____ Baca Baca: SMK 10 Seni Tari_Rahmida Html BSE_______welcome
Share |

Kamis, 25 Februari 2010

SMK 10 Seni Tari_Rahmida Html














Rahmida Setiawati
SENI TARI
JILID 1
SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
SENI TARI
JILID 1
Untuk SMK
Penulis Utama : Rahmida Setiawati
Editor : Melina Suryadewi
Perancang Kulit : Tim
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
TIA SETIAWATI, Rahmida
s Seni Tari untuk SMK Jilid 1 /oleh Rahmida Setiawati ----
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vii. 177 hlm
Daftar Pustaka : A1-A4
Glosarium : E1-E9
ISBN : 978-979-060-025-6
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK

i i SENI TARI
KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kami panjatkan ke Hadurat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada hambanya,
sehingga kami dapat menyajikan buku “Seni Tari” ini kepada para
pembaca.
Buku Seni Tari ini disusun terutama untuk menunjang
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun
2004 Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan. Buku ini dapat
digunakan siswa untuk menggali dan meletakdasarkan pengetahuan
tentang tari agar mereka dapat menjadi tenaga yang profesional dan
siap pakai pada mampu terjun di kalangan masyarakat. Melalui buku
ini siswa dapat mengembangkan pengetahuannya di bidang tari
sebagai bekal penunjang kemampuannya, dan untuk menghadapi
era teknologi dan informasi yang makin meng “global”.
Penetapan penulisan buku ini adalah sebagai alternatif
dalam upaya pengembangan wawasan dan pengetahuan tentang
tari khususnya hubungannya dengan pendidikan tari. Materi yang
disajikan lebih ditekankan pada teori semi praktis diharapkan agar
mudah dipahami. Oleh karena itu, buku ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pembaca.
Penyusunan buku ini pada dasarnya mengacu pada
beberapa sumber, data-data dokumen bidang tari, serta
pengetahuan yang dimiliki penulis selama menekuni bidang tari.
Secara kolaboratif, dasar penetapan penulisan buku mendapat
amanah tentang misi bahwa sistem pendidikan Nasional yang
dikembangkan di Indonesia masih kurang menaruh perhatian
terhadap out, sehingga penafsiran terhadap komponen pendidikan
membias untuk ditafsirkan.
Dalam rangka pengembangan ke arah tujuan yang
diharapkan, maka secara konseptual buku ini disusun berdasarkan
konsep penulisan yang dari apa yang harus dikuasi oleh peserta
didik, pecinta tari, anak yang belajar tari. Dengan munculnya
pertanyaan dasar tersebut maka penulis mengidentifikasi beberapa
kemungkinan yang dapat dijadikan bahwa sebagai kajian untuk
menulis buku yang dibutuhkan peserta didik, pecinta tari, dan anak
yang belajar menari sebagai obyek.
Tahap awal yang telah teridentifikasi adalah bahwa yang
dibutuhkan oleh obyek adalah pengetahuan tentang wawasan tari,
bagaimana cara bergerak efektif dan efesien, cakupan pengetahuan
SENI TARI iii
yang bersifat afaektif adalah memahami tentang tari dan selanjutnya
bagaimana tahap-tahap mencari dan membuat tarian,
mengorganisasikan serta memasarkan produk, hingga pada
membuat kemasan tarian yang berkembang di sekitar wilayah
dimana anak dapat tumbuh dan berkembang seiring budayanya.
Oleh sebab itu, penulis menyajikan isi buku ini dengan
mengidentifikasi dari wawasan kebudayaan, Olah Tubuh, Tari-tarian
Nusantara, Koreografi dan Komposisi Tari, seni Manajemen dan
Organisasi Seni Pertunjukan, serta Kemasan Wisata. Cakupan isi
yang dijadikan dasar untuk melengkapi isi buku, lebih diarahkan
pada bentuk implementasi data yang dinaturalisasikan, sehingga
diharapkan pembaca dapat memahami isi buku dengan makna baca
yang mudah dicerap.
Harapan penulis, semoga buku ini dapat berguna bagi
pembaca khalayak. Untuk penyempurnaan buku ini, masalah
keterbacaan isi buku sangat dinantikan. Kritik dan saran pembaca
akan kami gunakan untuk perbaikan buku secara sinergis.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan
dan kekhilafan baik isi maupun panyajiannya. Segala tegur-sapa
serta saran dan kritik dari para ahli yang berwenang dan para
pembaca yang bersifat membangun senantiasa diterima dengan
lapang dada.
Akhirnya tak lupa diucapkan terima kasih kepada Pemimpin
PENULISAN BUKU KEJURUAN, juga kepada rekan-rekan dan
handai tolan serta semua pihak yang turut serta menangani buku ini.
Semoga bermanfaat adanya.
Penulis
i v SENI TARI
PETA KOMPETENSI
Sistem pendidikan yang dianut bangsa Indonesia pada sebelum
abad 20an hanya berbasis pada masukan dan proses saja, pada
hakikatnya kurang dinamis, efektif dan efesien dan muaranya berhenti
di tempat. Dalam upaya percepatan dan pengembangan pendidikan ke
depan sangat dibutuhkan adanya penetapan standar kompetensi bagi
setiap pengetahuan yang bersifat edukatif maupun populer. Hal ini
untuk memberikan stimulus terhadap penetapan.
Standar dalam pendidikan terdiri atas standar akademik yang
merefleksikan pengetahuan dan ketarampilan esensial disiplin ilmu
yang diajarkan di lembaga pendidikan. Di sisi lain, standar kompetensi
merupakan bentuk proses atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan
peserta didik sebagai penerapan, pengetahuan, keterampilan yang
telah dipelajari. Dengan demikian secara konseptual peta konsep yang
harus diberikan kepada peserta didik berwujud berbagai pengetahuan
dan keterampilan yang mengarah pada proses bagaimana peserta didik
telah mempelajarinya.
Secara konseptual, standar kompetensi menekankan kepada
kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi
tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa
penguasaan seperangkat kompetensi. Hal ini sebagai tahapan lanjut
yang mengedepankan peserta didik tumbuh rasa tanggung jawab,
partisipasi, dan implementasinya baik di lembaga pendidikan maupun di
masyarakat dan ini menjadi bagian dari tugas kita menyebarkan
pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat.
Oleh sebab itu agar dapat memperoleh gambaran yang lebih
jelas, di bawah ini dapat digambarkan peta kompetensi yang harus
dicapai peserta didik dalam mempelajari tari adalah sebagai berikut:
Mendiskripsikan
SP
Menunjukan
artistik
Praktik tari
Nusantara
Mendiskripsika
n teknik tari
Melaksanakan
praktik tari
Membaca
berbagai ritme,
tempo, dinamika
Mendiskripsikan
berbagai ritme,
tempo, dinamika
Mempelajari
Sejarah tari
Mendiskripsika
n jenis, bentuk
dan gaya tari
Mendiskripsikan
wawasan tari
Melaksanakan
Apresiasi Tari
Menirukan berbagai
ritme, tempo,
dinamika
Melaksanakan dasar
musik seni
Pertunjukan (SP)
Memperagakan
bentuk gerak
Melaksanakan dasar
musik seni
Pertunjukan (SP)
Apresiasi
tari
Nusantara

SENI TARI v
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................... ii
PETA KOMPETENSI ........................................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................................v
BUKU JILID 1
BAB I..................................................................................................1
WAWASAN SENI...............................................................................1
A. KEBUDAYAAN DAN PERMASALAHANNYA ........................1
B. PENGERTIAN KESENIAN.....................................................5
C. WAWASAN SENI DAN PROSES KREATIF, SERTA
PENDIDIKAN KESENIAN..............................................................8
D. PENGERTIAN TARI.............................................................19
1. Gerak.................................................................................. 22
2. Ruang................................................................................. 36
3. Waktu ................................................................................. 40
4. Tenaga ............................................................................... 42
5. Ekspresi ............................................................................. 45
BAB II...............................................................................................47
OLAH TUBUH..................................................................................47
A. KOMPETENSI DASAR ........................................................47
B. PENDAHULUAN ..................................................................48
C. TEKNIK GERAK MELALUI PENGOLAHAN DAN
PELENTURAN TUBUH................................................................73
D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK................103
BUKU JILID 2
BAB III ............................................................................................153
TARI-TARIAN INDONESIA DAN MANCANEGARA......................153
A. TARI-TARIAN DAN MASYARAKAT INDONESIA..............153
B. TARI-TARIAN BERDASARKAN PENYAJIANNYA ............164
1. Tari Primitif ....................................................................... 164
2. Tari Tradisional ................................................................ 166
3. Tari nontradisional/Kreasi Baru ....................................... 173
C. BERDASARKAN PERAN FUNGSI TARI ..............................177
vi SENI TARI
1. Tari Upacara .................................................................... 177
2. Tari Upacara Adat............................................................ 178
3. Tari Religi/Agama ............................................................ 179
4. Tari Pergaulan ................................................................. 180
5. Tari Teatrikal .................................................................... 182
D. PERKEMBANGAN TARI .......................................................183
1. Tari Daerah (Adat) ........................................................... 183
2. Tari Rakyat....................................................................... 184
3. Tari Balet.......................................................................... 185
4. Modern Dance ................................................................. 186
5. Tari Musik Panggung/Opera............................................ 187
6. Recreational Dance(Tari Rekreasi) ................................. 188
E. APRESIASI TARI NUSANTARA ...........................................190
F. NILAI-NILAI KEINDAHAN TARI.............................................219
BAB IV............................................................................................223
KOREOGRAFI ...............................................................................223
A. PENGETAHUAN DASAR KOMPOSISI TARI ....................223
B. ELEMEN-ELEMEN DASAR KOMPOSISI TARI.................225
1. Disain Gerak .................................................................... 225
2. Disain Musik..................................................................... 226
3. Desain Lantai ................................................................... 229
4. Desain Atas...................................................................... 230
5. Dramatik........................................................................... 233
6. Dinamika .......................................................................... 236
7. Komposisi Kelompok ....................................................... 238
8. Tema ................................................................................ 241
9. Rias dan Busana.............................................................. 242
10. Properti............................................................................. 246
11. Tata Pentas ...................................................................... 249
11. Tata Lampu dan Sound.................................................... 254
12. Penyusunan Acara........................................................... 257
C. KOREOGRAFI BASIS KOMPETENSI .................................258
1. Proses kreatif garapan melalui kerja studio .................... 259
2 Pengolahan Kreatif Gerak dengan Keindahan Gerak..... 265
3. Pengolahan Kreatif Gerak dan Keindahan Bentuk Tari.. 267
4. Konsep Keterampilan Seni Tari....................................... 269
D. ESTETIKA DALAM KOMPOSISI TARI ..............................273
SENI TARI vii
E. KREATIVITAS TARI...........................................................275
F. DASAR DASAR KEINDAHAN (Elizabeth R Hayes)...........280
G. KONSEP GARAPAN (Jachklin Smitt) ................................282
H. KEUNIKAN IDE..................................................................304
I. TEKNIK DALAM SENI TARI ..............................................307
J. KOREOGRAFI ...................................................................312
K. TARI PENDIDIKAN ............................................................318
L. BENTUK PEMBELAJARAN TARI REKREASI...................326
M. PENDEKATAN KREATIF DAN REKREASI .......................327
BUKU JILID 3
BAB V.............................................................................................329
MANAJEMEN PRODUKSI TARI....................................................329
A. KONSEP MANAJEMEN & ORGANISASI PERTUNJUKAN
331
B. ORGANISASI SENI PERTUNJUKAN...............................333
C. ORIENTASI & KARAKTER ORGANISASI PERTUNJUKAN
335
D. FUNGSI MANAJEMEN ......................................................336
E. KAITAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERTUNJUKAN
338
F. PENGORGANISASIAN KEGIATAN...................................341
1. Pengorganisasian ............................................................ 341
2. Pengarahan...................................................................... 342
3. Gaya Kepemimpinan ....................................................... 342
4. PENGENDALIAN............................................................. 343
BAB VI............................................................................................363
PERKEMBANGAN PENGETAHUAN BIDANG TARI ...................363
A. Seni Pertunjukan Kemasan................................................363
B. Standarisasi Kepenarian ....................................................377
C. Standar Kompetensi...........................................................378
LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN B GLOSARI

SENI TARI 1
BAB I
WAWASAN SENI
A. Kebudayaan dan Permasalahannya
Budaya berasal dari kata budi dan daya. Budi bermakna akal
dan batin yang digunakan untuk menimbang perbuatan baik dan
buruk, benar dan salah. Makna perbuatan di dalamnya dilihat dari
watak, perangai, tabiat, akhlak perbuatan baik dengan ikhtiar.
Di sisi lain, daya mengandung arti tenaga, kekuatan, pengaruh,
cara atau jalan akal dalam berikhtiar. Dengan demikian budaya
berarti kekuatan yang mendorong seseorang untuk bertabiat baik,
benar dengan melalui cara-cara yang dapat menimbang perbuatan
yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Pakar budaya Kuntjoroningrat dalam buku Simbolisme
Budaya Jawa yang dikutip Budiono H, menyatakan bahwa kata
budaya berasal dari bahasa Sansekerta (bhuddhayah) adalah
bentuk jamak dari buddi yang berarti budi dan akal. Selanjutnya,
Koencoroningrat menguraikan dan menjabarkan bahwa kebudayaan
terdiri dari tujuh unsur universal dan terdiri dari aspek-aspek sebagai
berikut di bawah ini.
Tujuh (7) unsur kebudayaan adalah sebagai berikut:
1. Sistem religi dan upacara keagamaan,
2. Sistem dan organisasi kerjasama,
3. Sistem pengetahuan,
4. Bahasa,
5. Kesenian,
6. Sistem mata pencaharian hidup,
7. Sistem teknologi dan peralatan,
Para siswa yang kami sayangi, mengacu pada ke tujuh unsur
kebudayaan tersebut di atas, salah satu yang akan dibahas dalam
buku ini adalah kesenian. Kesenian khususnya menyangkut salah
satu aspek seni yakni seni tari.
Kesenian dalam bentuk kegiatan merupakan budi daya
manusia. Kesenian merupakan perwujudan gagasan-gagasan
tradisional yang diperoleh secara historis. Kesenian hubungannya
dengan nilai-nilai merupakan bentuk simbolisasi, mencipta karya
2 SENI TARI
atau berkarya yang berarti memberi bentuk tujuan/visi manusia
secara pribadi.
Kebudayaan merupakan warisan fakta-fakta budaya yang
memiliki makna apabila dituangkan melalui konsep pikir, perasaan,
berkeindahan secara bebas. Dengan demikian, kebudayaan dapat
membentuk tingkah laku manusia yang harmonis secara bebas.
Kebudayaan pada dasarnya merupakan proses mencapai
tingkah laku yang sempurna. Kaitan berkebudayaan dengan
kehidupan bermasyarakat atau berkebangsaan sebagai kontaks
budaya dalam konteks kebersamaan, manusia berkelompok
membentuk warisan tata cara dan pernyataan maksud dalam
mencapai tujuan bersama.
Secara histories. akumulasi pernyataan kebudayaan dapat
dituangkan dalam bentuk hubungan tata cara dan tingkah laku yang
disepakati sesuai adat kebiasaan, adat yang diatur dalam agama.
Hal tersebut dapat dibuktikan melalui perilaku suku bangsa dalam
berkebudayaan akan selalu berupaya melakukan adaptasi atau
penyesuaian dalam perilaku berbudi pekerti santun, terpuji, dan
berbudi bahasa serta bertutur yang baik.
Manusia berbudaya dapat dipandang lebih tinggi dibanding
dengan makhluk lain di dunia. Manusia menghasilkan hasil budaya,
konsep cara berpikir, dan kemampuan mengorganisasikan ingatan,
dan motif bertindak melalui ungkapan pikiran yang dimiliki. Konteks
budaya manusia bermacam bentuknya. Secara teoretis, konteks
budaya manusia berbentuk tulisan, perilaku, implementasi motif
ungkapan verbal (lisan) .
Para siswa yang tercinta, perjalanan hidup manusia di dalam
menerapkan pengalaman perilakunya dimodifikasi untuk mencapai
tujuan hidupnya. Manusia menomorsatukan peran fungsi kelakuan
fungsi rohaniah dalam bentuk kemauan yang ditunjukan. Hal
tersebut biasanya bertujuan untuk mengungkapkan kemauan,
maksud tujuan agar dapat dibicarakan atau menjadi buah bibir.
Dengan demikian, dalam pelaksanaannya perilaku dan penghayatan
rohani manusia dapat saling bertolak belakang.
Kemampuan manusia untuk menalarkan budaya erat
hubungannya dengan kemampuan berpikir, kepekaan perilaku, dan
kreativitas dan eksperimen imajinasi dalam mewujudkan hasil budi
daya (budaya). Cara-cara tersebut muncul pada saat mencari ide,
menjabarkan ide, dan memproses terwujudnya komunitas
berkesenian.
SENI TARI 3
Kemampuan menuangkan ide seperti disebut di atas patut
disyukuri. Prosedur mewujudkan kreativitas dan imajinasi hasil
budaya sangat penting. Kualitas perwujudannya dapat dilakukan
seseorang melalui menempatkan kelebihan berpikir dan
berimajinasi. Seseorang dalam melakukan perwujudan keseniannya
mutlak syarat yang harus dikembangkan. Hal ini dapat digunakan
untuk membedakan manusia dengan mahluk lain. Perwujud
melaksanakan kebudayaan manusia dikembangkan sesuai konsep
hasil budaya dengan berbagai pilihannya.
Hasil budaya tersebut di atas selanjutnya digunakan manusia
sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungan alam, terutama
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Dengan
demikian kemampuan untuk melahirkan gagasan, arah dan tujuan
yang ingin dicapai, hingga perubahan yang diharapkan terutama
dalam melahirkan satu konsep yang dibayangkan, dipikirkan, dan
dicita-citakan manusia yang bersangkutan selalu berhubungan
dengan orientasi budaya dan tingkat adaptasinya di dalam
pengembangan yang diharapkan.
Ilustrasi tentang kemampuan manusia untuk melahirkan
kreativitas dan imajinasi inilah yang selanjutnya digunakan oleh
penulis untuk memahami corak-ragam kesenian yang pada tingkat
adaptasinya sebagai hasil budaya. Konsekuensi logis yang harus
ada adalah menjadi pencerahan hasil budaya manusia untuk
difokuskan dalam bentuk kesenian.
Kesenian yang telah mapan telah mempola membentuk
identitas, dalam perkembangannya disosialisasikan menjadi hasil
budaya nenek moyang atau leluhur yang siap diwariskan. Nilai
budaya nenek moyang telah mencapai pemahaman yang tinggi.
Falsafah yang terkandung bermakna dan memiliki bobot. Hal ini
dapat tersirat di dalamnya dengan mengajarkan berbagai makna
dalam isi yang berbudi luhur. Makna simbolis budaya nenek moyang
yang telah diwariskan secara implicit sebagai pernyataan budaya.
Kurun waktu yang berjalan terus hingga akhir zaman, wujud
kebudayaan yang salah satu sisi diungkapkan dalam bentuk
kesenian sangat bervariasi. Pencapaian tingkat penghayatannya
diarahkan untuk mencapai standar hasil kesenian hingga pada
tingkat adaptasinya untuk mewujudkan hasil pemikiran manusia
secara beragam. Pada masa datang hasil seni diharapkan bisa
menjadi panutan, cahaya hidup, dan sumber inspirasi penciptaan.
Konsep dasar yang dapat dituangkan melalui seni tersirat sebagai
4 SENI TARI
pijakan dari pengembangan budi dan daya manusia dalam
memecahkan dilema masalah yang dihadapi manusia. Reputasi
kesenian yang tampil tersebut selanjutnya menjadi model bermacam
jenis seni yang ada di bumi.
Kendala yang dihadapi dalam menyatakan hasil kesenian
berhubungan dengan sesuatu yang dibayangkan, dipikirkan, dan
dicita-citakan. Produk kesenian yang diwujudkan pada hakikatnya
harus dianalisis atau dirinci sehingga pada bentuk yang muncul
mampu menjelaskan khasanah refleksi kehidupan manusia agar
masuk akal atau logis. Kesenian di Indonesia berwujud hasil budaya
manusia Indonesia yang secara integral diakui oleh kalangan
pendidikan dan ini digunakan bahan pembelajaran.
Para siswa yang kami cintai, kesenian sebagai wujud hasil
kreasi manusia patut diakomodasi ke dalam tulisan buku ini. Sebagai
hasil kreasi yang diinventarisasi sejak awal sangat positif.
Pendokumentasian seni tari kurang ditumbuhkembangkan. Penulis
pada kesempatan ini memposisikan penulisan buku sebagai satu
personifikasi rasa empati, simpati, dan pengayaan bahan bacaan
siswa dan masyarakat tentang Seni Tari.
Langkah mengupayakan apresiasi lebih dini terhadap buku
Seni Tari sudah layaknya dipikirkan. Hal ini dipentingkan sebagai
literatur atau bahan bacaan yang digunakan sebagai pijakan
transformasi budaya siswa Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk
sekarang dan masa yang akan datang. Hal ini bertujuan agar siswa
sebagai generasi penerus tidak menjadi kehilangan warisan budaya.
Kesempatan ini secara kebetulan menjadi momen yang tidak
disia-siakan untuk memaparkan kompleksitas Seni Tari,
hubungannya dengan seni lain, jenis dan wahana seni tari, serta
perspektif seni tari untuk masa datang serta bagaimana peran fungsi
dan harapan ke depan agar mampu diantisipasi oleh generasi yang
akan datang sehingga tidak layu sebelum berkembang.
Dengan perkataan lain, dapat dijelaskan bahwa konversi seni
dan budaya dalam wadah Seni Tari adalah sebagai salah satu
asset budaya yang ada di Indonesia. Cakupan ini ditulis sebagai
arah pandang generasi datang untuk pembelajaran. Kronologi yang
diharapkan agar generasi penerus tidak akan mengalami degradasi
mental untuk belajar keseniannya sendiri kepada bangsa lain. Pada
muaranya, hasil kesenian yang direpresentasikan ini tidak putus
mata rantainya, hingga kita kehilangan seni dan budaya bangsa
sendiri.
SENI TARI 5
Oleh sebab itu, rangkaian mata rantai penulisan,
penelusuran, argumentasi, dan pernyataan yang terkandung dalam
buku ini tidak semata-mata untuk dikukuhi sebagai amalan pendapat
penulis saja, melainkan sebagai hasil kesenian yang dicacahgabungkan
menjadi hasil penulisan informasi banyak pihak,
sehingga generasi berikut tidak kehilangan arah untuk melestarikan
dan mengembangkan kesenian sendiri agar lebih inovatif, variatif,
akomodatif, dan perspektif. Patut disadari bahwa perkembangan
zaman dan teknologi yang sangat pesat dapat digunakan untuk
mengubah momen ini menjadi penting. Perkembangan ini harus
dapat dimanfaatkan untuk konservasi, revitalisasi, dan transformasi
kesenian agar tidak punah.
Dokumentasi dan pelestarian kesenian harus dilakukan
sebagai upaya untuk mencegah agar generasi berikut tidak buta
budaya atau kesenian bangsa sendiri. Selanjutnya, pada
implementasinya bentuk penyadaran kepada generasi penerus kita
agar mau dan sanggup bertanggung jawab dalam pewarisan dan
pengembangan ke mana arah dan laju kesenian kita akan dibawa.
B. Pengertian Kesenian
Para siswa yang bahagia, dalam banyak buku antropologi
disebutkan bahwa salah satu cabang kebudayaan adalah kesenian.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa kebudayaan sebagai
keseluruhan cara hidup manusia, dalam bentuk warisan sosial yang
diperoleh seseorang dan kelompoknya serta merupakan bagian
yang dianggap jamak bagi lingkungan dan komunitasnya harus
diwariskan. Hal tersebut berhubungan dengan penjabaran konsep
dan replika penciptaan manusia.
Menurut Kuncoroningrat (1986), kebudayaan dibagi ke dalam
tiga sistem, yakni pertama sistem budaya yang lazim disebut adatistiadat.
Kedua sistem sosial yang merupakan suatu rangkaian
tindakan yang berpola dari manusia. Ketiga, system teknologi
sebagai modal peralatan manusia untuk menyambung keterbatasan
jasmaniahnya.
Bagaimana manusia menghargai ketiga sistem di atas, pada
sesungguhnya manusia itu sendiri butuh aktivitas demi menjamin
terpenuhinya kebutuhan. Hal penting yang diperlukan untuk
menyatakan maksud adalah peran fungsi budaya dalam tatanan
kehidupan secara lahiriah dan batiniah.
6 SENI TARI
Secara eksplisit, fungsi kebudayaan manusia yang
difungsikan untuk memahami dan mengintegrasikan lingkungan dan
pengalaman adalah hasil kesenian. Kesenian akan menjadi panduan
agar dapat dijadikan kerangka dasar di dalam mewujudkan kelakuan
biasanya dinyatakan dengan maksud yang disamarkan. Atau
dengan istilah lain, seni merupakan pernyataan simbolisme makna
dan maksud penciptanya.
Menurut pandangan penulis, bahwa berdasarkan konteks
kesenian yang memiliki banyak ragam, cabang-cabang seni memiliki
banyak jenis, salah satu unsurnya adalah seni tari (kesenian tari).
Kesenian tari yang ada ini pada awalnya terjadi disebabkan adanya
lapisan-lapisan ekspresi jiwa manusia yang bertumpu kepada
sejarah dari zaman ke zaman. Rekapitulasi kesenian tari secara
periodic selanjutnya menghasilkan bermacam kreasi terutama
berhubungan dengan aspek kesenian tari itu sendiri.
Jenis-jenis kesenian tari tertentu mempunyai kelompok
pendukung yang memiliki fungsi berbeda. Adanya perubahan fungsi
kesenian tari yang ada dapat membentuk perubahan hasil-hasil
seninya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dinamika masyarakat,
kreativitas, dan pola tingkah laku manusia yang beradaptasi dalam
konsteks kemasyarakatan. Di sinilah kesenian tari menjadi
berkembang, bersosialisasi, dan beradaptasi dalam lingkungan
sosial-budaya baik secara sendiri maupun melalui pemahaman
sosialisasi manusia di kalangan pendukungnya berkembang secara
sporadis membentuk modifikasi kesenian tari yang baru dalam
bentuk seni tari yang berwawasan teknologi.
Seperti di depan telah disinggung, unsur kebudayaan salah
satunya adalah kesenian (Kuntjoroningrat: 2002, 12-35).
Selanjutnya, macam dan jenis kesenian yang ada terdiri dari banyak
jenis. Kesesuaian yang sering diperbincangkan adalah bahwa
kesenian dibatasi dengan ruang lingkup yang sudah diprogram oleh
pemerintah meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Cabang Kesenian (Jenis-jenis Seni)
1. Seni rupa,
2. Seni musik,
3. Seni tari,
4. Seni teater,
5. Seni kerajinan,
6. Seni berwawasan teknologi
7. Seni-seni lainnya.
SENI TARI 7
Secara konseptual peta seni dalam konsep kebudayaan
dapat dilihat pada bagan di bawah ini adalah sebagai berikut:
Bagan 1.1
Peta Seni dalam konteks Budaya
Kebudayaan
6 aspek lain
Kebudayaan
Kesenian
Seni Tari
Seni Musik
Seni Rupa
Seni Berteknologi
Kerajinan Tangan
Seni Teater
8 SENI TARI
C. Wawasan Seni dan Proses Kreatif, serta Pendidikan
Kesenian
Siswa yang budiman, pada kesempatan lanjut dapat
dipahami, kesenian sebagai produk merupakan hasil dari segala
potensi manusia menyangkut cipta, rasa, dan karsa. Kesenian
memiliki unsur keluhuran (nilai etis), unsur keindahan (estetik), dan
hasil dari emosi (rasa) serta rasio (akal) manusia (Ki Hajar
Dewantoro: 2002, 12-24).
Ragam kesenian terjadi karena adanya kontak budaya yang
terutama pada lapisan-lapisan komunitas seni dan kesenian itu
sendiri, sehingga bersemi dan mengakar pada pendukungnya.
Selanjutnya, kontak budaya yang berkembang lebih lanjut tumbuhmenyebar
bertumpu pada perjalanan sejarah dari zaman ke zaman.
Jenis-jenis kesenian beraneka-ragam. Kesenian jenis
tertentu memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu dengan lainnya.
Adanya perubahan fungsi ke perubahan bentuk pada hasil-hasil
kesenian, menjadikan dinamika masyarakat pendukungnya berubah.
Hal tersebut seperti dihalaman sebelumnya telah disebut
memperlihatkan bahwa dalam konteks kemasyarakatan, arah dan
perkembangan seni semakin variatif. Oleh sebab itu, perubahan dan
tumbuh kembangnya yang bervariasi tersebut memberikan corak
yang beragam pada jenis kesenian.
Dengan demikian apabila ditinjau dari contoh paradigma
kesenian tersebut, kesenian menjadi bagian integral yang dapat
menempatkan manusia untuk ambil bagian di dalamnya. Hal
tersebut berhubungan dengan membentuk, mengatur, dan
mengembangkan kesenian itu sendiri agar menjadi bentuk baru atau
reservasi bentuk lama menjadi bentuk modifikasi. Pada akhirnya
akan mampu berubah wujud menjadi hakiki kesenian yang
mengakar.
Pernyataan tentang bentuk baru seni, modifikasi, dan
perubahan wujud di dalamnya tersirat proses kreatif yang tidak
hanya dua pihak yang terlibat, melainkan tiga yaitu kesadaran
manusia yang realis, medium ungkap seni, serta kemungkinan
tentang ruang penciptaan menempati kedudukan yang mutlak.
Dengan demikian dapat dicatat, bahwa proses kreatif merupakan
pertemuan dan pertautan ganda antara kesadaran manusia dengan
realitas di satu sisi dan pada sisi lain kesadaran dan keterampilan
seniman dengan media yang digunakan secara bergiliran dipilih,
dibentuk, dan disusun menjadi lambang-lambang seni beserta
SENI TARI 9
eksistensinya sehingga terjadi pertautan lambang seni yang memiliki
hubungan struktural guna mengungkapkan pengalaman yang
dialami seniman, bulat, utuh, dan dibalut ke dalam makna simbolis.
Proses kreatif pada implementasinya adalah pembinaan
kemampuan pemahaman konseptual untuk terwujudnya berbagai
segi seni. Dalam pendidikan, peserta didik diberi pengetahuan dan
dilatih bagaimana cara membuat konsep dan gejala yang
generalisasinya memuat tentang gejala kesenian. Penuangan
konsep dan generalisasi kesenian dilakukan melalui proses kreatif.
Usaha penyelamatan, pewarisan, pengembangan dan penciptaan
baru seni bertolak dari kesenian tradisional dan nontradisional.
Pengembangan seni dan konservasi di bidang penciptaan
menekankan proses kreatif. Ada asumsi yang menyatakan bahwa
kesenian tidak dapat dipelajari secara ilmiah dan digeneralisasikan.
Pandangan ini pada dasarnya hanya salah satu pendapat. Pada sisi
yang dilakukan secara ilmiah, konsep-konsep kesenian dan
generalisasi tentang seni timbul sebagai bentuk kerancuan yang
muncul kurang informatif dan adaptif. Selama gejala dan asumsi
tentang bagaimana cara dan penjelasan pola pikir tentang konsep
dan generalisasi seni masuk akal, maka tafsiran intelektual kesenian
diharapkan dapat diterima, rasional, serta menjadi karya seni yang
merupakan pengetahuan yang kurang lengkap, ilmiah secara
empiris dapat diterima.
Masalah pemanduan bakat, penafsiran pendidikan dan
latihan adalah kerangka yang harus dilewati seseorang dalam
belajar kesenian melalui proses kreatif. Jika pendidikan yang
demikian harus dilengkapi dengan melalui pernyataan makna
simbolis yang mampu dijelaskan secara logika, maka seni yang
dibentuk melalui penciptaan karya-karya baru menjadi formal dan
ilmiah. Dengan demikian proses kreatif yang sejak awal sebagai
prosedur pembelajaran, pelatihan, dan pernyataan makna simbolis
akan dapat merepresentasikan keilmiahannya mana kala mampu
dijabarkan secara logis, obyektif sebagai bagian kenyataan, dan
dilakukan secara prosedural yang masuk akal.
Kesenian secara prinsip memiliki beberapa cabang seni.
Cabang seni yang tumbuh dan mengakar di pendukungnya banyak
didominasi oleh cabag seni yang secara eksplisit dapat disebutkan
adalah seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama (teater), seni
kaligrafi, dan seni lain yang pada perkembangannya menjadi bagian
dari paradigma kesenian secara empiris.
1 0 SENI TARI
1. Seni Rupa,
Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian. Seni rupa
memiliki wujud pasti dan tetap yakni dengan memanfaatkan unsur
rupa sebagai salah satu wujud yang diklasifikasikan ke dalam bentuk
gambar, lukis, patung, grafis, kerajinan tangan, kriya, dan
multimedia.
Kompetensi dasar yang harus dicapai bidang seni rupa
adalah meliputi kemampuan memahami dan berkarya lukis,
kemampuan memahami dan membuat patung, kemampuan
memahami dan berkarya grafis, kemampuan memahami dan
membuat kerajinan tangan, serta kemampuan memahami dan
berkarya atau membuat sarana multimedia. Terminologi ini pada
dasarnya telah ditetapkan sebagai kecakapan seseorang yang
mampu menguasai bidang kerupawanan.
Seni rupa telah mengakar mulai zaman animisme dan
dinamisme hingga jaman melenium. Seni Rupa menjadi salah satu
bagian cabang seni yang secara performatif mempresentasikan
wujud yang kasat mata. Ilusi tentang wujud dapat diserap dan
dirasakan ke dalam klasifikasi bentuk seperti telah disebut pada
bagian atas.
Representasi bentuk seni rupa dipertimbangkan secara
sinergis melalui perhelatan media yang digunakan sebagai dasar
perwujudan rupa. Secara kontekstual seni rupa merupakan wujud
mediasi bentuk kasat mata yang dekat ke arah perlambang gambar,
lukis, patung, kerajinan tangan kriya dan multimedia. berhubungan
dengan unsur cabang kesenian.
2. Seni Musik,
Unsur bunyi adalah elemen utama seni musik. Unsur lain
dalam bentuk harmoni, melodi dan notasi musik merupakan wujud
sarana yang diajarkan. Media seni musik adalah vokal dan
instrumen. Karakter musik instrumen dapat berbentuk alat musik
Barat dan alat musik Nusantara/tradisional. Jenis alat musik
tradisional antara lain terdiri dari seruling, gambang kromong,
gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan kolintang serta arumba.
Jenis alat musik Barat antara lain terdiri dari piano, gitar, flute, drum,
musik elektronik, sintetiserr, seksopon, dan terompet.
Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam mempelajari
seni musik meliputi kemampuan memahami dan berkarya musik,
pemahaman pengetahuan musik mencakup harmoni, melodi dan
SENI TARI 11
notasi musik serta kecerdasan musikal yang memungkinkan
seseorang dapat beradaptasi dengan perangkat musik secara cepat.
Di sisi lain, kemampuan memahami dan membuat notasi,
kemampuan mengaransemen, serta praktik dasar maupun mahir
dalam banyak alat atau instrumen secara terampil, serta
kemampuan memahami dan membuat multimedia.
Seni musik yang lebih mempromosikan unsur bunyi sebagai
medium dasar musik lebih memiliki proporsi pada bunyi yang teratur,
bunyi yang berirama, serta paduan bunyi yang menjurus kepada
eksperimental bunyi secara harafiah tanpa ritme, melodi maupun
harmoni. Seni musik banyak berkembang pada komunitas
masyarakat yang memiliki aliran klasik, ekspresionis,
eksperimentalis, dan fluonsis dengan memetakan perkembangan
musik melalui bunyi-bunyian yang tidak berirama dan bernada.
Seni musik tumbuh-kembang sejak zaman Renaissance
hingga abad milenium. Secara progresif aliran musik yang
berkembang pada saat ini lebih ke arah musik yang memiliki tonasi,
interval, dan harmoni secara varian.
Seni musik lebih transparan dalam bentuk hasil karyanya.
Bunyi sebagai media ungkap menjadi salah satu alat komunikasi
dalam menginternalisasikan makna bunyi ke dalam penerjemahan
kuantum dari pikiran aranjer(penata musik) ke penonton. Oleh sebab
itu, dibutuhkan pemaknaan artikulasi penataan musik terhadap cara
penyampaian makna musik untuk dapat dimengerti oleh penonton.
Dengan demikian makna penataan musik semakin mudah dipahami,
dimengerti dan menjadi media komunikasi antara penata musik
dengan penghayat musiknya.
3. Seni Teater,
Kompetensi dasar bidang seni teater mencakup kemampuan
memahami dan berkarya teater, kemampuan memahami dan
membuat naskah, kemampuan memahami berperan di bidang
casting kemampuan memahami dan membuat setting atau tata
teknik pentas panggung dan penciptaan suasananya sebagai
perangkat tambahan dalam membidangi seni teater.
Di sisi lain, kemampuan memahami untuk berperan di luar
dirinya adalah penguasaan khusus yang harus dikuasai secara
teknis dalam berkarya teater. Kemampuan memahami dan membuat
sarana dan prasarana perlengkapan berbasis multimedia adalah
1 2 SENI TARI
pendekatan aktual yang harus dikuasai seorang dramawan dalam
kaitannya dengan penyajian teater berbasis teknologi.
Seni teater juga sebagai bagian integral kesenian memiliki
media ungkap suara dalam wujud pemeranan. Cara atau teknik ini
lebih mengutamakan terciptanya casting, pembawaan, diksi,
intonasi, pengaturan laring dan faring secara konsisten adalah
bagian penting dari penjelmaan profesi yang harus dimiliki.
4. Seni Tari,
Media ungkap tari adalah gerak. Gerak tari merupakan gerak
yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi
sebagai media untuk mengkomunikasikan maksud-maksud tertentu
dari koreografer. Keindahan tari terletak pada bentuk kepuasan,
kebahagiaan, baik dari koreografer, peraga dan penikmat atau
penonton.
Kompetensi dasar dalam mempelajari seni tari mencakup
praktik dasar dan mahir dalam penguasaan gerak tari meliputi tari
tradisional maupun tari garapan, kemampuan memahami arah dan
tujuan koreografer dalam konsep koreografi kelompok. Kemampuan
memahami dan berkarya tari (koreografi) adalah keterampilan
khusus berhubungan dengan kepekaan koreografi, di sisi lain
diharapkan memiliki kepekaan memahami aspek-aspek tari dan
aspek keindahan secara teknis. Sebagai penyesuaian abad modern,
kemampuan memahami dan membuat perangkat multimedia
hubungannya dengan tari adalah bentuk penyesuaian sumber daya
manusia dalam adaptasinya dengan teknologi.
Perwujudan ekspresi budaya melalui gerak yang dijiwai serta
diikat nilai-nilai budaya menjadi patokan dasar atau standar ukur tari
untuk dikaji menjadi bentuk tari-tarian daerah di Indonesia. Sebagai
salah satu unsur terpenting kesenian di Indonesia dalam wujud
performa gerak, dibutuhkan adanya kehidupan sosial dan spiritual
masyarakat pendukungnya. Peran dan fungsi tarian yang begitu
penting hingga kini pada puncak kesenian daerah menjadi simbol
dan puncak tari sebagai budaya di daerah yang bersangkutan. Jenis
tari yang telah menjadi puncak budaya daerah sangat erat untuk
dijadikan sebagai tarian yang diunggulkan daerah.di mana tarian
tersebut berasal.
Beraneka ragam tari-tarian yang diwarisi masyarakat daerah
di Indonesia baik yang sakral maupun yang sekuler, tradisional
SENI TARI 13
maupun nontradisional. Bentuk tarian dari zaman prasejarah
hingga zaman modern, produk dari zaman tertentu membantu
sejarah kehidupan tarian untuk dapat tumbuh-kembang hingga akhir
zaman.
Seni tari memerlukan media gerak. Gerak murni atau wantah
tidak memiliki maksud-maksud tertentu. Gerak maknawi memiliki
makna maksud-maksud tertentu dan apabila dibangun dengan unsur
keindahan, maka gerakan tari semakin halus, estetis, dan geraknya
memiliki bangunan ekspresi bentuk yang diungkapkan manusia
untuk dinikmati.
Seni tari banyak dipengaruhi oleh kepercayaan dinamisme
dan animisme. Oleh sebab itu, sejak zaman dulu tarian sudah
memiliki peran fungsi yang sentral dalam kehidupan beragama.
Peran tari dalam upacara terkait dengan cara dan tujuan yang terkait
dalam prosesi suatu upacara keagamanaan atau ritual.
Seni tari mewariskan bentuk-bentuk tradisi maupun
nontradisi. Sifat—fungsi magis-ritual yang dipengaruhi kepercayaan
animisme dinamisme mampu menjadi kekuatan sentral dalam setiap
upacara keagamaan. Dalam perkembangannya, seni tari tradisional
pada akhirnya mewariskan seni pertunjukan baru dan inovatif
melalui dramatari prembun, hingga sendratari jenis kesenian yang
lahir pada zaman modern.
Pada masyarakat modern yang dinamis ini, kehadiran seni
tari memerlukan hadirnya penari yang baik, guru-guru tari yang
profesional, dan pemikir-pemikir yang mampu merumuskan masa
depan tari secara proporsional. Oleh sebab itu, beberapa hal harus
diperhatikan menyangkut penguasaan teknik tari agar dapat
memenuhi syarat sebagai penari yang profesional.
5. Kerajinan Tangan
Cabang kesenian ini pada dasarnya memprioritaskan kepada
keterampilan tangan dalam bentuk benda hasil kerajinan. Hal
kerajinan tangan mencakup unsur-unsur bordir, renda, seni lipat,
seni dekoratif, serta seni yang menekankan keterampilan tangan.
Seni dan pengetahuan lain dapat dipahami dan diketahui
oleh pembaca dalam upaya pengembangan kepribadian dan
keanekaragaman. Dalam suatu kehidupan akan terasa hambar dan
gersang apabila kita tidak memiliki kesenian. Kesenian dapat
menyempitkan aspek budaya dan memperluas cakrawala serta
keanekaragaman pengetahuan seseorang. Secara aktual kesenian
1 4 SENI TARI
yang ada berwujud musik, rupa, teater, dan tari secara multilingual,
multikultural, dan multidimensional.
Pada akhir ulasan ini dapat diakumulasi, mana cabang seni
yang paling kalian senangi. Coba berilah contoh salah satu cabang
seni yang paling kamu senangi dalam bentuk karya seni yang
pernah kalian buat atau kalian kenali.
6. Seni Berwawasan Teknologi
Pertumbuhan perkembangan ilmu pengetahuan secara
signifikan mampu mengadopsi berbagai penerapan pengetahuan ke
dalam munculnya cabang pengetahuan baru. Salah satu reformasi di
bidang pengetahuan yang berhubungan dengan seni adalah
munculnya cabang seni berhubungan dengan pemanfaatan alat-alat
canggih.
Cabang pengetahuan seni yang berhubungan dengan
pemanfaatan teknologi adalah munculnya cabang seni, seperti seni
peran (khususnys sinetron), pendokumentasian (sinema), audiovisual
(keproduseran) dan lain-lain. Wahana penjajagan
pengetahuan di bidang yang berhubungan dengan pemanfaatan
alat-alat canggih tersebut memunculkan garapan pengetahuan di
bidang seni peran dan adaptasinya.
Munculnya cabang seni berwawasan teknologi menjadi
pertanda bahwa wahana pengembangan seni dan pengetahuan
kesenian dalam kaitannya dengan wawasan teknologi mampu
mengadaptasikan pengetahuan baru sebagai wadah penuangan
bakat-bakat seni berhubungan dengan penggunaan alat-alat
canggih.
Kesenian sebagai sebuah metodologi memperkenalkan
seseorang memahami obyek ke dalam permasalahan-permasalahan
yang dikaitkan dengan pekerjaan seni dan bersosialisasi. Dengan
imajinasi, seseorang yang mempelajari seni dapat berangan-angan
terutama dalam menemukan hal baru, menciptakan hal baru, serta
memodivikasi berbagai temuan yang sudah ada ke bentuk baru
sebagai representasi sesuatu yang telah lama ada.
Cabang-cabang kesenian seperti telah disebut di atas
merupakan kekuatan dasar yang sangat efektif untuk mendatangkan
inspirasi bagi banyak orang. Imajinasi seseorang yang belajar
kesenian dapat dikembangkan secara lebih luas dengan
meningkatkan dan mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi, dan
SENI TARI 15
suara untuk tetap tumbuh dan berkembang menurut tingkat dan
reputasi bahasa tubuh, bahasa gerak, serta bahasa bunyi
dikombinasikan dengan pendekatan psikologis.
Kegiatan kesenian yang terbungkus dalam pembuatan seni
berupa karya seni berhubungan dengan refleksi ide-ide, dan
tindakan-tindakan yang terkait dengan proses berkesinambungan.
Kegiatan seni melibatkan beberapa aspek multilingual, multikultural
dan multidimensional mampu menjangkau secara luas atas
beberapa hal yakni.
1. Menyiapkan pendidikan yang sejajar,
2. Mengembangkan pengetahuan berbagai budaya,
3. Memberikan nilai masyarakat, Mengenalkan budaya dalam
dunia pendidikan, serta,
4. Membantu pendidik dan terdidik mengembangkan perspektif
multibudaya.
Dalam ranah khusus, konsep pengembangan kewirausahaan
menjadi konsep dasar pengembangan penulisan buku ini. Sebagai
bahan kajian, jawaban yang integral dapat menjembatani lahirnya
pengembangan kewirausahaan ke dalam pendidikan model
profesional. Model ini digunakan dalam pendidikan untuk mencetak
profesionalisme penari yang berkualitas, memiliki kompetensi,
memiliki kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan
profesionalismenya baik di depan umum maupun di lingkup
pendidikan formal yang dimiliki.
Model profesional sebagai alat pengemban pendidikan di
dalamnya memiliki indikator yang dapat menjadi arah pelaku seni
yang kompeten terhadap penciptaan seni dan seperangkat keahlian
dalam gaya, teknik, dan metodologi yang dapat digunakan sebagai
pendekatan keahlian yang diterapkan. Konsep profesional ini
dibekali dengan ide yang dibalut kerja kreatif, jadwal terprogram,
serta proses penuangan yang dilandasi oleh profesionalisme
sehingga pengalaman ke depan menjadi semakin terasah.
Penekanan kerja mandiri dan tindak kreatif yang terstruktur
menjadi kemampuan profesional menjadi semakin bertumpu pada
landasan yang kuat dan memadai. Dengan demikian proses ke
depan terjadi simulasi yang mengerucut dan mampu menjadikan
seseorang yang mempelajari dengan konsep profesional dapat
menciptakan kewirausahaan secara jelas.
Di sini dibutuhkan penempaan yang memiliki landasan basis
profesional sehingga diharapkan memenuhi kebutuhan seorang
1 6 SENI TARI
profesional menjadi tangguh dalam berwirausaha serta potensial
dalam menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian
wahana konsep ini selayaknya digunakan untuk menempa bibit-bibit
profesional menjurus ke jalur yang sudah diatur atau ketentuan yang
tidak dapat ditawar lagi.
Beberapa indikator profesional dalam bentuk keterampilan
adalah sebagai berikut di bawah ini.
a. Menekankan kepada produk/hasil,
b. Pengetahuan profesionalisme menjadi model yang dicitacitakan,
c. Obyektivitas dan latihan menjadi pengalaman batin yang
terasah,
d. Gaya penyampaian dan teknik profesional menjadi simbol
konsep profesional,
e. Prosedur imitatif, latihan, demonstrasi, dan unjuk kreativitas
simbol profesionalismenya,
f. Kemampuan, kemahiran, dan penampilan diri menjadi watak
dan karakteristik konsep profesional mampu berkembang
mandiri, dan berkelompok koloni.
g. Karakteristik berproses dalam menghasilkan produk
berkualitas adalah simbol pematangan diri dan penempaan
mentalita pengalaman yang terasah dalam performa
profesionalisme yang diidamkan.
h. Profesionalisme yang dibina meliputi pelaku profesional, artis
dan koreografer.
SENI TARI 17
Gaya penyampaian dan teknik
profesional menjadi simbol
konsep profesional,
KONSEP PROFESIONAL SENIMAN
Bagan 1.2
Peta Konsep Model Profesional
Karakteristik berproses dalam
menghasilkan produk
berkualitas adalah simbol
pematangan diri dan
penempaan mentalita
Kemampuan, kemahiran, dan
penampilan diri menjadi watak
dan karakteristik konsep
profesional
Prosedur imitatif,
latihan, demonstrasi,
dan unjuk kreativitas
simbol
profesionalismenya
Obyektivitas dan
latihan menjadi
pengalaman batin
yang terasah,
Pengetahuan
profesionalisme
menjadi model
yang dicita-citakan
Peminat, Pemerhati, dan
Pecinta Kesenian
Pelaku Tari, Kritikus Tari, dan
Koreografer, serta Artis
1 8 SENI TARI
Dalam lingkup pendidikan, dari level sekolah dasar (SD)
hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA), secara spesifik peserta
didik diarahkan untuk memiliki sejumlah kompetensi pada setiap
lingkup seni yang dipelajari. Batas dan standar kompetensi yang
ditetapkan berangkat dari cakupan indikator kompetensi yang
digunakan sebagai dasar pertimbangan pencapaian uraian bahasan
yang disajikan dibutuhkan kriteria tentang kompetensi dasar dan
kompetensi yang diharapkan hingga tuntas.
Lebih dari itu, cakupan kompetensi dasar dan tercapainya
kompetensi belajar kesenian bagi siapapun yang memiliki perhatian
dan empati menjadi indikasi pemenuhan standar kompetensi yang
ditawarkan oleh masing-masing cabang seni. Pada akhirnya
tercapainya standar kompetensi yang dituangkan secara utuh dalam
bidang seni yang seharusnya dituntaskan pembaca, peserta didik,
dan siapapun yang memiliki empati untuk mempelajari kesenian
lebih mendalam dibutuhkan banyak prasyarat yang kurang lebih
dapat disimak dan dipelajari sebagai berikut di bawah ini.
Uraian tentang unsur-unsur budaya pada khususnya
mencakup kesenian cukup luas. Oleh karena itu agar pembahasan
dapat terfokus, maka uraian di bawah akan dibatasi dalam bidang
seni tari. Dalam buku ini pembahasan seni tari akan terfokus,
sehingga seni tari dapat lebih mudah dipahami secara teoretik.
Pembahasan mengenai seni tari ditujukan untuk apresiasi saja. Oleh
karena itu, bidang seni lain akan dibahas pada bab lain secara
terpisah.
Para pembaca budiman, pada kesempatan ini dapat
disampaikan bahwa buku ini pada dasarnya diperlukan untuk
pembaca yang berminat mempelajari tentang tari. Konsep yang
dituangkan dalam bagian buku yang akan dipelajari adalah mulai
dari bagaimana cara-cara bergerak yang taktis, efektif, dan
bersinergi dan motivasi tinggi melalui olah tubuh.
Selanjutnya, untuk mempelajari pemetaan pengetahuan lain
dalam buku ini berhubungan dengan tari dan latar belakang sosial
budayanya. Tari dan sosial budaya yang melatarbelakangi sangat
erat hubungannya peran fungsinya di masyarakat. Bukti yang
menunjukan hal itu adalah tari berperan fungsi dalam kehidupan
manusia.
Hal tersebut apabila belum cukup, mengingat untuk
mendalami tari secara lebih luas maka masalah tentang adanya
berbagai kegiatan yang mampu digunakan sebagai lahan dan
SENI TARI 19
wahana dalam mengorganisasikan dan menata tari masih harus
dipelajari. Pengetahuan dimaksud adalah berhubungan dengan
manajemen produksi dan koreografi tari. Di samping itu, terkait pula
dengan:
1. Kekuatan, kecepatan, dan fokus,
2. Memperkuat bentuk disain gerak dalam komposisi tari,
3. Memperkuat ekspresi gerak tari dan ide pengembangan
gerak dan musik, peralatan tari
D. Pengertian Tari
Para siswa yang budiman, perlu kami jelaskan di sini bahwa
di bawah ini adalah beberapa pendapat tentang pengertian tari.
Pendapat tentang tari tersebut mendefinisikan, bahwa secara
simulasi memiliki pengertian beragam.
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi
dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk
gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta (Haukins:
1990, 2). Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga
dikemukakan oleh La Meri, di sini ungkapan dimaksud lebih diubah
proporsinya menjadi bentuk obyektif.
Di sisi lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari adalah
ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang
indah. Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih
berirama. Porsi alur gerak anggota tubuh diselaraskan dengan bunyi
musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan diatur oleh irama yang
sesuai dengan maksud dan tujuan tari (Soeryodiningrat).
Dalam koridor yang tetap berorientasi pada gerak Curt Sach
menjelaskan bahwa tari merupakan gerak yang ritmis. Apabila dikaji
secara menyeluruh, dapat diosimpulkan bahwa tari adalah gerak
ritmis yang indah yang diiringi musik dan membentuk kesatuan
maksud yang dapat digunakan untuk menjelaskan makna yang
menyusunnya.
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak secara
aktual tidak dapat dipisahkan dengan unsur ruang, tenaga, dan
waktu. Oleh sebab itu, tari secara umum merupakan bentuk
penjabaran dari gerak, ruang, tenaga, dan waktu.
Tari secara prinsip banyak diasumsikan oleh banyak
kalangan sebagai cabang seni yang memiliki elemen dasar berupa
gerak. Tari secara akumulatif adalah keindahan ekspresi jiwa
manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dari
2 0 SENI TARI
tubuh manusia, gerak yang distilisasi atau diperhalus dan dibalut
oleh estetika keindahan sehingga menjadi bentuk seni.
Tari dapat dinikmati melalui berbagai acara seperti acara
televisi, hajad kaul, pernikahan, maupun berbagai kegiatan lain
berfungsi sebagai acara pergelaran tari, paket tontonan dan
kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara berkaitan dengan
keagamaan dan upacara adat.
Tari merupakan salah satu cabang seni, sebagai media
ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian
besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat
ekspresi manusia yang digunakan untuk media komunikasi dimana
secara universal dapat dinikmati oleh siapa saja, dan pada waktu
kapan saja.
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang
penting dalam kehidupan masyarakat. Berbagai even tari dapat
berperanfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan
tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga
sebagai sarana upacara yang berhubungan dengan agama dan
adat, maupun keperluan tertentu lainnya.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang
tergerak untuk mengikuti irama musik dan gerak tari, maupun unjuk
kemampuan dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari
memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan
tersendiri terutama bagi orang yang menyukai tari serta bagi
pendukungnya.
Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan
gerak tubuh, Oleh karena itu, tubuh sebagai alat ungkap untuk
komunikasi verbal dan bahasa tubuh sangat penting perannya bagi
manusia. Gerakan tubuh dapat dinikmati sebagai bagian dari
komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh memiliki peran dan
fungsi menjadi bahasa gerak untuk memperoleh makna gerakan.
Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat
perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan
alat ekspresi manusia. Sebagai sarana atau media komunikasi yang
universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati
oleh siapa saja dan pada waktu kapan saja.
Tari memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan
manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia, tari
digunakan untuk keperluan sesuai kepentingannya. Masyarakat
SENI TARI 21
membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis saja,
melainkan juga sebagai upacara agama dan adat.
Dalam konteksnya, tari terdiri beberapa unsur meliputi gerak,
ritme, tenaga, dan musik, serta unsur pendukung lainnya. John
Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa tari menjadi
bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan
manusia. Manusia lahir ke dunia yang dilakukan gerak berhubungan
dengan jantung, tubuh, dan ruang alam dunia.
Gerak tari memiliki makna denyutan tubuh yang
memungkinkan manusia hidup, di dalamnya terdapat ekspresi.
Gerak tari dimaksud sebagai media ungkap tari sebagai bentuk
keinginan/hasrat manusia, direfleksi melalui gerak baik secara
spontan, maupun dalam bentuk ungkapan komunikasi kata-kata,
gerak-gerak maknawi ataupun bahasa tubuh/gesture. Secara
khusus, tari sebagai ungkapan gerak maknawi hadir dalam wujud
gerak dan elemen pendukungnya yang terdiri dari cabang seni lain.
Banyak unsur yang menyatu dan secara langsung dapat
ditonton ketika menikmati tarian. Tari dinikmati pada saat tarian di
atas pentas. Dengan demikian gambaran tari menurut
Soeryobrongto adalah gerak-gerak anggota tubuh yang selaras
dengan bunyi musik. Irama musik sebagai iringan tari dapat
mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan (Jazuli,
1994:44).
Pada dasarnya tari memiliki irama atau ritme. Tari di
dalamnya mempelajari gerakan yang bersumber dari kehidupan
sehari-hari manusia, baik yang berbentuk gerakan berpindah tempat
(locomotive movement) dan gerak di tempat (stationary movement),
mewujudkan momentum gerak yang tidak dapat dipisahkan dengan
ruang, waktu, dan tenaga.
Di sisi lain Hawkins yang menyebutkan, tari adalah ekspresi
perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk
media gerak. Simbolis gerakan tersebut menjadi gambaran atau
representasi dari ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2).
Sussanne K Langer pada sisi lain menyatakan bahwa tari
adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan yang ada dapat
dinikmati melalui penghayatan rasa dengan penghayatan ritme
tertentu. Menelaah kedua pendapat tersebut di atas, maka tari
adalah pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme. Oleh
sebab itu, tari merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik
2 2 SENI TARI
digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari
penciptanya.
Pada sisi lain Suryodiningrat menyatakan dalam buku Babad
Lan Mekaring Djoged Djawi bahwa tari merupakan gerak seluruh
anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) dan
diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Sejalan
pendapat Suryobrongto, Soedarsono menambahkan bahwa tari
adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerakgerak
ritmis yang indah. Demikian pengertian tari secara menyeluruh
dapat didefinisikan sebagai gerak tubuh manusia yang indah diiringi
musik ritmis yang memiliki maksud tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tari adalah
gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik,
diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu
dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan
desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari
ungkapan beberapa gerak ritmis.Tari juga bisa dikatakan sebagai
ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi
dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis
sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihan-latihan, tari
digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama
seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia
yang mempelajarinya.
Untuk memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka
diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari, dan pendukung
tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD tari, serta
media lain yang dapat menambah referensi tentang apa itu tentang
tari.
1. Gerak
Unsur utama tari adalah gerak. Gerak pada dasarnya
merupakan fungsionalisasi dari tubuh manusia (anggota gerak
bagian kepala, badan, tangan, dan kaki), ruang secara umum (ruang
gerak yang terdiri dari level, jarak, atau cakupan gerak), waktu
sebagai jeda (berhubungan dengan durasi gerak, perubahan sikap,
posisi, dan kedudukan), tenaga untuk menghayati gerak (kualitas
gerak berhubungan dengan kuat, lemah, elastis dan kaku dan
personifikasi gerakan).
Gerak sebagai unsur penting suatu tarian akan selalu
berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Reproduksi gerak
SENI TARI 23
dimulai dari pengerutan dan peregangan otot, kontraksi otot, dan
kapasitas perubahan volume ruang dan perpindahan tempat yang
direpresentasikan melalui waktu gerakan dilakukan.
Gerakan tubuh manusia dalam wujud gerak sehari-hari,
gerak olah raga, gerak bermain, gerak bekerja, gerakan pencak-silat,
serta gerak untuk berkesenian. Jenis gerakan seperti tersebut
diatas, apabila harus diwujudkan ke dalam bentuk gerak tari pada
puncaknya harus distilisasi atau didistorsi.
Tari merupakan relaksasi dan penegangan otot yang secara
penghayatan menghasilkan ekspresi gerak untuk berkesenian.
Gerakan tari berwujud jenis gerak yang telah distilisasi atau
didistorsi. Wujud gerakan yang secara impulsif bersifat lembut dan
mengalir, tegas terputus-putus, dan tegang-kendur dan gabungan
lemas-kencang, lambat-cepat, patah-patah-mengalir dan sebagainya
adalah bentuk distorsi dan stilisasi gerak yang menjadi ciri pembeda
gerakan sehari-hari dengan gerakan tari.
Gerakan tubuh manusia secara umum terbagi menjadi tiga
wilayah gerak. Menurut Evelyn Pearch gerakan berpusat pada
anggota gerak bagian atas (Caput) anggota gerak bagian tengah
(Thorax), dan anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix). Masingmasing
anggota gerak dapat bergerak masing-masing serta pada
kapasitas lebih variatif dapat bergerak secara koordinatif. Pembagian
wilayah gerak dapat dilihat pada uraian di bawah ini sebagai berikut.
Sumber: Buku Evelyn Pearch
Gb. 1.1 Gambar Tengkorak (Anggota Gerak Bagian Atas Manusia berfungsi sebagai
pusat kendali dan penyeimbang tubuh.
2 4 SENI TARI
Anggota gerak bagian tengah (thorax) memiliki cakupan
karakteristik gerak kurang fleksibel. Hal ini lebih ditujukan sebagai
penopang dan pembentuk sikap anggota gerak bagian atas dan
bawah. Kedudukan anggota gerak bagian tengah terkesan statis,
namun memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan
kedudukan anggota gerak lainnya.
Sumber: Buku Evelyn Pearch
Gb. 1.2 Gambar: Anggota Gerak Bagian Tengah/Thorak Tubuh Manusia
sebagai kerangka yang mewadahi alat dalam manusia sebagai sarana kerja
kehidupan kita)
Lebih lanjut Laban membagi ke dalam anggota wilayah gerak
dalam hubungannya dengan porsi tubuh, yaitu anggota gerak bagian
kepala terpusat pada bagian kepala dengan leher sebagai
pengendali(Caput), anggota gerak bagian badan terdiri dari badan
hingga pangkal pelvis atau pinggul, tangan(Thorax).
Anggota gerak bagian bawah terdiri dari pangkal paha
hingga ibu jari kaki (Ladix) yang secara masing-masing
jangkauannya berbeda sesuai kebutuhan ruang yang dapat
dijangkau oleh anggota gerak tubuh.
Faktor space meliputi ruang gerak, misalnya level,
jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Faktor time lebih diproyeksikan
pada waktu, misalnyai durasi gerak dan dan faktor dynamics lebih
SENI TARI 25
menekankan kualitas atau tekstur gerak, misalnya gerak yang kuat,
lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann Hutchinson, 1989:2).
Anggota gerak bagian bawah (ladix) memiliki suatu
karakteristik gerak yang dinamis dan fleksibel. Dinamisasi dan
fleksibilitasnya digunakan sebagai alat gerak perpindahan yang lebih
banyak, sebagai tumpuhan tubuh, dan juga menjadi alat gerak yang
potensial terutama bagi manusia yang normal (tidak cacat).
Kapabilitas gerak lebih ditujukan sebagai penopang dan pembentuk
sikap anggota gerak bagian atas dan tengah. Kedudukan anggota
gerak bagian bawah mampu beradaptasi secara sinergis dengan
anggota gerak tubuh lainnya.
Sumber: Buku Evelyn Pearch
Gb. 1.3 Gambar Anggota Gerak Bagian Bawah/Kaki Manusia memiliki kemampuan
beranjak yang begitu cepat, luas, dan dinamis.
Ayo para siswa, sekarang coba simak dan lakukan beberapa kriteria
gerak yang harus coba kalian lakukan. Gerakan terdiri dari patahan
bagian tubuh dan koordinasi gerak seluruh tubuh.
1. Gelengkan kepala, dan lanjutkan dengan memutar ke kanan
dan arah sebaliknya.
2. Lakukan gerakan tubuh dengan memutar bagian
thorak/dada
3. Gekan langkah kaki ke kanan dan ke kiri, maju-mundur dan
memutar salkah satu kaki sebagai tumpuhan.
4. lakukan kordinasi gerak antara anggota gerak bagian
bawah, tengah dan atas secara sinkronisasi.
2 6 SENI TARI
Gerakan berciri stakato atau patah-patah dan mbanyu mili,
biasanya dilakukan untuk memperjelas jenis dan karakter gerak tari.
Ciri dan karakteristik gerak tari yang demikian biasanya dapat
diidentifikasi menjadi gerak tari yang telah diproses melalui stilisasi
gerak. Di bawah ini dapat disimak beberapa motif gerak pada tari
tradisi di indonesia secara umum dapat diikuti adalah sebagai
berikut. Gerak tari yang berkonsep gerakan yang mengalir secara
kontinyu terdapat pada grak tari Bedoyo Songo (Sembilan). Pada
gerak tari yang lebih menekankan pada gerak perubahan secara
cepat, stakato, dan veriasi level pada tari Garapan Tari Gejolak
(Tradisional Jambi)
Sumber: Koleksi DisbudPar
Gb.1.4 Tari Bedoyo 9 (Sembilan)
Gerakan tari Klasik (istana) karakter gerakan bersifat mengalir secara
kontinyu/mbanyu mili
Sumber: Koleksi Pribadi
Gb. 1.5 Tari Gejolak
Gerak tari Pengambangan Tradisi Jambi tegas, patah-patah diselingi hentakan pada
kaki dan tangan (koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 27
Pada gerakan tari klasik di bawah ini memiliki ciri gerak
lebih atraktif dan penuh fleksibilitas. Karakter gerak yang
diperagakan lebih cenderung merupakan gerakan karakter tari
putra. Tari Topeng Cirebon sebagai karakter tari klasik putra
dari Jawa Barat/Kasepuhan Cirebon (gambar atas), pada
gambar bawah dapat dilihat konsep garapan tari klasik gaya
tari Surakarta bertajuk Bima Suci.
Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.6 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan goyangan kepala
sangat dominan pada tari topeng Cirebon).
Sumber: koleksi Pribadi
Gb. 1.7 Tari Bima Suci (Klasik Gaya Surakarta) gerak patah-patah diselingi
hentakan pada kaki dan tangan (Koleksi Rahmida dan Bambang)
2 8 SENI TARI
Marilah coba kita perhatikan beberapa foto tarian di bawah ini
yang memiliki kedekatan dengan sistem gerak anggota gerak tubuh
dan karakter gerak dari motif gerak tari yang merupakan rumpun
gerak tari campuran gaya tari kerakyatan, klasik dan pengembangan
tradisi yang padat dicontohkan melalui figur gambar di bawah ibi
adalah sebagai berikut Gaya tari tradisional kasepuhan Cirebon
(Topeng Cirebon), gaya tari klasik tradisional Bali (Oncorowo), dan
gaya tari kerakyatan dari Banyumasan (Gumyak).
Sumber: koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.8 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, rentang tangan, dan goyangan kepala
sangat dominan pada tari topeng Cirebon).
Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: koleksi Pribadi
Gb. 1.9 Tari Oncarowo Gb. 1.10 Gumyak Banyumasan
Gb 1.8 Nebar Sonder pada Topeng Cirebon dan Gb 1.9 Motif gerak Pendapan pada
tari Oncarowo. Gb. 1.10 Motif gerak Rentang Helmet pada Tari Gumyak (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 29
1.1 Gerak Dasar
Pengertian gerak dasar adalah gerakan patokan. Ketentuanketentuan
gerak ditetapkan guna mengatur dan menumbuhkan
keselarasan gerak bagi yang melakukan(penari). Ketentuan gerakan
harus dipatuhi, sehingga wujud prinsip-prinsip gerak patokan dapat
dijadikan standar. Patokan gerak digunakan sebagai unit kompetensi
gerak yang harus dilakukan penari sebagai bentuk unjuk kepenarian.
Para siswa apabila dicermati secara teliti, gerak tari masih
memiliki bagian yang lebih kecil lagi yang disebut dengan ragam
gerak. Ragam gerak sebagai bagian terkecil gerak tari disebut
dengan motif (Royce: 1980, 67). Penari yang memperagakan gerak
secara totalitas terdiri dari motif gerak-motif gerak.
Motif gerak tari terdiri dari motif anggota gerak bagian kepala,
tangan, badan, dan kaki. Ragam gerak tersebut terpola dalam
konteksnya terbagi menjadi gerak pokok, gerak khusus, gerak
peralihan, dan gerak penghubung(Iyus Rusliana: 1989, 20), Motif
gerak tari tradisional Betawi, antara lain terdiri dari Selancar, Rapet
Nindak, Pakblang, Kewer, Blongtur, dan Gibang. Gerakan peralihan
terdiri dari Koma, Cendoliyo, Gonjingan.
Contoh lain dari motif gerak pada tari Jambi yaitu Gerak
Sembah, Nyetangaen, Ngenak Cincin, Ngenak Gelang, Ngenak
Subang, Nyanggul, Nyelak, Tegak berdiri, Ngaco, Nyilau, Begaya,
Lenggang, Melenggang Turun Naik, Kedidi Merentang, Nyerah
Sekapur Sirih. Pada gerak peralihan didominasi gerak Trisik dan
gerak Jalan Melambai.
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.11 Arak Cerano pada Sekapur Sirih
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.12 Motif Sembah Tari Sekapur Sirih
Gb. 1.11 -- 1.12 Motif gerak Sembah dan pemberian sirih kepada tamu yang
digormati padaTari Sekapur Sirih
3 0 SENI TARI
Beberapa motif ragam gerak tari secara kapabel dapat
dicontohkan menjadi tari model. Secara inaguratif beberapa model
tarian yang dicontohkan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.2 Motif Gerakan Tari Tunggal atau Gerakan Individu
No Anggot
a Gerak
Kompetensi
Gerak
Uraian Teknik Gerak Keterangan
1 Anggota
Gerak
Bagian
Atas
Kepala
(Caput)
relaksasi
dengan leher
Gerakan ke samping
kanan/kiri. Gerakan ke
depan/belakang.
Gerakan berpaling ke
kanan/kiri, memutar ke
kanan/kiri. Gerakan
supinasi, dan
mengayun,
mengangguk, berputar.
Bentuk dan sikap ke
dua kaki rapat (level
tinggi, sedang,
rendah), terbuka dan
sikap tertentu seperti
Tanjak-Tancep,
Rapal, Adeg-adeg,
kuda-kuda,
Pronasi pada
ekstensor
bertumpu
pada otot
tengkorak
Badan kontraksi, rileks,
penegangan otot pada
seluruh anggota tubuh.
Gerakan pacak gulu,
gebesan, gileg,
gelieur, anggukan dan
gelengan kepala,
tengok kanan/kiri.
Pangkal leher
sebagai tumpuhan
gerakan, sendi leher
berperan sentral.
2 Anggota
Gerak
Bagian
Tengah
Sikap Badan
(Thorax)
pronasi pada
ruas tulang,
supinasi pada
pusat
tumpuhan
gerakan yang
ada setiap
sendi yang
sedang
difungsikan.
Meliuk-liuk, mengkerutkerut,
pinggul(pelvis)
berputar dan berporos
pada cranum. Pelvis
bergerak sebatas
kemampuan sesuai
motif ragam tari yg
dilakukan. Kontraksi
otot di sekitar Thorax
secara sendiri atau
bersama-sama
memberi daya lentur
pada penguatan
gerakan tubuh.
Gerakan badan ke
Gerak Olah Tubuh
pada pemanasan
gerak.
Gerak scalula pada
tari Klono Topeng
dan atau pada
SENI TARI 31
samping kanan/kiri, ke
depan/belakang.
Vibrasi scapula, ogek
lambung, Pronasi pada
kontraksi tulang
scapula dan perut
membentuk gerakan
khsusus.
Topeng Cirebon.
Vibrasi perut yang
dilakukan oleh Tokoh
Jin Besar, Tuyul dan
Yul Sinetron Tuyul &
mba Yul.
Bentuk dan
sikap anggota
gerak tangan.
Gerakan
bervariasi.
Gerakan bahu-skapula
ke atas/bawah,
supinasi ke depan,
belakang.
Grakan tangan lurus,
tekukan pada siku,
tekukan pada palmar
tangan, serta gerakan
jari-jari melakukan
gerak pada bentuk dan
sikap motif gerak
tertentu atau khusus.
Gerakan kordinatif
pada sendi bertumpu
pada sentral gerak
bahu, lengan atas,
lengan bawah, palmar
tangan, dan jari-jari
membentuk sikap
tertentu. Motif grak tari
tertentu yang
digerakan secara ideal
sesuai tuntutan frase
ragam gerak tari.
Bentuk dan sikap
tangan bergerak
secara sendiri.
Bentuk dan sikap
tangan-kordinasi
dengan anggota
gerak yang lain.
Sikap palmar dari
tangan Ngiting,
Nyempurit, Ngruji,
dan sikap tangan
pokok. Bentuk dan
Sikap gerakan
tangan Elieu pada
gerak dasar tari
India, Nyeluntir pada
tari gendhing
Sriwijaya, dan Nguya
pada tari dasar
Thailand. Gerak
dasar tersebut bila
dipadu dengan gerak
dasar senam dan
gerak pemanasan
mampu melatih gerak
tangan sesuai porsi
dan penegangan
pada gerak tari
3 2 SENI TARI
tertentu atau
merupakan
penegangan tangan
semata.
Pelvis
sebagai
penopang,
Cranum
sebagai
otorizet.
Gerakan dan
getaran
pinggul,
sensualitas,
kelenturan
pada paha,
Kolumna
vertebralis,
berfungsi
sebagai
penyengga
dan
tumpuhan
gerak
bertugas
menopang
dan
mengkontrol
gerakan
Goyang pinggul ke
kanan/kiri dengan
volume dan reaktivitas
gerak tertentu.
Kecepatan, macam
goyangan, dilakukan
sesuai keterampilan
individu, masingmasing
berbeda-beda.
Harmoinisasi goyang
pinggul, memberi
kesan gerak seksi
bagai orang lain.
Goyang plastik,
goyang pantat pada
Jaipongan, goyang
pinggul oleh
penyanyi dangdut.
3 Anggota
Gerak
Bagian
Bawah
Support Kaki
(Ladix)
Kepala menganggukangguk-
badan
merunduk, kepala
menggeleng badan
mengikuti sikap gerak
kepala. Kepala –badan
berputar bersama
dengan berguling atau
variasi gerakan kpala
Gerakan Jalan,
Geser, Kengser,
jalan kaki pada tarian
kuda-kuda, kaki
berputar dengan
tumpuan satu atau
kedua kaki adalah
dominasi gerak
anggota bawah.
SENI TARI 33
badan dan kedua
tangan bergoyang
dalam posisi
membungkuk, semua
gerakan dilakukan
dalam posisi kedua
kaki rapat atau jika
mungkin bertumpu satu
kaki.
Teknik Tumpuhan
kaki pada tari balet,
Salto, loncat
harimau, strugel track
di udara, kiprah
perang pada taritarian
Yogyakarta.
4 Anggota
Gerak
Atas
dan
Bawah
Kontraksi
gerakan
kepala-badan
dari supinasi
kerangka
axial.
Anggota
gerak ataspinggul
kerangka
tulang
(appendikuler)
Kepalabadan-
tangan
dengan
melakukan
penegangan
kaki-kepala
proksimalsentripetal
Kepala menganggukangguk-
badan
merunduk, kepala
menggeleng badan
mengikuti sikap gerak
kepala. Kepala –badan
berputar bersama
dengan berguling atau
variasi gerakan kpala
badan dan kedua
tangan bergoyang
dalam posisi
membungkuk, semua
gerakan dilakukan
dalam posisi kedua
kaki rapat atau jika
mungkin bertumpu satu
kaki.
Kepala mematukmatuk,
kaki lenagkah
ke depan/belakang,
samping kanan/kiri.
Tekukan kepala dan
kaki lurus pada gerak
roll atau guling
Gerakan tersebut
dilakukan pada saat
olah tubuh. Gerak
pada tari
Rebana/Rangguk
(Jambi) peragaan
gerak sering
dilakukan.
Peragaan gerak motif
Rodat, Zamrah, dan
tari-tarian berciri
kerakyatan
mengutamakan
gabungan gerak ke
dua anggota tubuh
ini.
Gerak pada tari
Belibis (Bali) Tari
Merak (Jawa-Sunda)
seperti gerakan
burung.
Gerak rol, loncat
harimau, Keept up
5 Anggota
Gerak
Atas-
Tengah-
Bawah
Sinartrosis,
sinkondrosis,
sinfibrosis,
diarthrosis
Sinkronisasi gerak
tulang dan jaringan
dimana kedua tulang
antara tidak terjadi efek
gerakan.
Jalan lurus, Lampah
Ringdom, Putar
tangan sikap kaki
jalan lurus ke smua
penjuru,
3 4 SENI TARI
Kordinasi ke2 tulang
yang berhubungan
oleh adanya jaringan
tulang rawan yang
beroperasional secara
tepat.
Kedua tulang yang
beroperasional
dihubungkan oleh
tulang tengkorak.
Kedua tulang tidak
saling menunjang
gerak. Gerakan
dilakukan pada sendi
peluru, sendi poros
pada tulang bahu,
tulang panggul, serta
pada karpal dan
falang.
Sinkronisasi karpal
dan falang dalam
menunjang gerakan
secara terpadu.
Putaran Tubuh ke
semua arah.
Tegak dan bongkok
badan.
Pacak Gulu, Gileg,
Galier, dan Godeg.
Gelang kepala, meng
angguk-anggukan
kepala, tengok kanan
/kiri
Putar kaki
dasargerak balet.
Gerakan merendah
atau mendak,
Nindak, Tanjekan,
Mapal, Ngeseh, dan
variasi gerakan
kepala, badan,
tangan, dan kaki.
Tabel 1.1 Motif Gerak Tari Tunggal
Tugas:
1. Coba lakukan gerakan memutar sendi peluru, sendi poros
pada tulang bahu ke segala arah sesuai petunjuk motif
individu. Gabungkan salah satu gerakan di atas dengan
salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip.
2. Lakukan gerakan ngeseh, nindak secara individu
SENI TARI 35
1.3 Motif Gerakan Tari Berpasangan atau Kelompok
Tabel 1.2 Motif gerak Kelompok
Tugas:
3. Coba lakukan gerakan sesuai petunjuk motif individu yang
salah satunya adalah motif gerak supinasi step dan slip.
4. Lakukan gerakan mapal berkelompok.
No Anggota
Gerak
Kompetensi
Gerak
Uraian
Teknik Gerak
Keterangan
1 Anggota
Gerak
Bagian
Atas
Kepala
(Caput)
Gerakan
supinasi
ayunan,
anggukan,
berputar.
Bentuk dan sikap
duduk (tari Saman)
atau kedua kaki (level
tinggi, sedang,
rendah) pada tari
Saudati, tari garapan
lain.
2 Anggota
Gerak
Bagian
Tengah
Badan(Thorak
)
Gerakan
relaksasi dan
supinasi
anggota
tubuh secara
periodik dan
temporer.
Bentuk dan sikap ke
dua kaki rapat (level
tinggi, sedang,
rendah), terbuka dan
sikap tertentu seperti
Tanjak-Tancep,
Rapal, Adeg-adeg,
kuda-kuda.
Gerakan Tari Topeng
Cirebon, dan topeng
Klono.
3 Anggota
Gerak
Bagian
Bawah
Kaki(Ladix) Gerakan
supinasi slip,
step(langkah
ganda), lenso,
straidel.(Jung
kir balik)
Bentuk dan sikap ke
dua kaki rapat (level
tinggi, sedang,
rendah), terbuka dan
sikap tertentu seperti
Tanjak-Tancep,
Rapal, Adeg-adeg,
kuda-kuda,
3 6 SENI TARI
2. Ruang
Ruang adalah sesuatu yang harus diisi. Ruang dalam tari
mencakup aspek gerak yang diungkapkan oleh seorang penari
yang membentuk perpindahan gerak tubuh, posisi yang tepat,
dan ruang gerak penari itu sendiri.
Ruang tari bersentuhan langsung dengan penari. Ruang
gerak penari merupakan batas paling jauh yang dapat dijangkau
penari. Di sisi lain, ruang menjadi salah satu bentuk dari
imajinasi penari dalam mengolah ruang gerak menjadi bagian
yang digunakan untuk berpindah tempat, posisi dan kedudukan.
Gambar di bawah ini menunjukan posisi penari yang menghadap
ke samping ruang gerak pada bagian depan, dan belakang
tampak frontal (Tari Jaipongan), Mahasiswa tari sedang olah
tubuh ruang tercipta dari jarak mahasiswa, gerakan olah tubuh,
dan sikap dan posisi berdiri masing-masing mahasiswa.
)
Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari
)
Gb. 1.13 Penari Jaipongan
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.14 Mahasiswa Tari sedang Workshop Olah Tubuh
Gb. 1.13 dan 1.14 menunjukan perbedaan ruang gerak tarian di atas
memerlukan ruang gerak luas karena gerakan berpindah tempat, ruang gerak
gambar Olah Tubuh bagian bawah cukup luas jangkauan gerak saja.
SENI TARI 37
Sumber: Koleksi Ojang Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon Rentang Tangan
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.16 Penari Saman berbanjar
Gb. 1.15 Penari Klana Cirebon membutuhkan ruang gerak tangan kiri yang
lebar, dan tangan kanan tolak pinggang. Gambar 1.16 Penari Saman bawah
membutuhkan ruang gerak untuk adaptasi gerak kepala, ke dua tangan
sebatas ruang duduk penari yang saling merapat. (perhatikan gambar: Tari
Klana atas, dan Tari Saman Bawah.
3 8 SENI TARI
Ruang gerak penari tercipta melalui desain. Desain adalah
gambaran yang jelas dan masuk akal tentang bentuk/wujud ruang
secara utuh. Bentuk ruang gerak penari digambarkan secara
bermakna ke dalam atas desain atas dan desain lantai (La Mery:
1979: 12). Ruang gerak tari diberi makna melalui garis lintasan
penari dalam ruang yang dilewati penari.
Kebutuhan ruang gerak penari berbeda-beda. Jangkauan
gerak yang dimiliki oleh setiap gerakan sesungguhnya juga dapat
membedakan jangkauan gerak penari secara jelas. Bentuk dan
ruang gerak yang dimiliki oleh penari yang membutuhkan jangkauan
gerak berhubungan dengan kebutuhan dan kesanggupan penari
dalam melakukan gerakan. Dengan demikian penari dalam
melakukan gerakan sesuai pengarahan koreografer. Koreografer
dalam mendesain ruang gerak penari ditentukan oleh kesesuaian
bagaimana penari bergerak dan tercapainya desain yang sesuai
dengan kebutuhan gerakan tersebut dilakukan oleh penari. Dengan
demikain penari sangat membutuhkan sensitivitas rangsang gerak
sebagai bentuk ekspresi keindahan gerak yang dilakukan.
Kebutuhan ekspresi gerak oleh penari berhubungan dengan
kemampuan penari menginterpretasikan kemauan koreografer
dalam melakukan gerakan yang diberikan. Dengan itu terjadi
sinkronisasi kemauan koreografer dalam mendesain gerak dengan
kepekaan penari dalam menafsirkan gerakan melalui peta ruang.
Penari tidak semata-mata memerlukan ruang gerak yang
lebar saja. Kebutuhan ruang gerak yang sempit juga menjadi bagian
penerjemahan ruang gerak tari oleh penari. Ruang gerak penari
menjadi alat yang ampuh dalam menciptakan desaian tentang ruang
oleh penari maupun koreografer.
Ruang gerak penari yang membutuhkan jangkauan gerak
luas untuk dilakukan membutuhkan teknik dan karakterisasi gerak
yang dalam oleh penari. Kebutuhan teknik gerak yang harus
dilakukan penari adalah bagaimana penari mengawali dan
mengakhiri gerakan serta dengan teknik gerak seperti apa penari
harus menuntaskan harapan gerak yang harus dilakukan.
Penari dalam mengekspresikan jangkauan gerak
membutuhkan ekspresi gerak yang sepadan dengan jangkauan
gerak yang harus dilakukan. Ekuivalensi gerak dan jangkauan gerak
menjadi tuntutan koreografer dalam menciptakan ruang gerak penari
serta penghayatan yang diperlukan penari dalam mencapai tujuan
gerakan tersebut dilakukan.
SENI TARI 39
Di bawah ini masih terkait motif gerak dan ruang yang
diciptakan oleh penari dalam bentuk ruang gerak penari adalah
sebagai berikut. Sikap Agem pada tari klasik Bali (Margapati).
Eksplorasi suasana kesedihan pada gerak teater (gambar
suasana kacau)
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.17 Motif Agem Penari Margapati
Sumber: Koleksi Deden Jurusan Tari UNJ
Gb. 1.18 Pemain teater eksplor peran
Pada Gb. 1.17 dan Gb. 1.18 menunjukkan perbedaan Ruang gerak kedua
gambar Gerak Agem Tari Bali butuh ruang gerak yang luas, pada pemain teater
dengan kontraksi anggota gerak bagian tengah/badan dan anggota gerak
bagian bawah butuh ruang gerak sempit (Koleksi Deden Jurusan Tari)
4 0 SENI TARI
3. Waktu
Dalam tarian, dinamika tari terwujud melalui cepat-lambat
gerakan dilakukan oleh penari. Unsur dinamika ini apabila
dijabarkan membutuhkan waktu gerak. Penari bergerak
menggunakan bagian anggota tubuh dengan cara berpindah
tempat, berubah posisi, dan merubah kedudukan tubuh
membutuhkan waktu.
Kebutuhan waktu yang diperlukan untuk perpindahan,
perubahan posisi, dan perubahan kedudukan tubuh
membutuhkan waktu. Perubahan gerak, perpindahan tempat,
dan penempatan kedudukan sikap tubuh ekuivalen dengan
kebutuhan waktu yang dapat dijelaskan melalui cepat-lambat,
panjang-pendek, dan banyak-sedikit gerakan dilakukan butuh di
dalam proses yang terjadi. Dengan demikian waktu menjadi
bagian integral dari gerakan yang dilakukan.
Tempo gerakan merupakan panjang-pendek, cepat-lama
gerakan dilakukan. Waktu dalam tari dimensi dari tempo gerak.
Tempo gerak dapat membangun imaji tari secara keseluruhan
dalam bentuk garapan tari atau koreografi tari.
Sumber: Deden Jurusan Seni Tari UNJ
Gb. 1.19 Peraga mengembangkan ruang gerak
Gb. 1.19 Pergaan membawa beban sambil berpindah tempat Instruktur, dan
Peraga Tunggal sedang memberikan contoh bergerak di area stage secara
integral dapat mengakomodatif kebutuhkan gerak yang banyak motif dan ruang
gerak luas , ruang pentas yang luas dan ruang gerak bervariasi, dan waktu
yang cukup memakan banyak tenaga dan waktu lama. Perhatikan gambar
Instruktur Olah Tubuh yang bergerak di atas Stage (Koleksi Jurusan Tari)
SENI TARI 41
Desain waktu berhubungan dengan kecepatan gerak, situasi,
dan kondisi emosional penari. Pemahaman waktu dapat juga terkait
dengan masalah teknik pengendalian gerak, intensitas gerak,
kualitas gerak, dan proses mengaktualisasikan gerakan ke dalam
konsep waktu.
Konsep membangun waktu dalam tari dipraktikan melalui
imajinasi gerak terutama hubungannya dengan panjang-pendek
gerak, kuat-lemah gerak menjadi konsep tentang rangkaian gerak
dalam bentuk kalimat gerak. Usaha untuk membangun waktu lebih
dapat dijabarkan ke dalam bagaimana gerakan dilakukan sesuai
kebutuhan waktu yang ada.
Dalam tari, konsep waktu bisa dihadirkan dengan motif gerak
duduk-duduk saja, atau dengan berdiri-jongkok, atau gerak lain yang
tidak memerlukan perpindahan tempat secara mendasar. Kebutuhan
waktu dalam tari adalah sebagai manifestasi kebutuhan gerak
hubungannya dengan bagaimana gerakan tersebut ingin dilakukan
sesuai kebutuhan ruang, dan kebutuhan pentas tari. Oleh sebab itu,
koreografer dalam menyikapi kebutuhan waktu biasanya
mengoptimalkan pengembangan kreativitas gerakan ke dalam
bentuk pengolahan gerak secara melalui rancangan konsep garapan
tarinya.
Waktu yang dibutuhkan oleh gerakan menjadi salah satu
konsep tarian. Hal ini menjadi salah satu indikator yang sangat
dibutuhkan dalam pengembangan suatu koreografi. Dengan
demikian, elemen waktu menjadi ukuran frase gerak. denyut nadi
gerak, dan pendalaman ruang gerak secara imajinatif.
Keadaan diam manusia nadinya tetap bergerak di sini waktu
berdenyut yang dibutuhkan adalah seiring dengan kebutuhan waktu
bernafas. Atau dengan istilah lain, walaupun diam seorang penari di
atas pentas, secara fisik tidak ada aktivitas gerak namun secara
performa yang berhubungan dengan waktu terjadi keselarasan
antara gerak, waktu berdenyut, waktu menghayatai denyutan nadi
hingga harus beranjak ke posisi lain adalah menjadi bagian
kebutuhan waktu dalam bernafas.
Berdasarkan uraian ini konsep gerak-ruang-waktu seperti
telah dicontohkan pada halaman berikut dapat dikatakan bahwa
waktu adalah salah satu unsur yang saling terkait dengan lainnya.
Ketiga unsur di atas adalah trisula yang sangat memiliki peran sama
dan saling mendukung untuk kebutuhan suatu koreografi.
4 2 SENI TARI
Perhatikan gambar di bawah ini pengolahan waktu
hubungannya dengan perpindahan komposisi/pola lantai. Pada saat
lalu penari menghadapt depan(frontal), sesaat kemudian sambil
mengeluarkan sapu tangan merubah arah hadap ke sisi kanan
penari sehingga menghadap kanan sisi panggung (stage).
Sumber: Koleksi Pribadi
Gb. 1.20 Penari Bimo Suci
Gambar 1.19 merupakan bentuk pengolahan ruang pentas, ruang gerak di atas
stage membutuhkan waktu yang lebih lama perubahan formasi penari dibanding
pada gerak di tempat saja. Ruang pentas untuk pindah tempat butuh waktu bisa
lama/cepat sesuai kebutuhan. (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)
4. Tenaga
Dalam gerak tari yang diperagakan indikasi yang
menunjukkan intensitas gerak menjadi salah satu faktor gerakan
tersebut dapat dilakukan dan dihayati. Tenaga terwujud melalui
kualitas gerak yang dilakukan.
Pencerminan penggunaan dan pemanfaatan tenaga yang
disalurkan ke dalam gerakan yang dilakukan penari merupakan
bagian dari kualitas tari sesuai penghayatan tenaga. Penghasil gerak
dalam hubungannya dengan penggunaan tenaga dalam mengisi
gerak tari sehingga menjadi dinamis, berkekuatan, berisi, dan
antiklimak merupakan cara membangun tenaga dalam menari.
Ekstensi (penegangan) dan relaksasi (pengendoran) gerak
secara keseluruhan berhubungan dengan kualitas, intensitas, dan
penghayatan gerak tari. Teknik mengakumulasi kualitas dan
intensitas gerak tari seyogyanya dikordinasikan melalui perintah
kerja otak secara kordinatif. Apabila hal ini dapat terkontrol, maha
SENI TARI 43
masalah yang lain berhubungan dengan kebutuhan tenaga untuk
gerakan tari menjadi semakin terkontrol, terkendali, dan memenuhi
harapan.
Penyaluran tenaga dan ekspresi memberi kehidupan watak
tari semakin nyata. Perhatikan gambar di bawah ini adalah penari
putri yang ditopang serta kekuatan dekatan pada penari
berpasangan, kekuatan lompatan penari pria pada saat melayang.
Gambar tersebut menunjukan intensitas dan tensi gerakan yang
terpusat pada inti gerakan).
Sumber: Internet
Gb. 1.21 Penghayatan gerak penari balet
Sumber: Koleksi Internet
Gb. 1.22 Lompatan penari balet
Penguasaan tenaga pada tumpuhan kaki ke dua penari yang berpasangan
Gb. 1.21. Lompatan kulminasi penari balet Gb. 122
4 4 SENI TARI
Sumber: Internet
Gambar 1.23 Sinkronisasi gerak penari balet
Gb. 1.23 Gambar disain lanjutan konsistensi garis tangan, tahanan kaki untuk
tumpuhan butuh tenaga yang disalurkan dalam menari
Sumber: Koleksi Internet
Gambar 1.24 Sinkronisasi gerak penari balet
Tugas :
1. Para siswa yang budiman, Coba lakukan gerakan dengan intensitas
lompatan seperti pada gb. 1.24 Gambar menunjukan, penegangan otot
tangan yang terbuka, kekuatan saling kait ke tiga penari putri di atas
menunjukan jalinan kekuatan gerak pada penghayatan penari balet.
Tersebut di atas.
2. Lakukan teknik lompatan dengan melayanga setinggi mungkin dengan
menempatkan gaya gerak tubuh seringan munkin. Lakukan gerakan
tersebut seperti pada gambar 1.22
SENI TARI 45
5. Ekspresi
Perlu para siswa ketahui, dalam kehidupan sehari-hari,
manusia mengekspresikan diri bergantung pada situasi psikologis
yang bersangkutan dalam menghadapi berbagai masalah. Ekspresi
diri manusia secara umum berbeda cara dan ungkapnannya.
Ungkapan ekspresi di dalam tari lebih cenderung dimanipulasi atau
sering disebut distilisasi. Perbedaan ekspresi diri secara langsung
dan ekspresi tari berhubungan terletak pada perubahan psikologis
pembawaan suatu karakter. Ungkapan penghayatan ekspresi diri
terletak pada perbedaan ekspresi sehari-hari lebih vulgar.
Sebagai ilustrasi, marah, sedih, dan senyum dalam
kehidupan sehari-hari dapat diekspresikan dengan berbagai cara
sesuai kepekaan diri di dalam melakukan luapan kemarahan dan
rasa senyum. Dalam tari semua ungkapan yang diperagakan harus
distilisasi/didistorsi, sehingga wujud ungkapannya menjadi berbeda
dengan keadaan sehari-hari. Di sinilah letak pembeda cara
menghayati sebuah ungkapan ekspresi diri dan penghayatan
karakter dalam seni maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Ekspresi dalam tari lebih merupakan daya ungkap melalui
tubuh ke dalam aktivitas pengalaman seseorang yang selanjutnya
dikomunikasikan kepada penonton/pengamat menjadi bentuk
gerakan jiwa, kehendak, emosi atas penghayatan peran yang
dilakukan. Dengan demikian daya penggerak diri penari ikut
menentukan penghayatan jiwa ke dalam greget (dorongan perasaan,
desakan jiwa, ekspresi jiwa dalam bentuk tari yang terkendali).
Gambar pada lembaran ini dan berikut adalah ekspresi tari yang
berbeda-beda.
Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 1.25 Ekspresi mimik secara Polos karakter humor
4 6 SENI TARI
Perhatikan ekspresi wajah penari di bawah ini memberikan
senyuman kepada penonton. Ekspresi wajah dibutuhkan dalam pertunjukan
untuk memberikan penguatan kepada penonton tentang penghayatan
penari atau pelakon teater.
Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb 1.26 Penari melepas senyum kepada penonton.
Sumber: Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 1.27 Ekspresi penari senyum dikulum
Tugas:
1. Lakukan ekspresi murung, menangis, tersenyum dan tertawa
terbahak-bahak.
2. Coba lakukan ekspresi senyum di kulum. Marah dengan cara
menunjukan kesalahan pada seseorang., atau menyuruh
nada memerintah
SENI TARI 47
ANATOMI
Tulang, Sendi Otot,
dan Pernafasan
Ketahanan dan
Keseimbangan
Gerak
Teknik Gerak Kecepatan dan
Kelenturan Gerak
Olah Tubuh
BAB II
OLAH TUBUH
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi buku ini pembaca diharapkan menuntaskan
bacaan secara keseluruhan, sehingga pembaca baik pelajar,
guru, maupun masyarakat luas mengerti dan memahami tari.
Untuk mencapai pemahaman bacaan, selanjutnya dapat
diidentifikasi melalui bagan di bawah ini. Adalah sebagai berikut
di bawah ini:
Bagan 2.1
Tujuan Kompetensi Belajar Buku Ini
48 SENI TARI
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat Olah Tubuh
Perlu siswa ketahui di sini bahwa aktivitas manusia pada
dasarnya terbatas pada ruang, waktu dan tenaga. Hal ini terjadi
karena sepanjang kehidupannya manusia memiliki kesempatan
untuk mendapatkan istirahat, makan-minum, dan memanfaatkan
waktu luang dalam aktivitas di luar kebiasaan yang setiap harus
dilakukan.
Berbagai aktivitas kegiatan manusia dilakukan melalui
berbagai macam bentuk, tujuan dan hasil yang ingin dicapai oleh
masing-masing manusia yang bersangkutan. Dengan itu manusia
membutuhkan penyesuaian terhadap masalah klasik di atas yakni
tenaga, ruang, dan waktu.
Siswa yang baik, organ tubuh manusia baik yang
berbentuk ideal maupun berbagai kekurangan yang ada,
sebaiknya dalam melakukan segala aktivitas disesuaikan dengan
konstruk tubuh yang dimiliki. Jumlah dan takaran yang dilakukan
dapat diinventaris berupa aktivitas yang berhubungan langsung
untuk membangun dan membentuk tubuh agar ideal. Oleh sebab
itu, skala prioritas yang dibutuhkan adalah perhatian yang serius
manakala aktivitas yang dilakukan tersebut tepat sasaran yang
diharapkan, serta mengacu kepada jumlah dan takaran yang
sebaiknya ditentukan secara benar.
Siswa-siswa yang banyak belajar pasti banyak tahu tujuan
kita melakukan olah tubuh adalah memperoleh kesegaran dan
kebugaran hakiki atas berbagai bentuk dan strategi sasaran
latihan yang diterapkan. Bentuk pelatihan yang harus dijalani
sesuai jumlah dan takaran yang diberikan. Dengan demikian
tujuan utama melakukan olah tubuh adalah membangun tubuh
yang sehat, membentuk tubuh yang ideal, menempatkan aktivitas
olah tubuh sebagai bentuk keseimbangan aktivitas yang
memenuhi kesehatan jasmani dan rokhani secara imbang dan
memenuhi standar kualitas kesehatan.
Tujuan melakukan pembentukan tubuh melalui perangkat
olah tubuh adalah membentuk tubuh agar serasi, ideal, dan sehat
lahir dan batin. Olah tubuh ditujukan untuk memberikan bentuk
latihan dan kebiasaan yang dilakukan dalam rangka membangun
fisik secara sehat.
Manusia melakukan aktivitasnya dengan bergerak. Seperti
banyak diketahui, bahwa di dalam melakukan olah tubuh, menari,
dan senam seseorang tidak dapat mengontrol pernafasan yang
dilakukan. Pada akibatnya, pernafasan yang dilakukan
SENI TARI 49
menimbulkan kelelahan, hingga tidak tertutup kemungkinan
timbulnya tidak sadarkan diri. Secara garis besar, gerakan yang
dilakukan seseorang menggunakan pernafasan baik secara
teratur maupun tidak teratur.
Unsur utama kesehatan pada dasarnya adalah melakukan
bentuk pernafasan yang baik dan benar. Pelatihan menyangkut
pernafasan dapat dilakukan dengan melalui cara-cara yang sehat
dan teknik melakukan yang benar. Oleh sebab itu, di sini
diperlukan adanya cara-cara melakukan pernafasan secara benar
dengan melalui sikap dan kebiasaan yang dianjurkan oleh
kesehatan.
Pernafasan yang baik dan benar dilakukan dengan cara
merekonstruksi organ tubuh dan sistem pernafasan yang teratur.
Dengan demikian teknis dan alur bernafas yang dilakukan
membawa manfaat yang benar-benar diharapkan.
Mekanisme pernafasan adalah untuk menerima dan
menghirup oksigen pada saat menarik nafas untuk diedarkan ke
seluruh tubuh, kemudian mengeluarkan zat asam arang keluar
tubuh adalah sistema pernafasan yang setiap saat dan setiap hari
selagi manusia masih hidup terus menerus dilakukan. Kebiasaan
ini dalam proses yang terus menerus, sehingga darah kita tetap
bersih dari berbagai racun tubuh dan sel-sel yang mengganggu
dalam tubuh kita. Apabila terjadi kondisi yang kurang
menguntungkan, maha proses aliran pernafasan-penghirupan
dan pembuangan-pengeluaran oksigen (O2) dan asam arang
(CO2) apabila terjadi gangguan dapat diperbaiki serta diberikan
energi agar intensitas gerak kita dapat terjamin kekuatannya.
Melalui penjelasan di atas dapat diketahui, untuk lebih
mengetahui cara-cara yang baik untuk berolah tubuh, menari, dan
melakukan senam harus memperhatikan cara-cara pernafasan.
Seperti telah disinggung di atas, pernafasan yang teratur berarti
pernafasan secara wajar, yang dilakukan tanpa beban dalam
kaitan dengan kegiatan keseharian maupun melakukan olah raga
berat. Jenis pernafasan ini cenderung kepada aktivitas istirahat,
jalan biasa, serta aktivitas sehari-hari.
Pernafasan jenis yang tidak teratur dilakukan melalui
kegiatan yang tidak biasanya. Aktivitas yang digunakan dalam
bentuk kegiatan yang memiliki beban. Contohnya pada setiap
habis melakukan olahraga, maraton, sprint, terkejut, srta banyak
contoh lagi.
Untuk memperhatikan semua aktivitas kegiatan yang
dilakukan hubungannya dengan pernafasan adalah olah tubuh,
menari dan gerak senam. Di sisi banyak orang kurang
50 SENI TARI
memperhatikan pentingnya pernafasan dan pengaturan nafas
dalam melakukan aktivitas olah tubuh, menari maupun
melakukan senam. Kecenderungan menunjukan bahwa faktor
gerak lebih dipentingkan hubungannya dengan artistiknya saja,
bukan pada kepentingan penggunaan pernafasan kaitannya
dengan intensitas gerak, kualitas gerak, dan gerakan terjaga
dengan baik.
Pernafasan dalam melakukan olah tubuh harus teratur
dan diatur secara baik. Tingkat kesulitan gerak olah tubuh
hendaknya diikuti dengan pengaturan nafas yang baik, sehingga
gerakan dapat dilakukan secara sempurna dan gerakan dapat
dihayati dengan baik pula. Oleh sebab itu, di sini perlu kerangka
konsep tentang gerakan seperti apa harus menggunakan teknik
pernafasan separti apa, begitu sebaliknya, gerakan yang sesuai
dengan pola melakukan pernafasan menjadi tujuan untuk dapat
melakukan gerakan sesuai tujuan pernafasan.
Teknik yang diberikan berdasarkan porsi energi yang akan
diperoleh secara baik, sehingga kita tidak masuk perangkap
bahwa keterhubungan antara teknik. Gerakan dengan melalui
pemanfaatan sistema dan penggunaan sistema pernafasan harus
diatur sedemikian rupa, sehingga karena larut malam maka
gerakan energis yang telah dikeluarkan disimpan oleh tubuh,
akibat seburuk apapun faktor kelelahan harus turun.
Selanjutnya, perlu diantisipasi bahwa teknik pernafasan
seperti apa yang harus dikembangkan, maka cara melakukan
pernafasan menjadi tujuan. Pernafasan adalah cara mengatur
nafas selaras dengan cara melakukan gerak secara sesuai. Oleh
sebab itu, pernafasan yang baik dalam olah tubuh adalah
melakukan pernafasan yang mampu mendatangkan manfaat bagi
gerak tubuh, ketahanan tubuh, kelenturan serta keserasian
gerakan dapat dihayati.
Teknik pernafasan sebenarnya merupakan pertukaran gas
O2 dan CO2. Proses ganda yang terjadi di dalam gas didalamnya
jaringan pernafasan dalam dan pernafasan luar terkordinasi
secara baik.
Pengertian tentang pernafasan merupakan proses
menghirup udara ke dalam tubuh adalah mengisi O2 (oksigen) ke
dalam paru-paru melalui udara, sehingga tubuh terisi persediaan
O2 dengan CO2(korban dioksida). Hal ini secara otomatis
menjadi suatu proses bersenyawanya O2, C(Carbon) dalam
jeringan. Proses ini pada dasarnya dapat diidentifikasi berupa
proses metabolisme tentang sifat dan sikap melakukan penarikan
SENI TARI 51
nafas, mengeluarkan, dan melepas, dan membuang CO2 dan
H2O yang tidak didukung banyak orang adalah bahwa
Aktivitas olah tubuh yang terlatih sejak awal dengan
melakukan pernafasan teratur ke dalam sistem pernafasan yang
baik dan sehat. Kelenturan tubuh prima berawal dari melatih
anggota gerak tubuh bagian atas, tengah, dan bawah baik secara
terpisah maupun terkordinasi melalui pengaturan sirkulasi udara
dan keteraturan gerak tubuh agar tercapai sinkronisasi gerak
anggota tubuh secara tepat dan benar. Selanjutnya,
keseimbangan fisik dan mental menjadi target yang pantas dalam
membiasakan perilaku hidup dan menjaga serta mengatur
kesehatan tubuh menjadi terlatih-trampil dan terbiasa.
Apabila hal ini menjadi kenyataan, niscaya bagaimana kita
dapat memposisikan diri dengan melalui latihan yang teratur,
kebiasaan yang sehat hingga menetapkan porsi latihan yang
tepat maka badan kita menjadi sehat benar. Kondisi ini perlu
diimbangi dengan pembiasaan makan dan minum yang
dianjurkan olah kesehatan agar konstat yang dipenuhi secara
tepat dapat mendatangkan manfaat yang positif. Hal ini menjadi
dambaan bagi semua orang yang membutuhkan sehat dan
kebugaran serta kenikmatan hidup yang mensejahterakan.
Adapun proses pernafasan pada dasarnya memiliki tujuan
antara lain yaitu.
ō€ø Pembiasaan bernafas teratur dan melalui berbagai aktivitas
yang seberat apapun kita dapat melakukan secara energis
dan dalam situasi yang tepat benar.
ō€ø Melalui sistema pernafasan yang dianjurkan, kita harus
memahami proses terjadinya pernafasan serta pengaruh yang
timbul terhadap rangsang otot-otot pada organ pernafasan
secara dini, dengan itu pembiasaan melakukan pernafasan
yang baik harus diterapkan.
ō€ø Penghirupan oksigen secara teratur dan membuang carbon
dioksida atau zat asam arang yang tidak dibutuhkan tubuh
kita pada lingkungan yang sehat dan hijau.
ō€ø Membiasaan teksion-dan relaktension terhadap organ tubuh
pernafasan sehingga dapat melatih kekuatan dan kebiasaan
otot organ pernafasan kita menjadi sempurna.
ō€ø mengkordinasikan para-paru, jantung dan katup anak tekak
agar tetap sehat melalui sistema pernafasan yang teratur dan
terbiasa pada lingkungan yang bersih dan terjaga, sehingga
kita dapat menetralisir racun-racun tubuh dan organ
pernafasan menjadi kuat dan tahan imunitas.
52 SENI TARI
Konsentrasi menghela nafas atau menghirup udara sekuat
tenaga dan menghembuskan dan membuang zat asam aranag
secara baik dibutuhkan kecenderungan menahan nafas secara
tepat. Hal ini berhubungan dengan menyimpan sebanyakbanyaknya
oksigen (()2) serta secepat mungkin mengeluarkan
zat asam arang agar kondisi tersebut tidak membahayakan tubuh
kita dari racun-racun tubuh yang bakal terindikasi pada saat
menahan nafas secara tidak tepat. Oleh sebab itu, di sini
dibutuhkan ketahanan saluran pernafasan yang prima serta
terganggunya sistema pernafasan secara tiba-tiba sehingga kita
tidak terbatuk-batuk. Konsentrasi akan terganggu apabila
sistema pernafasan kita kurang lancar dan mengalami banyak
hambatan.
Ruang lingkup pernafasan terdiri dari banyak cara di
dalam melatih dan mengoptimalkan kerja organ pernafasan
secara baik dan benar. Materi latihan terdiri dari melakukan
pemusatan pikiran dan fakus menenangkan pikiran saat
melakukan latihan pernafasan, Mengatur nafas mulai dari
menghela/menghirup nafas-menahan nafas- hingga
menghembuskan/mengeluarkan nafas secara tepat,
membusungkan dan mengempiskan dada, membuka dan
menutup mulut secara baik dan benar sehingga kondisi tersebut
apabila terjaga dapat melakukan pernafasan yang menyehatkan.
Pelatihan di atas membutuhkan sistema dan cara kerja
organ tubuh kita secara prima dan teratur dengan baik. Oleh
sebab itu, cara dan strategi melakukan pernafasan dibutuhkan
dalam bentuk latihan pernafasan ini. Secara tertruktur, cara dan
strategi pelatihan pernafasan dapat dijelaskan adalah sebagai
berikut:
Paru-paru sebagai organ tubuh dalam yang berfungsi
mengatur sistema pernafasan dan pertukaran zat-zat dalam
tubuh harus memiliki porsi kerja yang tepat. Hal ini berhubungan
dengan sirkulasi udara dari luar dan dalam tubuh menghasilkan
energi yang cukup. Sistema pernafasan memerlukan kerja organ
tubuh yang terdiri dari paru-paru, rongga hidung, mulut, anak
tekak, pangkal tenggorokan, dan kerongkongan merupakan organ
tubuh yang berfungsi pada sistema pernafasan.
Secara umum fungsi Pernafasan didukung oleh beberapa
saluran yang terdapa di dalam alat pernafasan yang terdiri dari
sebagai berikut:
ō€ø Nares Anterior adalah saluran yang ada di dalam lubang
hidung di mana saluran ini bermuara di dalam bagian rongga
vestibulum hidung.
SENI TARI 53
ō€ø Rongga hidung adalah saluran yang dilapisi selaput lendir
yang kaya akan pembuluh darah yang bersambungan dengan
sinus yang memiliki lubang ke rongga hidung.
ō€ø Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar
tengkorak persambungannya sama dengan usopagus berada
pada tulang rawan krikoid.
ō€ø Larinx (tengkorak0 adalah saluran yang memisahkan kolumna
vertebra yang berjalan dari saluran servikalia dan masuk ke
dalamnya masuk hingga trachea.
ō€ø Paru-paru ada dua. Alat ini merupakan alat pernafasan
utama. Paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah
kanan dan kiri dan di tengah terpisah oleh jantung beserta
pembuluh darah besar lainnya dan berbentuk kerucut apx
(puncak). Di atasnya muncul klavikula yang berada di dasar
leher. Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh
bulu-bulu vestibulum da karena permukaan lendir yang dilalui
menjadi hangat maka penguapan air permukaan lendir
menjadi lembab.
ō€ø Hidung menghubungkan sinus udara paranasa;is masuk ke
rongga hidung. Lubang-lubang nasolakrimal yang
menyalurkan ke rongga hidung dan lubang-lubang
nalasokrimal menyalurkan ke bagian dalam bawah rongga
nasalis hingga hidung.
ō€ø Proses tersebut berulang terus menerus dan berlangsung
secara bolak-balik antara udara O2 masuk kemudian zat
asam arang CO2 keluar.
Mekanisme kimiawi atau fungsi fisiologi pertukaran
oksigen(O2) dan carbonhidrat(CO2) ini merupakan proses utama
dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan, dan
gerakan pernafasan. Pernafasan eksternal atau pernafasan
melalui paru-paru O2 dihirup melalui hidung dan mulut, kemudian
disalurkan ke dalam trachea-pipa bronchial-pipa kapiler
pulmunaris. Dalam pengendaliannya sangat mempengarui
gerakan-gerakan olah tubuh, menari dan senam. Apabila pada
saat melakukan gerakan pernafasan paru-paru tidak boleh
menyimpang sehingga tidak timbul efek-efek negatif gerakan
tersebut di atas, kegiatan yang kita lakukan harus menggunakan
pengendalian keluar-masuk O2 dan co2 berjalan sedikit demi
sedikit dan secara perlahan-lahan. Cara melakukan pernafasan
adalah menyesuaikan irama gerak dengan teknik menghirup
udara pernafasan melalui hidung dan muut. Gerakan yang kita
lakukan semuanya harus benar. Contoh gerakan lembut
menggunakan pernafasan hidung, gerakan cepat dan tiba-tiba
54 SENI TARI
menggunakan pernafasan mulut. Gerakan yang dilakukan
berhubungan dengan kebutuhan jumlah udara yang dihirup agar
kita tidak terhindar dari kelelehan, dan hal ini dilakukan dengan
melalui menghirup udara perlahan, menahan, dan mengeluarkan
pada porsi kurang lebih 30 detik. Ekivalen gerakan dan
banyaknya udara yang dihirup seimbang, maka teknik gerak dan
konstruk gerakan menjadi mudah dihayati, dirasakan, dan
dituangkan ke dalam gerakan artistik. Banyak oksigen yang
dihirup dimanfaatkan untuk mencukupi enersi yang dibutuhkan
oleh tenaga gerak dan besar kemungkinan harus berhubungan
dengan tenaga yang harus dikeluarkan. Oleh sebab itu, masalah
energi yang dibutuhkan dengan banyaknya Oksigen yang dihirup
ekivalen dengan jumlah udara yang diproses melalui cukupnya
pernafasan yang dilakukan. Dengan demikian gerakan yang
dilakukan dapat dihayati tanpa terengah-engah. Hal ini ditandai
adanya jumlah udara yang dihirup apabila kuang dari jumlah
energi yang dibutuhkan, maka pada saat kita melakukan gerakan
merasa terengah-engah atau pada ujungnya dapat menyebabkan
kekurangan oksigen sehingga pingsan.
Tidak teraturnya pernafasan dengan efisiensi gerak yang
dilakukan menyebabkan efek ke dalam tubuh secara tidak
proporsional. Pernafasan yang tidak teratur menyebabkan
merusak tubuh dan anggota tubuh lainnya karena jumlah O2
yang dihirup dan CO2 yang dikeluarkan dapat mempengaruhi
reproduksi O2 dan cO2 secara kurang tepat pada akibatnya
tubuh kita keracunan zat. Apabila kebiasaan ini berlangsung terus
menerus mengakibatkan tubuh terasa sakit, sesak nafas, hingga
mengakibatkan gangguan jantung, lebih fatalnya dapat mendadak
susah bernafas atau anfal jantung. Hal ini akan dapat
mengakibatkan kematian.
Sirkulasi pernafasan diawali dari pertukaran gas dalam
darah pada saat pengambilan zat pembakaran (O2) pada saat
menarik nafas yang dilanjutkan pengedaran zat tersebut ke
seluruh tubuh dalam bentuk gelembung udara selanjutnya,
setelah ke luar dari paru-paru karbondioksida (CO2)
dihembuskan melalui cara mengeluarkan udara dengan cara
menghela nafas panjang dengan melalui sistema pernafasan
yang dilakukan sehingga anggota organ tubuh dalam kita
langsung meregang. Latihan pernafasan dilakukan dengan cara
memperbesar rongga dada dengan melakukan cara kerja otototot
organ dalam pada sistema pernafasan dengan membentuk
konstruksi sirkulasi udara melalui organ dalam alat pernafasan
SENI TARI 55
dengan cara menghela nafas panjang sehingga cara atau teknik
ini dapat menghasilkan pernafasan yang baik dan benar.
Pentingnya latihan pernafasan harus bekerja secara
sistematis, dengan melalui kerja praktis ke arah kerja paru-paru
mengembangkan bagian-bagian otot tertentu dalam menghirup
nafas, posisi hidung yang terbuka baik mulai dari katup hingga
pada ujung anak tekak sehingga rongga dada terbuka benar,
kemudian pada saat rongga dada mngempis kemudian tulang iga
bergerak sehingga memposisikan kerongkongan dan rongga
perut menutup hingga mendesak udara ke luar dari paru-paru
melalui hembusan nafas maka proses ini menjadi akumulasi kerja
otot-otot organ dalam pernafasan kita semakin terlatih dan
terbiasa. Dengan demikian terjadi kerja organ tubuh dalam
pernafasan kita secara teratur dan terbiasa menjadi salah satu
indikasi kerja pernafasan kita teratur baik.
Dalam latihan olah tubuh tidak hanya otot-otot organ
tubuh bagian luar kita saja yang dilatih, melainkan organ tubuh
bagian dalam juga harus dibiasakan terlatih sehingga otot-otot
dalam dan luar harus diregangkan secara seimbang.
Konstabilitas ini harus terjaga. Fungsi poernafasan dan
peregangan otot-otot baik organ bagian dalam maupun luar dapat
memperbaiki racun dan sel tubuh yang terpakai maupun terbuang
semakin menjamin kekuatannya. Hal ini pada akhirnya dapat
membantu intensitas energi tubuh untuk dapat melakukan
berbagai aktivitas secara maksimal dengan pemanfaatan yang
optimal.
Tugas:
1. Para siswa, kalian pasti telah memahami teks di atas.
Sekarang coba jelaskan pernyataan di bawah ini.
a. Zat apa yang dihirup kita pada saat bernafas,
sebaliknya zat apa yang kita keluarkan pada saat
bernafas.
b. Bagaimana cara kerja otot pada saat kontraksi atau
melakukan aktivitas gerakan.
2. Alat-alat pernafasan apa saja yang bekerja pada saat
manusia bernafas? Sebutkan salah satu yang memiliki
karakteristik untuk melakukan pernafasan pada manusia?
3. Adakah hubungan antara pernafasan yang kita lakukan
dengan pemanfaatan energi secara nyata dalam
kehidupan?. Bagaimana kinerja pernafasan dalam peran
aktivitas penggunaan energi tersebut. Jelaskan.
56 SENI TARI
Apakah kalian pernah mendengar slogan yang berbunyi di
bawah ini yakni.
DALAM JIWA YANG SEHAT TERDAPAT TUBUH YANG KUAT
Apabila slogan di atas dipahami secara sungguh-sungguh,
maka tubuh kita harus diberi pelatihan gerak yang menunjang
aktivitas dan vitalitas tubuh secara prima. Kesiapan kita untuk
melakukan berbagai gerakan mulai dari motif gerak yang
sederhana hingga pada gerakan yang memiliki tingkat kesulitan
gerak akan siap secara fisik. Dengan demikian tubuh mampu
melakukan gerak sesulit apapun.
Kesiapan tubuh untuk melakukan gerakan mulai dari
gerak sederhana hingga gerakan yang berteknik gerak tinggi
dapat dilekukan secara baik dan tanpa kesulitan. Oleh sebab itu,
persiapan tubuh atas pemanasan, pengembangan gerak hingga
pada gerakan tari maupun balet dapat dilakukan secara baik.
Secara umum uraian di atas dapat diperjelas mengenai
peran dan fungsi otot serta sendi serta beberapa prinsip dasar
gerakan yang dapat digunakan sebagai peragaan dalam Olah
Tubuh di masa akan datang.
Sumber: Koleksi Internet Sumber: Internet
Gb. 2.1 Pose penegangan otot perut Gb. 2.2 Penegangan otot perut
dan tangan serta kaki dan kaki
SENI TARI 57
Sumber: Internet
Gb. 2.3 Pose disain Kerucut
Penegangan terletak pada dada, dan paha(penari pi) penegangan pada dua
tangan, kaki ada (penari pa) Gb. 2.1 Sikap dan pose gerak tidaka ada kaki
terjadi ketegangan gb 2.2 Anggota gerak bagian bawah terjadi pegenagan
otot.bagian perut, dada, bagian skapula terjadi penegangan gb. 2.3
58 SENI TARI
2. Anatomi Permukaan
Berdasarkan porsinya, anggota
tubuh kita terbagi menjadi tiga
bagian yang terdiri dari anggota
gerak bagian atas (Caput),
anggota gerak bagian tengah
(Thorax) dan anggota gerak
bagian bawah (Ladix).
Gerakan secara umum terbagi
dalam tiga wilayah gerak.
Pembagian wilayah gerak meliputi
3 katagori gerak menurut Evelyn
Pearch adalah sebagi berikut,
anggota gerak bagian atas
(Caput) anggota gerak bagian
tengah (Thorax), dan anggota
gerak bagian bawah
(Ladix/Pedix). Selanjutnya, ke
tiga bagian anggota gerak
digunakan sebagai dasar tiap
bahasan gerak buku ini. Ciri
anggota gerak bagian tersebut
menjadi istilah buku ini.
Seorang pakar tari Pendidikan
dan tari Kreatif yakni Laban
menjelaskan anggota gerak
bagian kepala (Caput), tubuh atau
badan (Thorax) termasuk tangan,
kaki (Ladix) masing-masing
jangkauannya berbeda kebutuhan
ruang yang dimiliki. Faktor space
meliputi ruang gerak, misalnya
level, jarak/rentangan atau
tingkatan gerak. Faktor time lebih
diproyeksikan pada waktu,
misalnyai durasi gerak dan dan
faktor dynamics lebih menekankan
kualitas atau tekstur gerak,
misalnya gerak yang kuat, lemah,
elastis, aksentuasi, penekanan
(Ann Hutchinson, 1989:2).
Sumber: Buku Evelyn Pearch
Gb. 2.4 Anatomi Tubuh Manusia
SENI TARI 59
Anggota gerak di atas pada prinsipnya merupakan
kesatuan yang terpisah akan tetapi dapat bekerja sama dengan
baik. Masing-masing anggota gerak tubuh ini secara mekanistik
dapat bergerak secara sendiri-sendiri maupun bergerak secara
kordinatif.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.5 Pose satu kaki tumpuan dan rentang tangan
Perhatikan Gb 2.5 Tumpuan satu kaki dan rentang
tangan terdapat penegangan otot tangan dan paha.
Koordinasi Caput/anggota gerak atas menghadap
samping kiri. Kepala bisa menghadap depan, dan
badan mengikuti arah garis pandangan mata. (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari)
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.6 Berdiri Tegak
Perhatikan gb 2.6 arah hadap frontal seluruh anggota badan dn kepala ke arah
depan. Tangan kaki, tubuh tidak ada ketegangan (tention) otot anggota gerak
bagian atas, tangan dan kaki bawah relaks.(Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ)
60 SENI TARI
3. Dasar-dasar Peragaan
Seseorang yang terbiasa melakukan gerakan, tanpa
persiapan apapun. Pada jaman dahulu manusia bergerak untuk
naluri makan saja atau menyambung hidup. Akan tetapi sekarang
nilai bergerak menjadi berubah bahwa bergerak untuk kebutuhan
pemuasan batin, dan bangga untuk diri sendiri.
Pada dasarnya banyak persiapan yang harus dilakukan
apabila seseorang akan memulai bergerak untuk olah tubuh,
menari dan senam agar benar-benar fit. Persiapan menjelang
bergerak olah tubuh, menari dan senam dibutuhkan agar kita
menghindari dri berbagai kemungkinan yang timbul pada waktu
ke depan. Hal ini dipentingkan dalam kaitan dengan
pembentukan sikap, tubuh, dan mentalita serta psikis agar benarbenar
mampu menjalankan latihan dan kerja berat tubuh dalam
kaitan dengan aktivitas yang harus dilakukan tersebut.
Seseorang yang akan melakukan oleh tubuh, menari dan
senam penting mempersiapkan tubuhnya dengan gerakangerakan
pemanasan dan peregangan. Gerakan pemanasan
sebagai gerakan awal bertujuan untuk mempersiapkan yang
bersangkutan agar pada waktu ke depan telah siap menerima
gerakan yang sulit dan memiliki tantangan kesulitan gerak secara
periodik. Gerakan pelemasan dimaksud bertujuan untuk
mempersiapkan diri melakukan gerakan yang memiliki beban dan
gerakan yang banyak tantangan terhadap otot dan organ tubuh
secara mekanistik.
Gerakan pemanasan adalah gerakan ringan untuk
memperkenalkan organ tubuh kita dalam bentuk gerakan kecil,
gerakan pengenalan, gerakan untuk merangsang otot agar
mengenali kebutuhan gerak.
Gerakan pelemasan yang dimaksud adalah pelemasan
otot-otot dan sendi-sendi pada tubuh manusia. Sendi dan otot
diperkenalkan menerima rangsang gerak yang semula kaku dan
terasa kurang memiliki daya gerak, maka latihan pelemasan
menjdi salah satu rangsang otot dan sendi untuk dirangsang agar
tidak kaku lagi atau lemas. Target gerakan diperkenalkan untuk
memberikan rangsang awal bagi otot dan sendi. Tujuan ke depan
agar kita tidak mengalami kram.
Kepentingan gerakan pelemasan bagi orang yang telah
lama melakukan olah tubuh, menari dan senam pada dasarnya
telah dipahami. Bagi para pemula gerakan pemanasan sangat
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk pembniasaan agar
pemula tidak kaget dalam melakukan aktivitas olah tubuh, menari
dan senam pada kadar gerak yang berat dan memiliki tingkat
SENI TARI 61
kesulitan gerak yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk memberikan
stimulus terhadap kemampuan gerak pemula dalam
hubungannya dengan kebiasaan melakukan gerakan yang
memiliki mtingkat kesulitan gerak tinggi, gerakan tiba-tiba, serta
gerakan yang bersifat memerlukan kekuatan otot.
Di sisi lain, kebutuhan pelemasan otot dan sendi
dibutuhkan untuk tujuan memperkenalkan perubahan sturtur otot
dan sendi secara cepat. Sebagai contoh, gerakan oleh tubuh, tari,
dan senam butuh kekuatan otot dan sendi secara jelas.
Penghayatan gerak tari membutuhkan penghayatan yang dalam
atas kemampuan rangsang otot dan sendi secara cepat.
Penguatan ekspresi gerak, ketahana gerak dalam kaitan dengan
penguasaan gerak, hingga bagaimana struktur gerak yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi kecepatan dan ketahanan
gerak agar memiliki kemampuan berubah maka di sini
membutuhkan rangsang otot dan latihan sendi secara signifikan.
Tubuh manusia yang hidup membutuhkan rangsang gerak
berhubungan dengan kekuatan organ tubuh seperti paru-paru,
jantung, otot, sendi dan tulang secara maksimal. Korsinasi gerak
hubungannya dengan organ tubuh seperti disebut sangat erat
dan saling menunjang. Organ tubuh secara langsung
berhubungan dengan gerak maka terkait juga dengan otot, sendi,
tulang, serta pernafasan yang dalam hal ini paru-paru, serta
ketahanan gerak yang dalam hal ini jantung.
Untuk mendapatkan keterampilan gerak orang yang
melakukan ollah tubuh, menari dan senam salah satunya adalah
mempersiapkan kerja organtubuh secara prima dan
menempatkan peran fungsi kerja organ tubuh pada upaya untuk
melatih dan menciptakan kelenturan dan kekuatan otot,
memperkuat persendian, meningkatkan sensitifitas syarat
melalaui peregangan otot, mempersiapkan kekuatan persendian
dan tulang agar mampu menopang gerak dan rangsang kerja otot
secara maksimal, mempersiapkan kerja sinergis pernafasan agar
mampu mengembang tugas melakukan, mempertahankan, dan
membuat gerakan menjadi berkualitas dan memiliki intensitas
yang tinggi terhadap rangsang gerak itu sendiri.
Dalam melakukan olah tubuh, menari dan senam yang
bersangkutan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ō€ø Porsi latihan bertahap, dimulai dari gerakan yang ringan ke
berat.
ō€ø Sebelum melakukan gerakan harus melakukan gerakan
pelemasan
ō€ø Memahami pengetahuan tentang otot dan sendi.
62 SENI TARI
ō€ø Olah tubuh, menari dan senam dilakukan dari bagian per
bagian atau dari konstruk ke konstruk ragam gerak.
Apabila latihan olah tubuh, menari dan senam dilakukan
secara terprogram dan rutin, maka yang bersangkutan akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut jelas bahwa
berhubungan dengan koalitas gerak dan ketahana otot dan sndi
secara prima. Masalah kesiapan tubuh seorang penari, pesenam
dalam kenyataan harus mampu mengatur kegiatan yang baru
dilakukan kemudian dilakukan lagi gerakan peregangan. Gerak
peregangan diperlukan sebagai normalisasi terhadap verja organ
tubuh dan alat pernafasan sehabis melakukan gerakan yang
bersifat tiba-tiba, gerakan yang memiliki beban, dan gerakan yang
membutuhkan penghayatan khsusu untuk jenis karakter gerak
tertentu.
Gerakan peregangan dilakukan sebagai bentuk
penormalan kembali kebugaran tubuh adalah sebagai tindak
lanjut atas ketegangan-ketegangan organ tubuh estela
melakukan verja berat dan verja keras. Normalisasi dilakukan
dalam Proxy yang tidak perlu intensitas tinggi. Hal ini bertujuan
agar ketegangan otot dan sndi jangan meningkat lagi.
Peregangan otot tubuh memiliki tempat berpegang pada
tulang. Ujung bagian otot seperti tali atau pipih (urat/tendo)
biasanya menentukan letak dan daya lekat serabut ototnya. Otot
dalam bentuk tendo yang panjang menempatletakan anggota
badan mudah digerakan. Pada persendian origo atau serabut
yang pipih yang terletak pada tulang berada di bagian prosimal,
sehingga tulang prosimal pada persendian menjadi akibat dari
kerja otot lain. Dengan demikian terjadi peregangan yang
menyebabkan kekuatan dan ketahanan serabut otot dalam
kondisi gerakan berat telah dilakukan.
Hubungan arah tarikan otot dengan persendian dapat
menyebabkan fleksio, adductio atau rottatio pada sebuah
persendian ditentukan oleh hubungan antara arah tarikan otot
dengan arah gaya gerak yang dalam posisi kontraksi. Contoh
adanya arah tarikan berada di bagian anterior dapat terjadi pada
extentio di tungkai bawah. Kontraksi otot dengan tarikan yang
berada di bagian sendi siku akan terjadi flextio pada lengan
bawah.
Sebuah otot yang menarik dengan arah tarikan ke arah
lateral pada sendi paha akan terjadi gerakan tungkai ke arah
sendi paha tergolong pada sendi peluru yang memiliki tiga sumbu
gerak. Tarikan otot lateral pada lengan bawah tidak mungkin
SENI TARI 63
terjadi oleh karena sendi siku agar mempengaruhi gerak engsel
.Melalui penjelasan tersebut, bahwa sendi aniaxial hanya akan
terjadi gerakan flextio dan extentio saja.
Hubungan tarikan otot dengan persendian perlu mendapat
perhatian terutama pada jenis persendian yang memiliki tiga
sumbu gerak. Kondisi yang sering terjadi bahwa gerakan pada
saat itu disebabkan oleh adanya kontraksi kerja flextior, setelah
titik pusat gerak sendi bekerja sebagai abductor maka sendi yang
memiliki tiga sumbu gerak harus diperhitungkan kemungkinan
terjadinya gerakan sampingan yang dapat terjadi apabila
diinginkan. Gerakan anggota tubuh yang murni memiliki
ketepatan dalam mewujudkan satu kemurnian gerak dari anggota
tubuh tertentu.
Aktivitas manusia yang segudang jumlahnya membuat
yang bersangkutan semakin repot dan faktor kelelahan
menderanya. Unsur kesibukan yang ada dan kelelahan diri yang
dimiliki akan terasa dinikmati apabila kita melakukan pembiasaan
kegiatan yang mampu menjunjang kesehatan dan kebugaran
tubuh.
Faktor yang dihadapi oleh seseorang yang sibuk dan
kelelahan adalah dengan melakukan kebiasaan aktivitas
kesehatan dan kebugaran tubuh secara serius dan menerapkan
kebiasaan latihan yang dapat memberikan manfaat secara baik
dan benar. Oleh sebab itu, di sini dibutuhkan adanya aktivitas
berupa kegiatan rutin yang dapat membentuk dan menstabilkan
kondisi tubuh tetap prima dan stabil.
Sebagai ilustrasi: dapat digambarkan di sini, ketika
sekelompok anak-anak sedang melakukan aktivitas permainan
secara bersama-sama. Mereka menarik nafas dan
menghembuskan nafas sekencang-kencangnya tanpa
menghiraukan berbagai akibat yang ditimbulkan. Kebiasaan yang
dilakukan tanpa diperhitungkan oleh anak yang bersangkutan.
Manfaat yang diperoleh anak tersebut adalah kekuatankekuatan
yang dihasilkan ditunjukan untuk berbagai kompetisi
yang masing-masing tonjolkan. Anak-anak terbiasan melakukan
kompetisi ini dengan cara dan aturan main yang disepakati
bersama. Hal ini seperti dapat dilihat pada gambar di bawah yang
menunjukan bahwa sekelompok anak melakukan lompatan
bersama untuk meraih jangkauan tertinggi dan terjauh pada saat
menceburkan diri ke sungai secara spontan.
Kemampuan manusia untuk bergerak dan pindah tempat
memerlukan gerakan. Gerakan memungkinkan adanya
kerjasama antara rangka dan otot. Otot yang menempel pada
64 SENI TARI
tulang atau rangka satu dengan lainnya menghubungkan tulang
dengan kulit. Otot memiliki daya kontraksi. Oleh sesb itu otot
disebut alat gerak aktif sedang tulang disebut alat gerak pasif.
Tabel Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan
Gerak
Teknik Gerak Kelenturan Peniruan Gerak
TEKNIK GERAK :
merupakan cara
dan aturan di dalam
melakukan gerakan
yang dituntut sesuai
dengan alur dan
proses gerak
dengan tidak
menyimpang
kepada konstruksi
struktur anggota
tubuh dengan
didasarkan kepada
kemampuan
ketahanan,
kecepatan serta
keseimbangan
gerak itu sendiri
KELENTURAN :
merupakan ekspresi
gerak dalam bentuk
kemampuan
fleksibilitas di dalam
mengembangkan
dan menirukan
gerak dengan
ditunjang adanya
keterampilan
mahasiswa dalam
rangka
mengelaborasi
unsur-unsur
ketahanan,
kecepatan dan atau
keseimbangan
PENIRUAN
GERAK :
merupakan
kemampuan untuk
mengadaptasikan
teknik, cara dan
proses melakuan
gerakan sesuai
model yang
dicontohkan
SIKAP TUBUH :
merupakan
konstruksi ideal
bentuk/struktur
tubuh baik dalam
posisi diam maupun
bergerak, sikap ini
sangat baik dan
benar disesuai
dengan pada saat
mahasiswa
melakukan
teknik/cara bergerak
sesuai dengan
diinstruksikan
ataupun kebutuhan
INTENSITAS :
merupakan
kekuatan dari tata
dan cara
mahasiswa
melakukan gerak
sesuai proses dan
alur secara
aje/kontinyu
KETEPATAN :
merupakan ukuran
atau staandar
gerakan yang
disesuaikan dengan
gerakan dimana
mahasiswa
diharuskan untuk
dapat melakukan
penyesuaian gerak
dengan cara
peniruan gerakan
seperti gerakan
yang diinstruksikan
oleh dosen
SENI TARI 65
lain yang
berhubungan
dengan tuntunan
yang diharapkan
STRUKTUR
GERAK :
merupakan aturan
dan proses dimana
dalam aktualisasi
disesuaikan dengan
kebutuhan gerak
dimana salah satu
atau bersama dari
anggota tubuh
tersebut digerakan
KWALITAS
GERAK :
merupakan standar
maksimal
kemampuan
gerakan yang
dituntut untuk
melakukan
kolaborasi gerak
dalam rangka
memenuhi
ketahanan,
kecepatan dan
keseimbangan
gerakan yang
diekspresikan
INTERPRETASI
GERAK :
merupakan medium
bagi mahasiwa di
dalam menafsirkan
gerakan model ke
dalam elaborasi
gerakan berikut
sesuai dengan
kemampuan dan
teknik mahasiswa
yang bersangkutan
VARIASI GERAK :
merupakan bentuk
pengembangan
gerakan dalam
upaya menjajagi
seberapa
jauh/kreatif
kemampuan
elaborasi gerak
mahasiwa ke dalam
bentuk gerak baru
Tabel 2.1 Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan Gerak
66 SENI TARI
Di bawah ini beberapa contoh gerak hubungannya dengan
kelenturan, dan peniruan gerak sebagai berikut.
Sumber: Koleksi Pribadi Sumber: Koleksi Pribadi
Gb 2.7 Koordinasi 2 peraga Gb. 2.8 Koordinasi 3 peraga
Sumber: Koleksi Pribadi
Gb. 2.9 Sinkronisasi 2 peraga Satu peraga memegang pangkal perut
Kontraksi tarikan otot kaki dan tumpuan jari menjadi tumpuan Gb. 2.7-2.8.
Kontraksi tubuh ketiga penari terlihat pada organ punggung, kaki dan perut, jari
kaki dan tangan Gb. 2.9 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 67
Ilustrasi gambar di atas pada dasarnya sebagai bentuk
latihan sederhana dimana sekelompok anak melakukan aktivitas
menarik nafas secara sederhana, kemudian melepaskanya dalam
bentuk kompetisi lompatan-loncatan dalam meraih jangkauan dan
tujuan.
Peragaan lain yang dapat dilakukan melalui cara sebagai
berikut analisis butir-butir gerakan dengan menempatkan
konstruksi latihan ke arah sasaran di bawah ini
Gambar menunjukan kontraksi otot
pelvis dan anggota gerak bagian bawah
serta pelemasan pada anggota gerak
tangan. Gb. 2.10 ini menekankan
anggota gerak bagian bawah terjadi
kontraksi secara keseluruhan dan otot
pelvis, perut dan kaki.
Sumber Internet
Gb. 2.10 Tendangan ke depan bertumpu satu kaki
Tugas:
Siswa-siswa telah pahami uraian di atas, bukan? Lakukan
sekarang.
4. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan
rangkaian dengan berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan
berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4
motif gerak lagi.
5. coba kalian buat rangkaian gerak dengan prinsip pada
tabel rangkaian gerak seperti pada tabel 2.1!!
68 SENI TARI
B. Bentuk Tubuh terbaik ANDA
Secara umum Chrissie GM membagi bentuk tubuh kita
menjadi 3 bentuk. Adapun bentuk tubuh dimaksud adalah
sebagai berikut.
1. Bentuk Apel,
Bentuk tubuh berciri Apel dimiliki oleh seseorang yang
menyimpan lemak pada bagian tubuh anggota gerak bagian
tengah, mulai dari dada hingga pinggul. Ciri bentuk tubuh
seperti ini memiliki kecenderungan tubuh bagian luar dan
dalam terkesan bulat. Tipe apel memiliki resiko terserang
diabetes, stroke, tekanan darah tinggi, dan penyakit ginjal.
Orang-orang yang bertipe bentuk apel perlu latihan gerakan
dalam bentuk lari-lari jarak jauh, latihan gerak naik turun
tangga secara rutin, dan menahan bentuk latihan olah tubuh
dengan konsentrasi pada pengencangan perut, dada, dan
paha. Hal ini akan berdampak kepada resiko kesehatan
tubuh bagian tengah dan membuat penampilan menjadi
berbeda.
Anggota gerak bagian atas dan bawah kurang banyak
terpengaruh oleh bentuk tubuh semacam ini. Biasanya
anggota gerak yang banyak dipengaruhi adalah anggota
gerak bagian tengah. Kecenderungan bentuk tubuh seperti
ini biasanya memiliki kegiatan yang berhubungan dengan
senam-ritmik. Kegiatan jenis ini membantu aktivitas
mengekspresikan anggota gerak bagian tengan secara
maksimal. Adapun sasaran gerak yang dicapai juga
melibatkan anggota gerak bagian bawah semakin lincah,
perpindahan posisi dan sikap lebih efektif dikembangkan
melalui senam ritmik. Oleh sebab itu senam menjadi pilihan
orang yang memiliki bentuk tubuh semacam ini Gb. 2.11.
Gb 2.11 Bentuk Apel memiliki
ketebalan tubuh(peraga)
(Koleksi Rahmida dan Bambang
Jurusan Tari UNJ)
Sumber Koleksi Pribadi
SENI TARI 69
2. Bentuk Pir,
Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh semacam ini
biasanya menimbun lemak di bagian pinggul, paha, dan
betis. Bentuk tubuh ini lebih memilih kegiatan yang
berhubungan dengan tarian, bersepeda, atau senam
sebagai pilihan yang mungkin melelahkan. Orang-orang
berbentuk tubuh seperti per memiliki pinggul yang lebih
lebar dibandingkan dengan lebar bahu.
Kecenderungan orang yang memiliki bentuk tubuh per
bagian atasnya terlihat langsing dan kurang proporsional,
karena idealisme bentuk tubuh dan kondisi badan kurang
harmonis. Dengan demikian kurang sesuaian bentuk tubuh
bagian atas dan bawah menjadi kendala dalam melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan kelincahan, dan
reflektivitas gerak yang lebih taktis dan terampil.
Resiko penyakit yang ada pada orang yang memiliki bentuk
tubuh pir lebih sedikit dibandingkan bentuk tubuh apel.
Dalam penampilan, bentuk tubuh pir kurang percaya diri.
Hal ini terkadang memberi stimulus yang kurang positif bagi
orang yang memiliki bentuk tubuh pir. Biasanya sering
frustasi, karena orang tipe tubuh pir sangat sulit untuk
memperbaiki idealisme bentuk tubuh Gb. 2.11
r
Sumber Koleksi Pribadi
Gb 2.12 Bentuk Pir lebih langsing(peraga)
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
70 SENI TARI
3. Bentuk Tongkat
Orang-orang yang memiliki bentuk tubuh tipe tongkat
memiliki pinggang yang lebih kecil dibandingkan dengan
bentuk pinggulnya. Orang yang memiliki tipe tubuh ini
dikatakan kurus, langsing, dan ceking. Mereka yang bertipe
pinggul kecil seperti ini tidak kelebihan berat badan. Dalam
skala ukur yang klasik, pinggang yang lebih besar
dibandingkan dengan pinggulnya dapat mempengaruhi cara
aktivitas dan pada selanjutnya apabila mengalami
perkembangan bentuk badan orang tipe ini akan berbentuk
seperti tipe apel.
Beban berat yang susah dihilangkan adalah orang tipe
bentuk tongkat sangat sulit dan sangat lama mengurangi
berat badan secara proporsional. Oleh sebab itu kegiatan
menari sangat dianjurkan untuk tipe bentuk tubuh ini, atau
menggunakan alat kesehatan yang memiliki resistensi untuk
mengurangi berat badan untuk bentuk tubuh yang memiliki
kegemukan di daerah pinggul.
Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki
tipe bentuk badan seperti ini adalah menari, jalan cepat,
bersepeda, dan aktivitas dengan menggunakan alat
pelangsing pinggul.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb 2.13 Bentuk tongkat lebih kuruslagi(peraga)
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 71
Dalam perkembangan jaman seperti Semarang ini,
masalah yang terjadi di masyarakat Ɣdalah bahwa
kecenderungan banyak wanita berusaha untuk memiliki tubuh
yang ideal dan sempurna. Idealisme wanita untuk dapat memiliki
bentuk tubuh yang diharapkan Ɣdalah bahwa kebutuhan bentuk
tubuh yang sempurna menjadi idaman banyak wanita.
Di camping idealisme bentuk tubuh wanita menjadi
idaman banyak wanita, bentuk pinggul dan paha juga jadi pilihan
lain agar tubuh wanita menjadi tidak gamang atau canggung
apabila keseluruhan posturnya menjadi idaman banyak kaum
lelaki. Kecenderungan pilihan postur yang dapat didentifikasi
yakni bahwa masalah bagian tubuh yang lebih tabal biasanya
lemak, dan ketebalan lemak yang ada biasanya susah diubah
bentuknya.
Beberapa orang yang memiliki pinggul dan tulang pinggul
yang lebih lebar sehingga tidak ada latihan yang dapat atau
mampu mengubah struktur dasar tulang yang dimiliki oleh mereka
yang bertulang pinggul tabal. Identifikasi bentuk tubuh ini
kaitannya dengan porsi tubuh yang ideal berhubungan juga
dengan bentuk pinggul dan paha yang harmonis. Klasifikasi tipe
tubuh lainnya yakni somatotif dibedakan berdasarkan
kecenderungan yang dimiliki adanya otot dan lemak yang
menempel dalam tubuh atau tulang.
Beberapa studi yang membedakan bentuk tubuh wanita yang
menunjukan bentuk tubuh dan keharmonisannya. Keharmonisan
bentuk postur tubuh dimaksud secara umum dapat dibagi menjadi
3 golongan (Chrisie G-Mundy) yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Bentuk ektomorf
Mereka yang memiliki bentuk tubuh seperti ektomorf
dicirikan adanya bentuk tubuh yang panjang dan tinggi.
Orang orang tipe tubuh seperti ini cenderung sulit
menambah berat badan.
Bentuk tubuh seperti ini biasanya dimiliki oleh orang-orang
yang berprofesi foto model, penari, pesenam, dan pejalan
kaki atau pelari jarak jauh. Upaya meningkatkan berat
badan Sangay sulit dilakukan oleh wanita bertipe ini.
Orang-orang yang memiliki tipe bentuk tubuh seperti ini
Sangay sedikit.
2. Bentuk Mesomorf
Bentuk tubuh seperti mesomorf dicirikan dapat
membentuk otot dengan cepat. Kecenderungan orang
yang berbentuk tubuh mesomorf pendek dan gemuk.
72 SENI TARI
Orang-orang tipe tubuh mesomorf cenderung kuat dan
sulit untuk mengurangi berat baan. Kapabilitas menambah
berat badan melalui banyak aktivitas yang dilakukan.
Bentuk tubuh mesomorf biasanya menunjukan berat
badan yang lebih besar saat berdiri di atas timbangan, hal
ini terjadi disebabkan perbandingan jumlah otot lebih
banyak dari pada jumlah lemak di dalam tubuh. Minat
kegiatan yang dimiliki oleh orang-orang tipe ini berprofesi
orang yang senang senam ritmik, wanita yang berprofesi
olah ragawati, wanita yang banyak aktivitas duduk terus
menerus dalam aktivitas kerjanya. Upaya penambahan
berat badan, penyaluran energi, dan pemanfaatan
melakukan Olah tubuhnya lebih ditujukan untuk
kebugaran, kesehatan, dan memenuhi peluang waktu
yang cukup panjang.
3. Endo MOrf ahila bentuk tubuh yang berpresentase lemak
sedikit. Hal yang harus diingat bahwa mempertimbangkan
bentuk tubuh yang bersumber pada 3 katagori, seperti
disebut di atas bentuk tubuh terakhir adalak Endomorf.
Bentuk tubuh endomorf dimiliki oleh orang-orang yang
cenderung memiliki presentase lemak tubuh yang lebih
tinggi dan membutuhkan banyak waktu yang lebih lama
untuk mengurangi lemak tubuh. Berat badan yang dimiliki
menunjukan lebih besar. Mereka berdiet dan rajin berolah
raga. Mereka memiliki otot yang lebih lembut dan daya
tahan tubuhnya lebih constan dibandingkan dengan ke
dua bentuk tubuh di atas.
Tugas:
Para siswa bentuk tubuh manusia bermacam-macam. Bagaimana
bentuk tubuh kalian sendiri. Coba sekarang lakukan gerakan
yang sesuai bentuk tubuh kalian.
1. Ambil posisi berdiri sempurna, Coba lakukan gerakan
rangkaian dengan berpatokan pada gambar 2.5, 2.6, dan
berikutnya sesuai keiningnan kalian dengan merangkai 4
motif gerak lagi.
2. Coba kalian lakukan gerakan sesuai beberapa motif pose
yang ada dalam gambar-gambar motif bentuk tubuh pada
uraian buku ini. Gerakan lain dapat kalian lakukan melalui
gabungan antara bentuk tubuh dengan prinsip pada tabel
rangkaian gerak seperti pada tabel 2.1!!
SENI TARI 73
C. Teknik Gerak melalui Pengolahan dan Pelenturan Tubuh
1. Kesiapan Tubuh dan Pengolahan Otot
Dalam bagian yang mempelajari anatomi, ilmu urai yang
mempelajari suatu bangun atau bentuk dengan uraian-uraian ke
bagian–bagian yang melandasinya. Ilmu urai gerak dapat dibagi
ke dalam alat gerak pasif dan alat gerak aktif yakni otot-otot tubuh
kita.
Kita diharapkan mempelajari sifat-sifat jaringan otot.
Jaringan otot memiliki daya elastisiteas (pegas daya kerut, dan
daya ulur. Daya pegas atau elastisitas dan daya kerut yang
dimiliki satu jaringan otot menyebabkan otot bersifat elastis.
Apabila kekuatan daya elasitas terhenti, maka otot yang
bersangkutan akan kembali pada keadaan panjang semula.
Menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, otot
dapat mengkerut hingga setengah panjang normalnya. Panjang
serabut otot yang dapat mengkerut struktur otot akann
mempengaruhi tingkat kependekannya.
Perbedaan struktur susunan otot yang melekat pada sendi
atau tulang membedakan tingkat klasifikasi kemampuan
mendatangkan enersi agar mampu bergerak khususnya di dalam
rangka. Dengan demikian apabila terjadi peregangan, maka
kontraksi otot akan cepat kembali semula.
Kemampuan otot untuk mengkerut dan meregang mampu
menghadirkan enersi terutama untuk memenuhi kebutuhan gerak,
dengan itu kapasitas gerak yang mampu dikembangkan oleh otot
dalam menjelajah intensitas gerak yang mampu dilakukan
menjadi bentuktersendiri ketahanan, kelenturan , dan intensitas
otot dalam menghadirkan sumber gerakan.
Dalam upaya menyusun ragam-ragam gerak secara utuh
harus dikordinasikan antar anggota gerak dengan anggota gerak
lainnya. Elemen gerak yang mampu dengan cara menyusun pola
dan kordinasi gerak, maka gerakan yang timbul menjadi gugus
gerakan yang terangkai secara alami. Menurut pengolahan
elemen-elemen dasar maka pola gerak dapat terangkai melalui
kordinasi.
Untuk keperluan olah tubuh, tubuh sebagai alat gerak.
Gerakan-gerakan tertentu dapat dikembangkan melalui gerakgerak
dasar tubuh secara teknis. Kemampuan dan kelenturan
yang dapat dilakukan bergantung dari kebiasaan, ketepatan, dan
rangsang gerak yang sering digunakan secara intensif.
Elemen gerak dipelajari dalam bentuk ragam-ragam gerak
pada suatu tarian. Pada pengetahuan olah tubuh, gerak dilakukan
berdasarkan rangsang gerak baik yang datang dari otot tak sadar
74 SENI TARI
yang disebut otot badan. Jaringan otot yang membentuk alat
gerak kita bersifat aktif. Otot tersebut merupakan pembawa
kontraksi yang sangat besar.
Pembawa kemungkina gerak dimaksud disebut miofibril
yang terdasap di dalam sel-sel otot yang dibedakan menjadi 3
yakni otot polos merupakan otot pembelah yang bertugas
mempertahankan kontraksi. Otot sarang lintang membentuk otot
yang cepat kontraksinya. Kerja otot ini bekerja menurut kemauan
kita. Otot jantung membentuk jaringan jantung, dan merupakan
media diantara otot polos dan otot badan.
Untuk mempertegas bahwa elemen gerak yang digunakan
untuk pendorong aktifnya otot dalam memberikan aset intensitas
gerak, perlu dipelajari elemen gerak yang ada hubungannya
dengan elemen gerak pada sikap dasar badan kita kaitannya
dengan latihan olah tubuh.
Elemen dasar yang perlu diketahui untuk kepentingan
olah tubuh sebagai berikut adalah Sikap Jongkok, Nungging,
Kangkang, Jinjit, dan duduk serta tiduran (Anonim: 1989, 4-18).
Beberapa contoh sikap gerak dasar yang pada selanjutnya
digunakan sebagai landasan kordinasi gerak dapat dilihat melalui
gambar-gambar dibawh ini adalah sebagai berikut:
Sumber Koleksi Pribadi
Perhatikan Gb. 2.14 Posisi tidur terlentang dan penegangan otot kaki, perut,
Tangan.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 75
Sumber Koleksi Pribadi
Perhatikan gambar Duduk santai, kontraksi kaki menarik pangkal kaki ke depan
ke belakang Lihat gambar 2.15 A
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Peragaan gerakan yang ditujukan ke anggota gerak
bagian bawah perlu dilakukan. Hal ini untuk mencegah agar tidak
kram atau kesemutan. Tujuan pemanasan dilakukan untuk
anggota gerak bawah untuk meopang kemampuan kaki sebagai
penyangga dan melakukan aktivitas berhubungan dengan
perpindahan tempat dan teknik jalan, lompat, loncat.
Latihan dilakukan dengan menekuk kaki ke atas-ke
bawah, meluruskan-menekuk kaki, serta lari di tempat maupun
lari pemanasan dengan mengelilingi area latihan. Lihat latihan di
bawah ini sebagai contoh yaitu jongkok berdiri.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.15 B Sikap ketegangan paha pada sikap Jongkok
Motif jongkok memperhatikan posisi kaki jinjit. Sikap ini diteruskan berdiri
kembali kejongkok, diulang berkali-kali Tumpuhan berat badan pada ujung kaki.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
76 SENI TARI
Lakukan beberapa gerakan berasal dari sikap dasar di atas
beberapa menit. Latihan gerak bertumpu pada pelemasan badan
dengan cara membongkokkan dan tegakkan badan, jinjit dan naik
turun, serta memainkan salah satu kaki dengan bertumpu pada
kaki penyangga kanan dan kiri secara bergantian.
Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk
persiapan tubuh dan anggota gerak bagian bawah.
Sumber Koleksi Pribadi
Sumber Koleksi Pribadi
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar dalam sikap Nungging dapat dilakukan gerakan melibatkan pinggul dan
kepala mengulur ke bawah, lutut tetap lurus. Kedua tangan membuka kedua
kaki jinjit. Gerakan dapat dilakukan dengan melakukan tarikan anggota tubuh
bagian tungkai dan kepala tegap, agar tidak pusing. Pada gerak dasar berikut
Kedua kaki jinjit angkat kedua kaki ke atas berkali kali Gb. 2.16-2.18
Perhatikan gambar sikap di atas tetap santai, Kontraksi pada kaki.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 77
2. Pemanasan dan Gerak Dasar
Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa
pemanasan atau pengenalan gerak dilakukan pada tahap yang
paling awal. Gerakan gerakan yang dilakukan merupakan
gerakan yang berhubungan dengan pengenalan gerak.
Porsi gerakan pemanasan lebih diutamakan untuk
pengenalan gerak terhadap rangsang otot yang berada pada
daerah setempat dimana gerakan tersebut ditujukan. Gerakan
lebih difokuskan pada tujuan gerak untuk merangsang otot yang
berhubungan dengan sentral gerakan.
Pada gerakan pemanasan lebih khusus untuk
merangsang sensori otot yang paling utama pada sentral gerak.
Dengan demikian terjadi penciptaan gerak dasar pada anggota
gerak bagian dimaksud. Secara pintas beberapa gerakan
pemanasan dapat dilakukan mencakup pada bagian anggota
gerak tertentu serta untuk tujuan tertentu pada sesnsori gerakan
yang ada.
Beberapa tip gerakan pemanasan dapat diuraikan adalah
sebagai berikut:
a. Gerak anggota gerak bagian atas atau kepala (Caput)
terdiri dari gerakan mengangguk-anggukan dan
menengadahkan kepala, menggeleng-gelengkan kepala,
memiringkan kepala ke samping kanan dan kiri, serta
memutar kepala ke arah kanan dan kiri melingkar 360
derajad secara teratur.
b. Gerakan kepala di atas, dimulasi gerakkannya dapat
dilakukan pada saat tubuh sedang duduk, berdiri dengan
merapatkan ke dua kaki dengan tangan sikap sempurna
dan lepas ke bawah, atau posisi kaki kangkang dengan
membuka pada posisi yang ideal sesuai kebutuhan bagi
yang melakukan.
c. Pada pola latihan pemanasan gerak berikut dapat
dilakukan terutama hubungannya dengan gerakan kaki.
Kaki dari posisi berdiri sempurna kemudian jongkok,
menungging, berdiri. Posisi thorax megikuti gerakan atau
mengisi sinkronisasi gerak dalambentuk tangan di
pinggang, atau memposisikan berada menjulur ke depan.
78 SENI TARI
Perhatikan contoh pose yang menunjukan latihan untuk
persiapan tubuh dan anggota gerak bagian bawah.
Sumber Koleksi Pribadi
Perhatikan gambar Gb. 2.19 Salah satu contoh gerakan pada
latihan sinkronisasi kedua kaki menekuk tangan menjulur ke
depan dada
Perhatikan gambar tekukan kaki merendah santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.19
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
d. Gerak latihan pemanasan berikut dapat dilakukan dengan
gerakan pada pola senam lantai. Porsi tubuh dan bagian
anggota gerak berada pada posisi di atas lantai secara
maksimal. Ketentuan umum yang dapat digarisbawahi
adalah bahwa dominasi gerakan berada pada level
bawah, lebih dominan di atas lantai, dan perkembangan
gerak dan variasinya lebih diutamakan untuk tujuan
penguatan otot tertentu pada sasaran gerak dimaksud.
Adapun jenis dan macam gerakan dapat diuraikan adalah
sebagai berikut:
SENI TARI 79
Apabila kalian memerlukan alas untuk landasan,
siapkanlah peralatan tersebut, kemudian porsi gerak
lakukan mulai dari tidur sempurna, angkat salah satu kaki
ke atas sehingga membentuk sudut 90 derajad secara
bergantian antara kaki kanan dan kiri. Lakukan gerakan
tersebut beberapa kali, kemudian ubah variasi gerakan
Lipat kedua kaki dan lurudkan kembali. Gerakan tersebut
lakukan beberapa kali. Latihan ini untuk tujuan penguatan
pelvis atau pinggul kita. Di sisi lain sasaran gerk juga
untuk kebutuhan penguatan otot kaki mulai dari anggota
gerak bagian bawah(ladix) hingga pangkal pinggul.
Gerakan berikut adalah lipat kaki dan gulingkan ke arah
sisi lawan dari bagian kaki dilipat, gulingkan ke arah
samping kanan dan kiri secara bergantian. Latihan ini
ditujukan untuk penguatan otot bagian paha dan pinggul
secara sinergis. Lihat gambar di bawah ini menunjukan
bentuk latihan yang dilakukan.
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.20 Tidur posisi kaki satu dilipat ke dalm
Perhatikan gambar Tiduran sambil mengangkat kaki sebelah membentuk kaki
bagian bawah sejajar tubuh. Kontraksi kaki dan perut dengan menari dan
meletakan kembali kaki posisi tidur lurus. Lihat gambar 2.20
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
80 SENI TARI
Perbedaan gerakan dapat dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kontraksi otot pinggul dapat
dirasakan. Hal ini dengan melakukan gerakan sebagai
berikut.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.21 Kaki kanan di lipat direbahkan
ke sisi kiri dari posisi dasar
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.21 (Koleksi
Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
e. Gerak latihan pemanasan berikut dapat dilakukan dengan
melakukan laihan gerakan dengan posisi awal duduk
sempurna, buka kaki lebar sehingga membentuk posisi 90
derajad atau lebih. Anggukan kepala, badan, dan lipat
punggung semaksimal dapat dilakukan. Arag gerakan
badan adalah membungkukan sesuai lebar kaki.
Pembagian porsi arah gerakan menurut kita sesuai
dengan pola gerakan yang sarankan untuk beberaka kali
gerakan dan diulang secara terstruktur. Sasaran gerak
ditujukan untuk penguatan otot pinggang, Pinggul (pelvis),
dan otot kaki pada saat meregang dan menegangkan otot
bagian Paha (Femur), Betis (Febula).
Kecermatan gerakan dan cara merasakan
kontraksi otot harus dihayati. Hal ini menjadi dasar
bagaimana merasakan gerakan agar dapat dilakukan baik
dan benar. Cara tersebut dengan tujuan untuk
menghindari terjadinya salah urat dalam melakukan gerak
dimaksud.
Secara akumulasi kedua gerak paling akhir pada
dasarnya merupakan gerak rangkaian. Tujuan simulasi
SENI TARI 81
gerak untuk mendapatkan potensi sentral gerak pada
daerah pinggul secara jelas dan dapat dihayati.
Pada sesi berikut adalah latihan yang ditujukan
untuk sasaran yang sama namun untuk bentuk yang
berbeda adalah membuka kaki kemudian menempelkan
kedua tangan ke lantai dan lipat badan kita hingga benarbenar
merapat ke lantai. Contoh gerakan dapat dilihat
melalui gambar di bawah ini.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.22 Duduk kaki terbuka sumbu tgerak di pantat
. Perhatikan gambar: pose menunjukan sesi kedua latihan Gb.2.22 dapat
diperagakan melalui format pose dasar di atas.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
f. Porsi gerakan pemanasan dapat dilakukan dengan
melalui motif gerakan tidur tertelungkup, kemudian lipat
kaki atau anggota gerak bagian bawah secara bergantian
antara kaki kanan dan kaki kiri. Posisi dasar berikut
lakukan gerakan berguling-guling ke arah kanan maupun
kiri. Porsi latihan ini adalah untuk penguatan otot paha
dan otot tangan. Gerakan ini dibarengi dengan
meluruskan tangan ke atas lurus searah dengan badan.
Latihan ini merupakan peregangan pada otot-otot paha,
tangan, dan perut.
82 SENI TARI
Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan yang
dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini.
Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.23 Tidur tertelungkup dengan ke dua tangan menyangga kepala
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.24 Tidur tertelungkup menarik kaki ke dalam punggung kembali lurus lagi,
Gerakan diulang beberapa kali atau variasi dengan satu kaki secara bergantian
dan bervariasi lihat gambar 2.25
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 83
Di bawah ini beberapa gerak pemanasan mulai dari sikap
tidur, duduk, hingga pada gerakan berdiri secara bervariasi.
Sebagian contoh lihat gambar di bawah ini, yaitu:
Sumber Koleksi Pribadi
Posisi tidur sambil mengangkat ke dua kaki hingga membentuk 90 derajad.
Konstruksi sikap dasar dikembangkan melalui gerakan kaki ke berbagai arah.
Lakukan latihan beberapa menit.
(Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Sumber Internet
Pengembangan gerak mulai dari mengangkat kaki lurus ke atas, bertumpu pada
satu kaki.Gerakan dilakukan secara koordinasi dan kerja sama melalui 2 penari
dalam bentuk pengolahan ruang Gb. 2.26 da 2.27
84 SENI TARI
Latihan gerakan yang bersifat penguatan bagian lain
dapat dilakukan dalam bentuk penguatan otot anggota gerak
bagian bawah dan perut secara sinergis. Pola gerakan bertumpu
pada proses berdiri kemudian membongkuk hingga tangan
menyentuh lantai.
Pola gerakan ini bertumpu kepada gerakan naik turun
secara teratur bagian pinggul secara terus menerus. Gerakan
dilakukan beberapa kali, kemudian divariasi ke gerakan dengan
menggeser tangan sebagai tumpuan melontarkan ke dua kaki ke
arah belakang.
Kombinasi gerakan lain kaki bertumpu pada ke dua belah
kaki, posisi tidak semitris. Gerakan kaki ke depan dan ke
belakang secara bergantian. Gerakan diulang dan direvitalisasi
menjadi bentuk gerakan baru yang memungkinkan berdiri atau
bertumpu pada ke dua tangan(standent). Kaki diangkat ke atas
bila bisa dilakukan dalam konstruksi kedua kaki lurus benar.
Sebagai ilustrasi, Latihan standent dilakukan dengan
bersandar pada tembok atau dinding, sehingga bis tepat rata
benar.. Hal ini menjaga agar keseimbangan tubuh saat sandar di
dinding tembok sebagai sandaran.
Gb. 2.28
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.28-2.30Sinkronisasi pengembangan sikap dasar Nungging ke
berbagai bentuk gerak dengan menggeser salah satu kaki menjadi tumpuhan.
Gerakan dilakukan beberapa kali
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 85
Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan
yang dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini.
Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.31 menunjukkan Pengolahan gerakan kepala dan seluruh anggota badan
agar terjadi akumulasi peregangan di bagian perut, tangan, dan kepala.
Sumber Koleksi Pribadi
Perhatikan contoh latihan
Kordinasi gerakan bagian samping peraga dalam upaya melatih otot bagian
samping perut, dada, pingganag, dan paha sampng Gb. 2.32.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.31
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
86 SENI TARI
3. Gerak dan Keseimbangan
Gerak merupakan pengalaman yang paling awal dalam
kehidupan manusia. Manusia melakukan gerakan untuk
memenuhi sejumlah aktivitas, mobilisasi ruang dan penjelajahan
diri dengan memanfaatkan media ungkap gerak. Aktivitas dan
mobilisasi gerak di atas dapat dikontrol melalui pengerahan
enersi atau kekuatan gerak.
Konstruksi pengerahan enersi dapat dilakukan secara
berbeda-beda. Masing-masing kekuatan pengerahan enersi
mampu menciptakankesan indah dan bernilai artistik.
Pengendalian gerak merupakan proses pengendoran dan
penegangan kekuatan otot terhadap tendon secara terkendali.
Dalam kenyataan sehari-hari, penguasaan kekuatan otot
terhadap tendon dilakukan dengan cara-cara yang unik, strategis,
efektif dan efesien apabila terkontrol secara baik. Strategi ini
disebut teknik gerak yang teratur dan terkontrol secara
mekanistik.
Teknik gerak tergantung kepada aksi sebab dan akibat
yang dilakukan secara sadar dalam bentuk gerakan yang
terkendali. Terciptanya gerakan yang memenuhi artistik gerak
dan membentuk aktualisasi aspek-aspek imajinasi kepekaan
gerak, dan perkembangan psikologis seseorang dapat disebut
sebagai gerakan yang seimbang. Kebersamaan antara gerkan
yang terkendali dan diimplementasikan secara seimbang
dilakukan melalui kendali seluruh bagian anggota gerak manusia
mulai dari anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah secara
bersama dan kordinatif.
Pada bagian-bagian tubuh yang bergerak sendiri-sendiri
maupun secara bersama dalam kordinasi yang harmonis sangat
dibutuhkan oleh aktivitas Olah Tubuh. Kesemua bagian dari
anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah pada prinsipnya
dilalui melalui aksi tention dan balance. Pada sisi lain, anggota
gerak bagian tubuh yang tidak bergerak berada pada posisi sikap
relaks, tidak ada penegangan, dan menjurus kepada status
anggota tubuh yang tidak bergerak/statis.
Kebutuhan gerak tergantung bagaimana dan untuk apa
tujuan gerakan tersebut digerakan. Pengembangan gerakan
dapat dikolaborasi secara sendiri-sendiri dalam bentuk gerak
mandiri maupun dalam kelompok. Untuk memenuhi variasi gerak,
selanjutnya diciptakan bentuk aktualisasi hasil kreatif gerak yang
mampu diungkapkan oleh siswa dalam kegiatan Olah Tubuh,
menari maupun kegiatan senam.
SENI TARI 87
Semakin banyak pengalaman gerakan yang dapat
dilakukan oleh siswa, semakin banyak pula dasar-dasar gerak
yang digunakan untuk merekonstruksi pengalaman Olah Tubuh
secara maksimal. Siswa diberi banyak pertanyaan tentang jenis
gerakan, motif gerakan, dan gerakan yang diciptakan oleh siswa
sendiri adalah kompetensi belajar Olah tubuh yang ditargetkan.
Dalam hubungan itu perlu ditambahkan, pembentukan
pola-pola pengalaman gerak sebagai tujuan belajar siswa dalam
Olah tubuh tidak boleh dilupakan bahwa keputusan akhir
menyengkut kemampuan siswa mempertimbangkan terpilihnya
bentuk gerak yang mendasari konsep penyusunan gerak,
mereduksi gerak hingga penciptaan gerak-gerak secara mandiri
menjadi gerak kreatif siswa sangat didamkan oleh guru dan
pendidik atau instruktur Olah Tubuh siswa.
Sumber Internet
Perhatikan Gb. 2.33 Contoh gerak: Latihan keterpaduan teknik gerak ketika
penari naik ke bahu penari putra. Gerakan lebih diproyeksikan pada
sinkronosasi.
88 SENI TARI
Untuk memperkaya khasanah gerak siswa, diperlukan
adanya pencarian gerak untuk merekonstruksi gerakan dapat
dilakukan dengan cara-cara melakukan pelatihan dan
penjelajahan gerak. Jelajah gerak dilakukan dengan
memanfaatkan pengembangan gerak berdasarkan hasil pelatihan
gerak yang sudah ada, mengubah gerak sehari-hari menjadi
bentuk gerak baru yang dibungkus ke dalam gerak estetik,
respons ritmis, modifikasi gerak secara bertahap, hingga
mengungkapkan pengalaman-pengalaman ritmis ke dalam
imajinasi tertentu berhubungan dengan kemampuan untuk
mengadopsi gerak, memvariasi gerak, hingga kepada kepekaan
mencipta gerak.
Gb.2.34
Sumber Internet
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.34 dan 2.35 Improvisasi lompatan dan kesan sesaat di udara,
Gambar kedua menunjukan:kerja sama 2 penari dengan berbagai aspek,
penguasaan gerak, kelenturan gerak, dan kekuatan otot kaki dalam Gb. 2.35
menunjang teknik dan intensitas gerak.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 89
Kedua gambar di bawah ini menunjukan perbedaan
keseimbangan tubuh peraga. Gambar atas menunjukan pola
motif gerak yang masih kurang sempurna, namun bentuk dan
latihan dapat digunakan sebagai bahan latihan rutin yang mampu
menjadi pendalaman keseimbangan tubuh secara perlahan
namun pasti.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.36 Tangan menahan tarikan kaki, penegangan pada kaki
.
Sumber Modern Dance Joan Martin
Gb. 2.37 Tangan dan kaki saling tarikan, pada saat melompat
Gambar 2.36 dan 2.37 memperlihatkan sebagai
Kedua gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat melayang dan pada
saat kordinasi antara dua penari putra dan putri.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
90 SENI TARI
Sinkronisasi kedua peraga di bawah ini menunjukan
kematangan, totalitas penghayatan gerak, dan teknik gerak
secara profesional. Perbedaan penghayatan terdapat pada cara
memperagakan gerak sinkronisasi. Gambar atas masih dalam
taraf belajar, gambar bawah dilakukan penari profesional secara
baik dan sempurna.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.38 sinkronisasi 2 peraga kerjasama mengisi ruang gerak
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Sumber Modern Dance John Martin
Gambar 2.39 adalah gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat
menahan tumpuan penari yang sedang melayang di udara.
SENI TARI 91
Teknik gerak keseimbangan yang lebih baik dan cukup
memadai untuk ukuran penari profesional tergambar pada cara
dan kemampuan mengungkapkan teknik gerak. Sinkronisasi dan
keterauran mengatur ritme gerak mampu dilakukan bagi peraga
yang memiliki pengalaman dan profesional.
Sumber Modern Dance John Martin
Gb. 2.40 Gerak melayang posisi miring pada saat melompat.
Sumber Modern Dance John Martin
Gambar 2.41 Gerakan menunjukkan sinkronisasi gerak intensitas melayang di
udara dalam teknik lompatan.
Gambar Gb. 2.40 dan 2.41 memperlihatkan sebagai berikut:
Kedua gambar menunjukan keseimbangan gerak pada saat melayang di udara
oleh penari putri tunggal dan kelompok penari putra.
92 SENI TARI
Untuk mendapatkan bentuk penghayatan pada gerakan
yang dimaksud maka coba perhatikan gambar di bawah ini.
Lakukan petunjukan yang tertera pada petunjuk gambar.
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.42 menunjukkan sinkronisasi gerak 2 peraga putri.
Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.43 Kesatuan kesan dengan beragam penghayatan gerak oleh
peraga putri.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 93
4. Kedudukan, Sikap dan Posisi Tubuh pada saat Gerak
4.1 Gerak dan Tubuh
Gerak terlihat secara jelas apabila sesuatu benda
mengalami perpindahan dari satu posisi ke posisi lain, satu
tempat ke tempat lain, atau satu sikap ke sikap lain. Pada
manusia gerakan dapat terlihat dalam bentuk gerakan tubuh
manusia.
Dalam gerak terkandung tenaga atau energi yang
mencakup ruang dan waktu. Gejala gerak menjadi pertanda
kehidupan. Gerakan yang timbul sebagai bentuk tenaga, dan
proses gerak berlangsung pada manusia memerlukan ruang,
waktu, situasi dan kondisi yang berhubungan tenaga. Besar kecil
tenaga yang dibutuhkan dapat mempengaruhi ekspresi yang
ditimbulkan.
Gerak tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan
dengan ekspresi penghayatan yang dilakukan. Ekspresi
kemarahan membutuhkan penghayatan gerak yang lebih banyak
dibanding kesediahan. Begitu pula sebaliknya ekspresi
kesediahan yang berlebihan pada saat tertentu dapat
menimbulkan penghayatan gerak yang berlebihan, karena
berhubungan dengan kurangnya kontrol penghayatan secara
teknis. Dengan demikian penghayatan ekspresi dalam tari
dibutuhkan penghayatan ekspresi teknis yang mendalam.
Gerakan dapat dilakukan di tempat, pada saat lain
memerlukan perpindahan tempat. Di sisi lain gerakan yang
dilakukan di tempat, biasanya lebih membutuhkan ruang gerak
dan volume gerak. Dua unsur ruang gerak dan volume gerak
menjadi tumpuan gerakan tersebut dilakukan secara jelas dan
masing-masing akan nampak perbedaannya khususnya untuk
suatu penghayatan gerak.
Dalam tari kedua gerak di tempat dan berpindah tempat
apabila dipadukan secara baik dapat memberikan kesan gerak
yang dinamis. Kedinamisan gerak lebih berkembang variatif
apabila terjadi sinkronisasi gerakan secara variatif dan dinamis
melalui penghayatan ekspresi gerak yang teknis tinggi.
Kedinamisan dan kevariasian gerak dapat tercapai dengan
melalui gerkan peralihan yang sesuai, sehingga gerakan lancar
atau tidak terkesan terputus.
Kelancaran gerak inilah yang dalam tari disebut sebagai
gerakan yang teratur atau seperti aliran air(mbanyu mili). Gerakan
yang bersifat air mengalir sebagaian banyak menjadi ciri gerakangerakan
untuk tari putri. Sebaliknya, gerakan yang bersifat patah94
SENI TARI
patah dan lebih digerakan secara tegas dan cepat lebih dominan
sebagai ciri gerakan tari putra.
Gerakan bersifat lembut dan mengalir, serta terputusputus
dan tegas merupakan pola gerak yang menjadi ciri
pembeda antara gerakan tari putra dan tari putri. Gerakan yang
berada diantara gerakan berciri stakato atau patah-patah dan
mbanyu mili, disebut gerak tari tengahan, biasanya dilakukan
untuk jenis karakter herak tari tengahan atau alusan. Uraian ciri
gerak ini sering dilihat pada jenis tari yang berasal dari daerah
jawa(tari Surakarta dan tari Yogyakarta).
4.2 Gerak pada Anggota Gerak Bagian Tubuh
Gerakan secara umum anggota gerak terbagi dalam tiga
wilayah gerak. Hal ini seperti telah dijelaskan terdahulu bahwa
pembagian wilayah gerak sesuai tubuh manusia dalam 3 katagori
gerak dikembangkan oleh Evelyn Pearch yakni anggota gerak
bagian atas (Caput), anggota gerak bagian tengah (Thorax), dan
anggota gerak bagian bawah (Ladix/Pedix).
Selanjutnya, ke tiga bagian anggota gerak dikembangkan
dalam pembahasan buku ini sebagai ciri bagian gerak. Secara
umum ke tiga bagian anggota gerak tersebut dikatagori ke dalam
anggota gerak yang lazim disebut dan istilah kunci peta konsep
anatomi tubuh sesuai menurut uraian buku ini.
Pakar tari Pendidikan bernama Rudolf Laban menjelaskan
anggota gerak bagian kepala (Caput), tubuh atau badan (Thorax)
termasuk tangan, kaki(Ladix) masing-masing jangkauannya
berbeda atas kebutuhan ruang. Ruang gerak misalnya level,
jarak/rentangan atau tingkatan gerak. Ruang Waktu lebih
diproyeksikan pada durasi gerak dan dynamics gerak lebih
menekankan kepada kualitas atau tekstur gerak. Misalnya gerak
yang kuat, lemah, elastis, aksentuasi, penekanan (Ann
Hutchinson, 1989:2).
Kegiatan penciptaan gerak pada dasarnya sebagai
landasan bagi siswa terhadap penciptaan bentuk gerak. Upaya
menciptakan bentuk gerak meruapakan langkah konkret
konstruksi penciptaan bentuk gerak. Penciptaan bentuk gerak
sebagai bagian dari alih transformasi tentang respons-respons
imitatif ke dalam konsep imajinasi. Konsep ini selanjutnya diberi
bentuk, konvigurasi, dan kekuatan-kekuatan yang disebut gestalt
adalah menjadi simbolisasi aransemen gerak dan identitas sikap,
posisi, maupun perubahan tentang aspek gerak.
Komunikasi melalui gerak yang dapat diidentifikasi
memberikan stimulus sebagai rangsang aktif bagi siswa untuk
SENI TARI 95
melakukan perubahan sikap, posisi dan kedudukan gerakan di
dalam ruang. Oleh sebab itu, masalah gerak dan keseimbangan
selayaknya dijadikan momentum dalam mempelajari aturan gerak
dalam ruang gerak.
Gerakan yang diberikan kepada siswa dimulai dari
pemberian instruksi tentang banyak-sedikitnya pengalaman gerak
guru dalam menentukan bagian-bagian anggota gerak dalam
tubuh secara periodik.
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi
Gambar 2.44 dan 2.45 pose membungkuk dan bertumpu di satu kaki dengan
pengolahan ruang tari oleh anggota gerak tangan.2 peraga putri.
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Sumber Internet
Perhatikan gambar di atas tarikan kaki pada pelvis atau pinggul. Kontraksi pada
kaki dengan arah berlawanan
96 SENI TARI
Kunci tahap awal dalam belajar tari adalah menggerakan
tubuh sebagai bahasa isyarat. Kunci pemahaman tentang gerak
tubuh sebagai alat komunikasi tidak lepas untuk
mengkomunikasikan maksud dan tujuan koreografer. Secara
jelas gerak sebagai media komunikasi dapat dalam bentuk isyarat
tubuh. Oleh sebab itu bahasa komunikasi gerak tubuh adalah
dialog gerak oleh pengamat (penonton dan kritikus tari).
Komunikasi gerak yang disampaikan kepada pengamat
memiliki makna dan penghayatan yang berbeda-beda. Untuk
pengamat yang telah berpengalaman, makna gerak dan
penghayatan tarinya dapat dipahami. Komunikasi makna gerak
yang terlihat menjadi bagian sarana yang dievaluasi. Oleh sebab
itu, penghayatan gerakan muncul sebagai bentuk ungkapan
koreografer melalui penari dapat dengan mudah untuk dikoreksi.
Sebaliknya, bagi pengamat yang masih awam, masalah makna
gerak dimengerti sebagai atraksi gerak saja.
Gerakan yang memiliki penghayatan dalam dari penari
dapat memberikan pengaruh emosi bagi pengamat. Gerakan
yang statis dan membosankan, menjadi sisi penilaian negatif
pengamat. Hal ini bisa merupakan penilaian emosional belaka,
bukan berdasarkan sisi kekuranagn dan kelebihan karya tarinya.
Dalam tari, di samping sebagai bahasa isyarat tarian
harus dapat memberikan makna dari gerakan yang tampil. Hal ini
dituntut dalam tari, karena dalam tarian diperlukan adanya
keindahan gerak. Keindahan gerakan tidak semata-mata berupa
gerakan yang dinamis, menghentak, dan banyak variasi.
Gerakan yang indah bisa ditimbulkan melalui teknik kesulitan
gerak, keterpaduan gerak bahkan melalui sinkronisasi gerak
statis dan gerak dinamis.
Paduan gerak yang membangun kesan tari berhubungan
dengan bagaimana gerakan dapat ditarikan. Oleh sebab itu, pada
gerakan yang bersifat atraktif biasanya digunakan sebagai
dinamisasi gerak tari secara ekslusif. Gerakan atraktif atau
demontrasi gerak yang bersifat atraktif cenderung sebagai
demosntrasi gerak ketika tarian sudah diangap menjemukan.
Gerak tubuh merupakan elemen dasar tari. Gerak tari
merupakan gerakan sehari-hari yang diperhalus
(distrosi/distirilisasi). Gerakan keseharian dapat menjadi gerak tari
apabila diperhalus(didistorsi/distirilisasi). Atau dengan perkataan
lain dapat dijelaskan bahwa gerakan keseharian yang diberi
makna akan berubah menjadi gerakan bermakna atau maknawi.
SENI TARI 97
Contoh gerakan keseharian, gerakan yang diperhalus,
dan gerakan yang memiliki makna dapat dilihat pada gambar di
bawah ini adalah sebagai berikut:
Gabungan anggota gerak bagian atas, tengah, dan bawah
diperlihatkan untuk banyak tujuan gerak. Dalam belajar-mengajar
tari, unsur permainan dapat digunakan sebagai ide dasar
pencarian gerak tari bagi tari anak-anak. Unsur percintaan bagi
orang dewasa juga dapat menjadi rangsang atau stimulus ide
tariannya, hal ini brerhubungan dengan gerak bercinta yang
dipilih harus diperhalus/distirilisasi ke arah arah gerak maknawi.
Media gerak tubuh secara hakiki dapat dilakukan dalam
bentuk banyak ragam. Variasi gerakan goyang, jongkok menekuk
lutut, berbaris berbanjar, mengayun-ayunkan tangan dan kaki,
merapatkan sikap tangan ke depan dada kesemua gerakan
dilakukan baik masing masing orang maupun bersama juiga
merupakan gerakan kombinasi. Gerakan yang dilakukan tersebut
dapat dilakukan oleh masing-masing personal atau oleh banyak
orang mengisyaratkan gerakan tarian yang jelas.
Gerak murni (pure movement atau wantah) adalah
gerak untuk mendapatkan bentuk artistik dan tidak memiliki
maksud tertentu. Geraan jenis ini biasanya lebih ke arah bentuk
gerak keseharian dan spontanitas sifat gerakannya.
Di sisi lain, gerak maknawi (gesture) adalah gerak wantah
yang mengandung makna tertentu biasanya gerakan telah
diperhalus atau distilisasi. Gerakan Lumaksono adalah stilisasi
dari gerak jalan dalam tarian Jawa. Gerak Nuding dalam tari Bali
adalah stilisasi dari pernyataan marah dengan makna
memberikan penekanan menuding atau mengumpat kepada
orang yang ditunjuk.
Gerakan-gerakan bermakna dihayati sebagai gerakan tari.
Gerakan tersebut sebagai akumulasi distorsi atau stirilisasi
gerakan-gerakan keseharian. Kekuatan dan ke dalaman gerak
yang diekspresikan merupakan gerakan yang diperhalus atau
gerakan bermakna, gerakan ini sebagai bentuk gerakan
meniru(imitatif). Tubuh dalam membahasakan gerakan harus
menjadi landasan dari hasil gerak eksplorasi dan improvisasi
gerak. Proses imitasi gerak dapat dilakukan dengan melakukan
pendalaman bahasa isyarat maupun memaknai gerak agar lebih
dapat dimengerti.
Bentuk gerakan simitri pada gerakan manusia merupakan
profil gerakan yang terdiri dari gerakan sebelah kanan dan kiri
sama bentuk dan sikap. Gerakan ini memiliki ciri kuat kesan
gerak kokoh, kuat, dan angkuh temteramental gerakan. memiliki
98 SENI TARI
kelemahan Walaupun secara kurang sempurna sifat simitri
merupakan sifat setangkep. Selanjutnya, pada sisi lain gerakan
manusia dapat bersifat tidak simitri. Ketidaksimetrian gerakan
pada manusia memiliki kesan gerak tidak kokoh, tidak mantap,
dan kesan goyah. Pola gerak dan komposisi simitri
mencerminkan dua sisi yang saling berlawanan. Bentuk dan sikap
kesemitrian gerak dalam posisi yang saling berhadapan atau
sikap gerak lainnya jika memungkinkan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa tarian dapat hadir didukung
elemen estetis dan aspek pendukung tari yang melekat di
dalamnya. Oleh sebab itu, penjelasan berikutnya adalah masalah
unsur lain yang menjadi pembangun pengertian tari adalah
masalah ruang.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2 2.46. Penegangan otot perut dan paha
Sumber Koleksi DEPBUDPAR
Gb. 2. 47 Penegangan otot perut dan paha saat mendak dan rentang tangan
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.47
SENI TARI 99
Pelatihan Kekuatan otot berikut ditujukan pada bagian
perut, paha, dan daya tahan nafas. Secara umum penjelasan
digambarkan melalui bagan dan gambar di bawah ini.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.48. Penegangan otot perut dan paha melalui tarikan kaki
Perhatikan gambar tengkurap santai, Kontraksi pada perut dan kaki
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Tugas:
Siswa-siswa apakah kalian telah bisa mengikuti bermacam gerak
seperti terlihat pada pose-pose gambar pada uraian gerak pada
Subbab ini. Coba sekarang lakukan gerakan pengembangan
gerak berdasarkan motif gerak yang ada pada uraian subbab ini.
3. Ambil posisi sikap sempurna, Coba lakukan rangkaian
gerakan dengan berpatokan pada pose-pose gambar
subbab ini, dan berikutnya lakukan 4 motif gerakan
rangkaian subbab ibi.
4. Coba kalian lakukan gerakan ulangan gerak seperti motif
pose gambar yang ada dalam uraian subbab ini. gambargambar
motif hanya sebagai ide bentuk saja. Gerakan lain
dapat kalian lakukan melalui gabungan antara motif yang
terlihat pada pose dengan kreativitas gerak kalian.
100 SENI TARI
4.3 Olah Nafas untuk Gerakan
Ditinjau dari proses latihan yang padaGb 2.52 selanjutnya
dilakukan, Olah nafas menjadi bagian penting yang harus
dilakukan. Hal ini seperti telah disinggung di bagian terdahulu,
bahwa olah nafas dibagi ke dalam 3 golongan sebagai berikut:
1. Golongan pemula:
Bagi mereka yang baru memulai latihan olah tubuh, olah
nafas yang dilakukan harus dijalani secara rutin sejak awal
pengarahan tersebut dilakukan. Olah nafas dengan pernafasan
paru-paru.Jenis pernafasan dibagi ke dalam 3 bagian olah nafas
adalah sebagai berikut:
Gerakan menghirup udara/oksigen melalui hidung secara
perlahan-lahan sebanyak-banyaknya. Gunakan pernafasan dada
dan perut. Waktu yang digunakan untuk menghirup udara kirakira
4 detik, sedangkan pada saat menghembuskan udara yang
telah terkumpul di dalam paru-paru jangan terburu-buru
dikeluarkan. Tahan nafas hingga 4 detik, kemudian baru
keluarkan. Hal tersebut inilah yang disebut dengan pernafasan
dengan tiga tahap.
Secara umum tahap-tahap pernafasan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tarik Nafas Tahan Nafas
Hembuskan
Bagan 2.2 Sistem Pernafasan yang baik
SENI TARI 101
Untuk keperluan tertentu, olah nafas dapat dilakukan
dengan sikap badan duduk tegak tidak bersandar, atau duduk
santai dengan punggung bersandar. Dalam keadaan terpaksa,
olah pernafasan dapat dilakukan secara berbaring.
Latihan olah nafas ini dilakukan selama 5 menit. Setelah
olah pernafasan dilakukan pernafasan perut selama 10 menit.
Dengan demikian olah pernafasan berlangsung selama 15 menit.
Selama latihan posisi dan sikap badan seperti dijelaskan di
bagian atas. Sebaiknya latihan ini dapat siswa lakukan selama 15
tiap hari, terutama setelah waktu subuh dan kamu bangun pagi –
pagi benar.
Peningkatan latihan disarankan terus menerus dilakukan,
dengan itu maka pernafasan kita semakin teratur, sehingga
dalam keadaan terkejut, tergesa-gesa, serta dalam keadaan
darurat sekalipun jantung kita terasa nyaman saja atau
setidaknya tidak terlalu banyak mengalami depresi.
Peringatan, semua dosis latihan yang sebaiknya dilakukan di
atas adalah ukuran maksimal. Jika siswa telah sampai pada dosis
12 hitungan, tahan nafas 20 hitungan hingga menghembuskan
nafas sampai 25 hitungan maka latihan yang telah kita lakukan
adalah selama 20 menit. Oleh sebab itu standar ini sudah
dirasakan cukup atau telah memenuhi kuantum standardivikasi
pernafasan yang cukup teratur.
2. Pada tingkat menengah,
Masa latihan lebih dari 3 bulan. Ada dua macam jenis
pernafasan yakni masing-masing jenis berbeda. Pada tingkat ini,
mulai diperkenalkan oleh nafas dengan empat tahap. Tahapan
pernafasan untuk tingkat menengah dapat dipelajari memakan
waktu sekitar 6 bulan.
Olah nafas empat tahap hanya boleh dilakukan oleh
mereka yang sudah melewati tahap pemula, serta sudah sampai
pada tahap pernafasan menengah. Seseorang yang menjalani
olah pernafasan tahap ini sedikitnya 3 bulan. Olah nafas empat
tahap akibatnya bisa buruk apabila salah dalam latihan.
102 SENI TARI
Prinsip latihan olah nafas empat tahap adalah sebagai
berikut:
THembuskans
Bagan 2.3 Sistem Nafas
Hirup nafas perlahan-lahan hingga hitungan 6 detik.
Hembuskan nafas selama 6 detik juga. Dalam keadaan paru-paru
kosong, tahan nafas 6 hitungan. Latihan emapat tahap olah
pernafasan secara jelas dapat diuraikan terdiri dari beberapa
waktu yang dapat tergambar melalui tabel di bawah ini sebagai
berikut:
No Minggu
ke
Dosis Latihan Waktu
Latihan
1 1 6 detik 12 menit
2 2 6 detik 12 menit
3 3 8 detik 12 menit
4 4 8 detik 15 menit
5 5 10 detik 15 menit
6 6 dst 12 detik 15 menit
2.2 Tabel Dosis Pernafasan
Pada olah pernafasan menengahpun digunakan pernafasan perut
dan dada. Pengembangan waktu latihan dapat dilakukan selama
4-6 menit waktu tambahnya. Dengan demikian terjadi pelatihan ini
selama 30 menit.
Tarik Tahan Nafas Nafas
Tarik Hembuskan
Nafas
Nafas
SENI TARI 103
5. Olah Pernafasan Lanjutan:
Olah nafas tingkat lanjutan dapat lebih memperdalan jenis
pernafasan empat tahap. Olah nafas tingkat ini lebih
memprioritaskan kepada cara menghirup udara secara santai,
menahan dengan santai, dan menghembuskan dengan santai
pula. Kondisi latihan olah nafas pada tahap ini masalah dosis dan
cara latihan bisa dipilih sesuai kebutuhan, kekuatan dn program
keterauran yang memmungkinkan pelaku untuk memahami dan
mempraktikan olah nafas empat tahap sesuai pengetahuan yang
dimiliki. Dengan demikian terjadi akumulasi pengaturan pernafasn
yang dapat mewujudkan yang bersangkutan menjadi orang yang
mampu mengatur nafas secara teratur, tenang, dan konsisten.
D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK
Secara umum pengetahuan tentang tubuh harus
kitaketahui benar, hal ini agar kita dapat menerapkan bentuk dan
latihan gerak yang tepat bagi tubuh ideal kita. Kesesuaian bentuk
tubuh dan latihan gerak yang diterapkan memiliki sinkronisasi
yang terarah, pada khususnya apabila latihan diterapkan akan
membawa dampak yang positif terhadap latihan dasar yang
digunakan. Oleh sebab itu dibutuhkan strategi awal untuk
mempelajari bentuk gerak, bentuk tubuh kaitannya dengan porsi
latihan yang bakal diberikan.
Bentuk tubuh yang berbeda-beda ditentukan oleh gaya
hidup, kebiasaan makan, dan cara yang dapat mempengaruhi
terjadinya perubahan drastis bentuk tubuh yang dengan
kebiasaan dan pelatihan dapat terbentuk dengan sendirinya.
Muara bentuk tubuh lebih terkonsentrasi pada bagian tengah,
khususnya bagian-bagian tertentu tersebut cukup rentan karena
dapat dirancang dan digunakan untuk menopang berat badan
sehingga sering kali cenderung berubah bentuk.
Kebiasaan yang kurang terlatih dan terkondisi pada
bagian-bagian tubuh kita dapat menyebabkan penumpukan
lemak, terutama pada bagian pinggul, paha, dan dada.
Bagaimanapun, sel-sel lemak tidak akan memiliki masalah
apabila kita mampu menyimpan kalori untuk digunakan sebagai
dasar gerak untuk melatih ketahanan tubuh. Dengan demikian
kita hanya membutuhkan diet secara sehat dengan
dikombinasikan dengan olah tubuh melalui proyek latihan gerak
yang sesuai dengan bentuk tubuh kita.
104 SENI TARI
1. Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Bawah
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.49 Penegangan otot perut dan paha
Perhatikan gambar Duduk kaki lurus ke depan kontraksi pada kaki Gb. 2.49
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk dan
penghayatan gerakan dimaksud maka coba perhatikan gambar di
halaman ini sesuai petunjuk gambar yakni.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.50. Sikap jongkok bertumpu pada lutut tangan menyangga di paha kiri,
penegangan otot perut dan paha
SENI TARI 105
2.33
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.51 Tidur menarik tangan dan dada, penegangan otot perut dan paha
Perhatikan gambar tidur santai kemudian menarik dada dan kaki, kontraksi pada
kaki perut Gb. 2.51 (Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Latihan pengolahan kaki pada posisi level bawah atau
memanfaatkan kepekaan anggota gerak bagian bawah secara
benar. Gb. Tampak menguasai kaki dalam posisi sikap badan
tidur tertelungkup.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.52 Mirip gambar 2.51,
Tidak menarik kaki
penegangan otot perut
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.53 Sikap mirip 2.50 anggota badan
condong ke depan dengan tarikan kaki melalui penegangan perut dan paha
Perhatikan gambar jengkeng condong santai, kontraksi pada kaki Gb. 2.53
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
106 SENI TARI
Petunjuk:
Kelenturan tubuh yang prima berasal dari melatih anggota
gerak tubuh bagian atas, tengah dan bawah baik secara
terpisah maupun kordinasi. Pengaturan gerak dilakukan
dengan mempertimbangkan sirkulasi pernafasan atau udara,
keteraturan gerak tubuh agar tercapai sinkronisasi gerak
anggota tubuh secara seimbang.
Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat, siap untuk
melakukan olah tubuh.
Latihan Otot Bagian Bawah
Otot tubuh manusia selalu berhubungan dengan dimana
manusia yang sebagian besar otot melekat pada kerangka
tubuh manusia. Otot dapat menggerakan bagian-bagian
kerangka yang satu dengan lainnya mengalami pergerakan.
Pinggul
Pada awalnya kaki membuka atau terkangkang, pinggul
diputar ke kanan dank e kiri dengan gerak kaki secara
bertahap.
Paha
Pangkal paha, tungkai atas, tungkai bawah, otot kaki,
berfungsi untuk mempengaruhi gerakan anggota tubuh
bagian bawah yang tergolong ke dalam anggota gerak
bagian bawah tubuh.
Tulang Kelangkang,alat penghubung gerakan pinggul yang
selalu berhubungan dengan tulang.
Lutut
Alat bagian tubuh yang berfungsi untuk mengontrol gerakan
kaki, seperti melompat, meloncat, berlari, menendang,
merendah dan jongkok.
SENI TARI 107
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 2.59. Tumpuan satu kaki sebagai penyangga mirip gb. 2.50
kontraksi otot paha bagian kaki yang ditekuk dan sebagai tumpuan
Kualitas kontraksi berbeda antara satu penari dengan lainnya dari 2 peraga di
atas
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.54
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
108 SENI TARI
Sebagai bahan renunga yang digunakan sebagai bentuk
koreksi, di bawah ini diberikan tugas kepada para pembaca.
Adapun pembaca dapat memanfaatkan pengalaman gerak
pribadi sebagai bagian penghayatan yang diungkapkan. Oleh
sebab itu, tugas mandiri yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
Bagaimana menurut pendapat kalian tentang latihan gerak yang
paling baik dikerjakan atau menjadi tugas kalian.
Latihan:
Setelah membaca materi di atas, maka diperlukan tugas
sebagai latihan daya ingat kalian:
1. Uraikan fungsi otot yang kamu ketahui dalam kegiatan
olah tubuh?.
2. Pembagian tubuh kita terdiri dari 3 anggota gerak.
Sebutkan dan jelaskan (dengan gambar)
3. Apa yang kamu ketahui tentang Olah Tubuh,
kepentingan olah tubuh dalam kegiatan menari?.
4. Dari Penjelasan dalam bab ini maka tirukan gerakan
dengan baik,
Coba lakukan setiap motif gerak 3 X
Coba lakukan motif gerakan dengan variasi dan
level.gerakan.
5. apa yang harus dipersiapkan dalam latihan Olah
Tubuh, sebut dan jelaskan (menurut pengalaman
kamu)
6. Keterkaitan otot dan tubuh hubungannya dengan gerak,
7. Apa alat dan pakaian yang digunakan?.
8. Kelebihan berolah tubuh dan berolah tari dapat
menimbulkan kejenuhan, kenapa demikian, dan
bagaimana cara mengatasinya
9. Aspek-aspek manajemen kegiatan tentang olah tubuh
diperlukan adanya teknik, kelenturan, peniruan gerak.
Bagaimana cara kamu melakukan ketiga aspek
tersebut.
SENI TARI 109
e. Latihan bentuk Anggota Gerak Bagian Tengah
.
Rangkuman:
Kerangka dalam Anatomi hubungannya dengan Gerak:
ō€ø Jari tangan (finger) berfungsi untuk mengontrol gerak,
penegasan ekspresi wajah agar menjadi hidup, dinamis,
dan ekspresif (contoh sikap-sikap tangan pada tari Jawa,
getaran tangan pada tari bali)
ō€ø Jari kaki berfungsi untuk menopang gerak kaki, berjalan,
jinjit untuk keindahan (gerak pada tari Balet, trisik pada
tari Jawa, Sunda)
ō€ø Pergelangan kaki (Palmar) sebagai poros mengatur
keseimbangan gerak dan tubuh, dan dapat dibantu oleh
tulang.
ō€ø Pergelangan tangan (Plantar) untuk mengatur gerakan
putaran pada tangan terutama latihan dasar-dasar
penggunaan property atau alat-alat Bantu untuk seni
pertunjukan.
ō€ø Gerak siku (Elbows) berfungsi mengontrol gerakan
tangan, gerakan putaran tangan pada lengan, tekukan
dan gerakan yang dapat dikendalikan oleh tulang pada
siku.
ō€ø Gerak bahu (shoulden) bagian tubuh yang berfungsi
mengatur gerakan putaran pada pundak. Berperan untuk
kesejajaran dan keseimbangan.
Rangkuman:
ō€ø Gerak memerlukan tenaga, ruang, dan waktu (wiraga)
ō€ø Besar kecilnya tenaga yang dibutuhkan dapat
mempengaruhi ekspresi
ō€ø Gerak tubuh yang bersifat komunikatif berhubungan
dengan ekspresi, penghayatan yang dilakukan (wirasa)
ō€ø Gerak memerlukan irama, dan disesuaikan dengan
kebutuhan disain/bentuk geark (Wirama).
ō€ø Kelancaran Gerak juga disebut sebagai gerak teratur.
ō€ø Kegiatan gerak olah tubuh pada dasarnya sebagai
landasan bsgi siswa sebagai modal penciptaan bentuk
gerak.
ō€ø Gerak terdiri dari gerak murni tidak mempunyai arti,
ō€ø Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti.
110 SENI TARI
Dalam penjelasan gambar di bawah ini bagaimana cara
menghayati gerakan. Perhatikan gambar di halaman ini cara
melakukan dan menghayati sesuai petunjuk gambar, adalah
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.56 Kaki kangkang badan Gb. 2.57 Penegangan otot
condong ke depan kontraksi penegangan otot kaki,
otot perut dan paha dam tangan kanan.
Peregangan pada otot perut,
pinggul, dan tangan serta kepala
sebagai efek samping. Gb.
Proporsi menunjukan tention pada
perut, pinggul, dan kepala.
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 2.58 Penegangan otot perut dan paha
Perhatikan gambar berdiri santai, kontraksi pada badan rentang tangan
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 111
Dalam penjelasan di bawa ini bagaimana bentuk dan
penghayatan gerakan dimaksud maka coba perhatikan gambar di
halaman ini sesuai petunjuk gambar yakni.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.59. Sikap mirip gb. 2.50
kontraksi otot paha
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.61 Sikap bongkok, penegangan otot
perut dan paha secara sinergis
Perhatikan Gambardi atas. Gerakan mulai dari berdiri sikap
sempurna, badan dibungkuk secara mengalir.
Berikut badan dibungkuk-bungkukan hingga
Posisi badan dan kaki 90 derajad. Lakukan latihan
selama beberapa kali, hal ini untuk menguatkan
otot perut, ekspresi rambut, dan
112 SENI TARI
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 2 peraga dengan cakupan tangan, dan angota
gerak lainnya.
Gambar menunjukan sinkronisasi gerakan dua peraga putri melalui paduan
gerak berpasangan. Teknik gerak penari putrimau naik ke atas punggung pria
coba perhatikan.
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. 2.62 Gambar sinkronisasi 3 peraga dengan cakupan tangan, dan angota
gerak lainnya.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.63
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
SENI TARI 113
Untuk penjelasan penegangan otot pada anggota gerak
tertentu, di bawa ini bagaimana teknik dan penghayatan gerak
sesuai tujuan. Coba perhatikan gambar di halaman ini adalah
petunjuk gambar yakni.
Sumber Koleksi DEPBUDPAR
Gb. .2.64. Latihan pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan
bawah posisi level tinggi
Sumber Koleksi Pribadi
Gb. .2.65. Latihan pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah dan
bawah posisi level Bawah/duduk
Gambar 2.64—2.65 menunjukan performa Intensitas gerak, penghayatan dan
teknik yg ditampilkan oleh penari tunggal, peraga tunggal dengan penghayatan
dalam. Fese latihan dan pentas, perhatikan gambar duduk santai, dan berdiri
menari kontraksi pada kaki dan paha
114 SENI TARI
Rangkuman:
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Gb. 2.66 Latiihan penguatan otot pinggang dan kaki
Anggota gerak bagian atas atau kepala dalam posisi menunduk dan meliukan
badan secara terstruktur ke samping kanan.
Perhatikan gambar Duduk santai, Kontraksi pada kaki Gb. 2.66
(Koleksi Rahmida dan Bambang Jurusan Tari UNJ)
Olah Tubuh.
Cara melakukan sesuatu organisasi gerakan terhadap
segenap gerakan bagian badan manusia dalam rangka
mencapai tujuan.
Olah tubuh sebagaian besar yang dipelajari dititikberatkan
pada pembentukan kelenturan, keseimbangan, kesehatan,
dan kebugaran tubuh. Materi mencakup bagian-bagian
tubuh secara terkordinasi, gerak tari bentuk, baik tari
tradisional, tari Nontradisional atau kreasi baru
(kontenporere).
SENI TARI 115
D. KETAHANAN TUBUH DAN LATIHAN BENTUK 2
Gerak pada dasarnya memiliki intensitas yang membentuk
kapasitas extention (penegangan) dan relaxtention
(pengendoran). Gerakan yang memiliki daya penegangan dan
daya pengendoran mampu membentuk ketahanan tubuh secara
baik.
1. Potensi Intensitas Gerak
Olah tubuh bila dilakukan secara benar dan tepat dapat
membantu pembentukan otot tubuh, dan mengencangkan otototot
tubuh menjadi kondisi fisik yang prima melalui latihan-latihan
kesegaran jasmani.
Dalam Singgih D. Gunarsa menyatakan, latihan
kesegaran jasmani dalam materi penyegaran tubuh, latihan
pernafasan, latihan penyegaran otot dan saraf punggung,
pinggang, kaki, pencernaaan makanan serta latiihan
memperlancar peredaran darah. Latihan olah tubuh dapat
membentuk peningkatan energi fisik dan kejiwaan. Latihan yang
akan diuraikan ini adalah latihan penyegaran badan disertai
konsentrasi, guna rnelatih mental atau pikiran yang menyatu yang
seiring disebut meditasi (lihat bentuk Gb. 2.48-2.49).
Sumber Koleksi Pribadi Sumber Koleksi Pribadi
Gb. .2.67.dan 2.68 Latihan pembentukan anggota gerak bagian, tengah dan
atas secara menyeluruh
116 SENI TARI
Latihan untuk Meningkatkan Eergi Fisik dan Kejiwaan
Kurang lebih 30’ untuk dapat menenangkan dan
mengosongkan pikiran. Mulailah dengan rileks fisiknya yaitu: jarijari
kaki, tumit, betis, lutut, otot, paha, pinggang, jari-jari tangan,
pergelangan tangan, lengan otot, bahu, leher, otot-otot
muka/wajah, otot sekitar mata, telinga, kepala. Setelah itu tutup
mata dengan imajinasi dan konsentrasi.
Dalam konsentrasi bayangkan warna merah muda.
Sedangkan imajinasi seluruh kepribadian terisi energi, yang
dikombinasi dengan tiga elemen yaitu: visualisasi, perasaan,
kemauan.
1.1 Contoh Latihan Gerak
a. Cara mengontrol energi perasaan dan kemauan :
Ciptakan perasaan senggang, hangat, keinginan baik,
rasakan dalam dada, visualisasikan bagai sinar muda
berpancar ke seluruh tubuh.
b. Visualisasikan dalarn pikiran.
c. Rasakan kasih sayangdalarn pikiran, lihatlah a\van merah
rnuda menyeberangi.
d. Buang sernua pikiran itu dan anggap selesai.
e. Latihan Untuk Meningkatkan Energi Fisik
Untuk mempertinggi energi psikis dilakukan dengan cara
latihan bernapas. Sebagai contoh latihan pernafasan ada 3
cara yaitu :
Cara Pertama :
a. Berdiri di udara terbuka.
b. Kaki dibentangkan, tangan diangkat ke samping (horizontal).
c. Tarik napas dalam 5 hitungan.
d. Langsung keluarkan napas 10 hitungan, irama hitungan
sama.
e. Ulangi latihan 10 kali.
f. Latihan ini dapat dilakukan dengan duduk tegak di kursi dan
sambil jalan di udara terbuka, dapat dilakukan dimana saja.
Cara Kedua :
a. Duduk tegak punggung lurus, kepala tegak, kaki bersila,
bagian tumit sentuhkan kedua kaki, tangan ditumpukkan
diatas pangkuan atau letakkan di depan dada, posisi berdoa.
b. Ambil napas dalam-dalam melalui hidung ritmis 8 hitungan.
c. Tahan napas dalam paru-paru 12 hitungan (konstan).
SENI TARI 117
d. Keluarkan napas melalui hidung 10 hitungan (biasakan). Pada
waktu mengeluarkan napas alihkan udara ke persimpangan
jalan atau saluran pernapasan kerongkongan (seperti suara
kucing).
e. Ulangi latihan 5 kali.
Cara Ketiga (Khusus Pernapasan) :
a. Duduk bersila dengan badan dikendorkan (rileks) punggung
tegak, jangan bungkuk, tangan dipangkuan diatas lutut, mata
dipejamkan tunduk sedikit, pikiran bersih.
b. Tarik napas dalam-dalam secara perlahan pusatkan pikiran
dalam penarikan napas seakan-akan otot perut yang tertarik
ke atas.
c. Tahan napas selama mungkin (10-15 detik) pikiran pusat di
rongga dada, seakan-akan menembus paru-paru.
d. Lepaskan napas perlahan-lahan hingga posisi perut kembali
sama, pusatkan pikiran pada gerakan lepasnya pernapasan.
e. Ulangi gerakan pernapasan selama 7-10 kali + 20 menit.
f. Latihan ini dianjurkan setiap pagi sebelum melakukan
kegiatan.
1. Latihan Melancarkan Peredaran Darah.
ō€ø Latihan melancarkan peredaran darah dapat memberi
daya hidup bagi semua organ tubuh, dengan cara.
ō€ø Rebahlah terlungkup dengan perut dan dada datar di
lantai.
ō€ø Angkatlah kedua betis ke atas dan tangkaplah dengan
kedua tangan. Tariklah kedua kaki rapat ke depan,
sehingga paha dan dada agak terangkat di atas, julurkan
leher dan kepala tinggi-tinggi ke atas.
ō€ø Diamkan posisi ini sekuat mungkin, makin lama makin
baik, sementara pusatkan pikiran kepada peredaran darah
dari seluruh tubuh dari ujung kepala ke ujung kaki.
ō€ø Setelah itu turunkan kaki dan tangan kembali pada sikap
semula. Istirahat sejenak tanpa bangkit dari posisi
terlungkup.
ō€ø Ulangi sikap dan gerakan berturut-turut selama lima belas
menit (15’).
2. Latihan Penguatan Otot.
ō€ø Latihan ini bertujuan untuk menguatkan otot-otot, dan
syaraf anggota tubuh serta melancarkan mekanisme
organ tubuh. Urutan gerakannya sebagai berikut.
118 SENI TARI
ō€ø Rebahlah terlentang dengan santai, lurus datar.
ō€ø Angkat paha ke atas dan tekukan kedua betis, lurus ke
depan, jari-jari tangan terbuka di atas kedua lutut.
ō€ø Letakkan.jari-jari terbuka di atas kedua lutut.
ō€ø Angkat leher dan kepala mendongak ke atas.
ō€ø Konsentrasi pikiran arahkan pada getaran otot-otot dan
syaraf di seluruh anggota badan.
ō€ø Pertahankan posisi ini 1-2’ istirahat diam, ulangi 2 sampai
3 kali.
3. Latihan Untuk Punggung Dan Pencernaan.
ō€ø Latihan ini bertujuan untuk penguatan punggung dan
pencernaan serta organ dalam perut. Urutan gerakannya
(pencernaan) :
ō€ø Duduklah dengan kaki terjulur ke depan.
ō€ø Bungkukan punggung ke depan berikut leher dan kepala
hingga hampir menyentuh lutut kaki. Kedua tangan
luruskan ke depan memegang ujung betis.
ō€ø Pusatkan pikiran pada getaran syaraf-syaraf dan sumsum
tulang belakang serta otot-otot perut.
ō€ø Pertahankan posisi ini selama satu atau dua menit,
istirahat sejenak Ulangi kembali 2-3 kali.
6. Latihan Bagian Punggung
ō€ø Urutan gerak :
ō€ø Rebahlah telentang dengan kepala di atas bantal.
ō€ø Angkat kedua kaki ke atas tinggi-tinggi, boleh ditopang
dengan tangan memegang pinggang.
ō€ø Bila kedua pinggang sudah tegak, goyangkan sedikit kaki
ke depan atau ke belakang.
ō€ø Pusatkan konsentrasi pada otot-otot pinggang dan
punggung dan pertahankan posisi selama satu menit (1’),
istirahat sebentar. Ulangi 2-3 kali.
7. Latihan Bagian Kaki
ō€ø Latihan ini bertujuan untuk menguatkan kaki yang
berfungsi menopang seluruh badan.
ō€ø Rebahlah telentang dengan lurus dan datar, kedua belah
tangan rileks di samping kanan dan kiri badan.
ō€ø Menirukan gerak dengan cara menggerakkan kepala ke
atas dan bawah, ke samping kiri dan samping kanan,
SENI TARI 119
serta memutar gerak kepala ke arah kiri sebatas
jangkauan gerak atau sebaliknya.
ō€ø Peserta secara individu dapat merumuskan dan
menganalisa bagian kepala yang mendapat penekanan
gerak yang tepat.
Kriteria
Untuk tugas di atas peserta ditekankan untuk rnenirukan
gerakan setepat dan sebaik mungkin serta mengetahui letak
penekanan gerak dan bagaimana gerak kepala untuk
digerakkan.
Sikap bagian anggota gerak tubuh bagian tengah. Dengan
memberikan sejumlah gerakan anggota gerak tengah, peserta
dapat meniru dan menganalisa titik sentral gerak yang
mendapat penekanan gerak. Peserta dapat mengkoordininasi
kekuatan dalam mempergunakan otot daya tahan tubuh dan
mengetahui kornponen-kornponen yang ada dalarn tubuh
manusia.
Deskripsi Tugas
1. Menirukan gerakan yang diberikan guru.
2. Menganalisa sentral gerak yang menjadi kekuatan gerak
sekaligus mengetahui hubungan koordinasi gerak secara
tepat, benar.
3. Menirukan dan merangkai gerak yang telah diberikan serta
memberi variasi dan tekanan secara tepat.
Kriteria
Untuk tugas diatas pengajar/guru harus memberi instruksi
sumber gerak yang jelas, agar tidak rnenimbulkan efek
sampingan terhadap gerak yang dilakukan, mengetahui letak-
Ietak gerakan yang benar.
1.2 Sikap bagian anggota gerak tubuh bagian bawah.
- Setelah diberikan contoh gerak yang berdasarkan anggota
tubuh bagian atas, tengah, peserta dapat merumuskan bentuk
dan kecepatan gerak secara praktis dari gerakan kaki dalam
melangkah, meloncat, menjinjit dan dapat menggabungkan
antara gerakan bagian atas, bawah secara baik dan benar.
- Peserta dapat mengetahui kemampuan dalam mengendalikan
keseimbangan tubuh, memahami kemampuan menggunakan
120 SENI TARI
kekuatan dan kelenturan otot dan daya tahan tubuh sewaktu
bergerak
- Peserta dapat memahami kesan garis (desain atas) yang
terbentuk dari perpindahan satu anggota tubuh ke bentuk yang
lain (isolation) berdasarkan ruang, waktu dan tenaga
Deskripsi Tugas
1. Peserta berjalan, melangkah, meloncat, menjinjit dan
menggerakkan kaki dengan cara tumpuan sebelah kaki
sebagai penyangga atau kedua kaki dalam keadaan
melompat, jalan, putar jinjit tidur, rebah dilakukan gerakan
semaksimal mungkin.
2. Peserta mengadakan dan menganalisa komponen-komponen
tubuh yang berkaitan dengan kekuatan dan kelenturan otot
sewaktu menerima beban gerakan.
3. Peserta dapat menganalisa serta menguraikan
mempertahankan keseimbangan kekuatan tubuh
Peserta dapat memilih pola-pola gerakan dalam membentuk
kesan garis, perpindahan gerak, dapat mengontrol dalam
penguasaan ruang, waktu tenaga dilakukan dengan statis dan
dinamis.
Kriteria
1. Untuk tugas diatas, peserta harus banyak berlatih secara rutin
dan serius untuk mencapai tujuan, mendapatkan teknik-teknik
gerak yang mudah dan benar.
2. Peserta mengetahui kekuatan otot serta kelenturan dalam
menerima beban sewaktu bergerak, dapat mengetahui polapola
yang ada, memahami garis, bentuk-bentuk gerak dalam
ruang, waktu, tenaga.
1.3. Teknik Gerak Pendingin (Cooling Down)
Peserta mampu melakukan gerak perenggangan serta
pendinginan setelah otot-otot berkontraksi.
Deskripsi Tugas
- Peserta dapat melakukan gerakan-gerakan benturan ringan
dan melakukan peregangan at at secara statis, sehingga
tubuh dapat menjadi segar kembali dan normal.
- Peserta menguraikan gerakan-gerakan ringan sehingga
denyutan nadi menjadi turon.
SENI TARI 121
Kriteria
- Peserta harus dapat mengoreksi gerakan secara terampil dan
memperoleh pengalaman-pengalaman bergerak.
Peserta ditekankan harus memahami teknik benturan ringan dan
berat secara statis dan dinamis.
1.4 Sentuhan Emosional (Keseimbangan, Kekuatan, Kelenturan)
1. Secara langsung.
ō€ø Dengan adanya guru memberikan sejumlah instruksi sentuhan
emosional, langsung melalui gerak dengan berpasangan, atau
kelompok (lebih dari 2 orang) peserta dapat memberikan respon
balik terhadap gerakan aksi yang memberi rangsangan sentuhan
gerak, baik dilakukan dengan keseimbangan kekuatan maupun
kelenturan dalam bergerak.
1. Deskripsi Tugas.
ō€ø Peserta secara kelenturan, kekuatan, maupun keseimbangan
(fleksible) gerak pribadi, kemudian dapat merespon gerak aksi
yang datang dari luar sebagai rangsang gerak secara langsung.
ō€ø Peserta dapat mengetahui secara tepat dan benar, bagian dari
anggota tubuh yang tersentuh gerak aksi secara emosional yang
teratur, untuk selanjutnya digerakkan paling awal sampai akhir,
melalui respon gerak di dalam ruang, waktu, tenaga.
ō€ø Peserta dapat menguraikan gerak dan menganalisa gerak
secara mempertahankan keseimbangan tubuh.
Kriteria
ō€ø Responsi gerak dilakukan peserta jika bagian anggota gerak
tubuh yang tersentuh/terangsang aksi gerak dari luar harus
digerakkan lebih dahulu.
ō€ø Peserta ditekankan dapat mengetahui dan memahami
gerakan pengendalian keseimbangan, kelenturan, kekuatan
gerak tubuh dalam menerima beban sewaktu bergerak.
Secara Tidak Langsung
Jika diberikan instruksi tentang tanggapan (respon) secara tidak
langsung, peserta dapat memberikan umpan balik arti tanggapan
yang datang dari orang lain, untuk mengikuti reaksi tanggapan
gerak secara baik dan benar.
Deskripsi Tugas
1. Peserta dapat memaharni tanggapan gerak secara cepat
untuk merespon gerak.
2. Latihan gerak dan merespon gerak.
122 SENI TARI
Kriteria
Untuk tugas ini, peserta harus teliti dan mengetahui gerak yang
diperoleh dan memberi tanggapan dari awal sampai selesai.
1.5 Rangsang Musik (Music Stimulus) atau iringan.
Peserta diperdengarkan musik tertentu atau musik ilustrasi,
peserta dapat bergerak menurut ekspresi dalam merespon
bunyi dan bergerak praktis dan taktis. Dan peserta dapat
melihat secara cermat dinamika gerak sesuai dengan iringan
yang didengar.
Deskripsi tugas
- Peserta dapat bergerak berirama dengan musik yang didengar
dan dipilih.
- Peserta dapat bergerak melawan irama dan suasana musik
yang didengar.
Kriteria
Untuk tugas ini, peserta hendaknya teliti dan mempunyai
pengalaman yang banyak mendengar musikJiringan yang sudah
ada, sehingga peserta akan mempunyai pengalaman gerak
dengan merespon musik baik secara improvisasi maupun imitasi.
1.3. Paket Garapan Gerak.
Dengan banyaknya pengalaman melakukan gerak yang telah
dilatih, dan dibuat pada materi yang diajarkan, maka peserta
dapat mengkoordinasi, menyusun gerak ke dalam paket
garapan geakan yang naratif secara efektif baik individu
maupun kelompok.
Deskripsi Tugas.
Peserta dapat mencari gerakan yang sesuai dengan gerak yang
diharapkan agar dapat dievaluasi menjadi paket gerak yang
dilakukan secara individu dan kelompok. Peserta mencari dan
mengolah gerak, desain gerak, dinamika dan musik iringan
maupun musik ilustrasi yang dapat mendukung paket garapan.
Kriteria
ō€ø Peserta dapat merangkai pola gerak yang telah ada dan
dibuat sendiri.
ō€ø Merespon kejelian di dalam mengungkapkan gerak serta
dapat merangkai pola-pola gerak yang telah dipelajari menjadi
paket.
SENI TARI 123
2. Latihan Pola Irama dan Irama gerak
Dalam mementukan porsi latihan yang sebaiknya kalian
lakukan, maka melalui informasi buku ini dapat disampaikan
bahwa bebera kiat dapat kalian pelajari. Kiat dimaksud
sesungguhnya bukan hargamati, namun karena diperhatiakan
beberapa hal pada lembar berikut.
Motif Gerakan Individu
No Anggota
Gerak
Kompetensi
Gerak
Uraian Teknik
Gerak
Keterangan
1 Anggota
Gerak
Bagian
Atas
Kepala (Caput)
relaksasi
dengan leher
Gerakan ke
samping
kanan/kiri.
Gerakan ke
depan/belakang.
Gerakan berpaling
ke kanan/kiri,
memutar ke
kanan/kiri.
Gerakan supinasi,
dan mengayun,
mengangguk,
berputar.
Bentuk dan sikap
ke dua kaki rapat
(level tinggi,
sedang, rendah),
terbuka dan
sikap tertentu
seperti Tanjak-
Tancep, Rapal,
Adeg-adeg,
kuda-kuda,
Pronasi pada
ekstensor
bertumpu pada
otot tengkorak
Badang kontraksi,
rileks, penegangan
otot pada seluruh
anggota tubuh.
Gerakan pacak
gulu, gebesan,
gileg, gelieur,
anggukan dan
gelengan kepala,
tengok kanan/kiri.
Pangkal leher
sebagai
tumpuhan
gerakan, sendi
leher berperan
sentral.
2 Anggota
Gerak
Bagian
Tengah
Sikap Badan
(Thorax)
pronasi pada
ruas tulang,
supinasi pada
pusat
tumpuhan
gerakan yang
ada setiap
Meliuk-liuk,
mengkerut-kerut,
pinggul(pelvis)
berputar dan
berporos pada
cranum. Pelvis
bergerak sebatas
kemampuan
sesuai motif ragam
Gerak Olah
Tubuh pada
pemanasan
gerak.
124 SENI TARI
sendi yang
sedang
difungsikan.
tari yg dilakukan.
Kontraksi otot di
sekitar Thorax
secara sendiri atau
bersama-sama
memberi daya
lentur pada
penguatan
gerakan tubuh.
Gerakan badan ke
samping
kanan/kiri, ke
depan/belakang.
Vibrasi skapula,
ogak lambung,
Pronasi pada
kontraksi tulang
skapula dan perut
membentuk
gerakan khsusus.
Gerak spalula
pada tari Klono
Topeng dan atau
pada Topeng
Cirebon. Vibrasi
perut yang
dilakukan oleh
Tokoh Jin Besar
Tuyul dan Yul.
Bentuk dan
sikap anggota
gerak tangan.
Gerakan
bervariasi.
Gerakan bahuskapula
ke
atas/bawah,
supinasi ke depan,
belakang.
Grakan tangan
lurus, tekukan
pada siku, tekukan
pada palmar
tangan, serta
gerakan jari-jari
melakukan gerak
pada bentuk dan
sikap motif gerak
tertentu atau
khusus.
Gerakan kordinatif
pada sendi
bertumpu pada
sentral gerak
bahu, lengan atas,
lengan bawah,
palmar tangan,
Bentuk dan sikap
tangan bergerak
secara sendiri.
Bentuk dan sikap
tangan-kordinasi
dengan anggota
gerak yang lain.
Sikap palmar dari
tangan Ngiting,
Nyempurit,
Ngruji, dan
sikap tangan
pokok. Bentuk
dan Sikap
gerakan tangan
Elieu pada gerak
dasar tari India,
Nyeluntir pada
tari gendhing
SENI TARI 125
dan jari-jari
membentuk sikap
tertentu. Motif grak
tari tertentu yang
digerakan secara
ideal sesuai
tuntutan frase
ragam gerak tari.
Sriwijaya, dan
Nguya pada tari
dasar Thailand.
Gerak dasar
tersebut bila
dipadu dengan
gerak dasar
senam dan gerak
pemanasan
mampu melatih
gerak tangan
sesuai porsi dan
penegangan
pada gerak tari
tertentu atau
merupakan
penegangan
tangan semata.
Pelvis sebagai
penopang,
Cranum
sebagai
otorizet.
Gerakan dan
getaran
pinggul,
sensualitas,
kelenturan
pada paha,
Kolumna
vertebralis,
berfungsi
sebagai
penyengga dan
tumpuhan
gerak bertugas
menopang dan
mengkontrol
gerakan
Goyang pinggul ke
kanan/kiri dengan
volume dan
reaktivitas gerak
tertentu.
Kecepatan,
macam goyangan,
dilakukan sesuai
keterampilan
individu, masingmasing
berbedabeda.
Harmoinisasi
goyang pinggul,
memberi kesan
gerak seksi bagai
orang lain.
Goyang plastik,
goyang pantat
pada Jaipongan,
goyang pinggul
oleh penyanyi
dangdut.
3 Anggota
Gerak
Bagian
Bawah
Support Kaki
(Ladix)
Kepala
menganggukangguk-
badan
merunduk, kepala
Gerakan Jalan,
Geser, Kengser,
jalan kaki pada
tarian kuda-kuda,
126 SENI TARI
menggeleng
badan mengikuti
sikap gerak
kepala. Kepala –
badan berputar
bersama dengan
berguling atau
variasi gerakan
kpala badan dan
kedua tangan
bergoyang dalam
posisi
membungkuk,
semua gerakan
dilakukan dalam
posisi kedua kaki
rapat atau jika
mungkin bertumpu
satu kaki.
kaki berputar
dengan tumpuan
satu atau kedua
kaki adalah
dominasi gerak
anggota bawah.
Teknik
Tumpuhan kaki
pada tari balet,
Salto, loncat
harimau, strugel
track di udara,
kiprah perang
pada tari-tarian
Yogyakarta.
4 Anggota
Gerak
Atas dan
Bawah
Kontraksi
gerakan
kepala-badan
dari supinasi
kerangka axial.
Anggota gerak
atas-pinggul
kerangka
tulang
(appendikuler)
Kepala-badantangan
dengan
melakukan
penegangan
kaki-kepala
proksimalsentripetal
Kepala
menganggukangguk-
badan
merunduk, kepala
menggeleng
badan mengikuti
sikap gerak
kepala. Kepala –
badan berputar
bersama dengan
berguling atau
variasi gerakan
kpala badan dan
kedua tangan
bergoyang dalam
posisi
membungkuk,
semua gerakan
dilakukan dalam
posisi kedua kaki
rapat atau jika
mungkin bertumpu
satu kaki.
Kepala mematuk-
Gerakan tersebut
dilakukan pada
saat olah tubuh.
Gerak pada tari
Rebana/Rangguk
(Jambi)
peragaan gerak
sering dilakukan.
Peragaan gerak
motif Rodat,
Zamrah, dan taritarian
berciri
kerakyatan
mengutamakan
gabungan gerak
anggota tubuh
Gerak pada tari
Belibis (Bali) Tari
Merak (Jawa-
Sunda) seperti
gerakan burung.
Gerak rol, loncat
SENI TARI 127
matuk, kaki
lenagkah ke
depan/belakang,
samping
kanan/kiri.
Tekukan kepala
dan kaki lurus
pada gerak roll
atau guling
harimau, Keept
up
5 Anggota
Gerak
Atas-
Tengah-
Bawah
Sinartrosis,
sinkondrosis,
sinfibrosis,
diarthrosis
Sinkronisasi gerak
tulang dan jaringan
dimana kedua
tulang antara tidak
terjadi efek
gerakan.
Kordinasi ke2
tulang yang
berhubungan oleh
adanya jaringan
tulang rawan yang
beroperasional
secara tepat.
Kedua tulang yang
beroperasional
dihubungkan oleh
tulang tengkorak.
Kedua tulang tidak
saling menunjang
gerak. Gerakan
dilakukan pada
sendi peluru, sendi
poros pada tulang
bahu, tulang
panggul, serta
pada karpal dan
falang.
Sinkronisasi
Jalan lurus,
Lampah
Ringdom, Putar
tangan sikap
kaki jalan lurus
ke smua
penjuru,
Putaran Tubuh
ke semua arah.
Tegak dan
bongkok badan.
Pacak Gulu,
Gileg, Galier,
dan Godeg.
Gelang
kepalaanggukanggukan
kepala, tengok
kanan /kiri
Putar kaki
dasargerak
balet.
Gerakan
merendah atau
mendak,
Nindak,
128 SENI TARI
karpal dan falang
dalam menunjang
gerakan secara
terpadu.
Tanjekan,
Mapal, Ngeseh,
dan variasi
gerakan kepala,
badan, tangan,
dan kaki.
Tabel 2.3 Motif gerak Individu
Motif Gerakan Berpasangan atau Kelompok
No Anggota
Gerak
Kompetensi
Gerak
Uraian Teknik
Gerak
Keterangan
1 Anggota
Gerak
Bagian
Atas
Kepala (Caput) Gerakan
supinasi
ayunan,
anggukan,
berputar.
Bentuk dan sikap
duduk (tari Saman)
atau kedua kaki
(level tinggi, sedang,
rendah) pada tari
Saudati, tari garapan
lain.
1 Anggota
Gerak
Bagian
Tengah
Badan(Thorak) Gerakan
relaksasi dan
supinasi
anggota tubuh
secara periodik
dan temporer.
Bentuk dan sikap ke
dua kaki rapat (level
tinggi, sedang,
rendah), terbuka dan
sikap tertentu seperti
Tanjak-Tancep,
Rapal, Adeg-adeg,
kuda-kuda.
Gerakan Tari Topeng
Cirebon, dan topeng
Klono.
1 Anggota
Gerak
Bagian
Bawah
Kaki(Ladix) Gerakan
supinasi slip,
step, lenso,
straidel.
Bentuk dan sikap ke
dua kaki rapat (level
tinggi, sedang,
rendah), terbuka dan
sikap tertentu seperti
Tanjak-Tancep,
Rapal, Adeg-adeg,
kuda-kuda,
Tabel 2.4
Gerak tari kelompok
SENI TARI 129
E. PENGUASAAN GERAK OLAH TUBUH
1. Latihan Pemanasan
Program latihan penting bagi siswa dan guru. Latihanlatihan
menjadikan rangkaian program latihan yang cocok dapat
disesuaikan dengan kebiasaan kita masing-masing atau jadwal
pelajaran yang berlaku dalam Olah Tubuh.
Program latihan hendaknya dirancang agar dapat membangun
kekuatan tubuh, mengembangkan kelenturan fisik, serta latihan
olah tubuh dapat merubah bentuk badan, membakar lemak,
mengencangkan otot, dn berpenampilan indah dan menarik.
Tujuan pernafasan untuk meningkatkan kecepatan nadi,
memanaskan dan mengencangkan otot di setiap bagian tubuh ,
sehingga bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan gerakan
selanjutnya. Musik digunakan sebaiknya yang dapat memberikan
stumulus untuk bergerak agar lebih semangat dn agreasif. gai
Gerakan pemanasan dapat dilakukan 10 menit,
ō€ø Gerakan bagian kepala dan gerakan bagian leher,
ō€ø Gerakan bahu, lengan bersama dengan bagian samping,
ō€ø Otot dada, bahu, dan panggul,
ō€ø Otot pinggul,
ō€ø Otot tungkai dan pinggang,
ō€ø Sehabis latihan istirahat 2 menit kemudian lakukan gerakan
inti
Keuntungan pemanasan
ō€ø Otot dapat berkontraksi secara cepat, dan mampu
merespons gerak secara reflektif.
ō€ø Menghindari cedera,
ō€ø Menambah kepekaan syarat,
ō€ø Mengoptimalkan kordinasi gerakan secara baik,
ō€ø Pembuluh darah lebar, sehingga aliran darah lancer.
130 SENI TARI
2. Latihan Inti
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan Gambar. 2.69 Sikap jengkeng santai, kontraksi pada kaki
1. Latihan Inti (Latihan Kelenturan)
ō€ø Untuk menyusun ragam-ragam gerak secara utuh,
dirangkai, elemen-elemen gerak yang satu dengan yang
lain.
ō€ø Selama latihan harus dengan percobaan dan memadukan
dengan gerak yang telah dipelajari.
ō€ø Ada lima elemen posisi dasar gerak untuk kepentingan
Olah Tubuh adalah
1. Sikap Jongkok
Caranya duduk jongkok dengan mendekatkan lutut ke
dada. Telapak kaki jinjit dengan tangan memegang lutut
atau direntangkan ke depan. Tumpuhan berat badan
pada ujung telapak kaki (lakukan beberapa menit).
(Latihan Kelenturan)
2. Sikap Nungging
Caranya dalam
sikap nungging
gerakan
melibatkan pinggul
dan kepala lurus
ke bawa, lutut
tetap lurus kaki
tetap menapak ke
lantai kedua
tangan menyentuh
lantai.(lakukan
gerakan beberapa
menit).
SENI TARI 131
Gambar
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.70
berdiri santai, kontraksi pada kaki dan menyangga bambu pada tari Bambu Gila
1. Lanjutan
3. Sikap Jinjit
Caranya posisi berdiri dengan ujung kaki semaksimal
mungkin. Kekuatan badan dalam posisi jinjit, tangan
tarik julurkan dengan pandangan lurus ke depan.
Badan ditopang oleh kedua ujung jari kaki dan
konsentrasi penuh.
Tarikan kencang pada betis, otot tungkai, dan telapak
kaki sehingga tumpuhan menjadi kokh dan kuat
(lakukan beberapa menit).
2. Latihan Inti (Latihan Kekuatan)
4. Sikap Kangkang
Caranya badan dan kepala tegak kedua kaki
direntangkan ke samping. Pandangan lurus ke depan
dengan konsentrasi penuh.
Rasakan tarikan otot meregang, manfaatkan otot menjadi
kuat daya tahan mekin kuat.
132 SENI TARI
Perhatikan gambar-gambar di bawah ini adalah sikap dasar
gerak
3. Pemanasan
Berdiri sambil mengangkat tumit digerakan secara bergantian
hitungan 1-8
ō€ø Posisi dan gerakan kaki sama, sambil mengayunkan tangan,
ō€ø Posisi dan gerakan sama, akan tetapi memutarkan pergelangan
kaki
2. Melompat dari kiri ke kanan dan sebaliknya. Tangan di depan
memegang mulut.
3. Otot dapat berkontraksi secara cepat, dan mampu merespons
gerak secara reflektif.
4. Berdiri dengan tumpuhan ujung jari, perut diperkecil ke dalam ke
dua tangan ke atas setinggi jangkauan.
5. Berjalan di tempat,
6. Lari-lari di tempat,
7. Latihan gerakan kepala, tarik leher ke kanan dan ke kiri.
Tundukan kepala ke depan dan ke belakang tahan hingga 3
menit.
8. Gerakan mengangkat bahu (posisi berdiri dengan kaki terbuka,
9. Gerakan bagian lengan (lengan diangkat setinggi bahu),
10. Latihan pinggang, putar pinggang sesuai arah jarum jam,
gerakan putaran sebaliknya.
11. Ayunan ke dua tangan ke samping, tarik ke belakang diikuti
badan (putar), lalu kedua tangan tarik ke atas. Bungkukan badan
dan ikuti gerakan tangan ke bawah menyentuh lantai. Posisi
kembali semula.
12. tarik bagian pinggang kiri ikuti gerakan tangan kiri ke atas
samping, tangan kanan ke bawah. Kembali ke posisi semul dan
gerakan ulang sebaliknya.
13. Lakukan tekukan ke depan agar pinggang mendapat posisi
gerak seimbang. Posisi pinggul dan kepala mengikuti badan ke
bawah tekuk dengan ke dua tangan bersentuhan dengan melipat
tangan di depan dada.
14. Gerakan bagian lutut angkat kaki kanan dan kaki kiri tahan
(lakukan bergantian)
15. Lutut kanan tekuk hingga menempel lantai, lutut kiri dan telapak
kaki menapak atau menempel lantai lakukan 8 kali. Secara
bergantian.
16. Kedua lutut lurus, keseimbangan gerak dipertahankan tarik
badan dan tangan ke depan kaki lurus posisinya, tahan pinggul
sehingga nampak elastis.
17. Meregang otot lutut, pegang kaki/betis sehingga badan
membungkuk rasakan tarikan tumit. Tarik tangan kiri ke
betis/paha kanan tangan kanan lurus ke atas lakukan sebaliknya.
18. Pegang kedua pergelangan kaki/betis lakukan tarikan badan ke
bawah tarik nafas teratur. Gerakan ulang, selanjutnya kembali
posisi semula.
SENI TARI 133
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.71 berdiri jinjit, putaran, dan penguatan pada kontraksi
pada kaki dengan penguasaan payung tari Ngebayak
4. Latihan Inti (Penguasaan Keterampilan Gerak)
ō€ø Penguasaan keterampilan dapat menambah kemantapan Olah Tubuh.
Gerak dasar tari tradisi dan gerak olah tubuh yang dijadikan sebagai inti
latihan misalnya:
ō€ø Melakukan gerakan kaki,
ō€ø Ayunan tangan,
ō€ø Lompatan,
ō€ø Putar-jonkok,
ō€ø Gerak-gerak tari tradisional dan Nontradisional,
ō€ø Motif-motif gerak keterampilan menggunakan alat,
ō€ø Penghayatan total Olah Tubuh dengan diiringi irama musik sederhana,
variasi untuk membantu penghayatan, dinamika gerak, keindahan gerak,
penghayatan dengan memakai property.
134 SENI TARI
Gerakan berikut adalah, tangan bertumpu di lantai, badan
membungkuk, dorong kaki kanan dan kaki kiri secara bergantian.
Lakukan beberapa kali gerakan ini.
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.72 berdiri santai, kontraksi pada kaki dan tangan yang
melakukan tendangan, lipatan kaki serta menyangga bambu sambil bergerak.
ō€ø Latihan otot dengan dorongan kaki ke belakang, tangan ke
atas berlawanan dengan kaki . Laian, beberapa kali
gerakan, ulang!.
ō€ø Lakukan gerakan kaki maju ke depan, dengan pinggul
lakukan kengser, lenggang, dan lain lagi.
ō€ø Gerakan pinggng otot kaki regang, pantat, pinggul, ke
belakang. Atau kamu dapat melakukan gerakan tradisional.
ō€ø Goyang Plastik, goyang pantat).
ō€ø Gerakan tangan dn pergelangan buka –tutup. Posisi kaki
terbuka dan merendah.
ō€ø Gerakan posisi duduk/tiduran angkat kaki membentuk
huruh V dan lakukan senam jenis gerakan kaki terbuka.
Posisi tidur tertelungkup menutup dan membuka pangkal
lutut.
ō€ø Gerakan kaki angkat-jatuhkan kembali dengan membentuk
sudut 90 derajat. Gerakan Sit UP.
ō€ø Gerakan kaki semacam Balet.
ō€ø Gerakan otot paha. Duduk lakukan berapa macam posisi
duduk, sila, dan simpuh badan ditopang ke dua kaki.
ō€ø Telapak kaki rapatkan
ō€ø Duduk Kedua kedua kaki diluruskan Gerakan
mengencangkan paha
SENI TARI 135
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar Gb. 2.73 Duduk santai, perpindahan formasi, kontraksi pada
kaki pada tarian Aceh di atas
1. Sikap badan berdiri atau duduk letakan kedua tangan
di atas paha arah telapak ke atas,
2. Tarik nafas perut, tahan 4 detik.
Posisi sama tarik kedua telapak tangan sambil
mengepal letakan ke depan dada. Lalu menurunkan
kepala sedikit mata dipejamkan.
3. Hirup nafas dalam-dalam lakukan selama 12 detik
bayangkan keberanian, dan rasa kepercayaan diri.
4. Berdiri dengan satu kaki berada di depan jaraknya
dua kaki 60 cm kuda-kud depan, kaki belakang
berjingkat tangan di pinggang. Tarik nafas tahan lalu
keluarkan sambil berteriak sekeras-kerasnya
......................aaaaach.
136 SENI TARI
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.74 berdiri santai, kontraksi pada tangan dan jari pada tari
1. Untuk kekuatan tangan sikap berdiri kuda-kuda (jarak
kaki 60 cm) tubuh tegak ke depan.
2. Sikap tangan seperti orang sedang sembah. Tetapi
kedua telapak tangan jangan sampai merapat kira-kira 2
cm, jarak pandang lurus ke depan.
3. Hirup nafas perlahan melalui hidung, tahan, lalu sambil
tarik tangan kanan gunakan nafas perut, sambil gunakan
kekuatan alam (bentuk posisi tangan seperti memanah)
kaki sedikit teknik, sikap dipertahankan., lalu hembuskan
nafas perlahan-lahan dalam waktu 8 detik.
4. Gerak Ulap-ulap (melihat) sikap berdiri kaki sedikit
terbuka, arah lutut kaki ke depan ke dua tangan lurus.
Lakukan gerakan tarik kedua tangan ke dalam dekat dada,
tahan nafas. Hembuskan perlahan-lahan 8 detik tahan di
tenggorokan, hembuskan nafas.
5. Pernafasan perut
Posisi bisa berdiri bisa duduk.
Tarik nafas dengan pernafasan perut dalam waktu 10-12
detik. Sambil membayangkan kekuatan alam hirup udara
tarik kedua siku sampai ke belakang, perlahan-lahan
kepala menengadah, dada tarik ke depan kedua bahu tarik
ke belakang. Tahan 10-12 menit. Hembuskan nafas sambil
bayangkan semua sikap ragu-ragu, bimbang.
Posisi masih berdiri dengan kedua tangan merentang ke
samping. Ujung ke dua tangan diputar perlahan-lahan buat
lingkaran kecil makin lama makin melebar. Seluruh otot
tanganotot bahu, punggung di regangkan.
SENI TARI 137
Sumber GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.75 berjalan sambil melayang santai, kontraksi pada kaki,
daerah perut, dan kedua tangan pada tari tradisional
1. Kordinasi gerak olah tubuh/tari traisional dan tari
Nontradisional dengan menggunakan property sebagai
gerak Inti. (Hal 24 dan 75).
2. Apabila ingin memunculkan gerakan-gerakan ekspresif
dan kreatif dalam latihan, maka sumber-sumber gerak
tari dapat diperoleh dalam aktivitas kehidupan seharihari.
Gerak tradisional dan gerak Balet dan lainnya
sebagai variasi.
3. Kordinasi alat dengan gerak juga berkaitan dengan
penguasaan teknik.
4. Batasan gerak untuk latihan melihat kebutuhandan
kondisi latihan.
5. Besar-kecil jangkauan gerak yang dilatih ada
hubungannya dengan perasan kita.
6. Perubahan gerak lembut ke keras atau kuat erat
kaitannya dengan perasaan. Untuk itu siswa harus
melakukan olah tubuh sesuai kebutuhan latihan dan
penguasaan teknik dasar gerak, disiplin latihan dan
cara merancang pola-pola gerak ruang dan waktu
irama, dan alat disesuaikan dengan keinginan kita.
138 SENI TARI
Sumber Koleksi GNP TMII Jakarta
Perhatikan gambar 2.76 duduk santai, berdiri jongkok, kontraksi kaki dan
tangan yang merentang pada saat jengkeng putri pada tari Nyi Kembang
3. Pendinginan
3.1 Latihan pendinginan adalah untuk mengembangkan
kondisi fisik dan otot kepada kondisi semula. Kegunaan
pendinginan adalah :
ō€ø Mengendorkan otot,
ō€ø Menurunkan suhu tubuh,
ō€ø Mengurangi ketegangan,
ō€ø Proses relaksasi dan denyut jantung nadi kembali
normal.,
ō€ø Latihan penutup.
Gerakan latihan yang dapat dilakukan adalah gerakan yang
bersifat ringan, dan lambat.
SENI TARI 139
Latihan Pendinginan
ō€ø Posisi tidur relaks, gerak kedua kaki secara perlahan tarik atau
rapatkan dan letakan kedua tangan di atas posisi perut
ō€ø Turunkan relaks,
ō€ø Posisi berdiri dengan merentangkan kedua tangan sejajar lalu
tangan ayunkan,
ō€ø Duduk pegang kedua lutut sambil menarik nafas pelan-pelan
badan ditidurkan atau terentang jari-jari tangan dan kaki
kendorkan.
ō€ø Berdiri perlahan-lahan, Ayunkan tangan, busungkan dada, tarik
salah satu tangan ke atas pandangan seolah-olah berada
diawang-awang,
ō€ø Perhatikan beberapa hal dalam pendinginan. Kembalikan tubuh
ke posisi awal, sehingga kondisi dapat segar kembali.
ō€ø Pendinginan lakukan 3-5 menit.
ō€ø Tidak ada istirahat pada sat pendinginan.
ō€ø Gerakan pelan agak lembut, relaks,
ō€ø Musik iringan yang lembut dapat digunakan untuk membawa kita
pada hal yang lebih relaks dan tidak ada beban.
ō€ø Latihan pendinginan tahan nafas kemudian hembuskan,
ō€ø Rasakan semua oto dan aliran darah kita relaks,
ō€ø Lakukan gerak sesuai dengan teknik gerak, wiraga, wirama,
wirasa,
ō€ø Pilih musik etnik yang kamu suka,
ō€ø Latihan dilakukan secara individu, berpasangan, kelompok dan
pola lantai secara bervariasi
140 SENI TARI
Gerakan Olah Tubuh dan Latihan
No Uraian Gerak Pola Lantai Pola
Hitungan
1 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak gelengan
kepala tunggal dan
ganda ke kanan dan
ke kiri secara
bergantian.
Di lakukan di
tempat
Dua kali 1-8
2 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak anggukan
kepala secara tunggal
dan ganda ke atas
dan ke bawah secara
bergantian.
Idem Dua kali 1-8
3 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak menengok/
menolehkan kepala
tunggal dan ganda ke
kanan dan ke kiri
secara bergantian.
idem Dua kali 1-8
4 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak jalan dengan
langkah kaki secara
Pola lintasan
dapat garis
lurus, lingkaran,
atau dalam
formasi sesuai
kebutuhan
Empat kali
hitungan 1-8
SENI TARI 141
sedikit terbuka pada
anggota gerak lutut
dan paha. Gerak ini
dapat dilakukan
bergantian kaki kanan
da kiri.
5 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak kepala memutar
ke arah kanan
membentuk 360
derajad. Gerakan
kepala dapat
dilakukan ke arah kiri
atau arah sebaliknya.
Gerakan di
tempat
6 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak menganagkat
bahu dan
menurunkan bah
Gerak ini dilakukan
bergantian.
Idem
7 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak memutar sendi
bahu ke depan dan ke
belakang dengan
gerak cepat atau
lambat. Gerak ini
dapat dilakukan
bergantian arah atau
sebaliknya.
Idem
142 SENI TARI
8 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan melebar ke
samping kanan/kiri.
Lakukan gerak
memutar tangan ke
arah depan dan
belakang secara
bergantian. Gerakan
memutar tangan
dapat dilakukan
secara cepat / lambat
secara bergantian.
Idem
9 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan
mata lurus ke depan,
tangan bertolak
pinggang. Lakukan
gerak jalan dengan
langkah kaki secara
sedikit terbuka pada
anggota gerak lutut
dan paha. Gerak ini
dapat dilakukan
bergantian kaki kanan
da kiri.
Idem Delapan kali
hitungan 1-8
10 Badan berdiri tegak,
sikap pandangan mata
lurus ke depan, tangan
angkat ke atas dan
lakukan gerakan jari
meregam secara
bertahap. Gerakan
menjulurkan tangan ke
atas baik tangan kanan
dan kiri secara
bergantian. Posisi kaki
jinjit seolah-olah
meraih benda yang
berada paling jauh.
Idem Dua kali 1-8
SENI TARI 143
11 Posisi badan tetap
berdiri tegak, sikap
pandangan mata lurus
ke atas mengikuti alur
gerak tangan, tangan
kiri lurus ke atas sambil
meregam jari jemari
seolah-olah meraih
sesuatu yang ada di
atas. Gerakan ini dapat
dilakukan dengan
kedua kaki jinjit.
Berdiri di
tempat di
selingi dengan
berjalan setapat
demi setapak
Dua kali 1-8
12 Pindahkan posisi
badan tetap berdiri
tegak, sikap
pandangan mata lurus
ke atas mengikuti alur
gerak tangan, tangan
kanan lurus ke atas
sambil meregam jari
jemari seolah-olah
meraih sesuatu yang
ada di atas. Gerakan
ini dapat dilakukan
dengan kedua kaki
jinjit.
idem Dua kali 1-8
13 Atur posisi badan tetap
berdiri tegak, buka
tangan ke arah
samping hingga
membentuk huruf V,
sikap pandangan mata
lurus ke depan
putarkan badan ke
kanan-ke kiri, ayunkan
ke dua tangan ke sisi
kanan- ke kiri. Gerakan
ini dilakukan secara
bergantian.
idem Dua kali 1-8
14 Atur posisi badan tetap
berdiri tegak, kemudian
buka kaki hingga posisi
merentang rendah,
idem Dua kali 1-8
144 SENI TARI
tangan ke arah
samping hingga
membentuk garis lurus.
pandangan mata lurus
ke depan atur posisi
sikap badan
merendah-naik secara
periodik. Gerakan ini
dilakukan naik turun
secara bergantian.
15 Tangan sebelah
ditekuk ke arah dada,
tangan sebelah lainnya
lurus horisontal sejajar
dengan bahu, atur kaki
kaki kiri sebelah
ditekuk ke luar, dan
sebelah lainnya
diluruskan. Posisi
badan tempat
merendah ke arah
samping. Posisi badan
rendah ke samping.
Dengan itu saling
berhadapan..
Berjalan
memutar atau
di tempat
Tiga kali 1-8
16 Atur posisi badan tetap
berdiri tegak, buka
tangan ke arah
samping hingga
membentuk huruf V,
sikap pandangan mata
lurus ke depan
putarkan badan ke
kanan-ke kiri, ayunkan
ke dua tangan ke sisi
kanan- ke kiri. Gerakan
ini dilakukan secara
bergantian.
idem Tiga kali 1-8
17 Posisi badan terbuka
merendah, tangan
membuka arah
samping lurus hingga
membentuk huruf I,
Idem 24 Tiga kali 1-8
SENI TARI 145
jari-jari lurus
pandangan mata lurus
ke depan putar badan
ke kanan-kiri putarkan
badan ke kanan-ke kiri,
ayunkan ke dua tangan
ke sisi kanan-ke kiri.
Gerakan ini dilakukan
bergantian.
18 Tangan sebelah
ditekuk ke arah dada,
sebelah tangan lainnya
luus. Atur posisi badan
merendah ke samping
kanan, dengan saling
membelakangi. Kedua
tangan lurus ke depan,
kaki sebelah kaki
kanan ditekuk dan kaki
kiri lurus kesamping.
Posisi badan
merendah ke depan.
Posisi
tergantung
kebutuhan atau
sesuai
kehendak
Dua kali 1-8
20 Badan berdiri tegak,
pandangan lurus ke
depan, tangan di
samping paha
Idem Dua kali 1-8
21 Ke dua kaki lurus ke
depan, kaki sebelah
ditekuk dan sebelah
lainnya diluruskan,
pandangan mengarah
kaki yang lurus setapak
ke depan. Pandangan
ke arah depan, badan
merendah arah
pandangan menatap
depan ias berulang
tahun.
Idem
Dua kali 1-8
22 Posisi badan sedikit
membungkuk, tangan
lurus sejajar dengan
bahu membentuk
garislurus horisontal.
Idem Dua kali 1-8
146 SENI TARI
Kaki kanan mundur
selangkah, kaki kiri
kunci di tempat
pandangan ke depan
posisi badan medium
menghadap depan.
23 Posisi badan rendah
dengan tangan lurus ke
bawah vertikal sambil
menahan, dun gerakan
kaki sebelah kanan
ditekuk sebelah kiri
lurus.
Idem Dua kali 1-8
24 Posisi badan rendah
dengan tangan sejajar
dengan bahu
horisontal, kakai kanan
ditekuk 90 derajad dan
kaki kiri lurus. Arah
hadap ke depan.
idem Dua kali 1-8
25 Posisi badan rendah
kemudian berguling ke
arah kanan, putaran ke
kanan maksimal
hingga ke posisi
tertelungkup, untuk
kembali posisi semula
posisi badan
merendah.
idem Dua kali 1-8
26 Posisi badan tidur
lurus, badan berguling
sehingga terlentang,
kemudian merunduk
jongkok hingga menuju
posisi berdiri
sempurna, selanjutnya
melompat setingguitingginya.
Berteriak ach
melepaskan
pergerakan tubuh
secara sempurna.
idem Empat kali
hitungan 1-8
SENI TARI 147
27 Berdiri tegak tangan
kanan membentuk
sudut 45 derajad,
tangan kiri di samping
paha kaki kanan dan
kaki kiri melangkah ke
depan, arah hadap
muka searah dengan
tangan.
idem Dua kali 1-8
28 Atur sikap posisi badan
membungkuk, tangan
kanan siku-siku 45
derajad tangan kanan
lurus horisontal ke
depan, kaki kiri
melangkah ke
belakang arah hadap
ke bawah.
Idem Dua kali 1-8
29 Posisi berdiri satu kaki,
kaki kanan ditekuk
dipegangi tangan kiri,
tangan kanan lurus
dialgonal, badan dan
mrmbongkok sambil
mengganti posisi sikap
sempuna.
idem Dua kali 1-8
30 Posisi badan
menunduk, berdiri
dengan tumpuan kaki
kiri, kaki kanan
dikebelakangkan lurus
di sehingga.
idem Dua kali 1-8
31 Posisi badan
membongkok, kedua
tangan ditelepaskan
hingga tergantung
relaks, kemudian
lipatkan ke dua tangan
ke atas selanjutnya
Dua kali 1-8
148 SENI TARI
kedua tangan
dilipatkan hingga lurus
vertikal, tepat berada di
belakang punggung
dan arah hadap ke
bawah. Posisi gerakan
diulang secara
berturut-turut
32 Posisi badan
membungkuk
perlahan-lahan menuju
siikap sempurna, ke
dua kaki melebar, dan
tangan membentu
huruf V ke atads sesuai
harapan penata gerak,
idem
Dua kali 1-8
34 Posisi berdiri satu kaki,
badan condong ke
depan dan kaki kanan
tekuk pegangi dengan
tangan tangan kanan,
luruskan kaki kanan
kemudian ke belakang
sehingga posisi seperti
terbang. sambil
menahan posisi dan
gerakan kaki sebelah
kanan lurus badan
semakin condong ke
depan, sehingga badan
lurus dengan kaki
kanan..
idem Dua kali 1-8
35 Posisi badan rendah
dengan tangan lurus ke
bawah vertikal sambil
menahan, dun gerakan
kaki sebelah kanan
ditekuk sebelah kiri
lurus.
idem Dua kali 1-8
SENI TARI 149
36 Posisi badan rendah
dengan tangan lurus ke
bawah vertikal sambil
menahan, dun gerakan
kaki sebelah kanan
ditekuk sebelah kiri
lurus. Dalam
melakukan gegakan ini
penguatan otot perut,
ketegangan pada
bagian kaki juga harus
dirasakan. Hal ini untuk
menentukan
keberhasilan tujuan
gerakan yang
menekankkan
penguatan otot perut,
kaki, dan pinggul.
idem Dua kali 1-8
37 Pola gerakan berikut
adalah pada tahap
awal lari biasa dan
membuat lingkaran,
pada saat yang tepat
gunakan kecepatan lari
dengan lompatan kaki
setinggi mungkin
dengan jangkauan
gerak yang jauh. Posisi
dan sikap badan tegak,
kekuatan gerak pada
bagian pelvis atau
pinggul. Kaki
diupayakan lurus ke
depan dan ke belakang
bila beluk mampu
minimal sikap kaki
harus tetap lurus.
Membuat
lingkaran atau
garis lurus ke
depan pada
ruang yang
luas.
Hitungan dan
posisi
tergantung
kebutuhan
atau sesuai
tempat
latihan
38 Pola gerakan berikut
adalah melompat
dengan posisi dan
sikap tubuh tegap.
Lompatan dilakukan
dengan teknik
Membuat
lingkaran atau
garis lurus ke
depan pada
ruang yang
luas.
Hitungan dan
posisi
tergantung
kebutuhan
atau sesuai
tempat
150 SENI TARI
melipatkan kaki
sedalam mungkin ke
arah dada, kaki lainnya
melipat ke arah
pinggang. Pada saat
diudara gunakan
keseimbangan gerak
dengan menjaga posisi
tubuh seperti terbang,
sehingga tidak banyak
beban yang diambil,
atau daya meringankan
tubuh harus dilakukan
sehingga pada saat
melayang tidak
terdapat kontraksi pada
bagian tubuh
manapun. Kondisi ini
apabila tercipta maka
potensi gerak dan
teknik melayang
diudara menjadi bentuk
gerak yang indah,
tanpa ada ikatan yang
saling tarik menarik
kontraksi pada seluruh
anggota gerak yang
digunakan pada saat
bergerak.
latihan
39 Gerakan repertoar
yang agak sulit apabila
dapat dilakukan
menjadi bagus. Cara
dan teknik yang sudah
dilihat adalah pada
gambar 2.40. Uraian
geraknya adalah lari
perlahan, kemudian
mempercepat lari untuk
mendapatkan waktu
untuk mengembangkan
kaki ke arah sisi kanan
atau kiri. Pada saat
Membuat
lingkaran atau
garis lurus ke
depan pada
ruang yang
luas.
Hitungan dan
posisi
tergantung
kebutuhan
atau sesuai
tempat
latihan
SENI TARI 151
melompat usahakan
kaki, badan dan
seluruh tubuh dalam
posisi miring ke
samping tetap tegap
dan apabila mungkin
maksimal hingga posisi
kemiringan 45-60
derajad ke arah
samping. Setelah
pada posisi kemiringan
yang maksimal dapat
dilakukan, rapatkan
kaki pada sisi tujuan
gerak untuk
mengepaknya
sehingga tujuan
maksimum kemiringan
tubuh diimbangi
dengan posisi sikap
kaki yang mencapai
maksimal ke arah
samping.
40 Sinkronisasi gerak ini
harus dilakukan secara
berpasangan.
Rapatkan tubuh
dengan posisi saling
bertemu badan. Kedua
peraga saling mengkait
tangan untuk saling
jaga keseimbangan.
Salah satu peraga
kemudian membentuk
posisi kangkang dan
mengangkat tubuh
peraga lain untuk
berada di atas
punggung peraga yang
mengambil posisi sikap
kuda-kuda kangkang.
Jaga kedua belah
pihak dalam kondisi
Membuat
lingkaran atau
garis lurus ke
depan pada
ruang yang
luas.
Hitungan dan
posisi
tergantung
kebutuhan
atau sesuai
tempat
latihan
152 SENI TARI
seimbang. Gerakan
berikut dapat dilakukan
oleh peraga yang
berada di atas
punggung peraga yang
berada di bawah.
Lakukan dengan
membentuk disain kaki
terbuka ke samping,
lurus ke atas, memutar
kaki ke sisi kemana
tujuan dapat dilakukan.
Kesimbangan gerakan
kedua peraga harus
kerja sama sedemikian
baik, sehingga terjaga
teknik dan cara
melakukan gerakan
secara sempurna serta
sikap kuda-kuda yang
tidak mudah goyah.
Gambar Tabel 2.5 Gerakan dan pola lantai
SENI TARI – LAMPIRAN A A1
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald . 1976. Selecting and Developing Media for Instruction.
Wiscosin: American Society for Training and Development,.
Autard-Jaqualine Smith. 1996. Dance Composition (ed 3). London : A & B
Black,.
__________________.1994.The Art of Dance in Education. London : A & B
Black,
Anonim. 1999 Panggung Jurnal Seni Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung
No.13 Bandung: STSI Bandung.
________1992 Jurnal Seni edisi II/03 Juli 1992 Yogyakarta : ISI Yogyakarta.
Bellman, Willard F. 1994 Lighting The Stagei Art and Practice. Second edition
SanFransisco: Harper and Row.
Devi Triana, Dinny, dkk. 2001 Pendidikan Seni Tari Di Sekolah Menengah
Umum Jakarta : Seminar dan Lokakrya Pendidikan Seni,..
Djoyonegoro, Wardiman. 1998 Pengembangan Sumber Daya manusia Melalui
Sekolah Menengah Kejuruan Jakarta : Jayakarta Agung Offset.
Fraser, Lynch Diane. 1991. Discoverring and Developing Creativity.
Americans:A Dance Horizons Book Princeton Book Company,
Publisher,
Harmoko. 1993. Tari Tradisional Indonesiai. Jakarta: Yayasan Harapan Kita,
Jakarta.
Hadi Sumandiyo. 1996. Aspek-aspek dasar Komposisi Kelompok Yogyakarta;
Manthili. Yogyakarta.
Hawkins, Alma M. 1990. Mencipta Lewat Tari. Terj. Y Sumandiyohadi.
Yogyakarta; ISI Yogyakarta.
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Terj. Sal Murgiyanto. Jakarta :
Dewan Kesenian Jakarta,
Jamal MId, 1982. Tari Pasambahan dan galombang di Pesisir Selatan. Padang
Panjang: ASKI Padang Panjang
Jakob Sumarjo. 2000. Mfilsafat Seni. Bandung; ITB Bandung.
Jazuli, M. 1994 Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang
Press,
A2 SENI TARI – LAMPIRAN A
Kusmayati , 2001. Perubahan Seni Pertunjukan Untuk Apa, Untuk Siapa.
Yogyakarta :Jurnal Penelitian ISI Yogyakarta Vol. 3
Murgiyanto, Sal. 1983. Koreografi : Pengetahuan Dasar Komposisi Tari.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
_____________, 1979/80. Ptopeng Malang Pertunjukan Drama Tari di Daerah
Kabupaten Malang. Jakarta : Proyek Sarana Budaya Departemen
Pendidikan Nasional
Kraus, Richard. 1969. History of The Dance in Art and Education. Englewood
Cliffs, New Jersey : Prentice Hall. Inc.,
Laban, Rudolf.1976. Modern Educational Dance (ed 3) (Revised by Ulman).
London Macdonald and Evans,
Laban, Rudolf. 1975. Modern Educational Dance. London: MacDonald and
Evans..
La Meri. 1965. Dance Composition: The Basic Elements. Massachusetta :
Jacob’s
Pillow Dance Festival, Inc.
Langer, Zussane. 1988. Problematika Senii. Terj. FX Widaryanto. Bandung; ISI
Bandung.
Muhadjir. 1986. Mpesta Seni Budaya Betawi. Jakarta; Dinas Kebudayaan DKI
Jakarta.
Munandar, Utami. 1996. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia Jakarta.
Murgyanto, Sal. 1983. Koreografi: Pengetahuan Dasar Komposisi Tari. Jakarta;
Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional Jakarta.
Parani, Yulianti. 1975. Pengantar Pengetahuan Tari. Jakarta : LPKJ,
Permas, Achsan. 2003. Manajemen Seni Pertunjukan. jakarta; PPM Jakarta.
Pratjichno, Bambang dan Wiwiek Sipala, Sumiani, dkk. 2005 Standarisasi Tari
Sulawesi Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Rofik, Arif, 2002. Pestetika Tari Warok dalam Perkembangan Budaya Warok di
Ponorogo. Denpasar: Tesis Pasca Sarjana Universitas Udayana
Rusliana, Iyus, Gugum Gumbira, dan Bambang Pratjichno, dkk. 2004
Standarisasi Tari Sunda Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah
Kejuruan, Departemen Pendidikan Nasional.
SENI TARI – LAMPIRAN A A3
Samah, Ardi, 1983. Tari Rakyat Minangkabau Padang: Pengembangan
Kesenian Sumatra Barat.
Slater, Wendy. 1990. Teaching Modern Educational Dance. Plyamonth: Norttoc
house
Soedarso, SP. 1987. Tinjauan Seni : Sebuah Pengantar Untuk
Apresiasi
Seni. Yogyakarta : Suku Dayak Sana.
Surya Dewi, Ina. 2003. Pengantar Tari Pendidikan. Makalah Kuliah Perdana
Jurusan Seni Tari FBS Universitas Negeri Jakarta,
Sedyawati, Edi. , 1984 Tari. Jakarta: Pustaka Jaya.
. 1986. Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari
Jakarta : Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian
Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Smith, Jacquline. 1985 Komposisi Tari : Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru.
Terj. Ben Suharto. Yogyakarta : Ikalasti,.
Soedarsono, 1998. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta :
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
. 1997. Tari Tradisional Indonesia. Jakarta : Harapan Kita,.
_________, 1992. Pengantar Apresiasi Seni Tari. Jakarta : Balai Pustaka.
_________, 1976. Pengantar Komposisi Tari. Yogyakrta : ASTI Yogyakarta.
Sudarso SP. 1978. Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Senii.
Yoyakarta; Suku Dayak Sana.
Sukatmo, Tuti dan Udin Saripudin. 1994. Mteori Belajar dan Model
Pembelajaran Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Sumarsam. 2003. Gamelan. Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal
Indonesia. Yogyakarta; Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Syafi Jatmiko. 2003. Materi dan Pembelajaran Kertakesi. Jakarta; Universitas
Terbuka Jakarta.
SYarif, Mustika, 1991. Tari Rakyat Minangkabau (Makalah) Padang: Makalah
Universitas Padang panjang.
Tambayong 1999. Mdasar-dasar Dramaturgi. Bandung; Pustaka Prima.
A4 SENI TARI – LAMPIRAN A
Tumbidjo, Datuk. 1984. Seni Gerak Minangkabau Padang: Pengembangan
Kesenian Sumatra Barat.
Yampolsky, Phiplips. 2001. Konsep Pendidikan Apresiasi Seni Nusantara.
Makalah Seminar dan Lokakarya Pendidikan Seni 18 – 20 April
Yetti, Elindra, Nursilah, dan Rahmida Setiawati. dkk. 2005 Standarisasi Tari
Sumatra Barat Jakarta: Departemen Pendidikan Menengah Kejuruan,
Departemen Pendidikan Nasional.
SENI TARI – LAMPIRAN C B1
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1.1 Tengkorak (Anggota Gerak Bagian Atas Manusia
berfungsi
Gambar. 1.2 Anggota Gerak Bagian Tengah/Thorak Tubuh
Manusia
Gambar. 1.3 Tari Gambar Anggota Gerak Bagian Bawah/Kaki
Manusia
Gambar. 1.4 Tari Bedoyo 9 (Sembilan)
Gambar. 1.5 Tari Gejolak
Gambar. 1.6 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan, tangan, dan
goyangan kepala)
Gambar. 1.7 Tari Bima Suci (gerak patah-patah diselingi
hentakan pada kaki
Gambar. 1.8 Tari Topeng Cirebon (fibrasi badan dan goyang
kepala)
Gambar. 1.9 Tari Oncarowo
Gambar. 1.10 Gumyak Banyumasan
Gambar. 1.11 Arak Cerano pada Sekapur Sirih
Gambar. 1.12 Motif Sembah Tari Sekapur Sirih
Gambar. 1.13 Penari Jaipongan
Gambar. 1.14 Mahasiswa Tari sedang Workshop Olah Tubuh
Gambar. 1.15 Penari Klana Cirebon Rentang Tangan
Gambar. 1.16 Penari Saman berbanjar
Gambar. 1.17 Motif Agem Penari Margapati
Gambar. 1.18 Pemain teater eksplor peran
Gambar. 1.19 Peraga mengembangkan ruang gerak
Gambar. 1.20 Penari Bimo Suci
Gambar. 1.21 Penghayatan gerak penari balet
Gambar. 1.22 Lompatan penari balet
Gambar 1.23 Sinkronisasi gerak penari balet
Gambar 1.24 Sinkronisasi gerak penari balet
Gambar. 1.25 Ekspresi mimik secara Polos karakter humor
Gambar. 1.26 Penari melepas senyum kepada penonton.
Gambar. 1.27 Ekspresi penari senyum dikulum
Gambar. 2.1 Pose penegangan otot perut dan tangan serta
kaki
Gambar. 2.2 Penegangan otot perut dan kaki
Gambar. 2.3 Pose disain Kerucut
Gambar. 2.4 Anatomi Tubuh Manusia
Gambar. 2.5 Pose satu kaki tumpuan dan rentang tangan
Gambar. 2.6 Berdiri Tegak
B2
Gambar 2.7 Koordinasi 2 peraga
Gambar. 2.8 Koordinasi 3 peraga
Gambar. 2.9 Sinkronisasi 2 peraga Satu peraga memegang
pangkal perut
Gambar. 2.10 Tendangan ke depan bertumpu satu kaki
Gambar. 2.11 Bentuk Apel memiliki ketebalan tubuh(peraga)
Gambar. 2.12 Bentuk Pir lebih langsing(peraga)
Gambar. 2.13 Bentuk tongkat lebih kuruslagi(peraga)
Gambar. 2.14 Posisi tidur terlentang dan penegangan otot
kaki, perut, Tangan.
Gambar. 2.15.A Kontraksi kaki menarik pangkal kaki ke depan
ke belakang
Gambar. 2.15 B Sikap ketegangan paha pada sikap Jongkok
Gambar. 2.16-2.18 Sikap Nungging dapat dilakukan gerakan
melibatkan pinggul dan kepala mengulur ke
bawah, lutut tetap lurus. Kedua tangan membuka
kedua kaki jinjit. Gerakan dapat dilakukan
dengan melakukan tarikan anggota tubuh bagian
tungkai dan kepala tegap, agar tidak pusing.
Pada gerak dasar berikut Kedua kaki jinjit angkat
kedua kaki ke atas berkali kali
Gambar. 2.19 Contoh gerakan sinkronisasi kaki, tangan dan
dada ke depan
Gambar. 2.20 Tidur posisi kaki satu dilipat ke dalam
Gambar. 2.21 Kaki kanan di lipat direbahkan ke sisi kiri dari
posisi dasar
Gambar. 2.22 Duduk kaki terbuka sumbu tgerak di pantat
Gambar. 2.23 Tidur tertelungkup dengan ke dua tangan
menyangga kepala
Gambar. 2.24 Tidur tertelungkup menarik kaki ke dalam
punggung kembali lurus lagi
Gambar. 2.25 Posisi tidur sambil mengangkat ke dua kaki
hingga membentuk 90
Gambar. 2.26 Pengembangan gerak mengangkat kaki lurus
bertumpu pada satu kaki.
Gambar. 2.28 Nungging
Gambar. 2.29 Membokong
Gambar. 2.30 Sinkronisasi pengembangan gerak Nungging ke
berbagai bentuk gerak
Gambar. 2.31 Pengolahan gerakan kepala dan seluruh anggota
badan
Gambar. 2.32 Kordinasi gerakan bagian samping peraga dalam
upaya melatih otot
SENI TARI – LAMPIRAN C B3
Gambar. 2.33 Contoh gerak: Latihan keterpaduan teknik gerak
ketika penari naik ke
Gambar 2.34 dan 2.35 Improvisasi lompatan di udara dan
koordinasi gerak
Gambar. 2.36 Tangan menahan tarikan kaki, penegangan pada
kaki
Gambar. 2.37 Tangan dan kaki saling tarikan, pada saat
melompat
Gambar. 2.38 Sinkronisasi 2 peraga kerjasama mengisi ruang
gerak
Gambar. 2.39 Keseimbangan gerak saat menahan penari
sedang melayang
Gambar. 2.40 Gerak melayang posisi miring pada saat
melompat.
Gambar. 2.41 Sinkronisasi intensitas gerak melayang di udara
dalam teknik lompatan.
Gambar. 2.42 Sinkronisasi gerak 2 peraga putri
Gambar. 2.43 Kesatuan kesan dengan beragam penghayatan
gerak oleh peraga putri.
Gambar. 2.44 dan 2.45 Pose membungkuk, bertumpu di satu
kaki dengan pengolahan ruang tari oleh
anggota gerak tangan.2 peraga putri.
Gambar. 2.46A Penegangan pelvis/pinggul. Kontraksi kaki
dengan arah berlawanan
Gambar. 2.46B Penegangan otot perut dan paha
Gambar. 2.47 Penegangan otot perut dan paha saat mendak
dan rentang tangan
Gambar. 2.48. Penegangan otot perut dan paha melalui tarikan
kaki
Gambar. 2.50. Sikap jongkok bertumpu pada tumit jinjit, lutut,
tangan sbg penyangga
Gambar. 2.51 Tidur menarik tangan dan dada, penegangan
otot perut dan paha
Gambar. 2.52 Mirip gambar 2.51, Tidak menarik kaki
penegangan otot perut
Gambar. 2.53 Sikap mirip 2.50 Badan condong ke depan, kaki,
paha dan perut kencang
Gambar. 2.59. Tumpuan satu kaki sebagai penyangga mirip gb.
2.50 kontraksi otot paha
Gambar. 2.56 Kaki kangkang badan condong ke depan
kontraksi otot perut dan paha
Gambar. 2.57 Penegangan otot penegangan otot kaki, dam
tangan kanan.
B4
Gambar. 2.58 Penegangan otot perut, paha. Kontraksi badan
dan rentang tangan
Gambar. 2.59 Sikap mirip gb. 2.50 Kontraksi otot paha
Gambar. 2.61 Sikap bongkok, penegangan otot perut dan paha
secara sinergis
Gambar. 2.62 Sinkronisasi 2 peraga dengan cakupan tangan,
dan angota gerak lain
Gambar. 2.62 Sinkronisasi 3 peraga dengan cakupan tangan,
dan angota gerak lain
Gambar. 2.64 Pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah
dan bawah level tinggi
Gambar. 2.65 Pembentuk Anggota Gerak Bagian Atas, tengah
dan bawah level bawah
Gambar. 2.66 Penguatan otot pinggang dan kaki Anggota
gerak bagian atas atau kepala
Gambar. .2.67 dan 2.68 Pembentuk Anggota Gerak Ats, tengah
dan bawah menyeluruh
Gambar. 2.69 Sikap jengkeng santai, kontraksi pada kaki
Gambar. 2.70 Berdiri santai, kontraksi kaki dan menyangga
pada tari Bambu Gila
Gambar. 2.71 Berdiri jinjit, putaran, penguatan kontraksi kaki
dan penguasaan payung
Gambar. 2.72 Kontraksi kaki, tangan dan tendangan serta
lipatan kaki sambil bergerak.
Gambar. 2.73 Duduk santai, perpindahan formasi, kontraksi
pada kaki pada tarian Aceh
Gambar. 2.74 Kontraksi pada tangan dan jari pada tari
Gambar. 2.75 Melayang, kontraksi kaki, perut, dan kedua
tangan pada tari tradisional
Gambar. 2.76 Duduk berdiri jongkok, kontraksi kaki dan
tangan saat jengkeng
Gambar. 3.1 Tari Gejolak
Gambar. 3.2 Tari Gumyak
Gambar. 3.3 Tari Kresno-Bladewa
Gambar. 3.4 Tari Bedhaya 9 (Sembilan)
Gambar. 3.5 Tari Klana Cirebon
Gambar. 3.6 Tari Legong-Kreasi
Gambar. 3.7 Gruda
Gambar. 3.8 Gambyong
Gambar. 3.9 Bersih Desa
Gambar. 3.10 Trandak
Gambar. 3.11 Topeng
Gambar. 3.12 Merak
SENI TARI – LAMPIRAN C B5
Gambar. 3.13A Tari Bailita
Gambar 3.13B Tari Dayang Modang
Gambar. 3.13A Tari Bailita
Gambar 3.13.B Tari Dayang Modan
Gambar. 3.16 Ngelajau
Gambar. 3.17 Bechincak-an
Gambar. 3.18 Tari Ngelajau
Gambar. 3.19 Tari Nyak Puan
Gambar. 3.20 Tari Ngelajau
Gambar. 3.21 Tari PaJinang
Gambar. 3.22 Tari Manikam
Gambar. 3.23 Dogdog Lojor
Gambar. 3.24-3.25 Tari Bedhoyo 9 (Sembilan)
Gambar. 3.26 Tari Baladewa-Kresno
Gambar. 3.27 Tari Manukrawa
Gambar. 3.28 Pendet
Gambar. 3.29 Baratayuda
Gambar 3.30 Tari Cinta Ibunda
Gambar. 3.31 Bratasena
Gambar. 3.32 Tari Nyi Kembang
Gambar. 3.33. Tari Ngelajau
Gambar. 3.34-3.35 Tari Turun Kuaih Ainen
Gambar. 3.36-3.37 Tari Gelang Ro’om
Gambar. 3.38-3.39 Tari Sarampuah
Gambar. 3.40 Tari HoArya
Gambar. 3.41 Tari Janda Nadia
Gambar. 3.42 Gelang Ro’om
Gambar. 3.43 Tari Ranah di nan Jombang
Gambar. 3.44 Tari Janda Nabia
Gambar. 3.45 Tari Ho Arya
Gambar. 3.46 -3..48 Tari Nyak Puan
Gambar. 3.49 Tari Janra UPeuteh
Gambar. 3.50 Tari Dolalak
Gambar. 3.51 Tari Mandau
Gambar. 3.52 Tari PupUtAy
Gambar. 3.53 Tari TabOt (Bengkulu)
Gambar. 3.54 Tari Rejang
Gambar. 3.55 Tari Kecak (Bali)
Gambar. 3.56-3.57 Bersih Desa
Gambar. 3.58 Jepen Rebana
Gambar. 3.59 Sanduri
Gambar. 3.60- 3.61 Tari Warak Dugder
Gambar. 3.62 Tari Kebyar KEbeng)
B6
Gambar. 3.63 Tari Reog Polodero
Gambar. 3.64 Tari DolAlaK
Gambar. 3.65 Tari Nditita
Gambar. 3.66 Tari Balet Ngu Yen She
Gambar. 3.67 Tari Cinta Bunda
Gambar. 3.68 Tari Balet
Gambar. 3.69 Untuk Mama
Gambar. 3.70 TarI Gambyong Kolosal
Gambar. 3.71 Ngremo Mall
Gambar. 3.72 Tari Ngelajau
Gambar. 3.72 Tari Turun Kuaih Ainen
Gambar. 3.73 . Rancak di Nan Jombang
Gambar. 3.74 Tari Payung
Gambar. 3.75 Tari Tabal Gumpita
Gambar. 3.76 Tari Joget Lambak
Gambar. 3.77 Tari Tabot
Gambar. 3.78 Tari Sekapur Sirih
Gambar 3.79 dan 3.80 Tari Bachincak-an
Gambar. 3.81-3.82 Tari Ngelajau
Gambar. 3.83 Tari Nyi Kembang
Gambar. 3.84. Tari Topeng
Gambar. 3.85 Tari Nyi Kembang
Gambar. 3.86. dan 3.87 Ttari Dogdog Lojor
Gambar. 3.88. Tari Jaipongan
Gambar. 3.89 A.Tari Gagahan
Gambar. 3.89 B Repertoar Golek Ayun-ayun
Gambar. 3.90 Tari Kresno Baladewa
Gambar. 3.91 Tari Warak Dugder
Gambar. 3.92 Tari Bersih Desa
Gambar. 3..93 Tari Gelang Ro’om
Gambar. 3.94 dan 3.95 Tari Badawang Nala
Gambar. 3.96 .dan 3.97 Tari Taume Anuku
Gambar. 3.98 A dan 3.98 B Tari Lupak Gurantang
Gambar. 3.99 dan 3.100 Tentengkoren
Gambar. 3.101 dan 3.102 Tari Randa Nabia
Gambar. 3.103 dan 3.104 Tari Pa’Jinang
Gambar. 3.105 Tari Ponggayo
Gambar. 3. 106 Tari Pabete Pasapu
Gambar. 3.107 Tari Kondo Bulang
Gambar. 3.108 Tari Tano Doang
Gambar. 3.109 Tari Perang
Gambar. 3.110 dan 3.111 Tari Dara Juanti
Gambar. 3.112 Tari Tarik Lalan
SENI TARI – LAMPIRAN C B7
Gambar. 3.113 dan 3.114 Tari Baharuan
Gambar. 3.115 -3.116 Tari Giring-giring
Gambar. 3.117 Tari Milau
Gambar. 3.118 Tari Persembahan
Gambar. 3.119 dan 3.120 Tari Bambu Gila
Gambar. 3.121 dan 3.122 Tari Ndaitita
Gambar. 3.123 dan 3.124 Tari Dhalaalail Panggung Jati
Gambar. 3.125 dan 3.126 Tari Tepulut
Gambar. 4.1 Perangkat Gamelan Sunda
Gambar. 4.2 Perangkat Gamelan Jawa
Gambar. 4.3 - 4.4 Alat musik diatonis Gitar, Drum
Gambar. 4.5 Kostum Annien (Riau)
Gambar. 4.6 Kostum Tari Katiak (Riau)
Gambar. 4.7 Kostum tari Nyi Kembang(DKI)
Gambar. 4.8 Kostum Gruda, Fantasi (Bali)
Gambar. 4.9 Trunajaya (Bali), Gb.
Gambar 4.10 Sangkrae(KalTeng),)
Gambar. 4.13 Dogdoglojor(Jabar)
Gambar 4.14 Ngelajau(Lampung)
Gambar. 4.15 dan 4.16 Riasan untuk Memberikan ketegasan
garis wajah saja
Gambar. 4.17 Karakter Putra Gagah
Gambar. 4.17 Karakter Putri Halus
Gambar. 4.20 Stage Proscenium
Gambar. 4.21 Jumlah saka dan area pentas Pendopo
Gambar. 4.22 Stage Proscenium
Gambar. 4.24 Panggung dan Lapangan Terbuka
Gambar. 4.23 Bentuk Panggung
Gambar. 4.25 Eksplorasi Gerak Mahasiswa Gb. 4.26
Improvisasi Gerak mhs
Gambar. 4.27 Instruktur memberi pengarahan Eksplorasi
Gambar. 4.28 Penari memperagakan tendangan pada level
bawah
Gambar. 4.29 Saman (Aceh)
Gambar. 4.30 Jaipongan (Jabar)
Gambar. 4.31 Kembangan 1 Pencak Silat Gb. 4.32 Panggung
dan Lapangan Terbuka
Gambar. 4. 33-4.34 Tari Jaipongan (Jabar)
Gambar 4.35 Pendet (Bali)
Gambar. 4.36 Prajurit (Bali)
Gambar. 4.37 Saman(Aceh)
Gambar. 4.38 Jaipongan (Jabar)
Gambar. 4.39-4.40 Tari Gelang Ro’om
B8
Gambar. 4.41 Tari Dogdoglajor
Gambar. 4.42 Tari Jibeng Rebana
Gambar. 4..43 Tari Ngelajau
Gambar. 4.44 Turun Kauih Aunen
Gambar. 4.46 Tari Randa Nabia
Gambar. 4.45 Tari Gelang Ro’om
Gambar. 5.1 Teater Anruang (Bandung)
Gambar. 5.2 Sa nggar Saraswati (Tari Bali)
Gambar. 5.3 Teater Mat Suya) (STSI BDG)
Gambar. 5.4 Tari Pendet/Bali (Kedutaan Jepang)
Gambar. 5.5 Nakoda Kapal Teater Grazz (STSI Bandung)
Gambar. 5.6 Pimprod memberi arahan
Gambar. 5.7 Pimprod recek kesiapan kerja
Gambar. 5.8 Pimrum tangga Tumpengan
Gambar. 5.9 Rileks habis kerja
Gambar. 5.10 -5.11 Profil Ticket Box Bagian Karcis dan
Marketing
Gambar. 5.12 Persiapan kipas pada Gejolak
Gambar. 5.13 Penataan Kipas pada Gejolak
Gambar. 5.14 Disain tata Cahaya Gejolak
Gambar. 5.15 Pengarahkan kepada penari
Gambar. 5.16 Pimpinan Artistik pengarahan sebelum pentas
Gambar. 5.17-5.18 Pimpinan Stage dan kru fasilitasi tempat
atihan
Gambar. 5.19 Kru Stage kerja di balik stage
Gambar. 5.20 Hasil Kerja Penata Cahaya
Gambar. 5.21 Penata cahaya memberi efek
Gambar. 5.22 Hasil Kerja Penata Cahaya
Gambar. 5.23 Penata cahaya memberi efek
Gambar. 5.24 Kru Musik fasilitasi pemusik
Gambar. 5.25 Penata Musik memberi
Gambar. 5.26 Kru penata properti menata level/trap di depan
anggung
Gambar 5.27 Koreografi mahasiswa (hasil kerja penata
busana dan rias
Gambar. 5.28 Penari berias diri setelah mendapat arahan iƱata
rias
Gambar. 5.29 Kerja penata rias membantu menata rambut
Gambar. 5.30 Tata rias wajah pada tari Bedoyo
Gambar. 5.31 Tata rias pada karakter Gagah Putra
Gambar. 5.32 Ratu Angin
Gambar. 5.33 Busana saat gladi kotorGambar. 5.34
Busana Gladi bersih
SENI TARI – LAMPIRAN C B9
Gambar. 5.35 Tata rias sehari-hari untuk peran putra tanpa
karakter
Gambar. 5.36 Tata rias wajah putri tanpa karakter
Gambar. 5.37 Pose penari yang telah di rias menggunakan
rebana
Gambar. 5.38 Model-model setelah mrnggunakan busana tari
Gambra. 6.1 Tari Topeng Blantek
Gambar. 6.2 Tari Topeng Cirebon
Gambar. 6.3 Tari Jaipongan
Gambar. 6.4 Tari Gambyong
Gambar. 6.5 Tari Karonsih
Gambar. 6.6 A Tari Jaranan
Gambar. 6.6 B Tari Ngremo
Gambar. 6.7 Tari Margapati
Gambar. 6.8 Tari Belibis
Gambar. 6.9 Tari Randai
Gambar. 6.13 A Tari Gundala-gundala
Gambar. 6.13 B Tor-tor
Gambar. 6.11-612 Motif gerak Tari Saman
Gambar. 6.13 Tari Saudati

C1 SENI TARI – LAMPIRAN C
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Peta Seni dalam konteks Budaya
Bagan 1.2 Peta Konsep Model Profesional
Bagan 2.1 Tujuan Kompetensi Belajar Buku Ini
Bagan 2.2 Sistem Pernafasan yang baik
Bagan 2.3 Sistem Nafas
Bagan 3.1 Deskripsi Struktur Ide dalam Koreografi
Bagan 3.2 Prototipe 8 Kriteria dalam Memenuhi Kemampuan
Menari
Bagan 3.3 Joged Mataram
Bagan 3.4 Keterampilan Tari: Peta Keterukuran Keterampilan
Tari untuk Penari.
Bagan 4.1 Elemen-elemen Komposisi Tari
Bagan 4.2 Peta Konsep Penuangan Kreatif gerak menurut
Laban
Bagan 4.3 Peta Konsep Ide Alam Sekitar
Bagan 4.4 Ide Ulang Tahun menjadi Topik
Bagan 4.5 Keragaman Pengalaman Estetis Anak
Bagan 4.5 Skema Imajinasi Gerak Siswa
Bagan 5.1 Karakteristik Organisasi Pertunjukan
Bagan 5.2 Status Pengelola
Bagan 5.3 Hubungan Seniman dan Pemerintah
Bagan 5.4 Organisasi Manajemen
Bagan 5.5 Organisasi Produksi Seni dan Manajemen
Bagan 6.1 Kolaborasi seni pertunjukan dan pariwisata

SENI TARI – LAMPIRAN D D1
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Motif Gerak Tari Tunggal
Tabel 1.2 Motif gerak Kelompok
Tabel 2.1 Hubungan Teknik Gerak, Kelenturan dan Peniruan
Gerak
Tabel 2.2 Dosis Pernafasan
Tabel 2.3 Motif gerak Individu
Tabel 2.4 Gerak tari kelompok
Tabel 2.5 Gerakan dan pola lantai
Tabel 3.1 Kesenian dan Upacara dalam kehidupan manusia
Tabel 4.1 Teknik, kelenturan da imitasi
Tabel 6.1 Sumber Buku Stahdar Kompetensi Nasional Tari
DIKMENJUR

E1 SENI TARI – LAMPIRAN E
GLOSARIUM
Agem
Sikap dasar tari bali. Kaki terbuka kuda-kuda menyamping. Gerakan
yang dilakukan di tempat.
Agem kanan
Sikap dasar dengan kaki terbuka condong badan ada di belahan
bagian kanan.
Agem kiri,
Sikap posisi lawan agem kanan, condong badan ke kiri.
Ajeng-ajengan
Saling berhadapan
Alang Tabang
Gerakan seperti memotong alang-alang
Arak,
Sejenis minuman bertuak
Alang Tapuak step,
Bertepuk seperti gerak burung elang, langkah ganda
Apresiasi
Mengerti dan menjadi sensitive terhadap segi-segi estetik, sehingga
mampu menikmati dan menilai
Asta rimang,
Sikap tangan meregam seperti cengkeram macan
Atur-atur,
Salah satu motif tari dalam muryani busana
Atrap Jamang,
Menggunakan jamang atau hiasan kepala.
Atrap sumping,
Menggunakan sumping sebagai hiasan telinga.
Bangomate
Gerak yang dilakukan pada sikap berdiri setelah rakit tiga-tiga pada tari
Bedhoyo
Batanam,
Melakukan gerakan seperti menanam
Baliak
Membalikan tubuh
Bungo Kambang,
Bungan yang melayang di atas air
Besut,
Gerakan peralihan di tempat dengan menggerakan kaki dengan cara
mengangkat-meletakan kaki tumpuan secara cepat
Besut, giyul
Sikap gerak besut, sedikit menggerakan pangkal pinggul untuk
digoyang ke kiri-ke kanan
Bopongan,
Sikap gerak besut, dengan sikap tangan seperti sedang membopong
anak kecil/bayi.
Cathok udhet majeng mundur,
Gerak tangan cathok sampur dilengkapi kipat dan seblak dengan
variasi kaki maju-mundur.
Deleg mantuk,
Deleg dengan menggangguk
Duduk wuluh,
Dgerak uduk bersila menopang tangan
Duduak takua Lapiah,
Duduk menekur sambil menjalin
Egol
Gerak pinggul ke kiri-ke kanan
Entrakan
Mengalunkan gerak kedua tangan di depan dada, dengan
menggerakan lutut patah-patah- naik-turun
Entragan kanan,
Gerakan entrakan di posisi bagian belahan kanan
Eksplorasi gerak
Penjelajahan atau pencarian gerak
Ethung-ethung lamba ngracik,
Gerakan menghitung secara perlahan-lahan
Engkrang,
Motif gerak tari gagah dengan mempermainkan sampur
Forming gerak
Pembentukan atau perangkaian gerak
Hoyog
Sikap menari (tanjak) tubuh digerakan ke samping kanan dan kiri
bergantian, lutut dilipat kea rah dalam(supinasi)
Hoyog genjotan
Sikap dasar hoyog dengan melakukan pergantian kaki tumpuan secara
cepat
Gedrug,
Gerakan tumit telapak kaki ke lantai/tanah
Gidrah,
Gerak Ngenceng divariasimenyilang kaki dan tumpang tali
Genjotan
Gerak ayunan tubuh ke atas-bawah
Gulu wangsul
Gerakan/perubahan sikap kembali ke posisi semula
Gayal-gayal
berjalan cepat dan berat digoyang ke kanan-kiri
Galatiak,
Gerakan menjentikan jari
Geliyeng,
Gerakan seolang kena taburan bunga
Glebegan,
Gerakan melenturkan tubuh
IImprovisasi gerak
Imajinasi spontanitas gerak
Impang encot,
Gerakan kaki menyilang depan- belakang kaki tumpuan divariasi
melangkah ke samping
Impang ngewer udhet,
Gerak impang divariasi tangan ngawet
Impang lembehan,
Gerak impang diselingi mengayunkan lengan tangan
Iring-iringan,
Saling berurutan
E3 SENI TARI – LAMPIRAN E
Jalan Leguran Randai,
Berjalan melingkar
Jantiak ayun piriang tagak
Proses berdiri sambil menjentik dan mengayunkan piring
Jantiak ayun piriang langkah,
Menjentik piring divarisi mengayun dna melangkah
Jantiak ayun piriang duduak,
Posisi duduk divariasi menjentik dan mengayunkan piring
Jantiak Talingo, tangan mendorong puta miko,
Menjentik sambil mengayun tangan ke depan berputar
Jingket,
Gerak bahu (obah bahu)
Jangkung miling,
Gerak kaki separoh jinjit divariasi menyelimutkan sampur ke lengan
bagian atas.
Jengkeng
Sikap dasar tari posisi bertumpu pada sebelah kaki
Kalangkinantang Alus
Motif gerak tari gagah dengan sikap lengan asimetris sifat gerak
agresif-kontraksi
Kagok kalangkinantang,
Motif gerak tari alus dengan sikap lengan asimetris dengan variasi
kualitas kontraksi gerak yang berubah-ubah ddiselingi gerak kepala.
Kebyok kiri, nikerlawarti (seleh dhadhap),
Memainkan sampur divariasi putaran tangan (bukan lengan).
Kicat ngilo rangkep,
Gerak kicat diisi mendak jinjit divariasi ngilo
Kicat mandhe udhet
Kicat step hitungan setengah divariasi tangan mendhe
Kapang-kapang encot,
Jalan divariasi gerak encot pada tiap langkah
Kebyok sampur
Gerakan memainkan sampur
Kengser,
Rangkaian gerak buka-tutup kaki pada ujung depan kaki gajul dan
belangan tumit dengan cara geser ke samping
Kreatif
Kemapuan mencipta sesuatu yang baru
Komposisi
Menata kembali dengan memperhatikan unsur-unsur estetika tari
Manajemen
Kipekan
Gerakan memalingkan kepala-patah-patah
Kapang-kapang,
Jalan dengan sikap kaki dan badan tegak lurus, lengan tangan
menggantung
Kicat Boyong,
Gerakan kicat bersama seusai perangan pada Srimpi dan Bedhoyo
Kicat Tawing,
Kicat divariasi gerak tawingl memutar tangan di samping kepala
Kipat astha,
Kicat divarisi ukel tangan
Kupu tarung, endha, pendhapan ngebat,
Gerakan beradu siku dengan lawan, berputar sambil trisig jalan jinjit
Laku telu,
Jalan variasi tilangkah
Lumaksana
Rangkaian gerak jalan dengan karakter masing-masing peran
Lumaksana nayung
Gerak karakter jalan untuk tari gagahan
lumaksana ridong sampur
Gerak karakter jalan untuk tari sambil menyelimutkan sampur di lengan
bawah
Lumaksana lembehan kanan
Gerak karakter jalan tari sambil lenggang tangan
Lembehan Lumaksana ukel karna
Gerak karakter jalan tari sambil lumaksono
Lombo ngracik,
Gerakan utama ganda
L ampah sunda
Jalan pada tari-tarian Sunda
Lampah mundur, besut tanjak, entragan
Gerakan jalan mundur
Lumaksana bambangan
Gerak karakter jalan untuk tari putra alus
Lampah atur-atur,
Berjalan atur-atur
Lembehan,
Jalan lenggnag pada tari jawa
Lampah sekar,
Jalan kembangan
Langkah papat,
Jalan dengan variasi langkah empat
Langkah Sambah,
Gearakan mel;angkah sambil menyembah
Langkah Tusuak Bagalombang,
Jalan menerobos gelombang
Langkah takan tusuk ateh simpia kiri,
Jalan menusuk-nusk ke kanan-kiri
Langkah alang tang silang
Langkah ke samping sambil menyilang
Majalan tindak-tindak
Berjalan biasa divariasi melenggok-lenggok
Malangkerik,
Bertolak pinggang
Mancak
Gerakan berhias diri
Manajemen Produksi
Kegiatan dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan produksi
Maccule-cule Selendang,
Memainkan selendang
Mambajak,
Gerakan mencangkul dengan bajak
E5 SENI TARI – LAMPIRAN E
Mario Marennu
Memperbaiki jala
Mamintal Tali,
Memintal tali jala
Mamanciang,
Gerakan memancing
Manyemai,
Gerakan menanam tumbuahan
Mancaliak Hari,
Gerakan melihat situasi hari semakin sore
Mancabuik,
Mencabut dan mengambil benih
Maikek,
Mengikat benih
Mayang mekar,
Bunga yang sedang kuncup mekar
Malapeh Layang-layang,
Gerakan melepas layang-layang
Maelo banang,
Menggulung benang
Mlebet lajur,
Masuk dalam lajur tari Bedhoyo
Mingger, Mubeng)
Memutar posisi badan ke samping terus berputar
Mlampah majeng,
Melangkah ke arah depan
Mlampah gajah ngoling,
Melangkah sambil diselingi meliukan badan
Musik Internal
Musik yang berasal dari tubuh penari itu sendiri (seperti tepuk tangan,
teriakan, hentakan kaki, ptikan jari, dsb)
Musik Eksternal
Musik ypengiring tari yang berasal dari luar diri penari (seperti
seperangkat gamelan, orkestra/bunyi-bunyian yang dimainkan orang
lain)
Mapal
Berjalan cepat dan ringan
Milpil
Melangkah dengan cepat ke samping dalam langkah pendek-pendek
Matetanganan
Mungkah lawang
Gerakan imitasi membuka pintu
Mehbeh ngelilit
Gerakan dalam sikap mengambil gendewa
Manyambik,
Gerakan separti memangkas rumput
Maangin,
Gerakan variasi mengayunkan tangan ke kanan-kiri
Mambalah,
Gerakan membelah
Muryani busana
Gerakan berbusana divariasi gerak percepatan dan perlambatan
sesuai iringan dipandu kendang
Miling-miling
Gerakan melihat-lihat
Miwir rekma,
Gerakan membelai rambut
Menjangan Ranggah,
Gerakan menyerupai kijang menjangan yang sedang manari
Nubruk
Gerakan menubruk
Ngigel
Gerakan berjalan merendah ganda variasi tangan lipat di depan dadal
Nabdab gelung
Gerakan membenahi rambut untuk diikat
Nacah
Melangkah miring gerakan cepat
Nepuk dada
Gerakan memukul dada
Ngancap,
Posisi badan miring lurus, posisi kaki tegang
Nglangsut
Gerakan muncur kalang perang
Ngeletik
Gerakan menyentil
Ngenjet
Gerakan menekan
Ngumbang
Menjemput
Ngegol
Berjalan merendah sambil goyang pinggul
Ngelo
Bercermin
Ngeseh bawak
Sikap dasar tari dengan tumpuan kaki terbuka sambil didorong ke
depan-belakang
Ngelier
Gerakan memutar kepala
Nyamber kanan,
Gerakan sesaat untuk trisig divariasi sikat tangan menggapai sampuri
Ngumbang
Gerakan jalan merendah divariasi menabur bunga
Ngelus bara
Membelai-belaik boro kostumtari yang ada di bagian depan paha
penari
Nyilat
Memainkan ragam gerak pencak
Nikerlwarti
Ngunus panah
Gerakan mengambil anak panah
E7 SENI TARI – LAMPIRAN E
Nuding
Gearakan menunjuk
Nyarere
Gerakan seolah-olah tidur
Noleh mendhak,
Melihat ke samping posisi merendah
Ngembat,
dapat dilakukannya gerakan berjalan biasa (majalan), berjalan pelan
mengayun
Nyaregseg,
berlari ringan dengan langkah tidak beraturan
Nyigcig/ngicig)
bisa diragakannya berbagai kombinasi gerak seperti glatik mapah,
nyilat, Nglangsut, nayog, makiring udang
tangkis Dapat dilakukannya variasi gerakan tangan nabdab karna,
nabdab gelung, Nabdab pinggel, nepuk dada, nyigug dan ngombak
tangkepbisa diperlihatkannya ekspresi muka senang,
(makenyem/makenyung), marah (Nyelik/nelik), terkejut (terkesiap),
sedih (sedih), jatuh cinta (ngaras), nyarere
Wedhi kengser
Menggeserkan kaki seperti pasir tertiup angin
Ngunus dhuwung
Menghunus keris
Ngusap suryan,
Gerakan mengelap/membersihkan muka
Nggrudha jengkekng,
Posisi sikap jengkeng sambil melakukan sele
Nropel sedang,
Menggnadakan gerakan dalam tempo sedang
Ngropel kerep,
Menggnadakan gerakan dalam tempo cepat
Nglayang,
Gerakan seperti terbang melayang
Nangis,
Gerakan seperti menangis
Obah bahu,
Menggerakan bah
Ogekan lambung,
Melakukan gerak patah-patah di badian lambung
Organisasi
Sekumpulan orang (dua orang atau lebih) yang sepakat bekerja sama
untuk mencapai tujuan bersama
Ombak banyu, srisig tawing dhadhap (berpindah ke gawang utama)
Pacak jangga
Menggerakan kepala saat sembahan
Pajalan
Berjalan
Pacak jangga
Memutar kepala bertumpu pada leherl
Persepsi
Mengenal, mengetahui dan memahami
Proses merencanakan kegiatan, mengorganisasi orang-orang, mengarahkan
orang-orang dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi
Pasopati, Nyuduk, Encot-encot, nyaplak,
Perangan ( Ngunus dhuwung, Ngunus Puletan, Mundur, Nyarungaken keris)
Pe’Ketabe,
Gerak memutar ke samping
Representasional
Menceriterakan kembali pengalaman hidup, gerakan, dan perilaku
sejaran
Repetisi
Ceritera, penyajian, atau apapun yang diulan
Ropetan,
Langkah kaki step
Stilasi
Menyederhanakan gerak dengan meniru gerak alam
(seperti gerak bermain, gerak bekerja, dan lain-lain)
Sekaran laras sawit
Gerakan kembangan sederhana
Sekaran lembehan
Gerakan kembangan jalan melenggang
Srampang,
Gerak mentekel
Sabetan,
Gerak yang didominasi gerak kaki srisig dengan berpindah tempat
divariasi gerak cathok tangan
Srisig samberan (kebyok-kebyok)
Berjalan jinjit sambil memainkan sampur
Srisig maju
Gerak jalan jinjit ke depan
Srampang mundur
Gerak memangkas mundur
Seblak sampur kiri ulap-ulap kiri
Memainkan sampur
Gerakan merapatkan kedua tangan didepan dada seperti orang menyembang
Srisig
Berjalan dengan sikat jinjit
Sudukan:
Gerakan menusuk
Sawega dhuwung
Gerakan mengasah keris
Sembahan silo.
Sikap tari dengan merapatkan ke daua tangan seperti memuja lepada
pencipta dalam posisi duduk
Sembahan jengkeng,
Sembahan pada posisi jengkeng
Sabetan tanjak sawega dhadhap
Gerak sabetan divariasi ukel di depan dada
Sambah,
Gerak sembahan
Saik Kalatiak,
Menyayat sambil mengelitik
E9 SENI TARI – LAMPIRAN E
Sambah takan tapuak sampiang,
Menyeruak air ke arah samping
Sambah anak Kalatiak,
Sembahan sambil menghentakan kaki dan mengelitik
Sauak simpia, galuang Katiak
Menyauk air sambiul menggetik
Sendhawa,
Gerakan batuk
Tancep
Sikapdasar kaki pada tari Jawa. Kaki terbukamembentuk formasi
khusus
Tasikan mubeng,
Gerakan kembangan tari pada tari tertentu
Tayungan miring,
Berjalan tari ke arah samping
Tapuak Kalatiak,
Bertepuk sambil menggelitik
Tapuak tangan puta egang jalo,
Bertepuk tangan sambil memutar dan manarik jala
Tusuk kanan belakang dorong,
Mendorong sambil menusuk ke kanan-kiri
Tusuak ateh sampiang, langkah baranak,
Melangkah sambil menusuk ke atas dan samping
Tusuak sampiang ateh malambai,
Menusuk ke samping kanan atas sambil
Tusuak dodo step
Gerak step sambil menusuk dada
Tinting,
Gerak srisik jinjit divariasi gerak tangan njimpil sampur
Tindak-tindak
Jalan jalan tari
Ulap-ulap kiri,
Gerakan seolah olah melihat
Ulap-ulap tawing kiri-kanan
Gerakan seolah melihat sambil ukel tangan di samping telingan
Ulap-ulap tawing kanan-kiri
Motif sikapjengkeng sambil ukeltangan di sam
Ulap-ulap ukel,
Motif gerak ulap-adivariasi ukel
Ulap-ulap cathok,
Gearakan ulap diselingi
Umbul sampur,
Gerakan mengilustrasikan umbul22 dengan sampur

SENI TARI – LAMPIRAN F F1
FORMAT OBSERVASI SENI TARI
Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari
ciptaan pribadi
Nama : _____________________________________ Kelas : _____________________________________
Tugas : _____________________________________ Hari/Tgl : _____________________________________
No Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi SKOR Keterangan
A B C D E
1 Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak
pribadi secara sontan (improvisasi)
2 Keterampilan siswa untuk menjelajah gerak
(eksplorasi)
3 Keterampilan siswa untuk menggabungkan gerak
yang sudah ditentukan
4 Keterampilan siswa untuk mengembangkan gerak
dan mengolah teknik gerak melalui ruang, waktu,
tenaga sesuai dengan irama
5 Keterampilan siswa untuk merangkai gerak dan
menyusun gerak dengan unsur komposisi tari
sebagai hasil ciptaan bentuk gerak pribadi.
Keterangan : Guru Pengamat :
A=Sangat baik
B=Baik
C=Cukup Tandatangan :
D=Kurang Nama Jelas
E=Sangat kurang
F2
FORMAT OBSERVASI SENI TARI
Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari
ciptaan pribadi
Nama : _____________________________________ Kelas : _____________________________________
Tugas : _____________________________________ Hari/Tgl : _____________________________________
No Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi SKOR Keterangan
A B C D E
1 Keterampilan siswa untuk mengekspresikan gerak yang telah
dicontohkan guru
2 Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak secara berurutan
yang telah diberikan guru (hafalan)
3 Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak dengan ruang,
waktu, dan tenaga
4 Keterampilan siswa untuk mengungkapkan secara benar-benar
(wirega)
5 Keterampilan siswa untuk mengungkapkan gerak dengan irama
(wirama)
6 Keterampilan siswa untuk menhayati gerak (wirasa) sesuai dengan
bentuk tari yang diterima
7 Keterampilan siswa dalam teknik kerja kelompok/berpasangan
Keterangan : Guru Pengamat :
A=Sangat baik
B=Baik
C=Cukup Tandatangan :
D=Kurang Nama Jelas
E=Sangat kurang
SENI TARI – LAMPIRAN F F3
FORMAT OBSERVASI SENI TARI
Kemampuan yang diamati : Keterampilan mengungkapkan dan menyusun gerak melalui media ungkap, alat dan unsur terkait dalam tari
ciptaan pribadi
Nama : _____________________________________ Kelas : _____________________________________
Tugas : _____________________________________ Hari/Tgl : _____________________________________
No Jenis Kegiatan Tari Kreatif Ciptaan Pribadi SKOR Keterangan
A B C D E
1 Keterampilan siswa mengungkapkan perasaan gembira melalui gerak
2 Kemampuan siswa merespon gerak dalam bentuk ruang, waktu, dan tenaga dari
yang dilihat maupun diungkapkan
3 Kemampuan siswa untuk mengungkapkan sedih (emosional) melalui gerak
4 Kemampuan siswa merespon stimulus yang ditangkap melalui gerak dan irama
5 Kemampuan siswa untuk menangkap stimulus cerita yang diberikan oleh guru
melalui respon gerak
6 Kemampuan siswa untuk menangkap pesan melalui bentuk gerak, merespon gerak
yang diberikan guru
7 Kemampuan siswa untuk mengungkapkan gerak melalui respon dengan media atau
alat gerak pribadi
8 Kemampuan siswa untuk menilai dan merespon perasaan dalam bentuk kelompok,
gerak dengan elemen komposisi terkait.
Keterangan : Guru Pengamat :
A=Sangat baik
B=Baik
C=Cukup Tandatangan :
D=Kurang Nama Jelas
E=Sangat kurang

0 komentar: