kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan atau kata tugas yang berada di
tengah. Kata tugas yang berada di awal kalimat judul ditulis dengan huruf kapital.
Contoh hubungan antara tema, topik, tujuan dan judul dalam perencanaan membuat karangan:
Tema : sekolah
Topik : - Perpustakaan sekolah
- Sebagai sumber belajar
- Memanfaatkan perpustakaan sekolah
- Perpustakaan sekolah sarana berkumpul
Judul : - Ngerumpi Positif di Perpus, yah !
- Menggali Ilmu di Perpustakaan
- Perpustakaan Solusi Cerdas
Tujuan : - Memotivasi siswa agar memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai sarana
menggali ilmu dan tempat berkumpul sesama siswa.
B. Pola Pengembangan Karangan
Semua pokok pikiran yang telah ditulis sebagai penjabaran tema dan sesuai dengan
tujuan penulisan disusun serta dirumuskan menjadi kerangka karangan. Penyusunan kerangka
karangan bertujuan untuk mengorganisasi tiap gagasan pokok, mana yang lebih dahulu
dibahas dan mana yang kemudian dan seterusnya.
Dengan susunan kerangka karangan, penulis juga dapat mengevaluasi pokok pikiran
atau gagasan yang tidak perlu sehingga harus dihilangkan serta pokok pikiran yang tumpang
tindih. Pokok pikiran yang telah disusun harus saling berkaitan sesuai dengan tema yang
ditetapkan.
Dari kerangka karangan, karangan dapat dikembangkan dengan sistematis. Setiap topik
atau gagasan pokok yang ada dalam karangan dijabarkan menjadi paragraf. Di dalam paragraf
terdapat satu pokok pikiran yang tertuang menjadi kalimat utama. Kalimat utama bisa berada
di awal paragraf, bisa juga di akhir tergantung pola pengembangan yang dipilih. Jika berada
di awal disebut paragraf deduktif, sedangkan jika berada di akhir disebut paragraf induktif.
Perhatikan gambar berikut ini!
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran yang
mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat diperoleh dari pembakaran zat-zat
tertentu, seperti ampas debu, tempurung kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini banyak
digunakan dalam beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan
Contoh paragrafnya :
Arang aktif adalah sejenis arang yang diperoleh dari suatu pembakaran
yang mempunyai sifat tidak larut dalam air. Arang ini dapat
diperoleh dari pembakaran zat-zat tertentu, seperti ampas debu, tempurung
kelapa, dan tongkol jagung. Jenis arang ini banyak digunakan dalam
beberapa industri pangan atau nonpangan. Industri yang menggunakan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 197
arang aktif adalah industri kimia dan farmasi seperti pekerjaan memurnikan
minyak, menghilangkan yang tidak murni, dan menguapkan zat yang tidak
perlu.
arang aktif adalah industri kimia dan farmasi seperti pekerjaan memurnikan minyak,
menghilangkan yang tidak murni, dan menguapkan zat yang tidak perlu.
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan Jenderal Sudirman. Seminggu
kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian polisi
menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret
dua orang anak yang tewas di jalan Jenderal Sudirman di dalam kantung celana John. Dengan
demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang
hilangnya tiga anak itu.
Kalimat utama juga bisa berada di awal dan di akhir. Biasanya kalimat utama di
akhirnya hanya bersifat penegasan kembali apa yang telah tertuang di awal paragraf.
Perhatikan contoh berikut:
kalimat utama
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat,
dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak
menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha
membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Paragraf juga ada yang berisi kalimat utama seluruhnya. Setiap kalimat merupakan
pikiran pokok dan masing-masing berdiri sendiri. Namun paragraf seperti itu jarang ditemui.
Paragraf seperti ini biasanya terdapat pada karangan narasi.
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan
badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku.
Contoh paragrafnya :
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir Jalan Jenderal Sudirman.
Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika pulang dari
sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di kursi
belakang, mobil John. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang
tewas di Jalan Jenderal Sudirman di dalam kantung celana John. Dengan
demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban
tentang hilangnya tiga anak itu.
Kalimat utama juga dapat berada di awal dan di akhir. Biasanya
kalimat utama di akhirnya hanya bersifat penegasan kembali apa yang
telah tertuang di awal paragraf.
Perhatikan contoh berikut :
arang aktif adalah industri kimia dan farmasi seperti pekerjaan memurnikan minyak,
menghilangkan yang tidak murni, dan menguapkan zat yang tidak perlu.
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir jalan Jenderal Sudirman. Seminggu
kemudian seorang anak wanita hilang ketika pulang dari sekolah. Sehari kemudian polisi
menemukan bercak-bercak darah di kursi belakang mobil John. Polisi juga menemukan potret
dua orang anak yang tewas di jalan Jenderal Sudirman di dalam kantung celana John. Dengan
demikian, John adalah orang yang dapat dimintai pertanggungjawaban tentang
hilangnya tiga anak itu.
Kalimat utama juga bisa berada di awal dan di akhir. Biasanya kalimat utama di
akhirnya hanya bersifat penegasan kembali apa yang telah tertuang di awal paragraf.
Perhatikan contoh berikut:
kalimat utama
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah murah, sehat,
dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan gunung berapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak
menurut keinginan seseorang. Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha
membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Paragraf juga ada yang berisi kalimat utama seluruhnya. Setiap kalimat merupakan
pikiran pokok dan masing-masing berdiri sendiri. Namun paragraf seperti itu jarang ditemui.
Paragraf seperti ini biasanya terdapat pada karangan narasi.
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan
paragrafnya :
Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah
murah, sehat, dan kuat. Departemen PU sudah lama menyelidiki bahan rumah
yang murah, tetapi kuat. Agaknya bahan perlit yang diperoleh dari batu-batuan
gunung berapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan
tahan air. Lagi pula, bahan perlit dapat dicetak menurut keinginan seseorang.
Usaha ini menunjukkan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah
murah, sehat, dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Paragraf juga ada yang berisi kalimat utama seluruhnya. Setiap kalimat
merupakan pikiran pokok dan masing-masing berdiri sendiri. Namun,
paragraf seperti itu jarang ditemui. Paragraf seperti ini biasanya terdapat
pada karangan narasi.
198 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
- 103 -
membangun rumah murah, sehat dan kuat untuk memenuhi keperluan rakyat.
Paragraf juga ada yang berisi kalimat utama seluruhnya. Setiap kalimat merupakan
pikiran pokok dan masing-masing berdiri sendiri. Namun paragraf seperti itu jarang ditemui.
Paragraf seperti ini biasanya terdapat pada karangan narasi.
kalimat utama
Contoh paragrafnya:
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah.
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan
badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar
sepuas-puasku.
Contoh paragrafnya :
Pagi hari aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang
rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari
pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka
warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
Di dalam paragraf, terdapat satu pokok pikiran atau gagasan utama.
Yang lainnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang menjelaskan kalimat
utama. Kalimat penjelas merupakan penjabaran dari subtopik atau pikiranpikiran
penjelas. Sebelum membuat paragraf, sebaiknya dibuat dahulu
kerangka paragraf. Perhatikan contoh kerangka paragraf berikut ini!
Tahun pelajaran baru Hari pertama di sekolah
a. mencari kelas baru
b. mencari tempat duduk baru
c. mencari teman sebangku yang baru
d. mencatat jadwal mata pelajaran yang baru
C. Menulis Berbagai Jenis Karangan
1. Karangan narasi atau cerita
Karangan narasi adalah karangan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu
kesatuan waktu.
Dalam membuat karangan jenis narasi, yang perlu diperhatikan adalah:
(1) mampu membuat ide cerita yang baru
(2) dapat menerapkan penokohan yang tepat
(3) dapat mengutarakan gaya cerita yang baik
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 199
(4) dapat menggunakan gaya bahasa yang pas
Contoh :
Malam itu Ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali
dilarang berteman dengan Syairul. Bahkan, Ayah mengatakan bahwa aku
akan diantar dan dijemput ke sekolah. Itu semua gara-gara Slamet yang
telah memperkenal aku dengan Siti.
2. Karangan deskripsi atau penggambaran
Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan keadaan,
bentuk, atau suasana tertentu, seperti benda, orang, tempat sesuai dengan
objek yang sebenarnya.
Langkah-langkah dalam menyusun karangan deskripsi adalah:
(1) menentukan topik atau tema karangan
(2) menetapkan tujuan
(3) mengadakan pengamatan di lokasi
(4) mengumpulkan bahan
(5) membuat kerangka karangan
(6) mengembangkan kerangka (memulai proses penulisan)
Contoh :
Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang
ada di sana. Di toko yang paling depan, berderet toko sepatu dalam dan
luar negeri. Di lantai dasar, terdapat toko kain yang lengkap dan berderetderet.
Di samping kanan pasar, terdapat warung-warung kecil penjual sayur
dan bahan dapur. Di samping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan.
Pada bagian belakang, kita dapat menemukan berpuluh-puluh pedagang
daging.
3. Karangan eksposisi atau pemaparan
Karangan eksposisi adalah karangan yang berisi pemaparan terhadap
suatu konsep, gagasan, ide, dengan tujuan menguraikan, mengupas,
menerangkan sesuatu yang akan menambah pengetahuan atau wawasan
pembaca. Dalam karangan ini, sesuatu diuraikan secara terperinci
200 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
terkadang dengan penambahan bentuk-bentuk visual seperti grafik, bagan,
atau denah.
Langkah-langkah dalam menyusun karangan eksposisi adalah:
(1) menentukan topik paparan
(2) menentukan tujuan paparan
(3) membuat kerangka karangan
(4) mengembangkan kerangka karangan
Contoh :
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar
terdapat sembilan puluh kios penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual
tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini, dapat diperkirakan berapa
besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
4. Karangan argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat mengenai
suatu hal yang disertai alasan-alasan yang logis dan sistematis serta penyajian
bukti-bukti dengan tujuan memengaruhi pembaca untuk meyakini atau
menyetujui pendapat tersebut. Karangan ini bersifat objektif.
Langkah-langkah dalam menyusun karangan argumentasi adalah:
(1) membuat topik terlebih dahulu
(2) menetapkan tujuan karangan
(3) melakukan observasi lapangan
(4) membuat kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka karangan
(6) membuat kesimpulan
Contoh :
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai
penerbangan Aloha Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan.
Ini dapat dimaklumi sebab pesawat yang badannya koyak sepanjang 4
meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh karena itu, adalah
cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 201
tua. Di Indonesia, yang mengagetkan, lebih dari 60 persen pesawat yang
beroperasi adalah pesawat tua.
5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi uraian mengenai
sikap, pendapat, gagasan, dan perasaan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang diuraikan.
Langkah-langkah dalam pembuatan karangan persuasi adalah:
(1) menentukan topik atau tema persuasi
(2) menetapkan tujuan persuasi
(3) mengadakan pengamatan terhadap objek sasaran
(4) membuat kerangka karangan
(5) mengembangkan kerangka karangan
(6) membuat kesimpulan
Contoh :
Sampah yang setiap harinya dibuang terdiri atas sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari
sisa-sisa makanan dan sampah basah yang dapat membusuk. Sampah
anorganik ialah sebaliknya yang tak dapat membusuk seperti plastik, kaca,
karet, kulit dan sebagainya. Jika setiap harinya sampah dibuang oleh setiap
orang, dapat dibayangkan berapa puluh dan ribu ton akan terkumpul.
Tidak semuanya dapat didaur ulang. Oleh sebab itu, kita dapat membantu
memilah sampah, untuk mengurangi tumpukan sampah, yaitu dengan
cara sampah yang organik dapat dikubur di dalam tanah ukuran 3 x 3 m.
Kemudian sampah yang anorganik dapat diberikan kepada pemulung
untuk didaur ulang. Dengan demikian, kita telah membantu mengurangi
tumpukan sampah setiap harinya di pembuangan sampah akhir.
202 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Perencanaan Membuat Karangan
Sebelum menulis, seorang pengarang perlu membuat perencanaan
yang matang. Hal-hal yang harus diperhatikan ialah
menetukan tema dan topik karangan, tujuan, dan judul.
B. Pola Pengembangan Karangan
Penyusunan kerangka karangan bertujuan untuk mengorganisasi
tiap gagasan pokok. Dari kerangka karangan, karangan dapat
dikembangkan secara sistematis. Setiap topik dijabarkan menjadi
paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas.
Paragraf dapat dikembangkan secara deduktif atau induktif.
C. Menulis Berbagai Jenis Karangan
Ada lima jenis karangan.
1. Karangan narasi atau cerita adalah karangan yang berusaha
menceritakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis
atau yang berlangsung dalam satu kesatuan waktu.
2. Karangan deskripsi atau penggambaran adalah karangan
yang menggambarkan keadaan, bentuk, atau suasana tertentu,
seperti benda, orang, atau tempat sesuai dengan objek yang
sebenarnya.
3. Karangan eksposisi atau pemaparan adalah karangan yang
berisi pemaparan terhadap suatu konsep, gagasan, ide, dengan
tujuan menguraikan, mengupas, menerangkan sesuatu yang
akan menambah pengetahuan
atau wawasan pembaca.
4. Karangan argumentasi adalah karangan yang berisi pendapat
mengenai suatu hal yang disertai alasan-alasan yang logis dan
sistematis serta penyajian bukti-bukti dengan tujuan meyakinkan
pembaca.
5. Karangan persuasi adalah karangan yang berisi uraian mengenai
sikap, pendapat, gagasan, dan perasaan yang bertujuan
membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal
yang diuraikan.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 203
Buatlah sebuah karangan minimal 3 paragraf dengan jenis narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Sebelumnya susunlah
kerangka karangannya secara terperinci. Karangan bertema bebas.
TUGAS MANDIRI
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Hal-hal yang perlu dipikirkan dalam merencanakan membuat karangan
ialah di bawah ini kecuali
a. topik d. judul
b. tema e. pikiran pokok
c. paragraf
2. Yang menjadi dasar pijakan sebuah karangan disebut
a. topik d. judul
b. tema e. pikiran pokok
c. paragraf
3. Secara alamiah, penderita anemia tidak hanya memerlukan zat besi,
tetapi juga vitamin dan mineral. Disarankan bagi para penderita anemia
berat, untuk mengonsumsi tablet tambah darah atau preparat besi dua
kapsul sehari selama dua bulan. Anemia ringan disarankan satu kapsul
sehari selama 3–4 bulan. Penderita anemia yang mengonsumsi zat besi
selama 2-3 hari biasanya sudah pulih kembali.
Gagasan utama paragraf tersebut ialah
a. zat yang diperlukan penderita anemia
204 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
b. saran bagi penderita anemia berat
c. saran bagi penderita anemia ringan
d. suplemen zat besi bagi penderita anemia
e. cadangan zat besi di dalam tubuh dengan suplemen
4. Bangsa Indonesia memiliki banyak pahlawan baik pria maupun wanita.
Pahlawan-pahlawan ini tersebar di seluruh pelosok tanah air banyak di
antaranya yang tidak dikenal. Seorang pahlawan wanita yang sering
disebut namanya ialah Cut Nyak Dien. Pahlawan ini berasal dari Aceh,
daerah yang juga dikenal dengan sebutan Serambi Mekah.
Gagasan utama paragraf di atas adalah
a. Indonesia memiliki banyak pahlawan
b. Pahlawan Indonesia tersebar di seluruh tanah air
c. Banyak pahlawan Indonesia yang tidak dikenal
d. Cut Nyak Dien adalah pahlawan wanita dari Aceh
e. Cut Nyak Dien salah satu pahlawan wanita yang dikenal
5. Fotosintesis adalah proses penyusunan (sintetis) senyawa organik dari
senyawa anorganik dengan menggunakan cahaya matahari sebagai
sumber energinya.
Judul karya tulis yang paling tepat untuk permasalahan di atas
adalah
a. Proses Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
b. Fotosintetis pada Tumbuh-tumbuhan
c. Fotosintetis dan Energi Matahari
d. Matahari Sumber Energi Matahari
e. Senyawa Organik dan Anorganik
6. Ngilu paling sakit dari semua luka. Aku pernah luka tersayat. Luka
terjatuh. Luka terbakar. Paru-paruku pernah bolong. Ginjalku disengat
batu. Tapi tak sesakit seperti dioperasi ambeien ini.
Kemudian sesudah itu, cobaan baru datang kembali. Istriku tercinta
berpulang ke Rahmatullah. Itu bulan Oktober pada tahun yang sama.
Sakitnya, kini menyeluruh. Aku tak bisa sebutkan yang mana: Jiwaku
benar yang ditikamnya, Mama. Ngilunya tak kenal waktu. Ngilu
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 205
berkepanjangan. Ngilu tak berkeputusan. Ngilu tak berkesudahan.
Tema yang sesuai dengan penggalan cerpen, “Operasi” karya Syahril
Latif tersebut adalah
a. Kita semua harus selalu berdoa dan berusaha.
b. Ketabahan seseorang dalam menghadapi kehidupan.
c. Kehidupan di dunia ini harus dihadapi.
d. Pahit manisnya kehidupan pasti dialami oleh setiap manusia.
e. Jangan suka mengeluh bila menghadapi pahit getirnya kehidupan.
7. (1) Kehidupann bisnis selalu berubah dan bergerak maju seiring
dengan lajunya pembangunan perekonomian. (2) Akibat meningkatnya
perekonomian Indonesia yang sangat cepat, muncul para pesaing
baru yang turut meramaikan percaturan bisnis. (3) Hal tersebut
menimbulkan persaingan yang sangat ketat. (4) Dengan demikian
diperlukan kemampuan yang andal untuk dapat menangani dan
mengendalikan manajemen secara tepat, baik dalam aspek pemasaran,
produksi, personalia, maupun keuangan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat pada
a. kalimat (1) d. kalimat (2)
b. kalimat (3) e. kalimat (4)
c. kalimat (5)
8. Penulisan judul karangan yang benar adalah
a. Belajar Mengemukakan Pendapat
b. Pantang Untuk surut Ke Belakang
c. Bermula Dari Sebuah Surau
d. Tema Religius Dalam Sastra
e. Belajar Dari Kehidupan semut
9. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah dua perkataan yang
senantiasa menunjuk pada masalah-masalah manusia. Apabila kita
ingat salah satu sila dari asas tunggal Pancasila, perikemanusiaan
selalu menyangkut keadilan dan peradaban. Karena itu, apa pun yang
berhubungan dengan masalah manusia memang membawa kita pada
penataan universal. Manusia hidup untuk mendapat keselamatan diri
yaitu ingin terlindung dalam keadaan sehat walafiat...
206 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Tema wacana di atas adalah
a. keselamatan dan kesehatan kerja bagi manusia
b. perikemanusiaan dan kesehatan kerja bagi manusia
c. masalah manusia membawa kita pada peralatan utama
d. masalah manusia ditempatkan pada skala prioritas utama
e. manusia hidup untuk mendapatkan keselamatan diri.
10. Harga Kapal Ikan Buatan Dalam Negeri Lebih Mahal Dari Impor.
Tulisan judul berita di atas akan menjadi benar apabila
a. Kata Dalam ditulis dalam
b. Kata Dari ditulis menjadi dari
c. Kata Dalam dan dari diubah menjadi dalam dan daripada
d. Kata Impor diubah menjadi Import
e. Kata Lebih diubah menjadi lebih
11. Sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia, pembudayaan
aspek budi pekerti pada siswa menduduki tempat yang
penting, bahkan lebih penting daripada penguasaan disiplin keilmuan.
Pendidikan agama, PPKN, dan Bahasa Indonesia, mendapatkan tempat
yang diprioritaskan, Ketiga mata pelajaran itu dianggap paling strategis
menanamkan aspek budi pekerti dan moral para peserta didik. Semua
itu merupakan upaya untuk mencegah tindakan asusila di kalangan
peserta didik.
Namun fakta berbicara lain. Di Masyarakat banyak terjadi perbuatan
yang tidak mencerminkan nilai-nilai budi perkerti. Ironisnya, pelaku
tindakan itu sebagian adalah para siswa, bahkan tawuran antar pelajar
seolah-olah menjadi budaya.
Gagasan utama penggalan Bab Pendahuluan karya tulis tersebut
adalah
a. Meskipun di sekolah sudah ditanamkan aspek budi pekerti, masih
terjadi perbuatan amoral yang dilakukan oleh pelajar.
b. Tawuran antarpelajar merupakan perbuatan amoral yang terjadi
di masyarakat.
c. Untuk menanamkan nilai-nilai moral pada siswa, sekolah telah
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 207
membudayakan aspek budi pekerti.
d. Pembudayaan aspek budi pekerti lebih diutamakan daripada
penguasaan disiplin ilmu.
e. Pendidikan agama, PPKN, dan Bahasa Indonesia diprioritaskan
karena dianggap paling strategis menanamkan nilai moral.
12. Sekarang ini tidak hanya rumah di pinggir jalan besar yang menderita
semburan gas buangan knalpot, tetapi rumah-rumah di tepi jalan
kompleks perumahan dan jalan lingkungan dalam kampung. Jalanjalan
ini makin banyak dirambah sepeda motor ojek di samping mobil
pribadi penghuni kampung itu.
Permasalahan di bawah dibicarakan dalam paragraf di atas, kecuali
a. Rumah-rumah di tepi jalan besar paling banyak mendapat
semburan gas buangan knalpot.
b. Rumah-rumah di sekitar jalan kompleks perumahan mendapat
semburan gas buangan knalpot.
c. Rumah-rumah di tepi jalan di lingkungan perkampungan juga
mendapat semburan gas buangan knalpot.
d. Rumah-rumah di dalam perkampungan bebas dari semburan gas
buangan knalpot.
e. Jalan-jalan di perkampungan sudah dirambah sepeda motor ojek
dan kendaraan penghuni kampung itu sehingga banyak mendapat
semburan gas buangan knalpot.
13. Terapi nonmedis seperti tak terbatas ragamnya, tak ubahnya fenomena
alam itu sendiri yang tak jarang saling mengait satu sama lain. Salah
satu contoh adalah penyembuhan atau terapi warna. Terapi ini berkait
erat dengan aura tubuh (energi sinar yang melingkupi seluruh tubuh)
Sebab, prinsip penyembuhan dengan warna ini menyeimbangkan
kembali aura tubuh.
Ide utama paragraf di atas adalah
a. Penyembuhan nonmedis bermacam-macam.
b. Penyembuhan nonmedis menggunakan sinar.
c. Penyembuhan nonmedis merupakan sebuah fenomena alam.
d. Penyembuhan nonmedis tidak menggunakan warna.
e. Penyembuhan nonmedis bertujuan menyeimbangkan aura tubuh.
208 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
14. Buah ini mempunyai kadar lemak yang tinggi. Dapat mengakibatkan
tubuh langsing menjadi gemuk. Sebab kegemukan membuat orang
takut kebanyakan kolesterol dalam darah dan ini berisiko menimbulkan
strok.
Kalimat utama yang tepat untuk melengkapi paragraf di atas ialah
a. Kini buah itu didekati orang.
b. Beberapa tahun yang lalu, buah apokat dijauhi orang.
c. Buah apokat mengandung laurostearat 70%.
d. Lemak apokat sebagai pengganti lemak buah kelapa.
e. Buah ini merupakan sumber lemak nabati yang penting di daerah
pegunungan.
15. Setiap pengunjung akan berdecak kagum bila melihat keindahan
Gunung Rinjani. Di sana kita dapat melihat lembah dan ngarai yang
berkelok-kelok bagaikan akar pohon beringin yang menancap erat di
permukaan tanah. Dipayungi langit biru dan gumpalan-gumpalan
awan, gunung itu tampak kokoh menghijau dengan puncak yang
berpasir. Begitulah Gunung Rinjani menyuguhkan pemandangan alam
indah.
Gagasan utama paragraf tersebut terungkap pada kalimat
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. Pertama dan keempat
16. (1) Contoh paling sederhana yakni aplikasi microsoft word dan excel
secara optimal akan memudahkan penyusunan karya ilmiah bagi
kenaikan pangkat guru. (2) TI menjadi solusi baru sekaligus mitra
guru dalam mengembangkan kariernya.(3) Namun kenyataannya,
tidak sedikit guru yang takut atau merasa asing dengan komputer.
(4) Sebagai kawan, TI tidak dapat digugurkan oleh kekuatan sistem
kerja manual. (5) Padahal, benda ini sudah bukan asing lagi.
Agar menjadi paragraf yang padu susunan kalimatnya adalah
a. (1), (3), (4), (2), (5)
b. (1), (2), (3), (4), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
d. (5), (3), (2), (1), (4)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 209
e. (1), (4), (3), (2), (5)
17. (1) Alasannya guru bukan karena kerjanya mencekoki otak anak hingga
menjadi pandai. (2) Adidaya TI yang telah meruntuhkan batas-batas
negara pada gilirannya akan menjadi lawan bagi karier guru. (3) Guru
akan menempatkan dirinya dalam posisi tawar yang sangat tinggi.
(4) Posisi lawan ini merupakan jawaban atas imbas peran guru sebagai
pendidik. (5) Guru sebagai filter munculnya gejala penistaan nilainilai
nasionalisme, paedagogis dan moral bangsa yang kemungkinan
muncul memboncengi kemajuan TI.
Agar menjadi paragraf yang padu susunan kalimatnya adalah
a. (1), (3), (4), (2), (5)
b. (1), (2),( 3), (4), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
d. (2), (4), (1), (3), (5)
e. (1), (4), (3), (2), (5)
18. (1) Seseorang mungkin saja memiliki kecerdasan lebih dari satu.
Kecerdasan yang beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang.
(2) Mungkin saja seorang siswa yang tidak mampu dalam pelajaran
matematika memiliki kemampuan dalam seni musik atau dalam olahraga.
(3) Karena itu, model pembelajaran saat ini harus memerhatikan aspek
kecerdasan yang mungkin dimiliki seorang siswa. (4) Kecerdasan yang
beraneka ini mungkin saja dimiliki oleh seseorang. (5) Namun pada
akhirnya, untuk mengembangkan masing-masing kecerdasan tersebut
membutuhkan prasarana-prasarana metode dan model pembelajaran
yang efektif.
Agar menjadi paragraf yang padu, susunan kalimatnya adalah
a. (1), (4), (5), (3), (2) d. (2), (4), (1), (3), (5)
b. (1), (2), (3), (4), (5) e. (1), (4), (3), (2), (5)
c. (4), (2), (1), (3), (5)
19. Semasa Orde Baru, sektor pendidikan kurang mendapat perhatian
serius dari penguasa. Sektor ini hanya mendapat sejumput dana dari
anggaran negara yang berjumlah trilyunan rupiah. Pantas jika kualitas
pendidikan Indonesia terpuruk. Walau diakui bahwa kualitas tersebut
bukan melulu ditentukan oleh sejumlah dana.
210 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Paragraf di atas termasuk paragraf
a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi
20. Layanan internet memperlihatkan perkembangan yang pesat karena
menawarkan keunggulan, antara lain: (1) komunikasi murah,
(2) sumber informasi besar, (3) kesempatan besar untuk berusaha,
(4) keterbukaan tanpa sensor, (5) jangkauan luas.
Paragraf di atas termasuk paragraf
a. narasi d. argumentasi
b. deskripsi e. persuasi
c. eksposisi
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud dengan tema!
2. Apa saja hal yang harus dipertimbangkan saat membuat judul karangan?
3. Hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum menulis karangan?
4. Buatlah sebuah paragraf narasi!
5. Buatlah sebuah paragraf deskripsi!
6. Buatlah sebuah paragraf eksposisi!
7. Buatlah sebuah paragraf argumentasi!
8. Buatlah sebuah paragraf persuasi!
9. Kembangkanlah topik berikut ini menjadi beberapa subtopik:
”Kenakalan Remaja di Perkotaan”.
10. Buatlah paragraf yang semuanya berisi kalimat pokok atau kalimat
utama!
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 211
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Membuat Kalimat Tanya secara Tertulis Sesuai dengan
Situasi Komunikasi
Indikator - Menyampaikan pertanyaan yang relevan dengan topik
pembicaraan secara tertulis dengan santun
- Menyampaikan pertanyaan yang memerlukan jawaban
ya atau tidak secara tertulis dengan tujuan untuk
memantapkan klarifikasi dan konfirmasi
- Menyampaikan pertanyaan retorik (tidak memerlukan
jawaban) secara tertulis sesuai dengan tujuan dan
situasi
- Menyampaikan pertanyaan secara tersamar dengan
kalimat tanya secara tertulis dengan tujuan selain
bertanya, seperti memohon, meminta, menyuruh,
mengajak, merayu, menyindir, meyakinkan, menyetujui,
atau menyanggah
Materi bab sebelas ini tentang kalimat tanya, macam-macam kalimat tanya, dan macammacam
kata tanya. Tujuan pembelajaran bab ini adalah agar kita memahami selukbeluk
kalimat tanya yang digunakan di dalam bahasa Indonesia serta hal yang berkaitan
dengannya. Dengan pemahaman tersebut diharapkan kita dapat menggunakan kalimat
tanya dengan benar dalam menyampaikan pertanyaan.
BAB 11
MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA
SECARA TERTULIS
212 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
IR. SRI WORO B. HARIYONO
Hidup Mengalir Seperti Air
Informasi tentang cuaca dan perubahannya amat ditunggu khalayak
ketika bencana alam datang bertubi-tubi. Tak banyak orang tahu, sosok di
balik pemberi informasi penting itu adalah perempuan feminin berbadan
ramping dan tampak ceria meski beban kerjanya cukup berat.
Dialah Ir Sri Woro B Hariyono M.Sc. perempuan jawa yang lembut,
tetapi cukup tegas, terutama pada anak buahnya. Tak ada karyawan BMG,
mulai golongan satu hingga eselon satu, yang bisa tenang ketika bencana
akan datang. “Kami harus disiplin dan bertanggung jawab. Kalau ada
pegawai yang sudah pulang tapi tiba-tiba diperlukan, dia harus mau
kembali ke kantor. Telat semenit saja, taruhannya nyawa banyak orang,”
kata ibu dua anak ini.
Guna mengenal lebih dekat sosok Woro, begitu panggilan sayang istri
pengusaha ini, Berita Kota mewawancarainya di ruang kerjanya yang tertata
rapi dan bernuansa etnik. Berikut petikannya.
Boleh tahu sikap dan perilaku Anda sebagai perempuan, isteri, dan
ibu rumah tangga?
Mungkin pertama kali, pengertian membangun keluarga itu utamanya
dari saling percaya. Mau semewah apa pun kondisinya, kalau tidak saling
percaya ya susah. Berangkat dari rasa saling percaya itu kan kemudian
bisa saling menghargai. Jadi, kalau pihak istri mau ke mana saja, pasti ada
kerjaannya. Sebaliknya, suami juga begitu. Jadi, kemajuan seseorang itu,
baik istri atau suami, tidak mungkin tanpa dukungan pendampingnya.
Misalnya, kalau kita mau kerja ketika pamit sama suami tetapi suami
kelihatan kurang berkenan, kita juga nggak enak kerjanya. Kita lalu buruburu
pulang. Kalau hal seperti itu terjadi setiap hari, kerja kita jadi nggak
fokus. Hasilnya juga nggak akan baik.
Sama-sama berkarir di bidang riset?
Oh nggak. Suamiku dinasnya sudah selesai, sekarang dia wiraswasta.
Bagaimana membagi waktu ketika harus berperan sebagai ibu?
Ya, kita bagi-bagi tugaslah. Kalau ada ibu yang nggak bisa bekerja
karena sibuk mengurus anaknya, itu karena dia nggak mau berbagi
tugas dengan orang lain. Saya melihat banyak ibu yang maunya anaknya
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 213
terurusi, belajar, rapi tapi dia nggak mau bayar orang. Gimana bisa. Padahal
sebetulnya dia mampu tapi nggak mau. Bagi saya, meskipun pendapatan
biasa-biasa saja tapi kita harus mau berbagi dengan orang karena kita ingin
ketenangan. Yang penting anak saya ada yang ngopeni ( merawat-red ), ada
yang meladeni, dan ada yang ngelihatin. Nanti malam, anak itu balik lagi
ke kita sebab anak itu kan ada les, belajar, tidur, dan makan. Itu semua kan
harus diatur, diladeni, dan diperhatikan. Kalau saya libur, kerjaan saya tuh
main ke Taman Ria atau ke Dufan tapi sekarang sih mereka sudah besar.
Putra berapa?
Dua. Namanya Dneska Pandu (26 tahun) dan Andino (25). Dua duanya
sudah lulus sebagai dokter. Yang satu sudah menikah, yang satu lagi
menikah April nanti. Jadi, selesailah tugas saya sebagai ibu.
Lho, sudah jadi mertua nih?
Oh, sudah mau jadi nenek.
Tapi kayaknya wajah belum kelihatan tua? Apa resepnya?
Lho, saya sudah 56 umurnya. Resepnya nggak ada. Ya biasa-biasa saja,
ngalir aja.
Atau mungkin karena nyaman dalam kehidupan berkeluarga?
Ya, memang bergantung pada pendamping kita. Kalau pendamping
kita rewel, ya kita mungkin jadi cepet tua ha..ha.ha. Kita nggak sempet
ngurusin diri sendiri kan? Jadi ngurusin dia terus. Lelah juga kalau begitu.
Kalau kami sih ngurus kerjaan masing-masing saja.
Siapa yang mengendalikan pekerjaan rumah?
Ya kami berdua. Bergantung pada jenis pekerjaannya apa. Kalau urusan
pompa air, ya dialah. Urusan masak, saya yang mikirin tapi kan ada yang
bantu. Kalau saya sendiri yang ngerjain, nggak kekejar waktu.
Di sela-sela rutinitas, masih sempat mengembangkan hobi?
Hobi saya sih main organ tapi ya nggak berkembang. Buat senengseneng
aja, supaya imbang.
Penampilan Ibu kelihatan chic. Suka pakai parfum apa?
Kalau parfum sih mereknya ganti-ganti tapi saya suka bau cemara atau
bau kayu.
Dalam menjalani kehidupan rumah tangga, bagaimana caranya
menghadapi godaan?
214 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Sebetulnya, sifat manusia itu senang disanjung. Karena itu, kami saling
menyanjung. Biasanya orang tergoda kalau ada yang menyanjung. Kalau
itu sudah didapatkan, ya mau apa lagi ?
Bagaimana sifat Ibu kalau di tempat kerja ada yang mulai menggoda?
Saya ini galak lho. Jadi yang mau goda saya, takut aja. Kalau ada juga
yang berani goda, biasanya saya jadikan teman gitu. Kelakuan dia ya kita
amini saja. Malah jadinya mereka curhat ke kita. Memang supaya kita
terhindar dari godaan, ya begitu caranya. Jadikan dia sahabat dan berikan
informasi yang dia perlu. Lagi pula, gantengan suami saya di rumah ha..
ha..ha.. nih lihat. ( Woro lalu menunjukkan foto suami dan kedua anaknyared
)
Anak dua-duanya jadi dokter, kenapa? Apa profesi itu dulu yang
menjadi cita-cita ibu?
Dulu ada juga cita-cita saya jadi dokter tapi bukan karena itu.
Pertimbangannya, kalau dokter itu kan bisa cari makan sendiri, nggak
usah ikut kerja sama orang juga bisa, nggak tergantung sama orang lain,
dan dia akan menikmati apa yang dia kerjakan. Tadinya anak saya yang
perempuan itu pengin jadi psikolog karena seneng menganalisa perilaku
orang tapi orang yang dianalisa kan belum tentu suka. Kalau jadi dokter,
peluang untuk bantu orang itu besar sekali.
Jadi, semua atas arahan Ibu?
Oh iya. Punya anak itu harus selalu diajak omong, ditanya, sambil kita
juga tanya kekurangan kita apa. Nanti dia akan bilang. Jadi, anak itu kayak
temen tapi juga tetep anak. Pokoknya bersahabatlah sama anak. Saya pesan
sama mereka, kalau yang baik dari orang tua kamu ambil, tapi kalau yang
buruk jangan kamu ambil.
Pengalaman apa yang dirasakan sangat berarti dalam hidup ini?
Saya merasa sudah selesai mengantarkan kedua anak saya
menyelesaikan studinya. Keduanya menjadi dokter yang lulus bersamasama.
Kami sekeluarga sudah harus sangat bersyukur.
(Sumber : Berita Kota Minggu, 6 Januari 2008)
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 215
A. Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan
memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan
sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan
dengan intonasi menaik pada suku kata akhir. Dalam bentuk tulis ditandai
dengan tanda tanya (?).
Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut.
1. Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa,
dan lain-lain.
Contoh :
- Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
- Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?
2. Penggunaan kata bukan atau tidak
Contoh :
- Bukankah ini tas yang kamu bawa?
- Ini hasil ulanganmu, bukan?
- Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?
3. Penggunaan klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP PS
Contoh :
1.a. Ia lulus tahun ini.
1.b. Luluskah ia tahun ini?
2.a. Ia sudah pulang?
2.b. Sudah pulangkah ia?
4. Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir
Contoh :
- Ayahnya terlibat perampokan .
- Ayahnya terlibat perampokan?
216 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
- Dia pergi ke luar negeri.
- Dia pergi ke luar negeri ?
B. Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya
konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada
orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang
sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta
penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya
dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat tanya klarifikasi:
1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?
Contoh kalimat tanya konfirmasi:
1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
3. Apakah ini kunci mobil saudara?
4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?
2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan
dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan
bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan
retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi,
memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 217
Contoh kalimat retoris :
1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau
bukan kita?
3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah bentuk kalimat tanya
yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar,
penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta,
menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah,
melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.
Contoh :
1. Tujuan meminta:
- Bolehkah saya tahu siapa namamu?
- Dapatkah kamu menolong saya?
2. Tujuan mengajak:
- Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
- Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
3. Tujuan memohon:
- Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
- Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
4. Tujuan menyuruh:
- Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
- Maukah kamu membuatkan kue bolu?
218 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
5. Tujuan merayu:
- Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
- Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
6. Tujuan menyindir:
- Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
- Begini caranya kamu berterima kasih?
7. Tujuan menyanggah:
- Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
- Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
8. Tujuan meyakinkan:
- Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
- Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
9. Tujuan menyetujui:
- Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
- Apa pantas hal ini saya abaikan?
4. Jenis Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi.
Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya.
Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what
(apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan
how (bagaimana).
Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
- Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
- Dari mana asal api?
- Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
- Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 219
- Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
- Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barangnya dari
kebakaran itu?
Berikut ini jenis kata tanya yang biasa dipergunakan.
Kata Tanya Makna
1. apa
2. siapa
3. mana
4. mengapa
5. kapan dan bila
6. di mana
7. ke mana
8. dari mana
9. bagaimana
10. dari apa
11. dari siapa
12. dengan apa
13. dengan siapa
14. untuk apa
15. untuk siapa
16. berapa
1. mempertanyakan barang
2. mempertanyakan orang
3. mempertanyakan pilihan
4. mempertanyakan sebab
5. mempertanyakan waktu apabila,
bilamana
6. mempertanyakan tempat
7. mempertanyakan arah atau tempat yang
dituju
8. mempertanyakan tempat asal, arah dari
suatu tempat atau milik
9. mempertanyakan keadaan sesuatu atau
cara
10. mempertanyakan bahan bahan baku
11. mempertanyakan asal milik
12. mempertanyakan alat
13. mempertanyakan yang ikut serta
14. mempertanyakan tujuan melakukan
suatu perbuatan
15. mempertanyakan orang yang dituju
16. mempertanyakan jumlah
220 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
RANGKUMAN
A. Pengertian Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan
memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan
sesuatu yang telah diketahui oleh penanya.
B. Ciri Kalimat Tanya
Ciri kalimat tanya adalah:
1. pemakaian kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana,
mengapa, dan lain-lain.
2. pemakaian kata bukan atau tidak?
3. pemakaian klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah
susunannya SP PS
4. pemakaian intonasi naik pada suku kata akhir.
C. Jenis Kalimat Tanya
Kalimat tanya terdiri atas beberapa jenis.
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan
kalimat tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang
disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan
dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui
oleh penanya.
2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya
retoris biasanya digunakan dalam pidato, khutbah, atau orasi.
3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah kalimat tanya yang
mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya
penanya bisa menyampaikan berbagai tujuan seperti: memohon,
meminta, menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan,
menyetujui, menggugah, melarang, dan menyuruh.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 221
4. Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa bersifat menggali informasi, biasanya
menggunakan kata tanya. Kata tanya yang biasa dipergunakan
ialah apa, di mana, siapa, kapan, mengapa, bagaimana.
1. Bacalah wacana yang terdapat di awal bab ini, jelaskan penggunaan
kalimat tanyanya.
2. Buatlah sebuah karangan berbentuk cerita atau cerpen yang di
dalamnya terdapat bentuk-bentuk kalimat tanya tersamar minimal
5 kalimat tanya.
3. Susunlah sebuah pidato singkat yang di dalamnya terdapat
penggunaan kalimat tanya retoris, minimal dua pertanyaan. Jelaskan
maksud kalimat tanya retoris tersebut.
TUGAS MANDIRI:
UJI KOMPETENSI
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini !
1. Di bawah ini kalimat tanya yang berpola SP → PS adalah
a. Sudah tidurkah ia?
b. Apa yang Bapak cari saat ini?
c. Berapa korban yang selamat dalam kecelakaan itu?
d. Kamu ada acara hari ini?
e. Ke mana dia akan pergi?
2. Mestikah aku memaafkan kesalahan Dina?
Kalimat yang sepadan dengan kalimat di atas adalah
a. Sudah jam berapa sekarang?
222 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
b. Ke manakah ia akan pergi?
c. Kapankah Lina akan datang?
d. Perlukah ia dengan fasilitas itu?
e. Siapakah pejuang wanita dari tanah Jawa?
3. Kalimat tanya retoris di bawah ini adalah
a. Makanan siapa ini?
b. Apa yang Bapak cari saat ini?
c. Beberapa korban yang selamat dalam kecelakaan itu?
d. Kamu ada acara hari ini?
e. Ke mana lagi kita bertanya jika tidak pada diri sendiri?
4. Yang merupakan kata tanya menunjukan waktu adalah
a. kapan d. kenapa
b. apaan e. apa-apaan
c. ngapain
5. Kata tanya ragam standar di bawah ini, kecuali
a. berapa d. siapa
b. bagaimana e. kenapa
c. di mana
6. Di bawah ini adalah kalimat tanya yang menanyakan waktu, kecuali
a. bilamana
b. kapankah
c. bukankah
d. bila
e. bilakah
7. Kata tanya apa digunakan untuk tujuan berikut ini, kecuali
a. menanyakan kepunyaan
b. mengukuhkan informasi yang telah diketahui
c. menanyakan cara
d. dipergunakan dalam kalimat tanya retoris
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 223
e. menayakan nomina bukan manusia
8. Kalimat tanya yang bermaksud untuk menggali informasi ialah
a. Bagaimana cara berwirausaha supaya berhasil?
b. Maukah kaumenerima bantuanku?
c. Untuk apa kita hidup bila sia-sia?
d. Benarkah apa yang dikatakan Julian?
e. Sudilah para hadirin berdiri.
9. Kalimat tersamar di bawah ini adalah
a. Apa kata orang nanti?
b. Di mana ia kuliah sekarang?
c. Bolehkah saya menolong kamu?
d. Berapa lama ia menunggu saya di sini?
e. Apakah kautinggal di daerah sini?
10. Kata tanya apakah yang digunakan untuk menanyakan sebab atau
alasan?
a. siapa
b. kapan
c. di mana
d. mengapa
e. apa
11. Di bawah ini kalimat tanya yang tak perlu dijawab ialah
a. Apa penyebab kecelakaan itu?
b. Apakah Doni kuliah hari ini?
c. Siapa yang akan piket hari ini?
d. Haruskah aku bersujud di hadapanmu?
e. Yang mana rumahmu?
12. Di bawah ini contoh kalimat tanya klarifikasi ialah
a. Apa benar kamu yang memasak sayur ini?
b. Apakah yang sedang kaulakukan?
224 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
c. Mau pergi ke mana, Bu?
d. Bagaimana kautahu alamat rumahku?
e. Bolehkah saya minta tanda tanganmu?
13. Kalimat tanya retoris yang bertujuan memberi semangat ialah
a. Apakah kita akan diam saja melihat rakyat kelaparan?
b. Perbuatan siapa ini?
c. Mengapa semua tidak bersemangat hari ini?
d. Apa salahnya jika kamu menerima maafnya?
e. Haruskah kumati karenamu?
14. Kalimat tanya yang hanya memerlukan jawaban singkat seperti ya,
tidak, belum, bukan disebut kalimat tanya
a. memerintah
b. menggali informasi
c. retorik
d. konfirmasi
e. tersamar
15. Kalimat tanya yang bermaksud menyuruh di bawah ini adalah
a. Hari ini giliran kamu yang piket, kan?
b. Ke manakah perginya orang gila itu?
c. Siapa yang menabur angin ia yang akan menuai badai?
d. Dari mana api itu berasal?
e. Di mana saja kauselama ini?
16. Kalimat tanya yang berkesan menyindir adalah
a. Mana berani kamu melawan pria itu?
b. Bukankah itu Mia anak pak lurah?
c. Siapa yang bernama Tuti di kelas ini?
d. Bolehkah saya mencicipi kue buatanmu itu?
e. Mobil mana yang kausuka?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 225
17. Kalimat tanya retorik sering diucapkan orang pada situasi
a. dialog
b. diskusi
c. pidato
d. percakapan
e. wawancara
18. ... yang berkenan membantu mencari cincinku yang hilang?
Kata tanya yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah
a. bagaimana
b. apa
c. siapa
d. adakah
e. kapan
19. ... kamu datang ke rumahku?
Kata tanya yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah
a. bagaimana
b. apa
c. siapa
d. adakah
e. kapan
20. Di bawah ini adalah tujuan kalimat tanya tersamar, kecuali
a. mengajak
b. meminta
c. menanyakan waktu
d. menyuruh
e. merayu
226 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Sebutkan macam-macam kalimat tanya!
2. Sebutkan ciri-ciri kalimat tanya!
3. Berikanlah 2 buah contoh kalimat tanya retoris!
4. Buatkanlah 2 buah contoh kalimat tanya konfirmasi!
5. Buatlah kalimat tanya retoris yang bertujuan memberi semangat!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalimat tanya tersamar!
7. Buatlah kalimat tanya yang tujuannya mengajak!
8. Buatlah kalimat tanya yang bertujuan merayu!
9. Buatlah kalimat tanya yang bertujuan untuk menyuruh!
10. Sebutkanlah kata tanya nonformal yang sering dipergunakan dalam
masyarakat kita!
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 227
Standar
Kompetensi
- Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat
semenjana
Kompetensi
Dasar
- Membuat Parafrasa dari Teks Tertulis
Indikator - Mengungkapkan kembali dengan kalimat sendiri
secara tertulis teks yang telah dibaca
Apa itu parafrasa? Bagaimana membuat parafrasa? Pada bab dua belas ini, kita akan
mempelajari parafrasa dan cara atau teknik memparafrasa wacana. Dengan mempelajari
materi pada bab ini, kita diharapkan mampu membuat parafrasa dari sebuah wacana.
BAB 12
MEMBUAT PARAFRASA
228 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Wacana
Rumput, Penutup Tanah Paling Ideal
Rumput gajah masih menjadi favorit. Bagaimana dengan rumput
jepang dan rumput peking?
Di halaman rumah, rumput apa yang Anda tanam? Rumput
memang penutup tanah yang paling cantik dan ideal. Meski ada tanaman
penggantinya, sebangsa tanaman semak macam kucai dan sutera bombay,
rumput tetap tak tergusur sebagai pilihan terfavorit.
Adanya hamparan rumput di sisa lahan membuat bangunan rumput
tampak lebih sejuk. Ia juga melembutkan wajah rumah. Memandang
rumput hijau membentang tentu lebih nikmat daripada tanah merah yang
dibiarkan telanjang, bukan?
Seperti juga tanaman lain pada umumnya, untuk tumbuh subur,
rumput memerlukan sinar matahari yang cukup. Paling tidak, selama enam
hingga delapan jam tiap harinya. Ada beberapa jenis rumput yang kerap
dipakai untuk menutup lahan di halaman atau pekarangan rumah. Mana
yang Anda sukai?
Rumput Gajah
Rumput gajah merupakan jenis rumput yang paling banyak digunakan.
Apalagi, ia terbilang cepat tumbuh begitu menyentuh tanah. Harganya
yang lebih terjangkau membuatnya banyak dibeli orang.
Dijual sekitar Rp 5.000,- per meter persegi, rumput gajah bukan berarti
remeh pemeliharaannya. Mereka yang memilih rumput gajah sebagai
penutup tanah justru harus siap-siap repot. “Karena cepat tinggi, tiap
sebulan sekali rumput gajah perlu dipangkas,” jelas Muhammad Adil dari
PT Menara Mas Lestari, Tebet, Jakarta Selatan.
Rumput Gajah Mini
Sejak tahun 2000-an, rumput gajah mini mulai dikenal publik. Awalnya,
rumput gajah mini dikembangkan di Bandung, Jawa Barat. Karakteristiknya
yang lebih ‘bandel’ daripada pendahulunya, rumput gajah biasa membuat
gajah mini cepat merebut hati masyarakat.
Berbeda dengan rumput gajah biasa, rumput gajah mini akan tumbuh
baik di tempat teduh di area sekitar bawah pohon sekalipun. “Rumput
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 229
gajah biasa lazimnya menghindari pohon,” kata Adil.
Hingga kini rumput gajah mini masih terus digemari. Untuk
memperoleh satu meter persegi rumput gajah mini, peminat harus merogoh
uang senilai Rp 25.000,-. Itu sudah termasuk jasa pemasangan. Jasa tersebut
ditawarkan lantaran rumput gajah mini memerlukan perlakuan khusus
dalam penanamannya.
Hal tersulit dalam pemasangan rumput gajah mini ialah menentukan
kerapatan tanamnya. Jika terlampau dekat, ia akan tumbuh menebal di
bagian tertentu. Alhasil, permukaan tanah yang ditutupi tak tampak mulus
seperti permadani hijau.
Rumput gajah mini dan jenis lainnya ditanam dalam bentuk lempengan.
Ia perlu disiram dan dipukul-pukul agar akarnya menyatu dengan tanah.
“Untuk awal-awal, jangan diinjak dulu supaya cepat tumbuhnya,” imbuh
Adil.
Pascapenanaman, rumput gajah mini perlu disiram tiga kali sehari.
Guyuran air di pagi, siang, dan sore hari selama satu minggu pertama
membantunya mendapatkan kesegaran dan mempercepat proses tumbuh.
“Setelah itu, cukup disiram dua kali sehari,” tutur pria yang dikenal pula
sebagai konsultan lanskap ini.
Penambahan pupuk urea akan melancarkan proses adaptasi rumput
gajah ke lingkungan barunya. Cukup satu kali dalam sebulan pertama.
Selanjutnya, berikan pupuk urea tiga bulan sekali.
Rumput Jepang
Rumput jepang dijual dengan kisaran harga Rp 10.000,- per meter
persegi. Daunnya yang kurus tumbuh rapat. Kalau tidak dipangkas sebulan
sekali, bagian bawahnya akan berwarna kekuningan. “Saat sudah terlalu
rimbun, sinar matahari tak sampai ke bawah. Itulah yang membuatnya
kuning.”
Rumput jepang perlu pupuk urea yang lebih banyak daripada rumput
gajah mini. Dalam satu bulan, ia harus dipupuk dua kali. “Kebutuhan
nutrisinya lebih banyak,” ujar Adil.
Rumput Peking
Sebelum tahun 2000, rumput peking sempat menjadi idola. Meski
pesonanya mulai redup, harga per meter perseginya masih bertengger
di angka Rp 10.000,-. “Perawakannya mirip rumput jepang, namun lebih
230 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
jarang daunnya,” papar Adil yang sedang menggarap proyek lanskap RS
Sahid Memorial, Jakarta.
Rumput Golf
Yang satu ini jarang diaplikasikan untuk rumah tinggal, kecuali
jika Anda rela mengalokasikan dana yang cukup besar untuk membeli
teknologi pemasangannya. Sebab, rumput golf cepat busuk jika tergenang
air. “Rumput golf memerlukan resapan yang baik berupa tumpukan ijuk,
pasir, batu, serta pipa untuk mengalirkan air di bawah permukaan tanah,”
urai Adil.
Rumput golf yang ditawarkan seharga Rp 15.000,- hingga Rp 20.000,-
sejatinya memerlukan perawatan ekstra. Karenanya, Anda membutuhkan
jasa konsultan arsitektur lanskap. “Itu pula yang membuatnya jarang di
tanam di pekarangan rumah,” ucap Adil.
Bagaimana dengan gulma? Semua jenis rumput tak ada yang bebas
gulma. Tanaman pengganggu ini bisa tumbuh di antara rumput entah
dengan bantuan angin, burung, atau serbuk bunga di sekitar lokasi
tanam. “Sebelum merusak semua rumput hias, gunakan hand spray untuk
menyemprotkan pestisida pembasmi gulma,” saran Adil.
(Sumber : Republika, 16 Desember 2007)
A. Memahami Parafrasa
Pernahkah Anda mendengar istilah parafrasa? Istilah parafrasa mungkin
sering muncul dalam pembahasan puisi. Salah satu cara untuk memahami
puisi adalah dengan membuat parafrasa terhadap puisi tersebut, yaitu
dengan menambahkan kata-kata yang dapat memperjelas kalimat pendek
yang menjadi ciri khas puisi. Setelah ada penambahan, puisi tersebut berubah
menjadi uraian prosa atau cerita. Artinya, wajah asli puisi tersebut telah
berubah menjadi prosa, namun kandungan makna atau pengertian dari isi
puisi tidak berubah. Hal seperti itulah yang disebut parafrasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parafrasa adalah penguraian
kembali suatu teks atau karangan dalam bentuk atau susunan kata yang
lain dengan maksud dapat menjelaskan maknanya yang tersembunyi.
Pengungkapan kembali suatu tuturan dan sebuah tingkatan atau macam
bahasa tertentu menjadi macam yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 231
Membuat parafrasa bukan hanya pada puisi ke prosa saja, tapi juga
bentuk bahasa yang lain, seperti mengubah penggunaan kata kepada kata
yang sepadan atau bersinonim, mengubah kalimat aktif menjadi bentuk
pasif, kalimat langsung menjadi tidak langsung, mengubah bentuk uraian
menjadi bentuk ungkapan atau peribahasa yang memiliki kesamaan arti.
Pada tataran wacana yaitu mengubah wacana panjang menjadi bentuk
rangkuman atau ringkasan. Dalam karya sastra, mengubah puisi ke prosa
atau sebaliknya, mengubah bentuk dialog drama ke prosa atau sebaliknya.
Jadi, pada hakikatnya parafrasa adalah mengubah atau mengalihkan suatu
bentuk bahasa menjadi bentuk bahasa yang lain tanpa mengubah pengertian
atau kandungan artinya.
Parafrasa juga termasuk menceritakan kembali sesuatu yang telah
didengar ke bentuk tulisan atau mengalihkan bentuk bahasa lisan ke
bentuk bahasa tulisan. Misalnya, seseorang diperdengarkan sebuah cerita
kemudian ia mencoba menguraikan kembali cerita tersebut dalam bentuk
wacana atau karangan. Tentunya penggunaan kalimat dan pilihan katanya
tidak sama dengan cerita aslinya karena dituangkan dengan menggunakan
bahasa sendiri, namun inti cerita tidak berubah.
Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan cara membuat parafrasa dari
sebuah wacana atau teks tertulis ke bentuk yang lebih ringkas. Hal-hal apa
yang harus diperhatikan dan bagian-bagian mana yang harus diabaikan
sehingga terjadi perubahan bentuk dengan tetap mempertahankan ide atau
gagasan pokok sesuai teks aslinya.
B. Cara Memparafrasa Wacana
Wacana atau teks tertulis merupakan bentuk karangan yang terbagi atas
beberapa paragraf. Setiap paragraf terdiri atas unsur kalimat utama dan
kalimat penjelas seperti yang telah diuraikan pada Bab 10. Kalimat-kalimat
penjelas dapat berupa uraian yang penting dapat juga hanya perincian yang
mengungkapkan contoh, ilustrasi, dan perumpamaan-perumpamaan. Kita
harus tahu mana bagian yang berisi hal-hal pokok atau penting dan mana
yang bukan.
Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, langkah-langkah yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Bacalah teks yang akan diparafrasa secara keseluruhan.
232 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Pahami topik atau tema dari teks tersebut untuk teks berbentuk narasi
pahami pula alur atau jalan ceritanya.
3. Carilah kalimat utama pada setiap paragraf untuk menemukan gagasan
atau ide pokok paragraf tersebut.
4. Catatlah gagasan pokok setiap paragrafnya.
5. Perhatikan kalimat penjelas, pilahlah kalimat penjelas yang penting
dan buanglah yang hanya berupa ilustrasi, contoh, permisalan, dan
sebagainya
6. Pilihlah kata atau kalimat yang efektif untuk menceritakan kembali. Jika
perlu gunakan kata yang sepadan atau ungkapan yang lebih mewakili
pengertian yang panjang, tetapi dapat dipahami.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi kalimat tidak langsung
agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa yang lebih mudah
dipahami dan ringkas.
Di bawah ini adalah contoh sebuah wacana dan proses parafrasanya.
Kewirausahaan merupakan fondasi yang kokoh bagi pertumbuhan
ekonomi yang tersebar dan berkelanjutan, serta memperkuat proses
demokratisasi suatu bangsa. Pengembangan kewirausahaan bermakna
strategis bagi kemakmuran dan daya saing suatu bangsa. Hasil studi
ACG Advisory Group mengindikasikan pendidikan formal secara umum
berpengaruh terhadap kemampuan berwirausaha, tapi belum mampu
menstimulan peserta didik memiliki kemauan berwirausaha. Hal ini
disebabkan pendidikan formal di Indonesia saat ini hanya berfokus
pada upaya mengembangkan sisi pengetahuan peserta didik memahami
bagaimana suatu bisnis seharusnya dijalankan dan bukan pada upaya
mengembangkan sisi sikap untuk berwirausaha serta pengalaman
berwirausaha.
Fenomena ini disebabkan sistem pendidikan di Indonesia yang lebih
menekankan pada sisi hard skill daripada soft skill sehingga sisi kognitif peserta
didik yang lebih diutamakan daripada sisi afektif dan psikomotoriknya (Lead
Education 2005). Akibatnya, lulusan pendidikan formal secara umum memiliki
pemahaman pengetahuan yang relatif baik mengenai kewirausahaan, tapi
tidak memiliki keterampilan dan mind-set berwirausaha.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 233
Pendidikan ’pengetahuan’ kewirausahaan telah diajarkan secara
intrakurikuler baik sebagai mata kuliah/mata pelajaran yang tersendiri
maupun sebagai bagian (topik bahasan) dari mata kuliah/mata pelajaran
dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sayangnya,
pembahasan kewirausahaan di lembaga pendidikan formal lebih
didasarkan pada mengajarkan substansi buku teks, daripada memberikan
pengalaman nyata bagi peserta didik untuk berwirausaha sehingga tidak
mampu mengubah pola pikir dan sikap agar peserta didik memiliki
kemauan dan kemampuan berwirausaha. Fenomena ini dibuktikan dari
banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur (11,7% dari 6
juta orang lulusan perguruan tinggi), dan hanya kurang dari 5% lulusan
perguruan tinggi yang akhirnya membuka usaha sendiri.
Perubahan sistem pendidikan tinggi dan orientasi masyarakat untuk
kuliah perlu diubah untuk mengurangi pengangguran lulusan perguruan
tinggi pada masa mendatang. Kurikulum pendidikan tinggi yang berbasis
pengetahuan perlu diubah ke arah kurikulum yang berbasis kompetensi
dan mendidik kemandirian. Pengembangan jiwa kewirausahaan di
kalangan mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan pertambahan
masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada masa
mendatang.
Perubahan kurikulum ini memerlukan dukungan bahan ajar yang
atraktif dan praktis sesuai dengan tingkat kompetensi peserta didik,
serta peningkatan kualitas guru dalam memahami kewirausahaan dan
keterampilan teknis lainnya. Guru diharapkan mampu membekali
keterampilan praktis kepada siswa didiknya yang bermanfaat untuk
membuka usaha, seperti : pendidikan memasak, menjahit, membuat
kerajinan tangan, dan sejenisnya. Perubahan pola pendidikan ini akan
menghasilkan lulusan pendidikan formal yang memiliki pola pikir untuk
berwirausaha serta mempunyai keterampilan dasar yang bermanfaat
untuk berwirausaha kelak di kemudian hari.
(Dikutip dari tabloid Flo dengan sedikit
perubahan, 14 April 2007)
Hal-hal pokok yang terdapat dalam wacana di atas adalah seperti berikut.
1. Kewirausahaan merupakan fondasi pertumbuhan ekonomi dan
memperkuat proses demokratisasi suatu bangsa.
234 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
2. Pendidikan formal di Indonesia hanya berfokus pada upaya
mengembangkan pengetahuan bagaimana suatu bisnis harus dijalankan
bukan mengembangkan sikap untuk berwirausaha.
3. Pendidikan di Indonesia lebih menekankan sisi hard skill bukan soft
skill /sisi kognitif bukan afektif dan psikomotorik.
4. Pola pendidikan ini tidak mengubah pola pikir dan sikap peserta didik
agar memiliki kemauan dan kemampuan untuk berwirausaha.
5. Lulusan perguruan tinggi menganggur 11,7% dari 6 juta orang dan
hanya di bawah 5% lulusan yang membuka usaha sendiri.
6. Perubahan sistem pendidikan tinggi dan orientasi masyarakat harus
kuliah perlu dilakukan.
7. Perubahan kurikulum memerlukan dukungan bahan ajar yang atraktif
dan praktis sesuai dengan tingkat kompetensi peserta didik serta guru
dalam memahami kewirausahaan.
8. Perubahan pola pendidikan ini akan menghasilkan lulusan pendidikan
formal yang memiliki pola pikir untuk berwirausaha serta memiliki
keterampilan dasar yang bermanfaat untuk berwirausaha kelak di
kemudian hari.
Parafrasa wacana seperti berikut.
Kewirausahaan merupakan fondasi dan penguat pertumbuhan
ekonomi dan demokratisasi suatu bangsa. Pendidikan formal secara
umum berpengaruh dalam mengembangkan kewirausahaan, namun
belum dapat menstimulan peserta didik untuk mau berwirausaha.
Sistem pendidikan di Indonesia baru mengembangkan sisi kognitif
yaitu memahami proses bisnis bukan menumbuhkan sikap berbisnis.
Pendidikan di Indonesia lebih menekankan hard skill daripada soft skill.
Hal ini menyebabkan lulusan perguruan tinggi menganggur 11,7 % dari
6 juta orang dan hanya kurang dari 5% yang membuka usaha sendiri.
Perubahan pendidikan formal termasuk orientasi masyarakat yang
mengharuskan kuliah perlu dilakukan. Namun, hal itu perlu didukung
oleh bahan ajar yang atraktif dan praktis serta guru yang memahami
kewirausahaan. Dengan adanya perubahan ini, diharapkan lulusan
pendidikan formal memilki pola pikir untuk berwirausaha dan mempunyai
keterampilan dasar untuk modal berwirausaha kelak di kemudian hari.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 235
RANGKUMAN
A. Memahami Parafrasa
Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks atau karangan
dalam bentuk atau susun kata yang lain dengan maksud dapat
menjelaskan maknanya yang tersembunyi. Parafrasa termasuk juga
menceritakan kembali sesuatu yang telah didengar ke bentuk tulisan
atau mengalihkan bentuk bahasa lisan ke bentuk bahasa tulisan.
B. Cara Memparafrasa Wacana
Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, perlu diperhatikan
langkah-langkah membuat parafrasa.
Untuk memparafrasakan sebuah teks tertulis, langkah-langkah
yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Bacalah teks yang akan diparafrasa secara keseluruhan.
2. Pahami topik atau tema dari teks tersebut untuk teks berbentuk
narasi pahami pula alur atau jalan ceritanya.
3. Carilah kalimat utama pada setiap paragraf untuk menemukan
gagasan atau ide pokok paragraf tersebut.
4. Catatlah gagasan pokok setiap paragrafnya.
5. Perhatikan kalimat penjelas, pilahlah kalimat penjelas yang
penting dan buanglah yang hanya berupa ilustrasi, contoh,
permisalan, dan sebagainya
6. Pilihlah kata atau kalimat yang efektif untuk menceritakan
kembali. Jika perlu gunakan kata yang sepadan atau ungkapan
yang lebih mewakili pengertian yang panjang, tetapi dapat
dipahami.
7. Jika ada kalimat langsung, ubahlah menjadi kalimat tidak
langsung agar lebih singkat.
8. Ceritakan atau uraikan kembali dengan bahasa yang lebih
mudah dipahami dan ringkas.
236 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
Bacalah wacana di awal bab ini, kemudian buatlah parafrasanya. Ikuti
langkah-langkah membuat parafrasa!
TUGAS MANDIRI:
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Mengubah bentuk bahasa ke bentuk bahasa yang lain dengan tidak
mengubah pengertiannya disebut ....
a. majas d. parafrasa
b. gaya bahasa e paragraf
c. ungkapan
2. Hal yang dapat diparafrasa adalah di bawah ini kecuali...
a. puisi – prosa
b. prosa – puisi
c. kalimat pasif–kalimat aktif
d. kalimat langsung–kalimat tidak langsung
e. fonem–suku kata
3. Kami menunggu nenek di bandara.
Kalimat pasif dari kalimat di atas adalah ....
a. Bandara menunggu kami dan nenek.
b. Nenek menunggu kami di bandara.
c. Kami ditunggu nenek di bandara
d. Nenek ditunggu kami di bandara.
e. Di bandara nenek dan kami saling menunggu.
4. Pohon durian ini ditanami oleh paman.
Kalimat aktif dari kalimat pasif di atas adalah...
a. Pohon durian yang nanam paman.
b. Yang nanam pohon durian paman.
UJI KOMPETENSI
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 237
c. Paman menanam pohon durian ini.
d. Ini pohon durian ditanam paman.
e. Pohon durian menanam paman.
5. Kepala sekolah mengatakan bahwa kelas kami paling bersih.
Kalimat langsung dari kalimat di atas adalah ....
a. Kepala sekolah berkata, “Kelas kami paling bersih.”
b. Kepala sekolah berkata, “Kelas kalian paling bersih.”
c. Kepala sekolah mengatakan, “Kalau kelas kami paling bersih.”
d. Kepala sekolah berkata “Kelas kalian paling bersih.”
e. “Kelas kami paling bersih, “ Kata kepala sekolah.
6. Dokter berkata, ”Bapak harus banyak istirahat.”
Kalimat tidak langsungnya adalah ....
a. Dokter mengatakan bahwa Bapak harus banyak istirahat.
b. Dokter mengatakan kalau pasiennya harus banyak istirahat.
c. Dokter memerintahkan Bapak supaya banyak istirahat.
d. Dokter berkata bahwa Bapak istirahatlah.
e. Bapak disuruh istirahat oleh dokter sebanyak-banyaknya.
7. Di bawah ini adalah contoh kalimat aktif ....
a. Buku itu dibelinya di toko Gramedia.
b. Ribuan petasan disita oleh polisi dari para pedagangnya.
c. Air susu dibalas dengan air tuba.
d. Lulus dari luar negeri ia segera melamar kekasihnya.
e. Pepohonan itu seperti hantu.
8. Pihaknya diminta untuk ... agar persoalannya dapat cepat selesai.
Ungkapan yang tepat untuk mengisi titik-titik di atas adalah ....
a. jatuh bangun d. buah tangan
b. makan angin e. kaki tangan
c. campur tangan
9. Pada akhir tahun, perusahaannya sibuk membuat perhitungan terakhir
dari pengeluaran keuangan selama setahun. Para karyawan juga banyak
yang lembur.
Uraian kondisi perusahaan di atas dapat dipersingkat dengan
238 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
ungkapan ....
a. jatuh bangun d. tutup buku
b. gulung tikar e. batas tempo
c. tutup tangan
10. Sinonim kata “manajer” adalah di bawah ini, kecuali .....
a. penyuluh d. pengawas
b. pengelola e. pembimbing
c. pengatur
11. Bagus mengatakan bahwa ia lulus ujian pegawai negeri.
Kalimat langsungnya ialah...
a. “Aku lulus ujian pegawai negri,” kata Bagus.
b. “Bagus mengatakan, saya telah lulus pegawai negeri.”
c. Bagus berkata “Aku lulus ujian pegawai negeri.”
d. Kata Bagus, “Ia lulus jadi pegawai negeri.”
e. Bagus mengatakan,”Bahwa ia telah lulus pegawai negeri.”
12. Di bawah ini merupakan parafrasa karya sastra, kecuali...
a. puisi menjadi prosa
b. prosa menjadi puisi
c. drama menjadi prosa
d. prosa menjadi drama
e. puisi menjadi drama
13. Perubahan puisi ke prosa harus memerhatikan .....
a. tema puisi
b. persajakan
c. simbol dan majas yang dipakai
d. tipografi
e. pilihan kata atau susunan kalimatnya
14. Buku-buku itu dijualnya ke tukang loak.
Perubahan pola kalimat yang tidak mengubah makna, kecuali...
a. Ke tukang loak ia menjual buku-buku itu.
b. Dijualnya ke tukang loak buku-buku itu.
c. Dijualnya buku-buku itu ke tukang loak.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 239
d. Tukang loak dijualnya ke buku-buku itu.
e. Buku-buku itu ke tukang loak dijualnya.
15. Parafrasa wacana harus memerhatikan hal–hal di bawah ini, kecuali...
a. mempertahankan ide pokok
b. membuang atau mengabaikan penjelasan tambahan
c. mengabaikan segala bentuk ilustrasi
d. menggunakan simbol dan ungkapan
e. menyajikan kembali dalam bentuk ringkas
16. Karena bermasalah perusahaan itu tidak dapat melanjutkan produksinya
dan mulai mengadakan pengurangan pegawai sebelum akhirnya
pailit.
Kalimat di atas dapat diparafrasakan dengan menggunakan
ungkapan ....
a. naik daun d. naik ranjang
b. gulung tikar e. unjuk gigi
c. jatuh bangun
17. Subhan selalu menolong temannya di saat sekolah dulu. Setelah lulus
SLTA, mereka sama-sama masuk ke perguruan tinggi yang sama.
Namun, saat menjadi mahasiswa, temannya tak pernah lagi mau
bertegur sapa bahkan seperti tak mengenal Subhan.
Uraian di atas dapat dipersingkat dengan menggunakan ungkapan ....
a. air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
b. Subhan makan kulit kacang
c. habis manis sepah dibuang
d. siapa menabur angin ia menuai badai
e. bagai anjing dengan kucing
18. Ketika tahu usahanya gagal untuk menjadi staf akunting di perusahaan
itu, Nani membuang semua buku sekolahnya dulu, bahkan ijazahnya
di buang ke tong sampah. Tapi, ayahnya mengatakan kalau Nani tidak
boleh ... harus ....
Ungkapan yang tepat untuk pengisi titik-titik adalah ....
a. putus asa dan patah arang
b. kerja keras dan gali lubang
240 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
c. putus asa dan sambung nyawa
d. putus asa dan patah semangat
e. gelap mata dan kerja keras
19. Mengalihkan naskah drama ke dalam bentuk prosa, yakni prosa
berbentuk...
a. argumentasi
b. deskripsi
c. novel
d. cerpen
e. rangkuman
20. Parafrasa sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dalam hal di
bawah ini, kecuali...
a. menceritakan kembali film yang ditonton
b. memberikan pesan berantai
c. meringkas buku
d. menceritakan berita yang didengar
e. mengarang cerpen
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Jelaskan yang dimaksud parafrasa!
2. Bentuk-bentuk bahasa apa saja yang dapat diparafrasakan?
3. Bagaimana proses parafrasa pada tataran kata dan kalimat?
4. Jelaskan kegunaan parafrasa pada karya sastra!
5. Ubahlah kalimat langsung di bawah ini menjadi kalimat tidak langsung!
a. “Mohon buatkan laporan survei lokasi proyek 2,” pinta direktur
kepada sekretarisnya.
b. “Hari ini aku diterima kerja di PT. Subur Makmur,” kata Refan
kepada Andi.
6. Ubahlah kalimat tidak langsung di bawah ini menjadi kalimat langsung!
a. Pak guru mengatakan bahwa ujian praktik akan dilaksanakan
minggu depan.
b. Mirna meminta temannya agar segera mengembalikan buku
Bahasa Indonesianya.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 241
7. Ubahlah kalimat aktif di bawah ini menjadi kalimat pasif!
a. Muslimah sedang membuka internet di ruang komputer.
b. Pembina Osis memerintahkan Umar agar mengadakan rapat
tahunan Osis.
8. Carilah kata yang sepadan dari kata-kata berikut ini:
a. teliti c. menyuguhkan
b. memperbaiki d. mengelola
9. Ubahlah kalimat panjang ini dengan sebuah kalimat singkat dengan
menggunakan ungkapan yang sama artinya.
a. Setelah seminggu disibukkan oleh pekerjaan Usman seorang
pegawai teladan ingin mencari hiburan untuk sekadar meregangkan
otot matanya setelah selalu menatap monitor hampir seharian.
Ia pun pergi ke taman bunga.
b. Dengan gigihnya Pak Arman berjualan es setiap harinya. Semua ini
dilakukannya untuk menghidupi keluarga dan membiayai
anak
putrinya yang sekolah di SMK. Hanya ialah satu-satunya yang
diharapkan oleh keluarganya.
10. Sebutkan hal yang paling penting dilakukan untuk membuat parafrasa
wacana!
242 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
TES SEMESTER GENAP
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!
1. Di bawah ini adalah kriteria kalimat yang baik, kecuali
a. Pola susunannya sesuai kaidah
b. Logis atau diterima akal
c. Memiliki jabatan kalimat yang sempurna
d. Mengandung penalaran yang benar
e. Pilihan katanya tepat
2. Kepada Bapak Dosen waktu dan tempat kami persilakan.
Kalimat ini salah dalam hal
a. susunan kalimatnya
b. pilihan katanya
c. penggunaan kata ”kepada”
d. makna kalimatnya tidak logis
e. kata persilakan harusnya persilahkan
3. Perbaikan kalimat nomor 2 adalah
a. Bapak Dosen waktu kami persilakan.
b. Kepada Bapak Dosen tempat kami persilakan.
c. Kepada Bapak Dosen kami persilakan.
d. Bapak Dosen kami persilakan.
e. Bapak Dosen waktu dan tempat kami persilakan.
4. Hal yang memengaruhi kalimat sehingga tidak komunikatif ialah di
bawah ini, kecuali
a. kalimat terlalu luas
b. pola kalimatnya tidak sesuai gramatikal
c. kalimat tidak dapat dipahami
d. kalimat pendek dan banyak pengulangan
e. kalimat berisi penjelasan yang tak perlu
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 243
5. Di bawah ini yang merupakan kalimat komunikatif tapi tidak cermat
ialah
a. Hadirin kami minta berdiri.
b. Mobilnya menabrak pohon di pinggir jalan.
c. Dalam darahnya mengandung bibit penyakit.
d. Eksekusi terhadap tanah warga Meruya hanya sebatas wacana.
e. Hakim menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada koruptor
itu.
6. Yang termasuk intonasi kalimat tanya ialah
a. pergi? d. pergi?
b. pergi? e. pergi?
c. pergi?
7. Ciri intonasi berita
a. suku akhir menaik
b. suku awal menaik
c. suku awal menaik dan akhir menawan
d. suku awal dan akhir menaik
e. suku akhir menurun
8. Penggunaan tekanan biasanya karena
a. kata singkat dipentingkan
b. kata itu pokok kalimat
c. agar ada variasi
d. mitra bicara tidak mengerti
e. sebagai sebuah ekspresi bicara saja
9. Tekanan dalam ilmu tata bunyi disebut juga
a. segmental
b. aksen
c. ritual
d. tempo
e. irama
244 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
10. Perpaduan antara tekanan, nada, dan jeda disebut
a. intonasi
b. aksen
c. ritme
d. tempo
e. irama
11. Kelompok kata berikut ini yang bukan frasa adalah
a. sabun mandi yang harum
b. kamar mandi
c. mandi pagi
d. nenek mandi
e. mandi susu
12. Kombinasi afiks (konfiks) per- + -an dalam kata persahabatan berfungsi
membentuk
a. kata sifat
b. kata tugas
c. kata benda
d. kata kerja
e. kata keterangan
13. Konfiks ke- + -an dalam kata kesakitan berfungsi membentuk
a. nomina
b. numeralia
c. verba
d. adjectiva
e. partikula
14. Di bawah ini yang termasuk verba intransitif adalah
a. memberi
b. kambuh
c. membeli
d. menamai
e. membuatkan
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 245
15. Kata termasuk kelas kata ojektiva deverbalisasi berikut ini, kecuali
a. berapi-api
b. meluap
c. kesatria
d. beruban
e. pemalas
16. (A) sebagai intelektual muda, mereka harus berusaha mandiri untuk
memahami ilmu yang digelutinya. (B) Upaya ini pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas intelektualitasnya walaupun di usia relatif muda.
(C) Oleh karena itu, sudah seharusnya jika masyarakat memerlukan
bantuan, mahasiswa mesti tanggap berusaha mengatasi pemecahannya.
(D) Mahasiswa adalah sosok manusia yang sering dijuluki intelektual
muda dan agen perubahan sosial. (E) Sebagai agen perubahan sosial,
mahasiswa dianggap mempunyai kemampuan memahami konsepkonsep
sosial untuk direalisasikan dalam kehidupan masyarakat.
Susunan paragraf yang tepat adalah
a. ACDBE
b. DEBAC
c. BADEC
d. DABEC
e. EBADC
17. (1) Nasib nelayan tradisional Aceh makin terpuruk, tidak ubahnya
seperti telur di ujung tanduk. (2) Di laut, mereka harus berjuang sekuat
tenaga mengusir nelayan asing yang mencuri ikan, sedangkan di darat
mereka main kucing-kucingan dengan oknum petugas yang tak pernah
absen meminta imbalan pada setiap nelayan. (3) Bahkan ada kewjiban
tak resmi yang dipikul para nelayan, yang menghadiahkan ikan hasil
tangkapannya kepada oknum tertentu (4) Itulah romantika hidup
mereka yang selalu bergelombang.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat pada
a. kalimat (1)
b. kalimat (2)
c. kalimat (5)
d. kalimat (3)
e. Kalimat (4)
246 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
18. Analisis ini juga mengingatkan bahaya kelangkaan dana. Dalam
jangka panjang, ada sinyal-sinyal bahwa Asia mungkin bakal segera
menghadapi kendala pendanaan yang akan memangkas pertumbuhan
ekonomi kawasan. Ini dapat terjadi dalam beberapa tahun ke depan,
tetapi para fund manager tidak akan mau menunggu selama itu untuk
menarik investasinya.
Topik paragraf ini adalah
a. analisis
b. para fund manager
c. penarikan investasi
d. kelangkaan dana
e. wilayah Asia
19. Generasi muda adalah generasi yang tangguh, ulet, mandiri, kreatif,
inovatif, dan dinamis.
Kalimat di atas merupakan penggalan paragraf dengan pola
a. deskripsi
b. eksposisi
c. argumentasi
d. persuasi
e. narasi
20. Penulisan judul karangan yang benar adalah
a. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
b. Jalan tak ada Ujung
c. Bermula Dari Sebuah Surau
d. Tema Religius Dalam Sastra
e. Tergantung pada Kata, Berpijak pada Logika
21. Kalimat tanya yang berpola inversi di bawah ini adalah
a. Apa yang Anda cari?
b. Beberapa korban yang tewas pada musibah itu?
c. Ada acara tidak kamu hari ini?
d. Buku siapa itu?
e. Ke mana angin berhembus, ke situ aku melangkah?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 247
22. Kalimat tanya retoris adalah
a. Apa yang Anda cari?
b. Beberapa korban yang tewas pada musibah itu?
c. Ada acara tidak kamu hari ini?
d. Buku siapa itu?
e. Kemana angin berhembus, ke situ aku melangkah?
23. Di bawah ini yang merupakan kata ragam tanya nonstandar adalah
a. siapa
b. kenapa
c. bagaimana
d. di mana
e. Berapa
24. Kata tanya apa dipergunakan untuk tujuan berikut, kecuali
a. menanyakan nomina bukan manusia
b. menanyakan preposisi.
c. mengukuhkan apa yang telah diketahui
d. menanyakan kepunyaan
e. dipergunakan dalam kalimat tanya retoris.
25. Kalimat tanya yang cukup memerlukan jawaban singkat seperti ya,
tidak, belum, bukan disebut kalimat tanya
a. retorik
b. menggali informasi
c. konfirmasi
d. tersamar
e. memerintah
26. Pengalihan bentuk tutur dengan tidak mengubah pengertiannya
disebut
a. sinonim
b. majas
c. alinea
d. parafrasa
e. paragraf
248 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
27. Parafrasa meliputi hal di bawah ini, kecuali
a. wacana – rangkuman
b. puisi – prosa
c. drama – prosa
d. suku kata – kata
e. kalimat aktif – kalimat pasif
28. Mereka memperpanjang bentuk kerjanya dengan PT. Makmur Jaya.
Kalimat pasif dari kalimat di atas ialah
a. Kontrak kerja mereka perpanjang dengan PT. Makmur Jaya.
b. PT. Makmur Jaya memperpanjang kontrak kerjanya.
c. Mereka diperpanjang kontrak kerjanya oleh PT. Makmur Jaya.
d. Kontrak kerjanya diperpanjang mereka kepada PT. Makmur Jaya.
e. Kontrak kerjanya dengan PT. Makmur Jaya diperpanjang mereka.
29. Perusahaannya kini sedang di ujung tanduk akibat resesi.
Ungkapan tersebut berarti
a. di puncak kejayaan
b. terancam bangkrut
c. tidak mengalami perkembangan
d. sedang merintis
e. gagal total
30. Parafrasa dari sebuah teks/wacana harus tetap mempertahankan
a. pola kalimatnya
b. amanat yang disampaikan
c. gagasan pokoknya
d. ilustrasi wacananya
e. isi ceritanya
31. Setiap pengunjung akan berdecak kagum bila melihat keindahan
Gunung Rinjani. Di sana kita dapat melihat lembah dan ngarai yang
berkelok-kelok bagaikan akar pohon beringin yang menancap erat di
permukaan tanah. Dipayungi langit biru dan gumpalan-gumpalan
awan, gunung itu tampak kokoh menghijau dengan puncak yang
berpasir. Begitulah Gunung Rinjani menyuguhkan pemandangan alam
indah.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 249
Gagasan utama paragraf tersebut terungkap pada kalimat
a. pertama
b. kedua
c. ketiga
d. keempat
e. pertama dan keempat
32. Sembilan bocah berkerumun di atas petak tanah yang berlumpur. Baju,
kaki, tangan bahkan wajah mereka terlihat kotor. Sementara di langit
matahari memancarkan cahayanya yang garang. Tiba-tiba seorang anak
bertelanjang dada berteriak, “Awas! Ular!” teman-temannya berlarian
menghindar sambil berkata, ”Mana? Mana?”
Pola pengembangan paragraf tersebut adalah
a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi
33. Kalimat berikut ini salah nalar (tidak logis), kecuali
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Waktu dan tempat kami persilakan.
c. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
d. Semoga Bapak dapat memakluminya.
e. Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya mondar-mandir di
daerah tersebut.
34. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi adalah
berikut ini, kecuali
a. suasana puisi
b. pengulangan kata
c. bagian sampiran
d. rima
e. kata bermakna luas
250 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
35. Kalimat yang menggunakan preposisi ialah
a. Rambutnya sangat bagus.
b. Rumahnya berada di sekitar sini.
c. Pagi harinya sang kancil menemui buaya.
d. Meskipun hari hujan, ia tetap berangkat ke sekolah.
e. Setelah makan, ia kemudian belajar.
36. Di bawah ini, kata yang bukan kelas kata adverbia ialah
a. sangat
b. agar
c. bukan
d. belum
e. Paling
37. Penulisan judul karangan yang tepat sesuai dengan EYD adalah
a. Tampil Menawan Di setiap Kesempatan
b. Tampil Menawan di Setiap Kesempatan
c. Tampil menawan Di Setiap Kesempatan
d. Tampil Menawan disetiap Kesempatan
e. Tampil menawan di setiap kesempatan.
38. Generasi muda adalah generasi yang tangguh, ulet, mandiri, kreatif,
inovatif, dan dinamis.
Kalimat di atas merupakan penggalan paragraf dengan pola
a. deskripsi
b. eksposisi
c. argumentasi
d. persuasi
e. narasi
39. Kalimat tanya konfirmasi ialah
a. Apakah gerangan yang Tuan cari?
b. Mau pergi ke mana, Nek?
c. Bolehkah saya meminjam mobilmu?
d. Apa benar Anda yang merancang bangunan ini?
e. Bagaimana rasanya tinggal di luar negeri?
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 251
40. Perubahan puisi ke prosa harus memerhatikan
a. tema puisi
b. persajakan
c. simbol dan majas yang dipakai
d. tipografi
e. pilihan kata atau susunan kalimatnya
II. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar!
1. Buatlah contoh kalimat yang komunikatif tapi tidak cermat!
2. Buatlah contoh kalimat yang tidak komunikatif tetapi cermat!
3. Apa bedanya membaca puisi dengan deklamasi?
4. Apa saja hal-hal yang termasuk aksen atau intonasi?
5. Sebutkan ciri-ciri kata sifat!
6. Buatlah 2 buah contoh kalimat tanya retoris!
7. Buatlah 2 buah contoh kalimat tanya konfirmasi!
8. Jelaskan pengertian parafrasa!
9. Ubahlah kalimat tidak langsung di bawah ini menjadi kalimat
langsung:
a. Hafiz mengatakan bahwa ia diterima di perguruan tinggi
terkenal.
b. Bapak menyuruh Mustafa mengerjakan pekerjaan rumahnya.
10. Buatlah dua buah kalimat dengan menggunakan adverbia (kata
keterangan)!
252 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. zaenal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Berita Kota, 6 Januari 2008.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewanto, Nugroho. 2005. Kamus Sinonim-Antonim Bahasa Indonesia. Bandung:
Yrama Wijaya
Edutainment FLO, edisi. 14 April 2007
Finoza, Lahmudin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Mulis.
Gema, No. 06/Th. XII/2007
Hayon, Josep. 2003. Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika.
Hikayah, Edisi Eksklusif, 2005
Intisari, Agustus, 2003
Intisari, Oktobver, 2003
Intisari, November, 2003.
Intisari, No.528, Juli 2007
Kompas, 30 Mei 2007
Kompas, 29 Juni 2007
Kompas, 2 Desember 2007
Kompas, 12 Desember 2007
Kridalaksana, Harimukti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Marahimin, Ismail. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya
Media Jaya, Tahun XXXI-Edisi 05-2007
Media Kominfo Mandikdasmen, September 2006
Meita, Ruwi. 2007. Bangku Kosong. Jakarta: Gagasmedia
Nonstop, 18 Mei 2007
Pardosi, Mico. 2004. Belajar Sendiri Internet. Surabaya: Indah.
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 253
Peluang Usaha, 26 Februari – 11 Maret 2007.
Pos Kota, 4 Desember 2007
Pradopo, Rachmat Joko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Priyantono, Agus dan Rustamaji. 2004. Strategi Sukses UAN SMA/MAN Bahasa
Indonesia. Yogyakarta: Andi.
Rahmayanti, Edwina dan Maloedyn Sitanggang. 2006. Taklukkan Penyakit
dengan Klorofil Alfalfa. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Redaksi Lima Adi Sekawan. 2007. EYD Plus. Jakarta: Limas.
Republika, 7 Juli 2007
Republika, 28 Oktober 2007
Republika, 16 Desember 2007
Rosidi, Imron. 2005. Ayo Senang Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Media Pustaka.
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta:
Gramedia.
------------ (ed.). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia 1 dan 2 . Jakarta: Pusat Bahasa
Depdiknas.
Tempo. 24 April 2007
Tim MGMP Bahasa Indonesia SMK DKI Jakarta. 2005. Modul Bahasa Indonesia.
Jakarta: Dinas Dikmenti SubDinas Pendidikan SMK. Provinsi DKI
Jakarta.
Tim LP2IP. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMK Tataran Semenjana Jilid IA dan I B.
Yogyakarta: LP2IP. Gajah Mada.
--------------2006. Bahasa Indonesia untuk SMK Tataran Madia Jilid. II A dan II B.
Yogyakarta.: LP2IP Gajah Mada.
Tim Bahasa. 2006. Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: Yudhistira.
Tim Bahasa dan Sastra Indonesia. 2005. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Jakarta : Yudhistira.
Tim Penyusun. 2003. Satu Bahasa Bahasa Indonesia. Kelas 2 dan 3 SMK. Klaten:
Saka Mitra Kompetensi.
Tim Pengurus Primagama. 2006. Kiat Sukses Ujian Nasional 2007 SMK.
Yogyakarta: Andi.
Tim Redaksi. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Warta Kota, 10 Mei 2007.
254 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
GLOSARIUM
akronim kependekanyangberupagabunganhurufatausukukataataubagianlainyangditulisdandilafalkansebagaikatayangwajar
alofon varianfonemberdasarkanposisididalamkata,misalfonempertamapada
kita dankata secarafonetisberbedatetapimasingmasingadalahalofon
darifonem/k/
artikulasi perubahanronggadanruangdalamsaluransuarauntukmenghasilkan
bunyibahasa
biografi riwayathidup(seseorang)yangditulisolehoranglain
bilabial dihasilkandengankeduabibir
diftong bunyivokalrangkapyangtergolongdalamsatusukukata
eksplisit gamblang,tegas,terusterang,tidakberbelitbelit(sehinggaorangdapat
menangkapmaksudnyadenganmudahdantidakmempunyaigambaranyang
kaburatausalahmengenaiberita,keputusan,pidato,dansebagainya);tersurat
ekspresi mengenaikeadaanyangsebenarnyatanpadipengaruhipendapatatau
pandanganpribadi
ensiklopedia buku(atauserangkaianbuku)yangmenghimpunketeranganatauuraian
tentangberbagaihaldalambidangsenidanilmupengetahuan,yangdisusun
menurutabjadataumenurutlingkunganilmu
fiksasi perasaanterikatatauterpusatpadasesuatusecaraberlebihan
fonemik 1.ilmubahasa(linguistik)tentangsistemfonem;2.sistemfonemsuatubahasa;
3.proseduruntukmenentukanfonemsuatubahasa
gramatikal sesuaidengantatabahasa;menuruttatabahasa
homograf katayangsamaejaannyadengankatalain,tetapiberbedalafaldanmaknanya
(sepertiteras intikayudanteras/téras /bagianrumah
homonim katayangsamalafaldanejaannya,tetapiberbedamaknanyakarenaberasal
darisumberyangberlainan
implisit mutlaktanparaguragu
GLOSARIUM
akronim kependekanyangberupagabunganhurufatausukukataatau
bagianlainyangditulisdandilafalkansebagaikatayangwajar
alofon varianfonemberdasarkanposisididalamkata,misalfonempertamapada
kita dankata secarafonetisberbedatetapimasingmasingadalahalofon
darifonem/k/
artikulasi perubahanronggadanruangdalamsaluransuarauntukmenghasilkan
bunyibahasa
biografi riwayathidup(seseorang)yangditulisolehoranglain
bilabial dihasilkandengankeduabibir
diftong bunyivokalrangkapyangtergolongdalamsatusukukata
eksplisit gamblang,tegas,terusterang,tidakberbelitbelit(sehinggaorangdapat
menangkapmaksudnyadenganmudahdantidakmempunyaigambaranyang
kaburatausalahmengenaiberita,keputusan,pidato,dansebagainya);tersurat
ekspresi mengenaikeadaanyangsebenarnyatanpadipengaruhipendapatatau
pandanganpribadi
ensiklopedia buku(atauserangkaianbuku)yangmenghimpunketeranganatauuraian
tentangberbagaihaldalambidangsenidanilmupengetahuan,yangdisusun
menurutabjadataumenurutlingkunganilmu
fiksasi perasaanterikatatauterpusatpadasesuatusecaraberlebihan
fonemik 1.ilmubahasa(linguistik)tentangsistemfonem;2.sistemfonemsuatubahasa;
3.proseduruntukmenentukanfonemsuatubahasa
gramatikal sesuaidengantatabahasa;menuruttatabahasa
homograf katayangsamaejaannyadengankatalain,tetapiberbedalafaldanmaknanya
(sepertiteras intikayudanteras/téras /bagianrumah
homonim katayangsamalafaldanejaannya,tetapiberbedamaknanyakarenaberasal
darisumberyangberlainan
implisit mutlaktanparaguragu
GLOSARIUM
GLOSARIUM
akronim kependekanyangberupagabunganhurufatausukukataatau
bagianlainyangditulisdandilafalkansebagaikatayangwajar
alofon varianfonemberdasarkanposisididalamkata,misalfonempertamapada
kita dankata secarafonetisberbedatetapimasingmasingadalahalofon
darifonem/k/
artikulasi perubahanronggadanruangdalamsaluransuarauntukmenghasilkan
bunyibahasa
biografi riwayathidup(seseorang)yangditulisolehoranglain
bilabial dihasilkandengankeduabibir
diftong bunyivokalrangkapyangtergolongdalamsatusukukata
eksplisit gamblang,tegas,terusterang,tidakberbelitbelit(sehinggaorangdapat
menangkapmaksudnyadenganmudahdantidakmempunyaigambaranyang
kaburatausalahmengenaiberita,keputusan,pidato,dansebagainya);tersurat
ekspresi mengenaikeadaanyangsebenarnyatanpadipengaruhipendapatatau
pandanganpribadi
ensiklopedia buku(atauserangkaianbuku)yangmenghimpunketeranganatauuraian
tentangberbagaihaldalambidangsenidanilmupengetahuan,yangdisusun
menurutabjadataumenurutlingkunganilmu
fiksasi perasaanterikatatauterpusatpadasesuatusecaraberlebihan
fonemik 1.ilmubahasa(linguistik)tentangsistemfonem;2.sistemfonemsuatubahasa;
3.proseduruntukmenentukanfonemsuatubahasa
gramatikal sesuaidengantatabahasa;menuruttatabahasa
homograf katayangsamaejaannyadengankatalain,tetapiberbedalafaldanmaknanya
(sepertiteras intikayudanterastéras /bagianrumah
homonim katayangsamalafaldanejaannya,tetapiberbedamaknanyakarenaberasal
darisumberyangberlainan
implisit mutlaktanparagu
GLOSARIUM
akronim kependekanyangberupagabunganhurufatausukukataatau
bagianlainyangditulisdandilafalkansebagaikatayang
wajar
alofon varianfonemberdasarkanposisididalamkata,misalfonempertamapada
kita dankata secarafonetisberbedatetapimasingmasingadalahalofon
darifonem/k/
artikulasi perubahanronggadanruangdalamsaluransuarauntukmenghasilkan
bunyibahasa
biografi riwayathidup(seseorang)yangditulisolehoranglain
bilabial dihasilkandengankeduabibir
diftong bunyivokalrangkapyangtergolongdalamsatusukukata
eksplisit gamblang,tegas,terusterang,tidakberbelitbelit(sehinggaorangdapat
menangkapmaksudnyadenganmudahdantidakmempunyaigambaranyang
kaburatausalahmengenaiberita,keputusan,pidato,dansebagainya);tersurat
ekspresi mengenaikeadaanyangsebenarnyatanpadipengaruhipendapatatau
pandanganpribadi
ensiklopedia buku(atauserangkaianbuku)yangmenghimpunketeranganatauuraian
tentangberbagaihaldalambidangsenidanilmupengetahuan,yangdisusun
menurutabjadataumenurutlingkunganilmu
fiksasi perasaanterikatatauterpusatpadasesuatusecaraberlebihan
fonemik 1.ilmubahasa(linguistik)tentangsistemfonem;2.sistemfonemsuatubahasa;
3.proseduruntukmenentukanfonemsuatubahasa
gramatikal sesuaidengantatabahasa;menuruttatabahasa
homograf katayangsamaejaannyadengankatalain,tetapiberbedalafaldanmaknanya
(sepertiteras intikayudanterastéras /bagianrumah
homonim katayangsamalafaldanejaannya,tetapiberbedamaknanyakarenaberasal
darisumberyangberlainan
implisit mutlaktanparagu
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 255
jargon kosakatakhususyangdigunakandibidangkehidupan(lingkungan)tertentu
jeda hentiansebentardalamujaran(seringterjadididepanunsurkalimatyang
mempunyaiisiinformasiyangtinggiataukemungkinanyangrendah)
konjungsi kataatauungkapanpenghubungantarkata,antarfrasa,antarklausa,dan
antarkalimat
korporasi perusahaanataubadanusahayangsangatbesarataubeberapaperusahaan
yangdikeloladandijadikansebagaisatuperusahaanbesar
kognitif berhubungandenganataumelibatkankognisi
larasbahasa kesesuaiandiantarabahasadanpemakaiannya
labiodental berkaitandenganbunyiujaryangterjadikarenapenyempitanjarakbibirbawah
dangigiatas
nirkabel tanpamenggunakankabel
objek nominayangmelengkapiverbatransitifdalamklausa
opini pendapat;pikiran;pendirian
paviliun rumah(bangunan)tambahandisampingrumahinduk
permisif bersifatterbuka(serbamembolehkan;sukamengizinkan)
polisemi bentukbahasa(katadanfrasa)yangmempunyaimaknalebihdarisatu
propaganda penerangan(pahamdanpendapat)yangbenaratausalahyangdikembangkan
dengantujuanmeyakinkanorangagarmenganutaliran,sikap,atauarah
tindakantertentu
rasialisme prasangkaberdasarkanketurunanbangsa
regresi urutanmundur;urutanberbalikkebelakang
repetisi gayabahasayangmenggunakankatakunciyangterdapatdiawalkalimat
untukmencapaiefektertentudalampenyampaianmaknaulangan
statistik datayangberupaangkayangdikumpulkan,ditabulasi,digolonggolongkan
sehinggadapatmemberiinformasiyangberartimengenaisuatumasalah
ataugejala
substitusi prosesatauhasilpenggantianunsurbahasaolehunsurlaindisatuanyang
lebihbesaruntukmemperolehunsurpembeda
256 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
survey teknikrisetdenganmemberibatasyangjelasatasdata
tipografi ilmucetak;senipercetakan
uvular bunyiyangterjadikarenapenyempitanantarauvuladanbelakanglidah
variatif bersifatvariatif
i
Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X 257
INDEKS
INDEKS
A 164 G
adjektiva 165 gaya 28
adverbia 94 gelombang 38
alpico 20 gemuruh 199
ancol 94 global 71
apikal 207 google 161
argumentasi 70 gradasi 78
artikel 5 grafik 27
artikulasi 72 gramatikal 44
autobiografi 156
H
B horizontal 90
Bali 94
bilabial 136 I
biofel 72 ICT 68
biografi 160 indentifikasi 26
border 2 informal 111
bronkitis 156 internet 161
buleleng 73 intonasi 53
C K
catatan kaki 43 kamus 215
corak 112 kata tanya 213
kata tanya tersamar 203
D kerangka karangan 235
demonstrasi 206 kewirausahaan 212
deskripsi 160 klarifikasi 4
dialog 7 klausa 46
diftong 93 klausa 143
diftong 137 kompleks 137
komunikatif 212
E konfirmasi 161
efektif 146 konotasi 23
efektif 206 konsep 5
eksposisi 22 konsonan 113
elektronik 160 kontekstual 67
energi 23 kopi lamno 8
F L
faktual 45 lafal 94
fiksasi 5 laringal 113
fonem 5 leksikal 22
fonemik 5 lektronik 114
fonologi 93
fonologi 136
fosil 4
frasa 41
INDEKS
A 164 G
adjektiva 165 gaya 28
adverbia 94 gelombang 38
alpico 20 gemuruh 199
ancol 94 global 71
apikal 207 google 161
argumentasi 70 gradasi 78
artikel 5 grafik 27
artikulasi 72 gramatikal 44
autobiografi 156
H
B horizontal 90
Bali 94
bilabial 136 I
biofel 72 ICT 68
biografi 160 indentifikasi 26
border 2 informal 111
bronkitis 156 internet 161
buleleng 73 intonasi 53
C K
catatan kaki 43 kamus 215
corak 112 kata tanya 213
kata tanya tersamar 203
D kerangka karangan 235
demonstrasi 206 kewirausahaan 212
deskripsi 160 klarifikasi 4
dialog 7 klausa 46
diftong 93 klausa 143
diftong 137 kompleks 137
komunikatif 212
E konfirmasi 161
efektif 146 konotasi 23
efektif 206 konsep 5
eksposisi 22 konsonan 113
elektronik 160 kontekstual 67
energi 23 kopi lamno 8
F L
faktual 45 lafal 94
fiksasi 5 laringal 113
fonem 5 leksikal 22
fonemik 5 lektronik 114
fonologi 93
fonologi 136
fosil 4
frasa 41
258 Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X
M S
majas 66 sampah organik 44
meja gosip 113 scanning 26
metaforis 162 semi formal 43
morfologi 160 skimming 113
museum 111 struktural 156
musik 136 subak 40
subvokalisasi 21
N sumber informasi 73
nabati 166 survei 78
nomina 74
note card 166 T
numeralia 22 tabel 8
tekanan 26
O teknologi 110
objektif 22 telepon 160
opini 24 tempo 140
opini 76 tidak cermat 160
opini 229 tipografi 110
topik 208
P topik 47
parafrasa 168 transportasi 91
partikel 110 TV edukasi 94
paviliun 24
pemerian 4 V
perokok pasif 207 uvular 94
persuasi 2 velar 5
pizza 224 vokal 145
pola pendidikan 20 voucher 222
polusi 48
posistif 114 W
pribahasa 38 wacana 112
promosi 166 wisman 112
ptonomina 2
R
radang 41
regresi 108
rekor 25
relatif 212
retoris 160
rima 228
rumput gajah 215
M S
majas 66 sampah organik 44
meja gosip 113 scanning 26
metaforis 162 semi formal 43
morfologi 160 skimming 113
museum 111 struktural 156
musik 136 subak 40
subvokalisasi 21
N sumber informasi 73
nabati 166 survei 78
nomina 74
note card 166 T
numeralia 22 tabel 8
tekanan 26
O teknologi 110
objektif 22 telepon 160
opini 24 tempo 140
opini 76 tidak cermat 160
opini 229 tipografi 110
topik 208
P topik 47
parafrasa 168 transportasi 91
partikel 110 TV edukasi 94
paviliun 24
pemerian 4 V
perokok pasif 207 uvular 94
persuasi 2 velar 5
pizza 224 vokal 145
pola pendidikan 20 voucher 222
polusi 48
posistif 114 W
pribahasa 38 wacana 112
promosi 166 wisman 112
ptonomina 2
R
radang 41
regresi 108
rekor 25
relatif 212
retoris 160
rima 228
rumput gajah 215
0 komentar:
Posting Komentar