Bandung Arry Sanjoyo dkk
MATEMATIKA
BISNIS DAN
MANAJEMEN
SMK
JILID 1
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang
MATEMATIKA
BISNIS DAN
MANAJEMEN
Untuk SMK
JILID 1
Penulis : Bandung Arry Sanjoyo
Sri Suprapti
Nur Asyiah
Dian Winda S
Editor : Erna Apriliani
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm
Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2008
SAN SANJOYO, Bandung Arry
m Matematika Bisnis dan Manajemen untuk SMK Jilid 1 /oleh
Bandung Arry Sanjoyo, Sri Suprapti, Nur Asyiah, Dian Winda S ----
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
xii, 218 hlm
ISBN : 978-602-8320-73-3
ISBN : 978-602-8320-74-0
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK
iv
v
KATA PENGANTAR
Matematika merupakan suatu alat untuk berkomunikasi di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan matematika kita dapat
mengungkapkan gejala – gejala alam, sosial, dan teknik dengan
suatu ungkapan rumusan matematika yang tidak memuat
makna ganda. Bahkan dengan berbantuan matematika kita
dapat menyelesaikan permasalahan sosial, ekonomi,
manajemen, dan teknik dengan penyelesaian yang akurat dan
optimal. Fakta menunjukkan bahwa beberapa pemenang nobel
untuk bidang ekonomi atau teknik berasal dari matematikawan.
Oleh karena itu, mempelajari dan menguasai matematika dari
usia sekolah dasar maupun lanjut merupakan suatu kebutuhan.
Buku ini disusun dengan memperhatikan konsep berfikir
matematis dan selalu mengaitkannya dalam kehidupan seharihari,
khususnya pada permasalahan ekonomi, bisnis, dan
manajemen. Pada setiap konsep kecil yang dituangkan dalam
suatu sub bab selalu dikaitkan dengan permasalahan sehari –
hari. Juga pada setiap bab diawali dengan kalimat motivasi,
pembuka dan perangsang bagi pembaca untuk mengerti dari
awal, kira-kira akan dipakai seperti apa dan dimana.
Belajar matematika tidak cukup hanya dengan mengerti konsep
saja. Harus disertai dengan banyak latihan olah pikir serupa
dengan contoh – contoh yang diberikan. Untuk itu, pada setiap
akhir sub bab diberikan banyak soal – soal sebagai latihan dalam
vi
menguasai konsep dan miningkatkan ketrampilan olah pikir dan
penyelesaian permasalahan.
Susunan materi di buku ini berpedoman pada silabus dan GBPP
yang telah disusun oleh Depdiknas untuk matematika tingkat
SMK bidang Bisnis dan Perkantoran. Sehingga rujukan yang
dipakai banyak menggunakan buku matematika untuk SMK dan
SMA/MA. Namun demikian juga memperhatikan beberapa buku
matematika untuk perguruan tinggi maupun buku aplikasi
matematika. Dengan harapan bahwa konsep dan aplikasi
matematika tidak terabaikan, juga tingkatan penyampaian materi
sangat memperhatikan usia sekolah SMK.
Banyak kata motivasi dan kalimat definitif diambil dari buku
rujukan yang dipakai. Untuk suatu topik gagasan, sering diambil
dari gabungan beberapa buku yang kemudian diungkapkan
kedalam suatu kalimat yang sekiranya akan mudah dimengerti
oleh siswa SMK.
Penulis sangat menyadari bahwa buku ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan
sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
JILID 1
1. SISTEM BILANGAN REAL 1
1.1. BILANGAN REAL DAN OPERATOR PADA REAL 2
1.1.1. Bilangan Real 2
1.1.2. Operasi Pada Bilangan Real 14
1.2. Perbandingan, Skala dan Persen 22
1.2.1. Perbandingan 22
1.2.2. Skala 26
1.2.3. Persen 27
1.3. Operasi Pada Bilangan Berpangkat Bulat 31
1.3.1. Pangkat Bilangan Positif 31
1.3.2. Pangkat Bilangan Negatif 34
1.3.3. Penerapan Operasional Bilangan Berpangkat 39
1.4. Bilangan Dalam Bentuk Akar (Irrasional) 47
1.4.0. Operasi Aljabar Pada Bilangan Berbentuk Akar 49
1.4.0. Merasionalkan Penyebut 51
1.4. Bilangan Berpangkat Rasional 56
1.4. Logaritma 63
1.6.0. Pengertian Logaritma 63
1.6.0. Menghitung Logaritma 65
1.6.0. Sifat-Sifat Logaritma 73
1.6.0.
viii
2. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 83
2.1. Persamaan Linear 84
2.2. Persamaan Kuadrat 96
2.2.1. Menyelesaikan Persamaan Kuadrat 99
2.2.2. Mencari Hubungan Akar-akar Persamaan Kuadrat 114
2.2.3. Hubungan Antara Akar-akar Persamaan Kuadrat
Lainnya
121
2.2.4. Menerapkan Persamaan Kuadrat 128
2.3. Sistem Persamaan Linear 139
2.3.1. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Peubah 141
2.3.2. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Tiga Peubah 149
2.1. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat Dua Peubah 154
2.2. Pertidaksamaan 158
2.5.9. Pertidaksamaan Linear Satu Peubah 161
2.5.10. Pertidaksamaan Kuadrat 164
2.5.11. Pertidaksamaan Pecah Rasional 167
2.5.12. Menerapkan Pertidaksamaan Kuadrat 170
3. FUNGSI 177
2.1. Fungsi dan Relasi 178
2.6.3. Jenis-jenis Fungsi 183
2.2. Fungsi Linear 187
2.7.1. Menggambar Grafik Fungsi Linear 188
2.7.2. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik
Dengan Gradien Diketahui
191
2.7.3. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua
Titik
192
2.7.4. Kedudukan Dua Buah Garis Lurus 193
2.7.5. Invers Fungsi Linear 194
2.1. Fungsi Kuadrat 198
2.8.1. Bentuk Umum Parabola 201
ix
2.8.2. Menentukan Puncak Persamaan Sumbu Simetri
Dan Koordinat Fokus Suatu Parabola
203
2.3. Aplikasi Untuk Ekonomi 212
JILID 2
4. PROGRAM LINEAR 218
3.1. Keramik 219
3.1.1. Pertidaksamaan Linear Dan Daerah
Penyelesaiannya
219
3.1.2. Sistem Pertidaksamaan Linear dan Daerah
Penyelesaiannya
228
3.1. Nilai Optimum Dari Daerah Penyelesaian Sistem
Pertidaksamaan Linear
248
3.2. Penyelesaian Program Linear Dengan
Menggunakan Garis Selidik
263
5. LOGIKA MATEMATIKA 272
4.1. Pernyataan dan Kalimat Terbuka 274
4.1.1. Proposisi 274
4.1.2. Kalimat Terbuka 276
4.2. Penghubung Atau Konektif (Connective) 279
4.2.1. Negasi 279
4.2.2. Konjungsi 280
4.2.3. Disjungsi 282
4.2.4. Implikasi (Proposisi Bersyarat) 284
4.2.5. Bimplikasi 287
4.2.6. Tabel Kebenaran 292
4.3. Kuantor Universal Dan Kuantor Eksistensial 296
4.3.1. Negasi Dari Pesyaratan Berkuantor 296
4.3.2. Hubungan Invers, Konvers, dan Kontraposisi 299
4.3.3. Dua Buah Pernyataan Majemuk Yang Ekuivalen 301
4.4. Silogisme, Modus, Ponens, dan Modus Tollens 306
4.4.1. Silogisme 307
x
4.4.2. Modus Ponens 309
4.4.3. Modus Tollens 311
6. FUNGSI 316
6.1. Fungsi dan Relasi 317
6.1.1. Jenis-Jenis Fungsi 322
6.2. Fungsi Liner 327
6.2.6. Menggambar Grafik Fungsi Liner 328
6.2.7. Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Sebuah Titik
Dengan Gradien Diketahui
331
6.2.8. Penentuan Persamaan Garis Lurus Yang Melalui Dua
Titik
332
6.3. Fungsi Kuadrat 339
6.3.1. Bentuk Umum Parabola 341
6.3.2. Menentukan Puncak, Persamaan Sumbu Simetri dan
Koordinat Fokus Suatu Parabola
343
6.4. Aplikasi Untuk Ekonomi 354
7. BARISAN DAN DERET 361
7.1. Barisan dan Deret Bilangan 361
7.1.1. Notasi Sigma 362
7.2. Barisan dan Deret Aritmatika 377
7.3. Barisan dan Deret Geometri 386
JILID 3
8. GEOMETRI BIDANG 397
8.1. Sudut 397
8.2. Keliling Bidang Datar 402
8.3. Luas 407
8.4. Luas Bidang Datar Dibawah Garis Lengkung 414
8.5. Transformasi Geometri 420
8.6. Komposisi Transformasi 436
xi
9. Peluang 447
9.1. Pengertian Dasar 447
9.2. Kaidah Pencacahan 450
10. STATISTIKA 477
10.1. Pengertian Dasar 477
10.2. Penyajian Data 481
10.3. Ukuran Statistik Bagi Data 498
11. MATEMATIKA KEUANGAN
11.1. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk 519
11.2. Diskonto 527
11.3. Bunga Majemuk 528
11.4. Nilai Tunai, Nilai Akhir, dan Hari Valuta 530
11.5. Rente (Rentetan Modal) 534
11.6. Anuitas 543
11.7. Metode Saldo Menurun 552
xii
1
Bab
1
SISTEM BILANGAN REAL
ilangan real mempunyai banyak pemakaian, misal setengah
keuntungan usaha Anton tahun 2007 digunakan untuk
menambah modal usaha. Jika keuntungan usaha Anton pada
tahun 2007 adalah Rp 100.000.000, maka modal usaha Anton
pada tahun 2007 bertambah sebesar
. Penambahan modal usaha Anton
tersebut, juga dapat dinyatakan dalam bentuk persen (%), yaitu 50% dari
keuntungan pada tahun 2007. Besarnya kerugian suatu usaha juga dapat
dinyatakan dengan menggunakan bilangan real negatif. Pada bab ini
akan dipelajari tentang bilangan real dan operasi yang dapat dilakukan
pada bilangan real.
Operasi-operasi yang berlaku pada bilangan real tersebut meliputi:
operasi pada bilangan bulat dan pecahan, operasi pada bilangan
berpangkat, menerapkan operasi pada bilangan irrasional (bentuk akar),
operasi pada logaritma. Selain itu, juga dibahas konversi bilanganbilangan
bulat dan bilangan pecahan ke atau dari bentuk persen,
pecahan desimal, pecahan campuran. Pada bab ini juga dibahas
masalah perbandingan, skala, dan persen.
B
2
1.1 BILANGAN REAL DAN OPERASI PADA REAL
1.1.1 BILANGAN REAL
Sistem bilangan merupakan dasar matematika. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk mengenal berbagai jenis bilangan dan
perbedaan di antara bilangan-bilangan tersebut. Dalam sub-bab ini akan
dikenalkan mengenai dasar dan istilah yang berkaitan dengan bilangan
asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, dan real.
Bilangan Asli
Dalam keseharian, biasanya orang membilang mulai dari 1, 2, 3, 4, 5, 6,
dan seterusnya. Bilangan – bilangan ini dinamakan bilangan asli.
Himpunan bilangan asli (natural) biasa dilambangkan dengan N, adalah
suatu himpunan yang anggotanya bilangan asli, seperti dituliskan berikut
ini.
N = {1, 2, 3, 4, 5, ... }
Bilangan Cacah
Jika bilangan 0 dimasukkan dalam himpunan bilangan asli, maka
himpunan tersebut dinamakan himpunan bilangan cacah, dan
dilambangkan dengan H, yaitu:
H = {0, 1, 2, 3, 4, 5, ... }
Setiap bilangan asli juga merupakan bilangan cacah, akan tetapi bukan
sebaliknya.
CONTOH 1.1.1
• Bilangan 7 adalah bilangan asli dan 7 juga merupakan bilangan
cacah.
• Bilangan 4 adalah bilangan asli dan 4 juga merupakan bilangan
cacah.
3
• Bilangan 0 merupakan bilangan cacah akan tetapi 0 bukan
merupakan bilangan asli.
Bilangan Bulat
Bilangan asli 7 dapat juga dituliskan dengan memberikan tanda +
didepannya menjadi +7. Jadi bilangan 7 dan +7 adalah sama. Namun
demikian, tanda + tidak biasa dituliskan. Dalam perhitungan banyaknya
suatu objek, sering dijumpai adanya kekurangan objek. Misal jumlah apel
dalam suatu kardus seharusnya 100 buah apel, ternyata setelah
dilakukan penghitungan banyaknya apel ada 97 buah. Jadi ada
kekurangan buah apel sebanyak 3 buah. Untuk menyatakan kekurangan
3 buah apel ini dapat dituliskan dengan symbol -3 buah apel.
Selanjutnya didefiniskan suatu bilangan negatif –n dengan n adalah
bilangan asli. Himpunan bilangan yang dinotasikan dengan lambang Z
dan mempunyai anggota seperti berikut ini dinamakan himpunan
bilangan bulat (integer).
Z = {... ,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, ... }
Setiap bilangan cacah juga merupakan bilangan bulat, akan tetapi bukan
sebaliknya. Himpunan bilangan asli merupakan himpunan bagian dari
himpunan bilangan cacah, begitu juga himpunan bilangan cacah
merupakan himpunan bagian dari himpunan bilangan bulat.
CONTOH 1.1.2
• Bilangan 7 adalah bilangan cacah dan 7 juga merupakan bilangan
bulat.
• Bilangan 0 adalah bilangan cacah dan 0 juga merupakan bilangan
bulat.
• Bilangan -7 merupakan bilangan bulat akan tetapi -7 bukan
merupakan bilangan cacah.
4
Jadi bilangan bulat terdiri dari:
Bilangan bulat positif, yaitu: 1, 2, 3, ...
Bilangan bulat 0 (nol), dan
Bilangan bulat negatif, yaitu: -1, -2, -3, ...
Bilangan Rasional
Himpunan bilangan rasional, dinotasikan dengan lambang Q.
Bilangan rasional berbentuk pembagian bilangan bulat dengan p
disebut pembilang (numerator) dan q0 disebut penyebut
(denominator). Karena itu, himpunan bilangan rasional dapat
dituliskan sebagai berikut.
CONTOH 1.1.3
Berikut ini merupakan contoh-contoh bilangan rasional:
• adalah bilangan rasional yang berbentuk dengan a < b.
Bentuk bilangan rasional seperti ini disebut pecahan murni.
• adalah bilangan rasional yang berbentuk dengan
a > b. Bentuk bilangan rasional seperti ini disebut pecahan tak murni.
Perhatikan bahwa setiap bilangan bulat juga merupakan bilangan
rasional karena setiap bilangan bulat p dapat ditulis sebagai pembagian
. Bilangan rasional mempunyai tak berhingga banyak bentuk
representasi bilangan. Seperti bilangan rasional 1 dapat dituliskan
5
dengan , atau , atau , atau yang lainnya. bilangan rasional dapat
dituliskan dengan , atau , atau , atau yang lainnya.
Sifat bilangan rasional:
Nilai dari suatu bilangan rasional tidak berubah, jika pembilang p dan
penyebut q keduanya dikalikan atau dibagai dengan bilangan bulat selain
0.
Bentuk Desimal
Bilangan rasional dapat dituliskan dalam bentuk desimal
. Untuk i = 1, 2, 3, …, n+m, di merupakan
angka / digit desimal 0, 1, 2, …, atau 9. Nilai dari bilangan bentuk desimal
adalah
d1(10n)+d2(10n-1)+…+dn(100)+dn+1(10-1)+dn+2(10-2)+…dn+m(10m)
dengan :
• , , , dan seterusnya.
• , , , dan seterusnya
• Sedangkan didefinisikan dengan .
Sebagai gambaran bilangan 235,47 mempunyai nilai
6
CONTOH 1.1.4
Berikut ini merupakan contoh-contoh bentuk desimal dari bilangan
rasional:
• , nilai 0,5 didapat dari membagi bilangan 1 dengan bilangan 2.
• , nilai 0,25 didapat dari membagi bilangan 1 dengan bilangan
4.
• , nilai 7,5 didapat dari membagi bilangan 15 dengan bilangan
2.
• , tanda … menyatakan angka perulangan 3 diulang terus
sampai dengan tak berhingga banyak. Bentuk 0,33333… ini sering
disingkat dengan .
• , tanda … menyatakan angka perulangan 25 diulang
terus sampai dengan tak berhingga banyak. Bentuk 0,252525… ini
sering disingkat dengan .
Dengan memperhatikan contoh di atas, dapat dikatakan bahwa:
1. Ada bilangan rasional yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal
terbatas, seperti bilangan 0,5 ; 0,25 ; 0,125 dan lainnya.
2. Ada bilangan rasional yang dapat dinyatakan dalam bentuk desimal
tak terbatas, seperti:
a. Bilangan 0,3333… angka 3 dibelakang tanda koma berulang tak
terbatas.
b. Bilangan 0,125125125125… angka 125 dibelakang tanda koma
berulang tak terbatas.
7
CONTOH 1.1.5
Nyatakan bilangan rasional desimal berikut ini ke dalam bentuk
pembagian dua bilangan bulat .
a. 2,3 b. 23,45
Penyelesaian:
a. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x.
Jadi x = 2,3
Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 10. Kita ambil pengali 10
karena angka dibelakang tanda koma terbatas satu angka. Lanjutkan
dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini.
10 x = 23, atau
x =
b. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x.
Jadi x = 23,45
Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 100. Kita ambil pengali
100 karena angka dibelakang tanda koma terbatas dua angka.
Lanjutkan dengan operasi aljabar, didapat hasil berikut ini.
100 x = 2345, atau
x =
CONTOH 1.1.6
Nyatakan bilangan rasional desimal berikut ini ke dalam bentuk
pembagian dua bilangan bulat .
a. 1,33333… b. 0,123123123…
8
Penyelesaian:
a. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x.
Jadi x = 1,33333…
Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 10, kita ambil pengali 10
karena angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan hanya satu
angka yang berulang, yaitu 3. Lanjutkan dengan operasi aljabar,
didapat hasil berikut ini.
10 x = 13,33333…
10 x = 12 + 1,33333…
10 x = 12 + x
9 x = 12
x =
b. Dimisalkan bilangan rasional yang dicari adalah x.
Jadi x = 0,123123123…
Kalikan kedua ruas dari persamaan dengan 1000, kita ambil pengali
1000 karena angka dibelakang tanda koma tak terbatas dan hanya
tiga angka yang berulang, yaitu 123. Lanjutkan dengan operasi
aljabar, didapat hasil berikut ini.
1000 x = 123,123123123…
1000 x = 123 + 0,123123123…
1000 x = 123 + x
999 x = 123
x =
Langkah-langkah berikut merubah bilangan rasional berbentuk desimal
menjadi bilangan rasional berbentuk .
1. Lakukan pemisalan bilangan rasional yang dicari adalah
x= .
9
2. Jika m berhingga / terbatas, maka kalikan kedua ruas persamaan
pada langkah 1 dengan bilangan .
Jika m tak berhingga / tak terbatas, maka kalikan kedua ruas
persamaan pada langkah 1 dengan bilangan , dengan r adalah
banyaknya digit yang berulang pada deretan digit dn+1dn+2…dn+m.
3. Lakukan operasi aljabar untuk membawa x kedalam bentuk
dengan p dan q0 bilangan bulat.
Bilangan desimal yang mempunyai angka dibelakang tanda koma tak
terbatas dan tak berulang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
pembagian bilangan bulat . Seperti bilangan desimal
x=3,010010001000010000010000001… tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk pembagian bilangan bulat. Oleh karena itu bilangan x tersebut
bukan bilangan rasional, atau x merupakan bilangan irrasional.
Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional atau bilangan bukan rasional yaitu bilangan-bilangan
yang tidak dapat dinyatakan sebagai pembagian bilangan bulat.
CONTOH 1.1.7
Bilangan adalah bilangan irrasional. Ini dapat dibuktikan secara
analitis, namun tidak ditunjukkan disini. Akan tetapi, akan ditampilkan
dalam bentuk desimal yang diambil dengan menggunakan perangkat
lunak Maple. Amatilah bahwa angka-angka dibelakang tanda koma pada
bilangan tidak ada yang berulang.
1 0
• , nilai desimal yang
dipotong sampai dengan 30 angka dibelakang tanda koma.
•
, nilai
desimal yang dipotong sampai dengan 80 angka dibelakang tanda
koma. Simbul adalah simbul “hampir sama dengan”.
CONTOH 1.1.8
Amatilah bahwa angka-angka dibelakang tanda koma pada bilangan
yang diambil dengan menggunakan perangkat lunak Maple, tidak ada
sederetan angka yang berulang.
• , nilai desimal yang
dipotong sampai dengan 20 angka dibelakang tanda koma.
•
, nilai desimal
yang dipotong sampai dengan 80 angka dibelakang tanda koma.
Bilangan Real
Gabungan himpunan bilangan rasional dan irrasional membentuk suatu
himpunan bilangan yang disebut himpunan bilangan real dan
dinotasikan dengan R.
Bilangan real dapat dikaitkan dengan titik pada sebuah garis. Garis ini
mempunyai arah ke kanan dan ke kiri. Dipilih sebuah titik acuan 0 pada
garis tersebut, yang disebut titik awal. Titik acuan awal ini yang berkaitan
dengan bilangan real 0. Dari titik acuan 0, garis arah ke kanan sebagai
arah positif dan titik pada garis arah positif ini menyatakan sebuah
bilangan real positif. Dari titik acuan 0 ke arah kiri sebagai arah negatif
1 1
dan titik pada garis arah negatif ini menyatakan sebuah bilangan real
negatif. Lihat Gambar 1.1.1 dibawah ini.
2
Gambar 1.1.1. Garis Bilangan Real 1
Dengan sembarang satuan pengukuran, setiap bilangan real positif x
Dengan sembarang satuan pengukuran, setiap bilangan real positif x
dinyatakan dengan suatu titik yang berjarak x satuan ke arah kanan dari
titik awal, dan setiap bilangan real negatif –x dinyatakan dengan titik yang
berjarak x satuan ke arah kiri dari titik awal.
CONTOH 1.1.9
Perhatikan Gambar 1.1.2, pada garis bilangan real diberi tanda tempat
titik-titik dengan koordinat . Tempat dari dan
merupakan hampiran yang diperoleh dari hampiran desimalnya yaitu
dan .
Gambar 1.1.2 Posisi beberapa bilangan real pada garis bilangan
1 Pada tahun 1637 Ren´e Descartes1 menerbitkan suatu karya filsafat yang berjudul Discourse on
the Method of Rightly Conducting the Reason. Dalam lampiran tersebut Ren´e Descartes
menghubungkan aljabar dengan geometri, yang merupakan kreasi baru dan disebut geometri
analitik; suatu cara untuk menjelaskan rumus aljabar dengan kurva geometrik dan sebaliknya,
kurva geometrik dengan rumus aljabar. Dalam geometri analitik, bilangan real dinyatakan dengan
titik pada sebuah garis.
1 2
Berdasarkan cara di atas, bilangan-bilangan real dan titik-titik pada garis
koordinat adalah berhubungan. Setiap bilangan real akan dikawankan
dengan satu titik tunggal dan setiap titik akan dikawankan dengan satu
bilangan real. Oleh karena itu, bilangan real dan titik-titik pada garis
koordinat berkorespondensi satu-satu.
Bilangan real dapat diurut berdasarkan nilai desimalnya. Bilangan real
lebih besar dari bilangan real . Karena > 1,4. Bilangan real
lebih kecil dari bilangan real . Karena < .
Bilangan Kompleks
Kuadrat suatu bilangan real selalu tak negatif. Oleh karena itu persamaan
tidak mempunyai penyelesaian dalam bentuk bilangan real.
Pada abad XVIII para matematikawan memperbaiki permasalahan
tersebut dengan memperkenalkan bilangan baru, yang dinotasikan
dengan dan didefinisikan sebagai . Definisi ini selanjutnya
mengarah pada perkembangan bilangan kompleks, yaitu bilanganbilangan
yang berbentuk
a + bi
dengan a dan b bilangan real. Bilangan – bilangan kompleks ini, jika
dihimpun membentuk sebuah himpunan bilangan kompleks yang biasa
dinotasikan dengan C dan dinyatakan sebagai:
1 3
CONTOH 1.1.10
Beberapa contoh bilangan kompleks, sebagai berikut.
a. 1-2i = dengan a = 1 dan b = -2.
b. 2+i = dengan a = 2 dan b = 1.
c. -5+10i = dengan a = -5 dan b = 10.
d. -5 =-5 + 0i dengan a = -5 dan b = 0.
e. 10i = 0 + 10i dengan a = 0 dan b = 10.
Perhatikan bahwa setiap bilangan real a juga merupakan bilangan
kompleks karena dapat ditulis sebagai a = a + 0i. Jadi, himpunan
bilangan real adalah himpunan bagian dari bilangan kompleks. Bilangan
kompleks yang bukan bilangan real disebut bilangan imajiner. Jadi
bilangan imajiner berbentuk bi, dengan
Susunan bilangan-bilangan dapat diringkas dalam gambar berikut ini
Gambar 1.1.3 Diagram Himpunan Bilangan
1 4
Pada buku ini, bilangan kompleks hanya ditampilkan sebagai perkenalan,
dan tidak akan dibahas lebih mendalam.
1.1.2 OPERASI PADA BILANGAN REAL
Sebelum ini, kita telah dikenalkan dengan jenis bilangan, yaitu bilangan
asli, cacah, bulat, rasional, irrasional, real, dan kompleks. Untuk
selanjutnya, bilangan yang akan dibahas adalah bilangan real. Pada sub
bab ini akan diperkenalkan operator dan sifat-sifat operasi dasar pada
bilangan real. Beberapa operator yang dapat dikenakan pada bilangan
real adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian,dan pembagian.
1. Operasi Penjumlahan (+)
Jika a, b merupakan bilangan real atau a,b∈ R maka hasil
penjumlahan antara a dan b adalah bilangan real c dan ditulis c = a +
b.
Cara mendapatkan hasil penjumlahan secara geometris
• Letakkan bilangan pertama a pada garis bilangan.
• Untuk b > 0, langkahkan ke kanan sejauh (sebanyak) bilangan
kedua b.
Untuk b < 0, langkahkan ke kiri sejauh bilangan -b.
Untuk b=0, a+b=a.
Langkah – langkah di atas, untuk b positif dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 1.1.4 Representasi geometris dari c = a + b
1 5
Sifat operasi penjumlahan
Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi
penjumlahan sebagai berikut.
i. Sifat tertutup
Penjumlahan dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real
juga.
ii. Sifat komutatif
a + b = b + a
iii. Sifat asosiatif
(a + b) + c = a + (b + c)
iv. Adanya elemen identitas/netral
a + 0 = 0 + a = a
Bilangan 0 dinamakan elemen identitas untuk penjumlahan.
v. Adanya elemen invers
a + (-a) = 0 , bilangan -a dikatakan invers penjumlahan dari a.
CONTOH 1.1.11
Tentukan hasil 5 + 3 dan 3 + 5 + 2 dengan menggambarkan secara
geometris.
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar di atas:
• Hasil dari 5 + 3 adalah 8.
• Hasil dari 3 + 5 + 2 = (3+5)+2 = 8 + 2 = 10
1 6
Lakukan sendiri untuk menjumlahkan 3 + 5 dan 5 + (3 + 2). Perhatikan
bahwa sifat-sifat tertutup, komutatif dan assosiatif terlihat pada contoh ini.
CONTOH 1.1.12
Tentukan hasil a + a dan a + a + a dengan menggambarkan secara
geometris. Dengan a > 0.
Penyelesaian:
Berdasarkan gambar di atas:
• Hasil dari a + a adalah 2a.
• Hasil dari a + a + a = (a + a)+a = 2a + a = 3a
2. Operasi Pengurangan (-)
Jika a,b∈ R maka hasil pengurangan / selisih antara a dan b adalah
bilangan real c dan ditulis c = a – b = a + (-b).
Cara mendapatkan hasil pengurangan secara geometris
• Letakkan bilangan pertama a pada garis bilangan.
• Untuk b > 0, langkahkan ke kiri sejauh (sebanyak) bilangan
kedua b.
Untuk b < 0, langkahkan ke kanan sejauh bilangan -b.
Untuk b=0, a-b=a.
1 7
Langkah – langkah di atas (untuk nilai b > 0) dapat digambarkan
sebagai berikut.
Gambar 1.1.5 Representasi geometris dari c = a – b = a + (-b)
Sifat operasi pengurangan
Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi
pengurangan sebagai berikut.
i. Sifat tertutup
Pengurangan dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real
juga.
ii. Sifat tidak komutatif
Jika a b, maka a - b b - a
iii. Sifat tidak asosiatif
Jika c 0, maka (a - b) - c a - (b - c)
CONTOH 1.1.13
Tentukan hasil 5 - 3 dan 5 - 3 - 2 dengan menggambarkan secara
geometris.
Penyelesaian:
1 8
Berdasarkan gambar di atas:
• Hasil dari 5 - 3 adalah 2.
• Hasil dari 5 - 3 - 2 = (5-3)-2 = 2 + 2 = 0
Lakukan sendiri untuk menghitung 3 - 5 dan 5 - (3 - 2).
3. Operasi Perkalian (× atau ·)
Jika a,b∈ R maka hasil perkalian antara a dan b adalah bilangan real
c dan ditulis c = a × b = a·b = ab .
Cara mendapatkan hasil perkalian a dan b.
i. Jika a merupakan bilangan bulat maka
Banyaknya suku b ada a suku
ii. Jika dan keduanya rasional, maka
Sifat operasi perkalian
Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi perkalian
sebagai berikut.
i. Sifat tertutup
Perkalian dua buah bilangan real menghasilkan bilangan real
juga.
ii. Sifat komutatif
a b = b a
iii. Sifat asosiatif
(a b)c = a (b c)
1 9
iv. Adanya elemen identitas/netral
a × 1 = 1 × a = a
bilangan 1 dinamakan elemen identitas untuk perkalian.
v. Adanya elemen invers
= , bilangan dikatakan invers perkalian dari a.
CONTOH 1.1.14
Tentukan hasil 5 × 3,1 dengan menggunakan definisi di atas.
Penyelesaian:
5 × 3,1 = 3,1 + 3,1 + 3,1 + 3,1 + 3,1 = 15,5
CONTOH 1.1.15
Tentukan hasil 1,5 × 2,3 dengan menggunakan definisi di atas.
Penyelesaian:
1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu, dapat kita gunakan
rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional.
1,5 × 2,3 =
4. Operasi Pembagian (/ atau )
Jika a,b∈ R dan b0 maka hasil pembagian antara a dan b adalah
bilangan real c dan ditulis c = a/ b =
Cara mendapatkan hasil pembagian a dan b.
2 0
Jika keduanya rasional maka
/
p r p s
a b
q s q r
× = = ×
dengan
Sifat operasi pembagian
Untuk bilangan real a, b, dan c, berlaku sifat-sifat operasi pembagian
sebagai berikut.
i. Sifat tertutup
Pembagian dua buah bilangan real dengan penyebut tidak nol
menghasilkan bilangan real.
ii. Sifat tidak komutatif
Jika a0,b0, dan ab maka a/b b/a
iii. Sifat tidak asosiatif
Jika a, b, c tidak nol, ab, dan c1 maka (a/b)/c a/(b/c)
CONTOH 1.1.16
Tentukan hasil dengan menggunakan definisi di atas.
Penyelesaian:
1,5 dan 2,3 merupakan bilangan rasional. Karena itu dapat kita gunakan
rumusan pada perkalian untuk dua bilangan rasional.
1,5 × 2,3 =
2 1
• RANGKUMAN
• Bilangan real terdiri dari bilangan rasional dan irrasional.
• Bilangan bulat merupakan bagian dari bilangan rasional.
• Bilangan rasional dapat dinyatakan bentuk , dengan p, dan q0
adalah bilangan bulat. Bentuk pecahan desimal dari bilangan
rasional adalah berulang.
• Operasi yang bekerja pada bilangan real adalah operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---111
1. Hitung dan sketsakan pada garis bilangan :
a. 3 + 6 b. 0 - 7 c. -5 + 9
2. Hitung dan sketsakan pada garis bilangan :
a. 3 × 4 b. -2 × 3 c. 4 × 3.25
3. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan
real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.:
a. b. c.
4. Dengan menggunakan definisi operator pengurangan pada bilangan
real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.:
a. b. c.
5. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan
real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.:
a. b. c.
6. Dengan menggunakan definisi operator penjumlahan pada bilangan
real, tentukan nilai ekpresi berikut ini.:
2 2
a. b. c.
7. Nyatakan bilangan rasional berikut ini dalam bentuk pecahan desimal.
a. b. c.
8. Nyatakan bilangan rasional bentuk pecahan desimal berikut ini dalam
bentuk pembagian bilangan bulat.
a. b. c. -15,263
1.2 PERBANDINGAN, SKALA DAN PERSEN
Kita sering melihat kondisi suatu wilayah atau daerah melalui peta daerah
tersebut. Satu Negara dapat kita gambarkan keadaan geografinya dalam
sebuah peta kecil dalam selembar kertas. Ukuran panjang jalan 1 cm
dalam sebuah peta, mewakili beberapa km pada panjang jalan aslinya.
Pada peta tersebut, biasanya dituliskan perbandingan ukuran panjang
dipeta dan panjang aslinya. Perbandingan ini dituliskan dalam skala peta.
Pada sub bab ini, kita akan belajar tentang perbandingan, skala, dan
persen yang sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari.
1.2.1 PERBANDINGAN
Jika kita mengamati dua buah objek, maka kita bisa membandingkan
ukuran kedua objek tersebut, misalnya membandingkan tingginya,
panjangnya, beratnya dan sebagainya. Untuk membandingkan dua
ukuran dapat dinyatakan dengan hasil bagi dari kedua ukuran tersebut.
Dengan demikian perbandingan dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan
sederhana.
Agar lebih mudah dipahami, perhatikan beberapa ilustrasi berikut:
2 3
1. Dede mempunyai 10 buah buku, sedangkan Zaza mempunyai 5
buah. Perbandingan banyaknya buku Dede dan banyaknya buku
Zaza adalah 10 : 5 atau 2 : 1.
2. Berat badan Kiki 45 kg dan berat badan Boy 72 kg. Perbandingan
berat badan Kiki dan Boy adalah 45 : 72 atau 5 : 8.
3. Jarak rumah Chacha ke Sekolah 400 m sedangkan jarak ke Kantor
Pos 2 km. Perbandingan jarak ke Sekolah dan jarak ke Kantor Pos
dari rumah Chacha adalah 400 : 2000 atau 1 : 5.
Jika perbandingan dua besaran / ukuran sejenis A dan B adalah
A : B = x : y atau
maka pernyataan perbandingan tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
•
• B
•
•
Perbandingan Senilai
Untuk memahami maksud perbandingan senilai, perhatikan ilustrasi
dibawah ini:
1. Jika membeli sebuah buku, seseorang harus membayar x rupiah,
maka untuk membeli n buah buku, orang tersebut harus membayar
sebanyak n x rupiah.
2 4
2. Untuk menempuh jarak 50 km diperlukan bahan bakar sebanyak 1
liter premium, jika jarak yang harus ditempuh adalah 300 km, maka
bahan premium yang diperlukan adalah 6 liter.
Dari gambaran diatas, makin banyak buku yang akan dibeli, makin
banyak pula uang yang harus dikeluarkan. Begitu juga, makin jauh yang
harus ditempuh makin banyak premium yang dibutuhkan.
Perbandingan Berbalik Nilai
Untuk memahami maksud perbandingan berbalik nilai, perhatikan
ilustrasi dibawah ini:
1. Suatu pabrik memproduksi sepatu dengan target sebanyak 100
pasang. Jika dikerjakan oleh seorang saja, maka waktu yang
dibutuhkan 100 hari. Jika dikerjakan oleh dua orang, maka waktu
yang diperlukan sebanyak 50 hari. Jika dikerjakan oleh empat orang,
maka waktu yang diperlukan sebanyak 25 hari. Jika dikerjakan oleh
lima orang, maka waktu yang diperlukan sebanyak 20 hari.
2. Untuk menempuh jarak 45 km diperlukan waktu selama 45 menit
dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam. Jika kecepatan rata-rata 80
km/jam, maka waktu yang dibutuhkan sebanyak 33,75 menit. Begitu
juga, jika kecepatan rata-rata 70 km/jam, maka waktu yang diperlukan
adalah 38,57 menit.
Dari contoh di atas, bahwa makin banyak pegawai yang ikut mengerjakan
makin sedikit hari yang dibutuhkan. Begitu juga, dengan menambah
kecepatan rata-rata yang diperlukan, waktu yang dibutuhkan makin
sedikit.
2 5
CONTOH 1.2.1
Lapangan sepak bola mempunyai ukuran panjang 110 m dan lebar 60 m
lebar. Carilah perbandingan antaran panjang dan lebar dari lapangan
sepak bola.
Penyelesaian:
Panjang : Lebar = 110 m : 60 m
= 110 : 60
= 11 : 6
CONTOH 1.2.2
Seseorang mengatakan bahwa harga bahan bakar minyak premium pada
awal tahun 2007 ini mencapai lima kali lipat dari harga premium tujuh
tahun yang lalu. Jika pada awal tahun 2007 harga premium adalah Rp
5000, maka berapakah harga premium pada awal 2000?.
Penyelesaian:
Misal harga premium awal tahun 2007 adalah x dan harga premium awal
tahun 2000 adalah y.
Perbandingan antara x dan y adalah 5 : 1. Atau
yang berarti
Jadi harga premium di awal 2000 adalah Rp 1.000.
2 6
1.2.2 SKALA
Dalam pelajaran Geografi sering diminta untuk menentukan letak suatu
pulau, sungai, kota, dan gunung pada suatu wilayah tertentu. Untuk
melukiskan keseluruhan area dalam tempat tertentu pasti tidak
memungkinkan. Karena itu perlu penskalaan atau perbandingan yang
dapat mewakili tempat-tempat tersebut. Gambaran yang dibuat
sebanding dengan aslinya tetapi dengan ukuran yang lebih kecil
dinamakan penskalaan. Misalnya gedung, skala antara gedung
sebenarnya dengan miniaturnya adalah 1:100. Jika pada miniatur
berjarak 1 cm, maka jarak pada gedung aslinya adalah 1cm × 100 =
100cm = 1m.
Skala biasanya digunakan untuk perbandingan ukuran pada peta
(miniature, blue print) dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Atau
CONTOH 1.2.3
Suatu peta pulau Jawa mempunyai skala 1 : 2.000.000. Pada peta
tersebut jarak antara Jakarta Pusat ke Bandung terukur 10 cm, tentukan
jarak sebenarnya?
Penyelesaian:
Diketahui skala = 1 : 2.000.000
Jarak sebenarnya = .
2 7
1.2.3 PERSEN
Istilah persen sering kita jumpai dalam keseharian. Potongan harga
barang – barang yang dijual oleh suatu toko, biasanya dinyatakan dalam
persen (%). Kenaikan harga juga dapat dinyatakan dalam persen. Apa itu
maksud dari persen? Akan dibahas dalam subbab ini.
Perbandingan suatu bilangan dengan bilangan 100 disebut dengan
persen (%). Dengan kata lain pecahan dengan penyebut 100, ditulis
dengan %. Perbandingan antara 15 dengan 100 atau ditulis dalam bentuk
pecahan adalah .
Setiap bilangan real dalam bentuk desimal dapat dinyatakan dalam
persen, yaitu dengan cara mengalikan bilangan tersebut dengan 100 dan
diikuti dengan tanda %. Sebagai contoh, bilangan 0,025 dapat ditulis
dalam bentuk persen 0,025=0,025 × 100% = 2,5%.
Sebaliknya, setiap bilangan persen dapat dinyatakan dalam bentuk real
desimal, yaitu dengan cara membagi bilangan persen dengan 100.
Sebagai contoh, bilangan 800% dapat ditulis dalam bentuk desimal
menjadi .
CONTOH 1.2.4
Nyatakan pecahan berikut ini menjadi bentuk persen.
a. b. c.
Penyelesaian:
a. × atau
2 8
b. atau ×
c. ×
CONTOH 1.2.5
Nyatakan bilangan persen berikut ini menjadi bentuk desimal atau
pecahan.
a. 50% b. 75,5% c.
Penyelesaian:
a.
b.
c.
CONTOH 1.2.6
Misal harga premium saat ini adalah Rp 5.000 per liter. Pemerintah
mengumumkan kenaikan harga premium sebesar 30% yang diberlakukan
bulan depan. Berapakah harga premium bulan depan?
Penyelesaian:
Harga premium bulan depan = harga premium saat ini + 30% dari harga
premium saat ini.
= Rp 5.000 /liter +
2 9
• RANGKUMAN
• Perbandingan antara dua objek dapat dinyatakan dalam bentuk
pembagian bilangan.
• Skala biasanya digunakan untuk perbandingan ukuran pada peta
(miniature, blue print) dengan ukuran sebenarnya.
• Perbandingan suatu bilangan dengan bilangan 100 disebut
dengan persen (%).
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---222
1. Wawan mempunyai buku sebanyak 9 buah, sedangkan Wati
mempunyai 6 buah. Berapakah perbandingan banyaknya buku
Wawan dan banyaknya buku Wati?
2. Berat badan Eko 65 kg dan berat badan Seno 73 kg. Berapakah
perbandingan berat badan Eko dan Seno ?
3. Jarak rumah Dede ke Sekolah adalah 400 m dan jarak rumah Dede
ke Warnet adalah 2 km. Berapakah perbandingan jarak ke Sekolah
dan jarak ke Warnet dari rumah Dede ?
4. Kiki membeli 2 buah apel dan Dede membeli 8 buah apel. Jika harga
seluruhnya Rp 12.000, maka berapakah banyaknya uang yang harus
dikeluarkan oleh Kiki dan Dede?
3 0
5. Seorang pemborong dapat menyelesaikan pembangunan jembatan
selama 64 hari dengan pekerja 48 orang. Berapa pekerjakah yang
diperlukan bila pembangunan jembatan ingin dipercepat selesai
menjadi 12 hari?
6. Jarak kota A ke kota B adalah 100 km. Jika Zaza naik sepeda motor Z
dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam, maka berapa waktu yang
diperlukan oleh Zaza sampai tujuan? Jika Zaza naik sepeda motor Y
dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam, maka berapa waktu yang
diperlukan oleh Zaza sampai tujuan?
7. Tika membeli apel 10 kg seharga Rp 50.000. Setelah dijual, Tika
mendapatkan laba 25%. Tentukan harga jual apel per kg?
8. Sebuah lahan berbentuk persegi panjang dengan keliling 100 m. Jika
lebar lahan tersebut 8 m kurang dari panjangnya, maka tentukan luas
lahan tersebut?.
9. Sebuah perusahaan mempunyai dua lokasi pabrik. Pabrik A seluas
1.500 m2, sedangkan pabrik B seluas 2.000 m2. Untuk keperluan
diversifikasi usaha, perusahaan tersebut menambah pabrik C seluas
jumlahan dari luas pabrik A dan B. Tentukan luas tanah yang dimiliki
oleh perusahaan tersbut.
10. Pada gambar blue print dari sebuah gedung, tinggi gedung tersebut
adalah 2 cm dan tinggi pintunya adalah 1cm. Jika tinggi pintu yang
sebenarnya adalah 2 m, maka tentukan tinggi gedung yang
sebenarnya?
3 1
1.3 OPERASI PADA BILANGAN BERPANGKAT BULAT
Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian bilangan berpangkat dan
sifat-sifatnya. Bilangan berpangkat yaitu suatu bilangan yang
dipangkatkan dengan bilangan lain. Pangkat dari suatu bilangan dapat
berupa bilangan bulat atau pecahan. Diuraikan pula, semua sifat-sifat
operasi aljabar dari bilangan berpangkat dan penerapannya.
1.3.1 PANGKAT BILANGAN POSITIF
Biasanya penulisan bilangan yang cukup besar akan menjadi sederhana
apabila ditulis dalam bentuk perpangkatan, misalnya 2.000.000 dapat
ditulis sebagai 2 × 106.
DEFINISI 1.3.1 :
Untuk bilangan bulat positif n dan sembarang bilangan real a, bilangan an
(dibaca: a pangkat n) mempunyai arti:
a × a × a … × a (sebanyak n faktor yang sama)
Bilangan a disebut basis dan bilangan n disebut pangkat atau eksponen.
CONTOH 1.3.1 :
Berikut ini adalah beberapa contoh bilangan berpangkat.
1. 23 = 2 × 2 × 2 = 8
Bilangan 2 dipangkatkan 3, artinya adalah bilangan 2 dikalikan
dengan dirinya sendiri sebanyak 3 kali.
2. (-3)2 = (-3) × (-3) = 9
Bilangan -3 dipangkatkan 2, artinya adalah bilangan -3 dikalikan
dengan dirinya sendiri sebanyak 2 kali.
3. -32 = - (3 × 3) = - 9
3 2
4.
Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Positif
i. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang,
maka .
ii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang
dengan a0, maka .
iii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang,
maka
iv. Jika n bilangan bulat positif dan a, b bilangan real sembarang,
maka berlaku:
a.
b. = , untuk b0.
CONTOH 1.3.2 :
Berikut ini adalah beberapa contoh bilangan berpangkat.
a. 24+3 = 24 × 23 = 16 × 8 = 128
b. (-3)5+2 = (-3)5 × (-3)2 = (-243) × 9 = -2087
c. ( )3+2 = ( )3 × ( )2 = ( ) × =
d. 24-3 = = = 2
e. (-3)5-2 = (-3)5 : (-3)2 = (-243) : 9 = -27
f. (24)3 = 24×3 = 212 = 2048
g. (-3×4)5 = (-3)5 × 45 = (-243) × 1024 = -248.832
h. ( )4 = =
3 3
CONTOH 1.3.3 :
Hitunglah ekspresi berikut ini dan tuliskan hasilnya tanpa menggunakan
tanda kurung.
a. (a2-b2) × (a2+b2)
b. (a2+b2) × (a2+b2)
c. (a2-3b3) × (a2-b3)
d. (a2-b3)2
Penyelesaian:
a. (a2-b2) × (a2+b2) = a2(a2+b2) – b2(a2+b2) (Sifat distributif)
= a4+a2b2 – {b2a2+b4} (Sifat distributif)
= a4+a2b2 – a2b2–b4} (Sifat komutatif)
= a4-b4
b. (a2+b2) × (a2+b2) = a2(a2+b2) + b2(a2+b2) (Sifat distributif)
= a4+a2b2 + {b2a2+b4} (Sifat distributif)
= a4+a2b2 + a2b2+b4 (Sifat komutatif)
= a4 + 2a2b2 + b4
c. (a2-3b3)×(a2-b3) = a2(a2-b3) - 3b3(a2-b3) (Sifat distributif)
= a4-a2b3 - {3b3a2-3b6} (Sifat distributif)
= a4-a2b3 - 3a2b3+3b6 (Sifat komutatif)
= a4 - 4a2b3 + 3b6
d. (a2-b3)2 = (a2-b3) × (a2-b3)
= a2(a2-b3) - b3(a2-b3) (Sifat distributif)
= a4-a2b3 - {b3a2-b6} (Sifat distributif)
= a4-a2b3 - a2b3+b4 (Sifat komutatif)
= a4 - 2a2b3 + b6
3 4
1.3.2 PANGKAT BILANGAN NEGATIF DAN NOL
Pada subbab sebelumnya, telah dibahas mengenai perpangkatan
dengan bilangan bulat positif, yang artinya perkalian atas basis bilangan
(sebagai faktor) sebanyak pangkat yang diketahui. Bagaimana suatu
bilangan berpangkat bilangan negatif atau berpangkat nol, seperti 10-2
atau 70 ?. Gagasan-gagasan yang muncul dari sifat-sifat perpangkatan
dengan pangkat bilangan bulat positif dapat digunakan untuk
mengungkapkan arti pangkat bilangan negatif ataupun pangkat nol.
Bilangan Berpangkat Nol
Untuk memahami arti bilangan a0, perhatikan sifat perpangkatan
a0 × am = a0+m = am
Jika am 0 maka haruslah a0 = 1, agar kesamaan a0 × am = am dipenuhi.
Selanjutnya dengan tambahan syarat untuk bilangan a, yaitu agar am 0
cukup dipilih a 0. Perhatikan definisi berikut ini.
DEFINISI 1.3.2 :
Untuk bilangan real a0, a0
(dibaca: a pangkat 0) didefinisikan sebagai:
a0 = 1
CONTOH 1.3.4 :
a. 20 = 1
b. (-3)0 = 1
c. ( +7)0 = 1
d. (a + b)0 = 1, apabila a + b 0
Bilangan Berpangkat Negatif
Bagaimana kita mendefinisikan bilangan pangkat negatif ?. Mari kita lihat
kembali sifat perpangkatan
3 5
Jika a 0 dan m = 0 maka didapat
Oleh karena itu dibuat definisi bilangan berpangkat negatif berikut ini.
DEFINISI 1.3.3 :
Untuk bilangan bulat n dan bilangan real a0, a-n didefinisikan sebagai:
a-n =
CONTOH 1.3.5 :
a.
b.
c. =
Sekarang kita telah mengenal bilangan berpangkat bilangan bulat, baik
itu berpangkat bulat positif, bulat negatif, maupun berpangkat 0.
Sifat Operasi Bilangan Berpangkat Positif
i. Jika m dan n bilangan bulat dan a bilangan real sembarang dengan
a0, maka .
3 6
ii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang
dengan a0, maka .
iii. Jika m dan n bilangan bulat positif dan a bilangan real sembarang
dengan a0, maka
iv. Jika n bilangan bulat positif dan a, b bilangan real sembarang
dengan a0 dan dengan b0, maka berlaku:
a.
b. =
CONTOH 1.3.6 :
Sederhanakanlah:
a.
b.
Penyelesaian:
a.
b.
3 7
CONTOH 1.3.7 :
Tuliskan bentuk
ke dalam bentuk pangkat bilangan bulat positif.
Penyelesaian:
Notasi Ilmiah dari Bilangan
Notasi ilmiah dari bilangan digunakan untuk menuliskan bilangan yang
sangat besar ataupun bilangan yang sangat kecil. Sebagai contoh,
bilangan 375.000.000.000 ditulis sebagai , bilangan -
0,00000016 ditulis sebagai .
3 8
Bentuk baku notasi ilmiah suatu bilangan adalah penulisan dalam bentuk
dengan -10 < a < 10 dan n bilangan bulat
Perlu diperhatikan pengertian perpindahan letak tanda koma (desimal),
yaitu:
i. Pergeseran (melompat) n angka/digit ke kiri berarti memunculkan
perkalian dengan
ii. Pergeseran (melompat) n angka ke kanan berarti memunculkan
perkalian dengan
CONTOH 1.3.8 :
Tuliskanlah bilangan – bilangan berikut ini dalam notasi ilmiah.
Jarak bumi ke matahari sekitar 150.000.000 km.
-0,00002345
Penyelesaian:
a. Jarak bumi ke matahari kira-kira km.
Didapat dengan cara menggeser tanda koma ke kiri sampai setelah
angka pertama. Dalam hal ini diperlukan 8 kali lompatan.
b. Bilangan -0,00002345 apabila ditulis dalam notasi ilmiah diperlukan
menggeser tanda koma hingga setelah angka tak nol pertama. Jadi
diperlukan pergeseran ke kanan sebanyak 5 lompatan, sehingga
diperoleh .
3 9
1.3.3 PENERAPAN OPERASI BILANGAN BERPANGKAT
Sebelum ini, kita telah mengenal bilangan berpangkat, operasi bilangan
berpangkat, dan sifat-sifatnya. Pada subbab ini, kita akan memakai
operasi bilangan berpangkat ini pada beberapa permasalahan
matematika, permasalahan yang terkait dengan bisnis, dan kehidupan
sehari-hari. Beberapa penerapan disajikan dalam bentuk contoh.
Pertama kita awali dengan contoh yang sederhana, memuat pangkat 2
atau kuadrat.
CONTOH 1.3.9
Seorang pemborong pelayanan kebersihan gedung akan melakukan
pekerjaan pembersihan gedung yang bentuknya hampir menyerupai
setengah bola. Biaya pembersihan Rp. 50.000 per m2. Jika diameter
gedung adalah 200 m, maka berapa perkiraan biaya pembersihan
permukaan gedung tersebut ?
Penyelesaian:
Luas permukaan gedung didekati dengan setengah luas kulit bola.
Karena itu, luas permukaan gedung mendekati
dengan L adalah luas permukaan gedung, r adalah jari-jari gedung =
setengah dari diameter, dan didekati dengan 3,14.
Biaya pembersihan per m2 adalah Rp 50.000, sehingga perkiraan biaya
pembersihan keseluruhan gedung adalah
4 0
Untuk contoh penerapan yang lainnya, coba kita perhatikan segitiga
Pascal berikut ini.
Segitiga Pascal
Salah satu pemakaian bilangan berpangkat adalah untuk
menghitung / menguraikan bentuk . Hasil dari penguraian
bentuk mempunyai suatu keteraturan koefisien dari setiap
suku yang dinamakan Segitiga Pascal.
Sekarang kita coba uraikan bentuk untuk k = 0, 1, 2, 3, 4,
5 seperti berikut ini.
i.
ii.
iii.
iv.
v.
4 1
vi.
Perhatikan pada uraian di atas, bahwa:
• Pada setiap suku dari , ada bentuk dengan i = 0, 1, 2,
..., k.
Sebagai ilustrasi, perhatikan untuk k=5 berikut ini.
o Pada suku ke-1, (i=0), mempunyai bentuk
o Pada suku ke-2, (i=1), mempunyai bentuk
o Pada suku ke-3, (i=2), mempunyai bentuk
o Pada suku ke-4, (i=3), mempunyai bentuk
o Pada suku ke-5, (i=4), mempunyai bentuk
o Pada suku ke-6, (i=5), mempunyai bentuk
• Konstanta (koefisien) dari tiap-tiap suku pada sampai
dengan mempunyai suatu bentuk keteraturan yang
dinamakan segitiga Pascal seperti berikut ini.
Gambar 1.3.1 Segitiga Pascal Enam Baris
4 2
Kalau diperhatikan nilai-nilai pada suatu baris ke-k pada segitiga Pascal
merupakan ‘jumlahan silang’ dari baris ke k-1 (baris sebelumnya).
Sehingga koefisien segitiga Pascal tersebut dapat kita lanjutkan lagi
untuk k=6 dan k=7 seperti Gambar 1.3.2.
Gambar 1.3.2 Segitiga Pascal Delapan Baris
ONTOH 1.3.10
Dengan menggunakan segitiga Pascal, uraikan bentuk – bentuk
perpangkatan dibawah ini.
a.
b.
Penyelesaian:
a. Nilai-nilai pada baris k=6 merupakan koefisien-koefisien dari
, diperoleh
4 3
b. Nilai-nilai pada baris k=7 merupakan koefisien-koefisien dari
, diperoleh
CONTOH 1.3.11
Persamaan untuk menghitung investasi dengan modal
dengan laju bunga i=10% per tahun selama n tahun adalah
Mo adalah modal awal, sedangkan Mn adalah jumlah uang setelah n
tahun. Berapakah total nilai uang setelah 2 tahun ?.
Jadi besarnya investasi setelah dua tahun adalah Rp 1.210.000.
4 4
CONTOH 1.3.12
Pada tanggal 1 Januari 2004, bapaknya si A meminjam uang bank
sebesar untuk pengembangan usaha. Pinjaman tersebut ditagihkan
kepada si A pada tanggal 31 Desember 2007 sebesar $ . Jika
bunga pinjaman sebesar 4% per tahun ditambahkan pada tiap akhir
tahun sebagai pinjaman, maka berapa besar yang dipinjam oleh
bapaknya si A?
Penyelesaian:
Karena bunga ditambahkan sebagai pinjaman di setiap akhir tahun, bank
menerapkan bunga berbunga. Oleh karena itu, kita pakai rumus
Mo adalah pinjaman awal, sedangkan Mn adalah jumlah pinjaman setelah
n tahun. Pinjaman dilakukan selama 4 tahun, dari 1 Januari 2004 sampai
dengan 31 Desember 2007. Sedangkan i adalah besarnya bunga tiap
tahun.
Kita hitung terlebih dahulu sebagai berikut.
.
4 5
.
.
Hasil ini dimasukkan ke
Jadi besarnya pinjaman oleh bapaknya si A adalah $ 5000.
• RANGKUMAN
• Bilangan real dapat di pangkatkan dengan bilangan bulat.
• Untuk bilangan real a0, a0 = 1.
• Untuk n bulat positif dan a real, bilangan an =
a×a×a×…×a.
• Sifat operasi pangkat bulat pada bilangan real:
1.
2.
3.
4.
5. =
4 6
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---333
1. Jika a dan b merupakan bilangan real, maka nyatakan ekspresi
berikut ini dalam bentuk notasi pangkat (eksponen).
a. 5 × 5 × 5 × 5 b. (-3) × (-3) × (-3) × (-3)
c. -2 × 4 × 2 × (-16) d. 2a × 2a × 2a
e. ab × ab × ab f. (-b) × (-b) × (-b)
2. Jika a dan b merupakan bilangan real, maka nyatakan ekspresi
berikut ini menjadi bentuk bilangan yang lebih sederhana.
a. b. (-16)2
c. (-2ab2)4 d. (2a)5
e. f.
3. Jika x dan y adalah bilangan real, maka sederhanakanlah ekspresi
berikut ini menjadi bentuk yang tidak memuat tanda kurung.
a. (25-16)3 b. (-2+16)(2+8)2
c. (-2x-y)2 d. (2x+y)3
e. f.
4. Jika a, b, x dan y adalah bilangan real, maka sederhanakanlah
ekspresi rasional berikut ini.
a. b. ×
c. d. +
e. - f.
5. Tentukan hasil perkalian berikut ini dan tuliskan dalam bentuk
pangkat bilangan positif.
a. 55. 53 b. 3-5. 93
c. 5-5. 5-3 d. (2x)3(3y-2)
4 7
e. f.
g. h. (4x2y-3)(2x-2y3)-2
6. Tuliskanlah bilangan – bilangan berikut ini dalam notasi ilmiah.
a. 10.000.000 b. 3-5. 903
c. 0,00000314 d. -0,012
e. Diameter atom Helium
adalah 0,000000022 cm
f. Pada tahun 2010, penduduk
Indonesia berjumlah 300 juta.
1.4 BILANGAN DALAM BENTUK AKAR (IRRASIONAL)
Pada bagian ini dibahas mengenai bentuk akar, misalnya .
Bentuk akar ditulis menggunakan tanda radikal dengan simbul .
Sedangkan kata akar merupakan terjemahan dari kata root dalam bahasa
Inggris.
DEFINISI 1.4.1 :
Akar kuadrat suatu bilangan real a non negatif adalah bilangan non
negatif b yang kalau dipangkatkan dua, menjadi bilangan semula a.
Secara notasi matematika:
jika b2 = a; dan b bilangan positif
Tulisan dibaca “akar kuadrat dari a” atau “akar dari a”.
Jadi mencari akar suatu bilangan merupakan kebalikan dari
pemangkatan.
4 8
CONTOH 1.4.1 :
a. , karena 32 = 9
b. , karena 52 = 25
CONTOH 1.4.2 :
Tentukan hasil akar kuadrat berikut ini.
a.
b.
Penyelesaian:
a. Pertama, difaktorkan 1296. Karena akhir bilangan tersebut adalah
2, maka 2 merupakan faktor.
(648 difaktorkan)
= (324 difaktorkan)
= (162 difaktorkan)
= (81 difaktorkan)
=
=
=
Jadi karena 362 = 1296
b. Faktorkan bilangan 194481 menjadi 194481 =
.
Jadi karena 4412 = 194481
Kalau kita lihat definisi akar di atas, berlaku bahwa:
i.
ii.
4 9
CONTOH 1.4.3 :
a.
b.
CONTOH 1.4.4 :
Untuk x bilangan real, tentukan hasil dari .
Penyelesaian:
= x + 1, jika (x+1) 0 atau x -1
= -(x+1), jika (x+1) < 0 atau x < -1
1.4.1 OPERASI ALJABAR PADA BILANGAN BERBENTUK AKAR
Bilangan dalam bentuk akar juga dapat dikenakan operasi aljabar seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Karena pada
dasarnya bilangan dalam bentuk akar adalah suatu bilangan real yang
dapat dioperasikan.
Perkalian dan Pembagian Bilangan Bentuk Akar
Jika a dan b merupakan bilangan real positif, maka berlaku:
i. =
ii.
5 0
CONTOH 1.4.5 :
a.
b.
c.
d. jika a > 0.
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bentuk Akar
Jika a, b merupakan bilangan real dan c merupakan bilangan real
positif, maka berlaku:
i. =
ii. =
Jika kita lihat sifat di atas, maka penjumlahan dan pengurangan bilangan
dalam bentuk akar hanya dapat dilakukan pada dua bilangan yang
sejenis (pada ekspresi i & ii di atas dikatakan bilangan sejenis). Lihat
kembali sifat distributif pada bilangan real, sebenarnya operasi jumlah
dan kurang di atas sama dengan yang telah lalu.
CONTOH 1.4.6 :
Tentukan hasil dari pengoperasian bilangan bentuk akar di bawah ini.
a.
b.
c.
5 1
Penyelesaian:
Jika bilangan dalam tanda akar belum sejenis, maka kita rubah sebisa
mungkin untuk dapat sejenis.
a. = =
b. = = 2 = -3
c. =
=
=
=
=
CONTOH 1.4.7 :
Sederhanakanlah bentuk
Penyelesaian:
Sifat distributif pada bilangan real dapat dipakai, karena bilangan dalam
bentuk akar juga merupakan bilangan real.
= 15(3) – 3 = 45 – 18 = 27
1.4.2 MERASIONALKAN PENYEBUT
Pada pembagian yang memuat bentuk akar, hasilnya dapat berupa
pecahan dengan penyebut bentuk akar. Bentuk akar pada penyebut itu
5 2
dapat diubah sehingga penyebutnya tidak lagi memuat bentuk akar.
Proses demikian dinamakan merasionalkan penyebut. Proses
merasionalkan penyebut dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bentuk
perkalian:
i.
ii.
CONTOH 1.4.8 :
Rasionalkan penyebut pada bilangan:
a. b. c.
Penyelesaian:
a. Pada kasus ini, kalikan penyebutnya dengan bilangan yang sama
dengan penyebut tersebut, yaitu . Agar tidak merubah nilai
bilangan, pembilang juga dikalikan .
= × = = =
b. Pada kasus ini, kalikan penyebutnya dengan bilangan yang sama
dengan penyebut tersebut, yaitu . Agar tidak merubah nilai
bilangan, pembilang juga dikalikan .
× = =
c. Pada kasus ini, gunakan bentuk . Oleh
karena itu, kalikan penyebutnya dengan bilangan dan
kalikan pembilang dengan .
= ×
5 3
=
=
=
CONTOH 1.4.9 :
Rasionalkan penyebut pada bilangan .
Penyelesaian:
Pada kasus ini, penyebut memuat dua bilangan yang berbentuk akar.
Bentuk akar ini akan kita hilangkan satu per satu.
Penyebut = , sehingga kita buat seperti
berikut ini.
× =
=
= ; penyebut hanya memuat
5 4
satu bentuk akar
= ×
=
=
=
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---444
1. Dengan memfaktorkan bilangan dalam tanda akar, carilah nilai
akarnya.
a. b.
c. d.
e. f.
2. Dengan memfaktorkan bilangan dalam tanda akar, carilah nilai
akarnya.
a. b.
c. d.
e. f.
3. Carilah nilai akar dari .
5 5
4. Jika x merupakan bilangan real positif, maka tentukan nilai akar
berikut ini.
a. b.
c. d.
5. Carilah tiga contoh bilangan, apabila bilangan tersebut dikuadratkan
berakhir dengan angka 1 atau 9 ?.
6. Carilah contoh bilangan, apabila bilangan tersebut dikuadratkan
berakhir dengan angka 2, 3, 7, atau 8 ?.
7. Jelaskan bahwa bilangan bulat yang berakhir dengan angka nol
sebanyak ganjil bukan merupakan bilangan kuadrat.
8. Tentukan hasil dari operasi aljabar pada bilangan bentuk akar di
bawah ini.
a. b.
c. d.
e. f.
g. h. ×
9. Rasionalkan bilangan bentuk akar dibawah ini.
a. b.
c. d.
e. f.
g. h.
5 6
1.5 BILANGAN BERPANGKAT RASIONAL
Sebelum ini telah dikenalkan perpangkatan bilangan real dengan
bilangan bulat. Pertanyaan selanjutnya adalah “apakah diperbolehkan
bilangan real berpangkat dengan rasional ?”. Pada subbab ini akan
dibahas bilangan real dipangkatkan dengan bilangan rasional.
DEFINISI 1.5.1 :
Akar pangkat tiga dari suatu bilangan a adalah bilangan b yang apabila
dipangkatkan 3 menjadi bilangan a, ditulis dengan
, jika
Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh numerik berikut ini.
CONTOH 1.5.1 :
a. karena 23 = 8.
b. karena 53 = 125.
c. karena (-3)3 = -27.
d. karena 103 = 1000.
e. karena (-10)3 = -1000.
DEFINISI 1.5.2 :
Akar pangkat n dari suatu bilangan a adalah bilangan b yang apabila
dipangkatkan n menjadi bilangan a, ditulis dengan
, jika
Jika n genap, maka nilai a harus non negatif.
5 7
Dalam keadaan khusus:
• Jika n genap maka
• Jika n ganjil maka , untuk sembarang nilai a.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat contoh numerik berikut ini.
CONTOH 1.5.2 :
a. karena 24 = 16.
b. karena 54 = 625.
c. karena (-3)5 = -243.
d. karena 105 = 100000.
e. karena (-10)5 = -100000.
CONTOH 1.5.3 :
Tentukan hasilnya (jika ada).
a. b. c.
Penyelesaian:
a. Bilangan dalam tanda akar, 32 difaktorkan.
32 = 2 × 16 = 2 × 2 × 8 = 2 × 2 × 2 × 4 = 2 × 2 × 2 × 2 × 2 = 25.
.
b. Bilangan dalam tanda akar, 81 difaktorkan.
81 = 3 × 27 = 3 × 3 × 9 = 3 × 3 × 3 × 3 = 34.
.
c. Bilangan dalam tanda akar, -1024 difaktorkan.
-1024 = -2 × 512 = …
=
=
=
5 8
.
Selanjutnya, kita akan menelaah arti dari . Berdasarkan rumusan
sebelumnya bahwa , sehingga
Dikaitkan dengan rumusan bahwa yang mempunyai arti
, maka dapat diperoleh
DEFINISI 1.5.3 :
Untuk n bilangan asli, arti dari adalah atau
akan mempunyai nilai apabila:
• Untuk n genap, nilai a harus positif.
• Untuk n ganjil.
Pangkat bilangan rasional secara umum didefinisikan berikut ini.
DEFINISI 1.5.4 :
Untuk bilangan bulat non negatif m dan bilangan asli n, arti dari
adalah
atau
5 9
Untuk memperjelas maksud dari definisi ini, kita lihat contoh berikut ini.
CONTOH 1.5.4 :
Tentukan hasil dari operasi perpangkatan berikut ini.
a. b. c.
Penyelesaian:
a.
b.
c.
Sifat – sifat perpangkatan bilangan rasional sama dengan sifat
perpangkatan bilangan bulat.
Menyelesaikan Persamaan Pangkat Sederhana
Persamaan pangkat mempunyai bentuk seperti 3x = 9 atau x2 = 9. Untuk
mendapatkan jawab persamaan pertama, ubahlah 9 menjadi bilangan
berpangkat dengan basis (bilangan yang dipangkatkan) 3, yaitu
3x = 32
Dengan demikian, jawab dari persamaan tersebut adalah x = 2. Untuk
persamaan ke-dua, ubahlah 9 menjadi bilangan berpangkat 2, yaitu
x2 = 32
6 0
Sehingga didapat jawab untuk persamaan itu. Dalam hal ini, karena
pangkatnya genap maka terdapat dua jawab yang mungkin yaitu x = 3
atau .
Langkah-langkah serupa gambaran di atas, selanjutnya dapat digunakan
untuk menyelesaikan persamaan pangkat yang lain.
CONTOH 1.5.5 :
Dapatkan penyelesaian dari persamaan berikut ini.
a. b.
Penyelesaian:
a. Ruas kanan dari persamaan ini dijadikan bentuk 2 pangkat sesuatu.
kita dapatkan bahwa atau
b. Ruas kiri dan kanan dari persamaan ini dijadikan bentuk 2 pangkat
sesuatu.
kita dapatkan bahwa atau
6 1
• RANGKUMAN
• Akar pangkat, , jika .
• Akar pangkat n, , jika
•
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---555
1. Tentukan nilai akar berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
2. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
3. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
4. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
6 2
5. Tentukan nilai perpangkatan berikut ini.
a. b.
c. d.
e.
6. Nyatakan dalam bentuk perpangkatan rasional.
a. b.
c. d.
7. Nyatakan dalam bentuk perpangkatan rasional yang sederhana.
a. b.
c.
d.
8. Dapatkan penyelesaian dari persamaan berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
9. Dapatkan semua nilai dari persamaan berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
6 3
1.6 LOGARITMA
Pada modul ini dibahas mengenai kebalikan dari pemangkatan yang
disebut logaritma. Dengan logaritma, perhitungan dengan bilangan yang
sangat besar dapat disederhanakan. Perkalian dapat dihitung dengan
penjumlahan dan pembagian dapat dihitung menggunakan pengurangan.
Diuraikan pula, semua sifat-sifat operasi aljabar dari logaritma tersebut.
1.6.1 PENGERTIAN LOGARITMA
Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai arti bilangan
berangkat, misalnya ap = b, dan permasalahannya adalah mencari
bilangan b jika a dan p diketahui. Sekarang akan dibahas mengenai
permasalahan menentukan bilangan p jika a dan b diketahui.
Permasalahan demikian yang merupakan permasalahan logaritma.
Perhatikan definisi berikut ini.
DEFINISI 1.6.1 :
Untuk b bilangan positif dan b 1, arti dari blog a = x adalah bx = a
Berkaitan dengan pengertian logaritma pada definisi di atas, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan.
(a) Bilangan b disebut basis atau bilangan pokok logaritma, dan x
disebut hasil logaritma.
(b) Bilangan b dipilih positif. Jika b negatif dan dipangkatkan dengan
bilangan rasional, maka tidak selalu menghasilkan bilangan real.
(c) Karena b positif dan x real, nilai bx > 0. Karena a = bx, berarti a juga
harus positif.
(d) Nilai b harus tidak sama dengan 1, sebab untuk sembarang x maka
nilai 1x = 1.
(e) Gantilah x pada ekspresi bx = a dengan blog a = x akan diperoleh b.
6 4
Penulisan sering ditulis dalam bentuk logb a.
(f) Karena b0 = 1 untuk b > 0, maka blog 1 = 0.
CONTOH 1.6.1
a. , karena 102 = 100
b. , karena 24 = 16
c. , karena 161/4 = 2
d. , karena 10-1 = 0,1
e. , karena 2-3 = 1/8
CONTOH 1.6.2:
Tentukan nilai logaritma berikut ini.
a. b. c.
Penyelesaian:
a. Untuk mencari nilai , sama halnya kita mencari jawaban
atas pertanyaan “10 dipangkatkan berapakah agar sama dengan
10.000?”. Jawabannya adalah 4, atau 104 = 10.000.
Oleh karena itu, = 4.
b. Untuk mencari nilai , sama halnya kita mencari jawaban
atas pertanyaan “3 dipangkatkan berapakah agar sama dengan
243?”. Jawabannya adalah 5, atau 35 = 243.
Oleh karena itu, = 5.
6 5
Kita juga dapat mencari nilai log dari suatu bilangan dengan cara
memfaktorkan bilangan tersebut menjadi perkalian basis dari
logaritmanya. Karena 243 = 3 × 3 × 3 × 3 × 3 = 35, maka
.
c. Karena 0,25 = ¼ = 4-1 = 2-2, maka
Tidak semua logaritma dapat dicari hasilnya dengan mudah seperti
contoh di atas. Misalnya tidak dapat dicari menggunakan cara
seperti di atas. Nilai tersebut dapat dicari menggunakan tabel atau
kalkulator. Selain itu, perhatikan bahwa karena b > 0, berapapun nilai x
akan menghasilkan bx yang selalu positif. Dengan demikian logaritma
terdefinisi hanya untuk bilangan positif.
1.6.2 MENGHITUNG LOGARITMA
Logaritma adalah kebalikan dari proses pemangkatan, untuk itu diawali
bagian ini dengan mengulang singkat sifat-sifat perpangkatan. Misalkan
akan digambarkan grafik pangkat dengan menghitung nilai-nilai pangkat
sebanyak mungkin. Untuk menggambarkan sketsa grafik y = 2x, dapat
dihitung beberapa nilai y untuk nilai-nilai x seperti dalam tabel berikut ini:
Tentu saja dapat dihitung lebih banyak nilai y untuk mendapatkan sketsa
grafik yang lebih tepat (halus). Dari tabel di atas dapat diamati beberapa
sifat berikut:
(a) Untuk x makin besar, nilai 2x juga makin besar dan 2x > x.
(b) Untuk x makin kecil (negatif), nilai 2x makin kecil menuju nol.
6 6
(c) Untuk sembarang x, nilai 2x > 0.
(d) Untuk x = 0, nilai 2x = 1.
(e) Jika x1 < x2, nilai .
Berdasarkan nilai-nilai pada tabel dan sifat di atas, dapat
disketsakan seperti Gambar 1.6.1. Gambar tersebut merupakan pola dari
grafik y = ax dengan a > 1.
Gambar 1.6.1 Grafik Gambar 1.6.2 Grafik
Dengan cara yang sama, sketsa grafik y = dapat digambarkan
seperti Gambar 1.6.2. Sketsa grafik y = merupakan pola dari grafik y
= ax dengan 0 < a < 1.
Untuk memberikan gambaran mengenai grafik y = ax untuk a yang lain,
perhatikan sifat berikut ini. Misal a > b, berlaku.
(a) untuk x > 0, maka ax > bx.
(b) untuk x < 0, maka ax < bx.
6 7
Gambar 1.6.3 Grafik dan
Berdasarkan informasi ini dapat digambarkan sketsa grafik y = ax.
Misalnya perbedaan grafik y = 2x dan y = 3x dapat dilihat pada Gambar
1.6.3. Perhatikan bahwa untuk x > 0 maka 2x < 3x dan untuk x < 0 maka 2x
> 3x. Sedangkan Gambar 1.6. menunjukkan perbedaan antara grafik y =
( dan y = .
6 8
Gambar 1.6.4 Grafik dan
Grafik logaritma dapat dicari dari gafik pangkat. Misalnya, untuk
mendapatkan gafik y = dapat diperoleh dari pencerminan grafik y =
2x terhadap garis y = x (lihat Gambar 1.6.). Secara terpisah ditunjukkan
grafik y = pada Gambar 1.6..
Gambar 1.6.5 Grafik Logaritma
6 9
Gambar 1.6.6 Sketsa Grafik Logaritma
Dari grafik-grafik tersebut dapat dicari nilai logaritma dengan ketepatan
terbatas. Sebagai contoh, dari grafik pada Gambar 1.6.6, jika ditarik garis
y = 3 yang memotong grafik kira-kira di titik dengan x = 1,6. Hal ini berarti
1,6 ( dibaca ‘hampir sama dengan’)
Secara umum, untuk mendapatkan nilai dapat diikuti gambaran
yang diberikan pada Gambar 1.6.6.
Sifat yang lain dari logaritma diberikan berikut ini.
• Untuk sembarang bilangan b > 1, dan 0 < p < q, berlaku
<
• Untuk 0 < b < 1 dan 0 < p < q, berlaku
>
7 0
Uraian berikut ini memberikan gambaran menghitung berdasarkan
sifat di atas.
Diketahui bahwa
2 < 3 < 22 (1.6.3)
karena = 1 dan = 2, maka 1 < < 2.
Jadi = 1,…
Untuk mendapatkan angka ke-dua dari diperlukan nilai
perpangkatan dari 2 oleh 0,1 ; 0,2 ; dan seterusnya.
Tabel 1.6.1
Selanjutnya, dengan membagi 2 pertidaksamaan(1.6.3) diperoleh
1 < 1,5 < 2
dan berdasarkan tabel perpangkatan dari 2 di atas diketahui bahwa 1,5
terletak di antara
20,5 = 1,41 < 1,5 < 1,51 = 20,6 (1.6.4)
Untuk mendapatkan kembali angka 3, kalikan pertidaksamaan (1.6.4)
dengan 2 dan diperoleh
21,5 < 3 < 21,6
7 1
dan ini berarti bahwa
1,5 < < 1,6
Untuk mendapatkan ketepatan yang lebih tinggi, harus dihitung 20,01, 20,02,
dan seterusnya.
Karena 2x > 1 untuk setiap x > 0, maka pertidaksamaan (1.6.4) dapat
dibagi dengan 1,41 dan diperoleh
1 < 1,064 < 1,134351773
Seperti sebelumnya, dihitung nilai-nilai seperti dalam Tabel 1.6.2.
Tabel 1.6.2
Perhatikan bahwa 1,064 terletak di
20,08 = 1,0570 < 1,064 < 1,0644 = 20,09
dan untuk mendapatkan kembali angka 3, dikalikan ketaksamaan
tersebut dengan 1,41 = 20,05 dan kemudian dengan 2 = 21 (angka yang
digunakan untuk membagi) sehingga diperoleh
21+0,5+0,08 < 3 < 21+0,5+0,09
Hal ini berarti bahwa
1,58 < < 1,59
Dengan demikian
7 2
= 1,58…
Tahapan ini dapat dilanjutkan untuk mendapatkan nilai hampiran dengan
ketepatan sesuai yang diinginkan. Karena diketahui bahwa < 1,59,
berati 1,585 lebih baik dibandingkan dengan 1,58.
CONTOH 1.6.3
Dengan menggunakan tabel pangkat yang telah dibuat di atas, hitunglah
.
Penyelesaian:
• Karena 22 = 4 < 5 < 23, berarti = 2,…
• Ketaksamaan tersebut dibagi dengan 22 = 4, dan diperoleh
1 < 1,25 < 2
Selanjutnya menggunakan Tabel 1.6.1, diketahui bahwa 1,25 terletak
20,3 = 1,23 < 1,25 < 1,32 = 20,4
Dengan mengalikan ketaksamaan terakhir dengan 22 diperoleh
22+0,3 < 5 < 22+0,4
Ini berarti = 2,3… .
• Untuk memperoleh ketepatan yang lebih baik, ketaksamaan 1,23 <
1,25 dibagi dengan 1,23 dan diperoleh 1 < 1,0163 dan selanjutnya
berdasarkan Tabel 1.6.2, diketahui bahwa 1,0163 terletak
20,02 = 1,0140 < 1,0163 < 1,0210 = 20,03
7 3
Dengan mengalikan dengan 22+0,3 diperoleh
22+0,3+0,02 < 5 < 22+0,3+0,03
dan ini berarti = 2,32…. Untuk ketepatan tiga angka di
belakang koma, berarti 2,325.
1.6.3 SIFAT – SIFAT LOGARITMA
Sebagaimana telah diuraikan pada subbab sebelumnya, bahwa logaritma
dapat diturunkan dari perpangkatan. Dengan pemahaman tersebut, sifatsifat
perpangkatan dapat digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat
logaritma seperti berikut ini.
i. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q >
0, maka
ii. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q >
0, maka
iii. Jika b > 0, b1, p > 0 dan q >
0, maka
iv. Jika b > 0, b1, p real, dan q
rasional, maka
7 4
CONTOH 1.6.4
Misal diketahui dan , tentukan .
Penyelesaian:
= 0,3010 + 0,4771
= 0,7781
CONTOH 1.6.5
Misal diketahui dan , tentukan
dan .
Penyelesaian:
•
= 0,4771 – 0,3010
= 0,1761
•
= 0,3010 - 0,4771
= - 0,1761
7 5
CONTOH 1.6.6
Misal diketahui dan , dapatkan
dan .
Penyelesaian:
•
•
CONTOH 1.6.7
Misal diketahui , dapatkan .
Penyelesaian:
1.6.4 CONTOH PEMAKAIAN LOGARITMA
Pada subbab ini, akan disajikan contoh-contoh pemakaian logaritma,
diantaranya: untuk mengalikan bilangan, mebagi bilangan, menghitung
pangkat suatu bilangan.
CONTOH 1.6.8
Dengan menggunakan logaritma, hitunglah pendekatan
7 6
Penyelesaian:
Misal
CONTOH 1.6.9
Dapatkan nilai x yang memenuhi
Penyelesaian:
Sebelah kiri dan kanan tanda sama dengan dikenakan operasi
= 1,58505
7 7
(berdasarkan contoh 1.6.6, = 1,58505)
CONTOH 1.6.10
Dana Rp 100.000.000 dideposito dengan bunga 10 % per tahun.
Perhitungan 9 tahun kemudian menggunakan rumusan.
Tentukan besarnya dana pada akhir tahun ke 9.
Penyelesaian:
0,041393 = 8,372534
(disini dihitung berbantuan kakulator, karena
sebelumnya tidak ada contoh penghitungan untuk ;
atau dapat berbantuan tabel logaritma)
7 8
CONTOH 1.6.11
Persamaan untuk menghitung nilai tunai (present value/PV) dari anuitas
biasa adalah
Dengan :
R adalah pembayaran periodik dari anuitas.
i adalah laju bunga per periode bunga.
n adalah jumlah interval pembayaran
Jika diinginkan mencapai nilai tertentu di masa mendatang (Future value/
FV), maka tentukan rumusan berapa lama untuk mencapainya.
Penyelesaian:
Persamaan pada contoh ini, PV digantikan dengan FV menjadi
Kita akan mencari nilai n, berapa lama untuk mendapatkan nilai yang
akan datang yang diinginkan.
Kenakan operasi log pada kedua sisi persamaan, diperoleh
7 9
• RANGKUMAN
• Untuk b bilangan positif dan b 1, arti dari blog a = x
adalah bx = a.
• Jika b > 0, b1, p > 0 dan q > 0, maka berlaku :
6.
7.
8.
9.
8 0
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---666
1. Tentukan nilai dari logaritma berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
2. Tentukan nilai dari logaritma berikut ini.
a. b.
c. d.
e. f.
3. Dengan mengikuti cara pada Contoh 1.6.4, hitunglah logaritma di
bawah ini sampai ketepatan dua angka di belakang koma.
a. b.
c. d.
e. f.
4. Jika dipunyai tabel seperti berikut ini
Maka hitunglah logaritma di bawah ini sampai ketepatan satu angka
di belakang koma.
a. b.
c. d.
e. f.
5. Jika dan , maka hitunglah
a. b.
c. d.
8 1
e. f.
6. Jika , maka hitunglah
a. b.
c. d.
e. f.
7. Jika dan , maka hitunglah
a. b.
c. d.
e. f.
8. Jika , maka hitunglah
a. b.
c. d.
9. Dengan menyamakan basis logaritma, hitunglah
a. b.
10. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan berikut ini.
a. b.
8 2
83
Bab
2
PERSAMAAN DAN
PERTIDAKSAMAAN
2. Persamaan Dan Pertidaksamaan
Persamaan atau pertidaksamaan merupakan suatu bentuk model
matematik yang dibangun dari dunia nyata sebagai bentuk hubungan
perwujudan dari alam pikir terhadap suatu masalah. Setiap model
persamaan atau pertidaksamaan harus memuat unsur-unsur yang
merupakan abstraksi dari kenyataan masalah tersebut.
Model yang berbentuk persamaan atau pertidaksamaan merupakan
struktur dari suatu masalah yang mengandung peubah-peubah atau
parameter yang dianalisis atau diselesaikan dengan menggunakan
operasi matematika.
Pada kenyataannya persamaan atau pertidaksamaan yang muncul dari
fenomena nyata dapat berbentuk linear atau tak linear. Akan tetapi, pada
buku ajar ini akan dibahas bentuk linear dan kuadrat. Berikut ini beberapa
ilustrasi permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari.
84
a. Satu rombongan bus wisata mengunjungi obyek wisata, biaya yang
harus dikeluarkan untuk memasuki obyek wisata tersebut sebesar Rp
150.000 per bus. Jika dalam satu bus ada 30 orang, maka berapa
biaya masuk objek wisata per orang ?.
b. Perusahaan roti memproduksi 500 bungkus roti setiap hari. Roti terdiri
dari tiga jenis, yaitu: roti keju, roti cokelat, dan roti daging. Setiap roti
keju diproduksi paling sedikit 50 bungkus, roti cokelat paling sedikit
100 bungkus, dan roti daging paling sedikit 70 bungkus.
Permasalahan ini dapat dimodelkan dalam bentuk pertidaksamaan.
Jika keuntungan dari tiap-tiap jenis roti diketahui, maka berapakah
banyaknya tiap-tiap jenis harus diproduksi agar memberikan
keuntungan yang sebesar-besarnya.
2.1 PERSAMAAN LINEAR
Persamaan dikatakan linear jika pangkat dari peubah adalah 1, seperti:
1. 2x + 5 = 8
2. 5y = 20
3. 7x + 6y = 10
Selain banyaknya peubah pada persamaan linear juga dapat ditinjau dari
banyaknya persamaan linear yang muncul secara serentak disebut
sistem persamaan linear, misalnya:
1. 2x + 3y = -2 2. x + 2y + z = -1 3. 2x - y + 2z – u = 0
x + 2x = 3 -x + y + 2z = 2 x + 2y – u = 0
x + z = 1 y - z + u = 0
z - u = 0
Dari bentuk–bentuk persamaan linear tersebut, dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
1. Mendapatkan penyelesaian persamaan, yaitu mendapatkan nilainilai
peubah yang memenuhi persamaan tersebut.
85
2. Menggambar grafik dari persamaan, khususnya untuk sistem
persamaan dengan 2 peubah .
2.1.1 PERSAMAAN LINEAR SATU PEUBAH
Persamaan linear satu peubah secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut :
ax + b =c (2.1.1)
dengan a0, b, dan c ∈ R.
Penyelesaian dari persamaan (2.1.1) adalah nilai x yang memenuhi
persamaan tersebut, misalnya.
a. 2x + 3 = 7, untuk x = 2 didapat 2(2) +3 = 7. Berarti x = 2
merupakan penyelesaian dari persamaan tersebut.
b. 2x + 3 = 5 , jika diberikan x = 1, maka diperoleh 2(1) + 3 = 5. yang
berarti x = 1 merupakan penyelesaian dari persamaan tersebut.
Mencari Penyelesaian Persamaan Linear Satu Peubah
Perhatikan persamaan ax + b = c. Kedua ruas dikurangi dengan b,
diperoleh
ax + b – b = c – b
ax + 0 = c – b atau ax = c – b.
Kemudian kedua ruas dikalikan dengan diperoleh
, atau
86
(2.1.2)
Himpunan penyelesaiannya adalah :
Dari uraian tersebut diatas, terdapat langkah- langkah dalam mencari
penyelesaian persamaan linear 1 peubah sebagai berikut.
Langkah 1 : Kedua ruas dikurangi dengan b.
Langkah 2 : Kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari koefisien
peubah x yang pada persamaan tersebut adalah a.
CONTOH 2.1.1
Selesaikan persamaan 3x – 7 = 9 ?.
Penyelesaian:
3x – 7 = 9
3x + (–7) = 9 kedua ruas dikurangi –7
3x +(– 7) – (–7) = 9 – (–7)
diperoleh
3x = 16,
Kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan 3 yaitu diperoleh
87
atau
Himpunan penyelesaiannya adalah }.
CONTOH 2.1.2
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 7 = 5 + 2x ?
Penyelesaian:
7 = 5 + 2x kedua ruas dikurangi 5
-5 + 7 = -5 + 5 + 2x diperoleh
2 = 2x,
kedua ruas dikalikan dengan kebalikan 2 yaitu diperoleh
atau .
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { 1 }.
CONTOH 2.1.3
Dapatkan nilai peubah t yang memenuhi ?.
Penyelesaian :
88
kedua ruas ditambah 7
diperoleh
,
kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari yaitu
atau
Himpunan penyelesaiannya adalah
CONTOH 2.1.4
Selesaikan persamaan 3y – 8 = 9 + 5y ?
Penyelesaian:
3y – 8 = 9 + 5y
kelompokkan y pada ruas kiri dan yang tidak mengandung y pada ruas
kanan. Kurangi kedua ruas dengan –5y dan menambah kedua ruas
dengan 8:
-5y + 3y – 8 + 8 = 9 + 5y – 5y + 8 , diperoleh
-2y = 9 + 8 atau
89
-2y = 17
kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari –2 yaitu
, diperoleh
y
Himpunan penyelesaiannya adalah
CONTOH 2.1.5
Dapatkan nilai u yang memenuhi persamaan ?.
Penyelesaian:
,
kelompokkan u pada ruas kiri dan yang tidak mengandung u pada ruas
kanan yaitu dengan mengurangi kedua ruas dengan -3u dan menambah
kedua ruas dengan .
diperoleh
90
kemudian kedua ruas dikalikan dengan kebalikan dari yaitu
.
atau
,
Himpunan penyelesaiannya adalah .
2.1.2 PERSAMAAN LINEAR DUA PEUBAH
Persamaan linear dua peubah secara umum dapat dinyatakan sebagai
berikut :
(2.1.3)
dengan a0, b0, c ∈ R.
Pandang persamaan linear dua peubah
(2.1.4)
Mari kita amati seperti berikut ini.
1. Misal diambil suatu nilai x = 0 diperoleh y = 2. Ini berarti bahwa
pasangan nilai x = 0 dan y = 2 memenuhi persamaan (2.1.4) atau
dengan kata lain pasangan (0,2) merupakan penyelesaian dari
persamaan (2.1.4).
91
2. Misal diambil lagi, suatu nilai x = 1 diperoleh y = 4/3. Ini berarti
bahwa pasangan nilai x = 1 dan y = 4/3 memenuhi persamaan
(2.1.4). Jadi pasangan (0,2) merupakan penyelesaian dari
persamaan (2.1.4).
Dari pengamatan di atas, nilai x bisa diambil berapa saja, akan didapat
nilai untuk y. Oleh karena itu, persamaan (2.1.4) mempunyai banyak
penyelesaian. Penyelesaian dari persamaan (2.1.4) berupa pasangan
(x,y) yang memenuhi persamaannya.
Secara umum, persamaan (2.1.3) mempunyai tak berhingga banyak
penyelesaian yang berbentuk (x,y).
Jadi, himpunan penyelesaian dari (2.1.3) adalah
CONTOH 2.1.6
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan 3x + 4y = 2 ?
Penyelesaian:
Oleh karena x, y R maka nilai x dan y yang memenuhi persamaan
tersebut ada tak berhingga banyak.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah { (x , y) | 3x + 4y = 2 , x, y R}
CONTOH 2.1.7
Dapatkan nilai u yang memenuhi persamaan 4u – 2v = - 5 jika diberikan
v = 2
92
Penyelesaian:
4u – 2v = - 5 ,
untuk v = 2 diperoleh 4u – 2(2) = -5.
4u – 4 = -5 kedua ruas ditambah 4.
4u – 4 + 4 = -5 + 4 diperoleh
4u = -1 kedua ruas dibagi 4 .
u = -1/4.
Himpunan penyelesaiannya adalah : { -1/4 }
CONTOH 2.1.8
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 2x + 3y = 4x – 8 jika y
= -3.
Penyelesaian:
2x + 3y = 4x – 8 , untuk y = -3 diperoleh
2x + 3(-3) = 4x -8
2x – 9 = 4x – 8
pengelommpokkan pada kedua ruas.
2x – 4x = -8 + 9 atau
-2x = 1 , kedua ruas dibagi – 2
Diperoleh x = -1/2
CONTOH 2.1.9
Selesaikan persamaan berbentuk 5t – 3s + 10 = 3s – 4t – 5 jika s = -1 ?
Penyelesaian:
93
5t – 3s + 10 = 3s – 4t – 5, untuk s = -1 diperoleh
5t – 3 (-1) + 10 = 3(-1 ) – 4t – 5 atau
5t + 3 + 10 = -3 – 4t – 5 atau
5t + 13 = -8 – 4t , pengelompokkan pada kedua ruas.
5t + 4t = -8 – 13 , atau
9t = -21 , kedua ruas dibagi 9
t = -21/9
Himpunan penyelesaiannya adalah : {-21/9}
CONTOH 2.1.10
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan linear 2x + y = 6 jika
x, y bilangan bulat positif ?
Penyelesaian:
Dari persamaan 2x + y = 6, dapat
diperoleh nilai – nilai x dan y :
Untuk x = 0 maka y = 6
Untuk x = 1 maka y = 4
Untuk x = 2 maka y = 2
Untuk x = 3 maka y = 0
94
• RANGKUMAN
•
Persamaan linear satu peubah dengan a 0,
b, dan c ∈ R mempunyai:
• penyelesaian
• himpunan penyelesaian
• Persamaan linear dua peubah dinyatakan sebagai
dengan a0, b0, c ∈ R. Dan mempunyai
himpunan penyelesaian
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---111
1. Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini.
a. b.
c. d. 7x – 6 = 8 + 8x
e. f. 7 ( 4 – 5/p) = 8
g. 7(4+5/p) = 8
h.
2. Selesaikan persamaan berikut ini.
a. 3 – 2/x = 4 +3/x b. 6k – 4 = 4 – 6k
c. 7 + 8h = -7-8h d.
95
e. f. 3y+2/3 =9y-2/3
3. Dapatkan himpunan semua penyelesaian dari persamaan berikut ini.
a. 4x + 5 = 5y -4 b. 5y +3x = 7
c. 7x - 7 = 7-7x d. 5(3x - 2) = 10 15y
e. f.
4. Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut untuk s = 1.
a. 2s + 4 = 4 – 5t. b.
c. d.
e. f. 4 ( 2t + 3s ) = 8 t + 8
g. h.
5. Selesaikan persamaan berbentuk.
a. 2x + 4y – 6 = 5 untuk x=2.
b. untuk t = -2
c. untuk v=-2
d. untuk
e. untuk n=x
96
f . untuk h = y
6. Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut ini dengan
grafik.
a. 4x – 3y + 4 = 5 untuk semua bilangan x, y riil
b. untuk v = 1 dan u bilangan bulat
c. untuk m bilangan ganjil dan n bilangan bulat
positif.
d. untuk t real negatip dan s bilangan sembarang.
e . untuk x = 1 dan y bilangan cacah
f. untuk y bilangan ganjil dan z bilangan genap.
2.2 PERSAMAAN KUADRAT
Persamaan kuadrat seringkali dijumpai dari permasalahan yang muncul
dari suatu fenomena nyata. Sebagai ilustrasi: si Pegy mempunyai usaha
penjualan paket kue. Dalam penjualan, Pegy mempunyai banyak pekerja
keliling. Salah satu pekerjanya bernama si A. Dalam setiap harinya, si A
diberikan honorarium sebesar Rp (10+2x), dengan x adalah banyaknya
paket yang dijual oleh si A. Jika si A berhasil menjual x paket, maka si
Pegy juga memperoleh pendapatan akibat dari penjualan oleh si A, dan
97
besarnya adalah . Pegy menginginkan
pendapatan setiap hari yang berasal dari si A adalah Rp 10. Berapa
paket kue yang harus di jual si A agar target pendapatan si Pegy
terpenuhi. Pada permasalahan ini, dapat dirumuskan dalam bentuk
persamaan kuadrat.
Bentuk umum persamaan kuadrat
(2.2.1)
dengan a0, b, c ∈ R.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat beberapa contoh persamaan kuadrat
berikut ini.
CONTOH 2.2.1
1. , persamaan kuadrat dengan a=1, b=-2, c=1.
2. 3y2+4y+5=1, persamaan kuadrat dengan a=3, b=4, c= 5–1= 4.
3. , persamaan kuadrat dengan a=2, b=2, c= 1-1 = 0.
4. 4n2-16=0, persamaan kuadrat dengan a=4, b=0, c= -16.
5. u2 + 2u1/2- 5 = 0 , bukan persamaan kuadrat karena terdapat pangkat
½ dari peubah u.
Bentuk persamaan kuadrat bergantung pada koefisian dari peubah x
yaitu a , b , c sehingga terdapat beberapa bentuk persamaan kuadrat :
1. Jika nilai a, b, c merupakan bilangan real maka persamaan kuadrat
yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Real.
98
2. Jika nilai a, b, c merupakan bilangan rasional maka persamaan
kuadrat yang terbentuk disebut Persamaan Kuadrat Rasional.
3. Jika c = 0 maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut
Persamaan Kuadrat Tak Lengkap.
4. Jika b = 0 maka persamaan kuadrat yang terbentuk disebut
Persamaan Kuadrat Sejati.
CONTOH 2.2.2
Nyatakan persamaan berikut menjadi bentuk umum.
a. (x – 2)(x + 5) = 0 b. (2x – 4)2 – 6 = 2x.
c. 3x2 – 6x + 3 = x(x + 3 ) d. =7
Penyelesaian:
Bentuk umum persamaan kuadrat yang diminta adalah
.
a. (x – 2)(x + 5) = 0, dijabarkan menjadi x2 + 5x – 2x – 10 = 0 atau
x2 + 3x – 10 = 0.
b. (2x – 4)2 – 6 = 2x, dijabarkan menjadi (2x)2 –2(2x)(4) + (4)2 -6 = 2x
4x2 – 16x + 16 -6 = 2x atau 4x2 – 16x – 2x + 10 = 0 atau
4x2 – 18x +10 = 0.
c. 3x2 – 6x + 3 = x(x + 3) , dijabarkan menjadi 3x2 – 6x + 3 = x2 + 3x
3x2 – x2 – 6x –3x+3= 0 atau
99
2x2 – 9x+3 = 0.
d. =7
disamakan penyebutnya menjadi
atau
, dijabarkan menjadi
3x+9+2x -4 = 7(x2 + 3x – 2x -6 ) atau
7x2 +2x – 47=0
2.2.1 MENYELESAIKAN PERSAMAAN KUADRAT
Seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa persamaan
kuadrat bergantung pada nilai-nilai a, b, c. Oleh karena itu penyelesaian
dari persamaan kuadrat tersebut juga bergantung pada nilai a, b, c dan
hasil penyelesaian tersebut berupa nilai peubah x yang disebut sebagai
akar-akar persamaan kuadrat.
Terdapat 3 cara untuk menyelesaikan persamaan kuadrat :
1. Dengan cara memfaktorkan
Cara ini dilakukan berdasarkan pada definisi yang berlaku pada
bentuk kesamaan kuadrat bahwa x2 + (a + b)x + ab = (x + a)(x + b).
100
Perhatikan bentuk persamaan kuadrat :
ax2 + bx + c = 0, dengan a0
kedua ruas dibagi a atau jadikan koefisien x2 menjadi 1 seperti
persamaan (2.2.2).
(2.2.2)
Jika dan maka persamaan (2.2.2) dapat
difaktorkan menjadi . Sehingga diperoleh:
atau .
Jadi akar–akar persamaan kuadrat tersebut adalah x1= -p dan x2=-q.
Himpunan penyelesaian persamaan tersebut adalah { -p,-q }.
Cara lain dalam memfaktorkan persamaan kuadrat untuk dapat
dilakukan sebagai berikut.
Perhatikan bentuk persamaan kuadrat ,
persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk :
atau
101
(2.2.3)
Jika dan , maka persamaan (2.2.3) dapat
difaktorkan menjadi . Sehingga diperoleh
atau .
Jadi akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah
dan
.
CONTOH 2.2.3
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 2x2 – 6x – 20 = 0 ?.
Penyelesaian:
2x2 – 6x – 20 = 0 , kedua ruas dibagi 2 diperoleh
x2 – 3x – 10 = 0 dapat dirubah menjadi
x2 + (2 – 5)x + (-5)(2) = 0 , terlihat bahwa p = 2 dan q = -5
maka persamaan kuadrat tersebut dapat ditulis
(x + 2)(x – 5) = 0
dengan x +2 = 0 dan x – 5 = 0 diperoleh akar – akar x1 = - 2 dan x2 = 5.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah : {-2, 5}.
102
CONTOH 2.2.4
Selesaikan persamaan kuadrat berbentuk 3x2 + 4x - 10 = 2x2 + 3x + 2
Penyelesaian:
3x2 + 4x - 10 = 2x2 + 3x + 2
Jadikan persamaan berbentuk umum dengan membuat ruas kanan sama
dengan 0
3x2-2x2 + 4x – 3x – 10 - 2 = 0
diperoleh persamaan berbentuk x2 + x – 12 = 0
atau dapat ditulis
x2 + (4 – 3)x + 4(-3) = 0 dan terlihat bahwa p = 4 dan q = -3
x2 + x – 12 = (x + 4)(x – 3) = 0
sehingga diperoleh x + 4 =0 dan x – 3 = 0.
Akar-akar persamaan adalah x1 = 3 dan x2 = -4 sehingga himpunan
penyelesaian adalah {-4,3}.
CONTOH 2.2.5
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan kuadrat
.
Penyelesaian:
Dari persamaan koefisien dari dijadikan 1.
103
Untuk itu, kedua ruas dari persamaan dikalikan dengan 3. Didapat hasil
x2 + 5x + 6 = 0
atau dapat ditulis x2 + (2 + 3)x + 2(3) = 0
dan terlihat bahwa p = 2 dan q = 3
x2 + 5x + 6 = (x + 2)(x + 3 ) = 0.
Sehingga diperoleh x+2= 0 dan x+ 3 = 0. Jadi akar-akar persamaannya
adalah x1= -2 dan x2= -3.
Oleh karena itu, himpunan penyelesaiannya adalah : {-2,-3}
CONTOH 2.2.6
Selesaikan persamaan berbentuk .
Penyelesaian:
Pada persamaan , ruas kiri penyebutnya disamakan.
Sehingga diperoleh:
atau
Selanjutnya kedua ruas dikalikan dengan x(x-1), didapat:
104
2 = x(x -1) atau x2 – x – 2 = 0.
Lakukan pemfaktoran sehingga didapat hasil:
x2 + (1 – 2)x + (–2)(1) = 0 atau (x + 1)(x – 2) = 0
Dari sini diperoleh x + 1 = 0 atau x – 2 = 0
Sehingga akar–akar persamaan tersebut adalah x1 = -1 atau x2 = 2.
Jadi himpunan penyelesaian adalah {-1, 2}.
2. Dengan Cara Melengkapkan Kuadrat Sempurna
Cara lain untuk menyelesaikan persamaan kuadrat adalah dengan
melengkapkan kuadrat sempurna.
Perhatikan persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0. Jadikan koefisien x2
menjadi 1 dengan membagi kedua ruas dengan a, diperoleh:
Atau
(2.2.4)
(2.2.5)
105
Persamaan (2.2.4) dan (2.2.5) merupakan bentuk kuadrat sempurna.
Jika pada persamaan (2.2.4) nilai , maka persamaan di atas
menjadi
.
Atau
(2.2.6)
CONTOH 2.2.7
Dapatkan himpunan penyelesaian dari x2 + 4x + 4 = 0 ?.
Penyelesaian:
x2 + 4x + 4 = 0 dapat ditulis
x2 + 2(2)x + 22 = (x + 2)2 = (x + 2)(x + 2 )= 0.
Akar – akar persamaan tersebut adalah x1 = -2 dan x2 = -2.
Himpunan penyelesaiannya adalah : {-2}.
CONTOH 2.2.8
Nyatakan persamaan kuadrat 3x2 + 6x + 9 = 0 dalam bentuk kuadrat
sempurna ?.
Penyelesaian:
3x2 + 6x + 9 = 0, kedua ruas dibagi 3 diperoleh
x2 + 2x + 3 = 0, melengkapkan dalam bentuk kuadrat sempurna.
106
x2 + 2x + 12 + 2 = 0 atau x2 + 2x + 12 = - 2 .
Jadi 3x2 + 6x + 9 = x2 + 2x + 12 + 2 = 0 .
x2 + 2x + 12 = -2 atau (x + 1)2 = - 2.
Didapat akar .
CONTOH 2.2.9
Nyatakan persamaan kuadrat 4x2 + 6x + 9 = 0 dalam bentuk kuadrat
sempurna ?.
Penyelesaian:
4x2 + 6x + 9 = 0, kedua ruas dibagi 4 diperoleh
.
Melengkapkan dalam bentuk kuadrat sempurna dengan cara
menyatakan persamaan kedalam bentuk
Diperoleh hasil berikut ini.
, atau
, atau
, atau
107
Ini merupakan bentuk kuadrat sempurna.
3. Dengan Cara Menggunakan Rumus abc
Akan ditunjukkan berikut ini bahwa persamaan kuadrat
dengan a 0, mempunyai akar-akar
dan
Pada ax2 + bx + c = 0, kedua ruas dibagi dengan a diperoleh
, lanjutkan dengan melengkapkan dalam bentuk
persamaan kuadrat sempurna.
, atau
, atau
108
, atau
, dari persamaan ini diperoleh dua persamaan
berikut ini.
• Pertama:
Dari sini diperoleh
• Kedua:
Dari sini diperoleh
Kedua akar x1 dan x2 di atas, biasa dituliskan dalam bentuk:
(2.2.7)
Persamaan (2.2.7) dinamakan rumus abc.
CONTOH 2.2.10
Dengan menggunakan rumus abc, dapatkan akar-akar persamaan
kuadrat 2x2 – 2x + 6 = 0 ?.
Penyelesaian:
Pada persamaan 2x2 – 2x + 6 = 0, mempunyai a = 2, b = - 2, dan c = 6.
109
Oleh karena itu, akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah:
Oleh karena terdapat tanda negatif pada akar, persamaan kuadrat
tersebut tidak mempunyai akar real.
CONTOH 2.2.11
Selesaikan persamaan kuadrat 3x2 + 2x – 4 = 0 ?.
Penyelesaian:
x2 + 5x + 4 = 0 yang mempunyai a = 1, b = 5 dan c = 4
Oleh karena itu, akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah:
110
Dari sini diperoleh akar-akar dan .
CONTOH 2.2.12
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan ?.
Penyelesaian:
, kalikan kedua ruas dengan x diperoleh
-x2 + 4x = -4 -2x2, ruas sebelah kanan dibuat sama dengan 0
-x2 + 2x2 + 4x +4 = 0 atau dapat ditulis
x2 + 4x + 4 = 0, merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = 4 dan c
= 4.
Dengan menggunakan rumus abc, diperoleh:
111
Dari sini diperoleh akar-akar . Jadi himpunan
penyelesaiannya adalah }.
CONTOH 2.2.13
Selesaikan persamaan berbentuk ?.
Penyelesaian:
, kedua ruas dikalikan dengan x + 2, diperoleh:
, atau
112
, ruas kanan difaktorkan, diperoleh:
, kedua ruas dibagi
, atau
, atau
Ini merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = 3 dan c = -4.
Dengan menggunaakan rumus abc, diperoleh:
113
Dari sini diperoleh akar-akar dan .
CONTOH 2.2.14
Selesaikan persamaan (x2 – x)(x + 2 ) = -4(x + 2) + (x2 +5x + 6) ?
Penyelesaian:
(x2 – x)(x + 2) = -4(x + 2) + (x2 +5x + 6 ) ,
dengan memfaktorkan persamaan kuadrat pada ruas kanan, diperoleh
(x2 – x)(x + 2) = -4(x + 2) + (x2 +(2+3)x + 2(3), diperoleh
(x2–x)(x+2) = -4(x+2)+(x + 2)(x + 3) kedua ruas dengan (x + 2) didapat
(x2 – x) = -4 + (x + 3), kedua ruas ditambah 4, -x dan -3 diperoleh
x2 – 2x +1 = 0
Ini merupakan persamaan kuadrat dengan a = 1, b = -2 dan c = 1.
Dengan menggunaakan rumus abc, diperoleh:
114
Dari sini diperoleh akar-akar .
Dari beberapa contoh penyelesaian persamaan kuadrat yang
menggunakan rumus abc, terlihat bahwa nilai akar ada mempunyai dua
akar real berbeda, ada yang dua akarnya kembar (sama nilainya), ada
juga yang akarnya berupa bilangan imaginer. Ketiga kondisi ini
tergantung dari nilai . Nilai ini dinamakan diskriminan dan sering
disimbulkan dengan . Ada tiga nilai diskriminan yaitu:
• Jika , maka persamaan kuadrat mempunyai akar sama atau
akar kembar x1 = x2.
• Jika , maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar real
berbeda, x1 x2.
• Jika , maka persamaan kuadrat mempunyai akar imaginer.
2.2.2 MENCARI HUBUNGAN AKAR-AKAR PERSAMAAN
KUADRAT
Pada subbab ini akan dibahas beberapa pernyataan yang berkaitan
dengan akar-akar persamaan kuadrat x1 dan x2.
Akar dari persamaan kuadrat, menurut rumus abc dinyatakan sebagai:
115
Beberapa pernyataan yang berkaitan dengan akar-akar ini adalah:
1. Jika ditambahkan dengan , maka dapat diperoleh:
(2.2.8)
2. Jika dikalikan dengan , maka dapat diperoleh:
(2.2.9)
Dengan persamaan (2.2.8) dan (2.2.9), persamaan kuadrat
dapat dinyatakan dalam bentuk:
atau
116
(2.2.10)
CONTOH 2.2.15
Carilah persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah dan .
Penyelesaian:
dan
a.
b.
Kita masukkan ke dalam persamaan (2.2.10), didapatkan persamaan
kuadrat: x2 – (x1 + x2 )x + x1x2 = 0 atau x2 – 2x – 1 = 0.
CONTOH 2.2.16
Jika adalah salah satu akar persamaan kuadrat dan
akar lainnya adalah maka dapatkan nilai dari p ?.
Penyelesaian:
atau .
117
Salah satu bentuk persamaan kuadrat adalah
Dari sini terlihat bahwa .
CONTOH 2.2.17
Perhatikan persamaan kuadrat . Jika salah satu
akarnya merupakan 4 kali akar yang lain, maka dapatkan nilai p dan akarakar
tersebut ?
Penyelesaian:
Perhatikan kembali bentuk persamaan kuadrat:
Kalau kita padankan dengan persamaan kuadrat ,
didapat:
•
Karena diketahui bahwa , maka:
• atau
Dari ini, nilai .
118
Jadi akar-akarnya adalah dan .
Selanjutnya nilai p dicari dari atau
atau nilai
CONTOH 2.2.18
Salah satu akar dari persamaan kuadrat -4x2 + px – 16 = 0 adalah -2 kali
terhadap akar yang lain, dapatkan nilai p dan bentuk persamaan
kuadratnya.
Penyelesaian:
dan ,
diketahui x1 = -2x2 maka
(-2x2)x2 = -4
diperoleh (x2)2 – 2 = 0 atau dan
diperoleh dan .
119
Untuk , persamaan kuadratnya adalah
dengan akar-akar dan
Untuk , persamaan kuadratnya adalah
dengan akar-akar dan
CONTOH 2.2.19
Dapatkan akar-akar dan nilai p jika persamaan kuadrat berbentuk x2–
2px+12=0 dan selisih dari akar-akarnya adalah 4.
Penyelesaian:
dan
diketahui bahwa x1 – x2 = 4 atau x1 = 4 + x2 maka (4 + x2)x2 = 12
atau x2 + 4x – 12 = 0,
dengan cara faktorisasi dapat diperoleh
(x + 6)(x – 2) = 0
120
yang mempunyai akar-akar x2 = -6 dan x2 = 2.
Oleh karena x1 = 4 + x2 maka untuk x2 = -6 diperoleh x1 = -2 dan untuk
x2 = 2 diperoleh x1 = 6.
jika untuk nilai x2 = -6 dan x1 = -2
maka diperoleh p = -8 dan persamaan kuadrat yang terbentuk adalah
x2 +16x + 12 = 0 .
Jika untuk x2 = 2, x1 = 6 maka diperoleh p = 8 dan persamaan kuadrat
yang terbentuk adalah x2 +16x + 12 = 0.
CONTOH 2.2.20
Hasil kali akar-akar suatu persamaan kuadrat adalah dan salah satu
akar dari akar yang lain, dapatkan persamaan kuadrat tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan akar-akar persamaan kuadrat tersebut adalah x1 dan x2, telah
diketahui bahwa dan , diperoleh atau dapat
ditulis dengan akar-akar
Untuk akar diperoleh
121
demikian pula untuk akar diperoleh .
Jadi jumlah kedua akar-akarnya persamaan kuadrat mempunyai 2
kemungkinan yaitu atau
Dengan demikian persamaan kuadratnya adalah
atau
2.2.3 HUBUNGAN ANTARA AKAR-AKAR PERSAMAAN
KUADRAT LAINNYA
Misalkan persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0, a 0 dengan
akar x1 dan x2. Hubungan diantara akar-akar x1 dan x2 seperti
dan dapat dipakai untuk mempermudah
pencarian bentuk-bentuk hubungan antar akar-akar yang lainnya seperti:
1. (x1 - x2)2
2. x1
2 + x2
2
122
3. x1
2x2+ x2
2x1+ x1x2
4.
CONTOH 2.2.21
Jika akar-akar persamaan kuadrat 4x2 + 2x – 1 = 0 adalah x1 dan x2,
maka dapatkan nilai – nilai dari hubungan akar-akar dibawah ini :
a. b.
c. d.
e. f.
Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat dapat diperoleh hubungan akar-akar
dan
a. Bentuk dinyatakan dalam bentuk penjumlahan dan perkalian
dari akar-akar persamaan kuadrat, telah diketahui sebelumnya bahwa
bentuk sempurna kesamaan kuadrat:
dengan demikian:
123
b. Seperti sebelumnya, dapat dicari x1
2 x2 + x2
2 x1 = x1 x2 ( x1 + x2 )
Sehingga diperoleh x1
2 x2 + x2
2 x1 =
c. x1
3 + x2
3 = ( x1 + x2 )( x1
2 – x1 x2 + x2
2 )
= ( x1 + x2 )( x1
2 + x2
2– x1 x2 ),
dari contoh diatas telah diperoleh x1
2 + x2
2
sehingga diperoleh x1
3 + x2
3 =
d.
Telah dicari sebelumnya bahwa .
Dengan demikian
e.
f.
124
Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Akar-akarnya Mempunyai
Hubungan Dengan Akar-akar Persamaan Kuadrat Lainnya.
Untuk menyusun persamaan kuadrat yang akar-akarnya mempunyai
hubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat yang diketahui
mempunyai 2 cara yaitu:
1. Dengan menggunakan rumus penjumlahan dan perkalian akarakar.
2. Dengan menggunakan penggantian.
• Menggunakan Rumus Penjumlahan dan Perkalian Akar-akar
Jika diketahui persamaan kuadrat berbentuk ax2 + bx + c = 0, maka
didapat penjumlahan akar dan perkalian akar .
Untuk menentukan persamaan kuadrat baru perlu untuk dicari akar-akar
dari persamaan kuadrat tersebut dan hubungannya dengan akar – akar
persamaan kuadrat yang diketahui.
CONTOH 2.2.22
Dapatkan persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah x1 + 3 dan x2 + 3
dimana x1 dan x2 akar-akar persamaan x2 + 4x + 4 = 0.
Penyelesaian:
Persamaan kuadrat x2 + 4x + 4 = 0 mempunyai jumlahan akar-akar x1 +
x2 = -4 dan perkalian akar-akar x1x2 = 4 .
125
Jika dimisalkan persamaan kuadrat baru berbentuk au2 + bu + c = 0
dengan akar-akar u1 = x1 + 2 atau u1 - 3 = x1 dan u2 - 3 = x2 maka
dapat dicari akar-akar tersebut dari:
• x1 + x2 = -4 atau u1 – 2 + u2 – 3 = -4
sehingga u1 – 3 + u2 – 3 = -4 atau u1 + u2 = 2
• x1x2 = 4 atau
(u1 – 3)(u2 – 3) = 4 atau diperoleh persamaan u1u2 – 3 (u1+ u2) = -5
atau u1u2 = -5 + 3(2) = 1.
Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah
u2 – (u1 + u2)u + u1u2 = 0 atau u2 – 2u + 1 = 0
CONTOH 2.2.23
Tentukan persamaan kuadrat yang akar-akarnya dan jika x1 dan x2
merupakan akar-akar persamaan kuadrat x2 + 2 x + 1 = 0 ?
Penyelesaian:
Penjumlahan akar-akar x1 + x2 = -2 dan
Perkalian akar-akar x1 x2 = 1.
Misalkan persamaan kuadrat baru berbentuk a y2 + b y + c = 0 dengan
akar-akar atau dan , dapat dicari:
• x1 + x2 = -2 atau atau
126
atau 3(y1 + y2) = -2y1y2.
• x1 x2 = 1 atau atau y1 y2 = 9 sehingga dapat diperoleh
3(y1 + y2) = - 2 y1 y2
atau y1 + y2 = - 6 .
Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah
y2 – (y1 + y2) y + y1 y2 = 0 atau y2 + 6y + 9 = 0
• Menggunakan penggantian
Untuk mendapatkan persamaan kuadrat yang baru dengan cara
penggantian dapat dilakukan jika akar-akar persamaan kuadrat yang baru
simetri dengan akar-akar persamaan kuadrat yang diketahui.
CONTOH 2.2.24
Jika x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat dari x2 – 4 x + 4 =
0 maka dapatkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya adalah :
a. dan dengan d adalah konstanta yang tidak nol.
b. dan
Penyelesaian:
Dari persamaan yang diketahui x2 – 4 x + 4 = 0 dapat diperoleh
x1 + x2 = 4 dan x1 x2 = 4
127
a. Misalkan akar-akar persamaan baru adalah dan
dimana penjumlahan dan perkalian dari akar-akar tersebut
berbentuk simetri walaupun nilai dari x1 dan x2 dirubah. Oleh karena
itu, dapat dilakukan penggantian dari akar-akar tersebut yaitu
atau pada persamaan kuadrat x2– 4x +4 = 0 yaitu
atau , kedua ruas
dikalikan d2y2 diperoleh 1 – dy + 4d2y2 = 0 atau 4d2y2 – dy + 1 = 0
b. Misalkan akar-akar persamaan baru adalah y1 = x1
2 + x2
2 atau y1
= ( x1 + x2 )2 – 2 x1 x2 = 16 – 32 = -16 dan y2 = x1
2 x2 + x2
2 x1 atau
y2 = x1 x2 ( x1 + x2 ) = 16.
Dengan demikian persamaan kuadrat yang baru adalah
y2 – ( y1 + y2 ) + y1 y2 = 0 atau y2 – 256 = 0
CONTOH 2.2.25
Dapatkan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan
dimana x1 dan x2 merupakan akar persamaan kuadrat x2 + 6x + 9 = 0.
Penyelesaian:
128
Dari persamaan kuadrat yang diketahui diperoleh dan
.
Misalkan akar-akar persamaan kuadrat yang baru adalah
dan , diperoleh persamaan kuadrat yang
baru adalah v2 – (v1 + v2) + v1v2 = 0 atau .
2.2.4 MENERAPKAN PERSAMAAN KUADRAT
Sebelum ini, kita telah belajar banyak tentang persamaan kuadrat dan
berbagai cara menyelesaikan persamaan kuadrat. Banyak permasalahan
yang berhubungan dengan persamaan kuadrat. Pada subbab ini, kita
akan menggunakan persamaan kuadrat untuk menyelesaikan beberapa
permasalahan.
CONTOH 2.2.26
Sekelompok orang melakukan usaha bersama membentuk suatu badan
usaha. Pada tahun pertama usaha tersebut mendapatkan keuntungan
sebesar Rp 10.000.000. Keuntungan tersebut dibagai rata pada setiap
anggotanya. Jika ada 2 orang anggota tidak mau menerima keuntungan
usaha tahun pertama, maka setiap anggota kelompok
akan menerima Rp 250.000 lebih banyak dari
penerimaan yang dibagai pada semua
anggotanya. Tentukan banyaknya
anggota kelompok tersebut.
129
Penyelesaian:
Misal x merupakan banyaknya anggota kelompok.
• Jika keuntungan dibagi pada semua anggota kelompok, maka setiap
anggotanya menerima A rupiah. Besarnya nilai A adalah
• Jika keuntungan tersebut dibagi (x-2) orang, maka setiap anggotanya
menerima B rupiah. Besarnya nilai B adalah
• Jika ada 2 orang tidak mau menerima keuntungan, maka selisih yang
diterima setiap anggota adalah Rp 250.000. Dari sini diperoleh
130
Dari persamaan ini, diperoleh dan . Akan tetapi, nilai x
harus lebih besar nol. Karena itu, diperoleh hasil banyaknya anggota ada
sebanyak 10 orang.
CONTOH 2.2.27
Panitia wisata menyewa sebuah bus seharga Rp 2.000.000. Biaya sewa
bus ditanggung secara merata oleh
peserta wisata. Jika pada saat mau
berangkat ada 8 orang yang
mengundurkan diri, maka setiap peserta harus
menambah biaya sebesar Rp 12.500. Tentukan banyaknya peserta
wisata tersebut.
Penyelesaian:
Misal x merupakan banyaknya peserta wisata.
• Jika biaya sewa bus dibagi pada semua peserta, maka setiap
peserta membayar A rupiah. Besarnya nilai A adalah
• Jika biaya sewa tersebut dibagi (x-8) orang, maka setiap peserta
membayar B rupiah. Besarnya nilai B adalah
131
• Jika ada 8 peserta mengundurkan diri, maka setiap peserta
menambah Rp 12.500. Dari sini diperoleh
Dari persamaan ini, diperoleh dan . Akan tetapi, nilai x
harus lebih besar nol. Karena itu, diperoleh hasil banyaknya anggota ada
sebanyak 10 orang.
132
CONTOH 2.2.28
Si Pegy mempunyai usaha penjualan paket kue. Dalam penjualan, Pegy
mempunyai banyak pekerja keliling. Salah satu pekerjanya bernama si A.
Dalam setiap harinya, si A diberikan honorarium sebesar Rp (10+2x),
dengan x adalah banyaknya paket yang dijual oleh si A. Jika si A berhasil
menjual x paket, maka si Pegy juga memperoleh pendapatan akibat dari
penjualan oleh si A, dan besarnya adalah .
Pegy menginginkan pendapatan setiap hari yang berasal dari si A adalah
Rp 10. Berapa paket kue yang harus di jual si A agar target pendapatan
si Pegy terpenuhi.
Penyelesaian:
Pada permasalahan ini, dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan
kuadrat atau
Diperoleh x=-10 dan x=5. Karena x adalah banyaknya paket barang yang
dijual, x tidak boleh negatif.
Jadi diperoleh hasil x=5, si A harus menjual sebanyak 5 paket agar si
Pegy memperoleh pendapatan Rp 10 dari penjualan si A.
133
CONTOH 2.2.29
Pada luar lapangan sepak bola yang berukuran 100 m × 50 m, akan
dibuat jalur lari dengan lebar jalur tetap. Jalur tersebut mengelilingi
lapangan sepak bola. Jika luas jalur tersebut adalah 2.500 m2, maka
tentukan lebar jalur tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.2.1.
Gambar 2.2.1 Jalur lari dengan lebar tetap.
Luas jalur dalam m2 adalah
L = 2(100x) + 2(50x) + 4x2
Karena luas jalur adalah 2.500 m2, maka :
2.500 = 4x2 + 300x
x2 + 75x - 2.500 = 0
(x+100) (x -25)=0
Karena nilai x > 0, maka diperoleh x = 25 m.
Jadi lebar jalur di sisi lapangan sepak bola tersebut adalah 25 m.
134
• RANGKUMAN
• Bentuk umum persamaan kuadrat adalah
dengan a0, b, c ∈ R.
• Jika dapat difaktorkan ke bentuk ,
maka penyelesaiannya adalah dan .
• Mempunyai bentuk kuadrat sempurna
• Mempunyai akar-akar
dan
• Jika x1 dan x2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat,
maka
•
•
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---222
1. Dapatkan akar persamaan kuadrat dengan cara memfaktorkan.
a. x2 + x – 12 = 0 b. x2 – 2x – 8 = 0.
c. x2 – 4x – 5 = 0 d. x2 + 5x = -6
e. x2 + 2x = 3 f. x2 – 14x – 32 = 0
2. Carilah akar persamaan kuadrat dengan cara melengkapkan bentuk
sempurna.
135
a. (x – 1)2 = 100 b. x2 – 12x – 45 = 0
c. (y – 2)(y – 2) = 9 d. 3t2 + t – 2 = 0
e. (2x + 3)2 = 25 f. u2 + 8u – 9 = 0.
3. Carilah akar persamaan kuadrat dengan menggunakan rumus abc.
a. 2x2 -4x – 2 = 0 b. x2 – 5x + 3 = 0
c. 6x2 – 7x + 2 = 0. d. 2x2 – 6x + 11 = 0.
e. 3x2 – 6x = 9 f. x2 + 4x – 8 = 0
4. Setiap sabtu, Amir pelari peserta PON berlatih lari 18 km, tujuannya
adalah mengurangi waktu tempuh sebesar setengah jam, dengan
bantuan murid SMU kelas 1 dianjurkan agar ia berlari 1,2 km perjam
lebih cepat. Tentukan kecepatan ia berlari ?
5. Peluru ditembakkan vertikal ke udara dengan kecepatan awal v0 dan
pada saat
tertentu akan mencapai ketinggian sebesar v0t – 10t2 . jika ketinggian
maksimum 30 maka tentukan waktu sampai peluru mencapai tanah ?
6. Suatu kotak berbentuk balok yang mempunyai volume = luas alas ×
tinggi, jika alas dan tutup kotak berbentuk bujur sangkar , sisi balok
berbentu empat persegi panjang maka dapatkan luas sisi balok untuk
volume = 100 , alas dan tutup diabaikan, tinggi =2?
7. Jumlah pangkat dua dari tiga bilangan ganjil yang berurutan adalah
515 . tentukan bilangan –bilangan tersebut ?
8. Suatu tangga dengan panjang 10 bersandar pada tembok , jarak
ujung tangga dengan lantai adalah 6, tentukan jarak geseran kaki
tangga agar ujung atas tangga bergeser sama panjang dengan
geseran bawah ?
136
9. Dapatkan persamaan kuadrat yang akar-akarnya.
a. 4 dan -4 b. u dan 2 – u
c. 2 dan 7 d. 1/t dan t
10. Jika a dan b akar-akar persamaan kuadrat maka bentuk faktor dari
persamaan kuadrat dapat ditulis (x + a)(x + b) = 0 , dapatkan
persamaan kuadrat tersebut jika:
a. a = -3 dan b = 4.
b. a = ( 2 + )( 2 - )
c. a =( dan b = (
d. a = , b =
11. Susunlah suatu persamaan kuadrat yang akar-akarnya adalah .
Dapatkan persamaan kuadrat yang hubungan diantara akar-akarnya
adalah
a. jumlah akar-akarnya = 3 , hasil kali akar-akarnya = 4.
b. jumlah akar-akarnya = -4 , hasil kali akar-akarnya =
c. jumlah akar-akarnya = 2 , hasil kali akar-akarnya = 2
d. jumlah akar-akarnya = 1 , hasil kali akar-akarnya = -1.
12. Diketahui salah satu akar persamaan kuadrat x2 – 2qx + 4q = 0 tiga
kali akar yang lain , dapatkan nilai p dan akar-akarnya
13. Akar-akar persamaan (2p – 1)x2 – 15/2x – 3 = 0 saling berkebalikan ,
dapatkan nilai p dan akar-akarnya.
14. Persamaan kuadrat berbentuk 2x2 + (p + 3) x – 4p = 0 yang selisih
akar-akarnya sama dengan 7 , dapatkan nilai p dan akar-akarnya
137
15. Salah satu akar persamaan –2x2 + px – p + 2 = 0 sama dengan 0,
dapatkan nilai p.
16. Salah satu akar persamaan kuadrat 3x2 – (p – 3)x + p + 2 = 0
berlawanan 2 kali, dapatkan nilai p ?
17. x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrat x2 – 3x = , dapatkan
p dan akar- akarnya jika 2x1 + x2 = 2 ?
18. Akar-akar persamaan kuadrat x2 – 2x – 4 = 0 adalah x1 dan x2 ,
dapatkan bentuk simetri dengan tanpa mencari akar persamaannya .
a. b.
c. d.
19. Akar persamaan kuadrat x2 – (p + 1)x – 2p+4 = 0, hitunglah bentuk
berikut yang merupakan bentuk simetri dari x1 dan x2
a. x1
2 + x2
2 b. x1
4 + x2
4
c. x1
3 + x1
2 x2 + x1 x2
2 + x2
3 d.
20. Akar-akar persamaan 9x2 – 15x + p = 0 adalah x1 dan x2, hitunglah
p jika
a. x1
2 + x1
2 x2 + x1 x2
2 + x2
2 = 2 b . x1
2 + x2
2 = x1 + x2
21. Hitunglah p jika x1
2 + x2
2 = 10 untuk persamaan kuadrat berbentuk
x2 – px – 4 = 0 ?
138
22. Bilangan x1 dan x2 adalah akar persamaan x2 – 2bx + b2 = 0 ,
dapatkan b jika x1
2 + x2
2= 2 ?
23. Susunlah persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 2 kali lebih
kecil dari akar persamaan kuadrat x2 + 6x + 9 = 0 ?
24. Akar persamaan kuadrat x2 - 3x + a - 1= 0 adalah x1 dan x2, tentukan
persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya
a. dan b. x1
2 dan x2
2
c. dan d. dan
25. Susunlah suatu persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya
kebalikan dari akar-akar persamaan x2 – 6ax -6a = 0 ?
26. Persamaan yang akar-akarnya 2 lebih kecil dari persamaan kuadrat
x2 – 6ax -6a = 0 adalah 2x2 – 6x + 6 = 0 , tentukan a dan akarakarnya
?
27. Persamaan kuadrat 6x2 – x - 12 = 0 mempunyai akar-akar x1 dan x2,
tentukan persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya x1
2 + x2
2 dan x1
2
- x2
2.
28. Sekelompok orang menerima borongan pekerjaan penggalian selokan
dengan imbalan sebesar Rp 2 juta yang dibagi rata pada setiap
anggotanya. Jika 2 orang onggotanya mengundurkan diri, maka
setiap anggota kelompok akan menerima Rp 50.000 lebih banyak dari
penerimaan semula, sebelum ada yang mengundurkan diri. Tentukan
banyaknya anggota kelompok tersebut.
139
29. Seseorang berjalan menyusuri sepetak pekarangan berbentuk
persegi panjang yang luasnya 216 m2 tanpa berhenti. Andaikan
langkah orang tersebut selalu tetap sebesar 60 cm, maka tentukan
ukuran pekarangan tersebut jika orang tersebut selesai mengelilingi
pekarangannya dalam 100 langkah.
30. Jika jumlah dari kebalikan dua bilangan genap yang berurutan adalah
, maka tentukan jumlah dari dua bilangan genap tersebut.
2.3 SISTEM PERSAMAAN LINEAR
Sistem persamaan linear atau juga disebut sebagai sistem persamaan
linear serentak merupakan kumpulan atau himpunan dari persamaan
linear. Dalam buku ini dibahas system persamaan linear:
1. Sistem persamaan linear 2 peubah dengan 2 persamaan.
2. Sistem persamaan linear 3 peubah dengan 2 persamaan.
3. Sistem persamaan linear 3 peubah dengan 3 persamaan.
Sistem persamaan linear banyak sekali dijumpai dalam banyak aplikasi
misalnya:
• Seorang pengusaha busana seragam untuk pria dan wanita dengan
bentuk yang berbeda dan terbagi dalam 2 ukuran sedang dan
besar. Ukuran sedang memerlukan 1,2 meter untuk seragam pria
dan 2 meter untuk seragam wanita. Ukuran besar memerlukan 1,5
meter per seragam pria dan 2,5 meter perseragam wanita. Jika bahan
yang tersedia untuk pria sebanyak 100 meter dan wanita 200
140
meter, maka banyaknya seragam yang dapat dibuat untuk ukuran
sedang dan besar adalah.
Misalkan peubah x menyatakan seragam dengan ukuran sedang.
Peubah y menyatakan seragam dengan ukuran besar. Banyaknya
seragam pria yang dapat dibuat adalah , dan
banyaknya seragam wanita yang dapat dibuat adalah
. Dan ini membentuk dua persamaan linear berikut
ini.
1,2x + 1,5y = 100 dan 2x + 2,5y = 200
• Suatu obyek wisata yang mempunyai 3 lokasi dengan bentuk yang
berbeda pada suatu tempat yang sama, setiap lokasi pendapatan
yang diperoleh rata-rata adalah
1. Lokasi A sebesar Rp 10.000.000,- dengan harga karcis Rp
2.500,- per dewasa, Rp 1.500,- peranak dan Rp 1000,- permobil.
2. Lokasi B sebesar Rp 12.000.000,- dengan harga karcis Rp3.500,-
per dewasa, Rp 2.500,- peranak dan Rp 1.000,- permobil.
3. Lokasi C sebesar Rp 14.000.000,- dengan harga karcis Rp
3.000,- perdewasa, Rp 2.000,- peranak dan Rp 1000,- permobil.
Banyaknya pengunjung dari ketiga lokasi wisata tersebut dapat
diformulasikan sebagai berikut.
Misal x menyatakan banyaknya pengunjung dewasa, y menyatakan
banyaknya pengunjung anak-anak dan z menyatakan banyaknya
pengunjung mobil. Permasalahan ini membentuk suatu sistem
persamaan linear:
141
2500 x + 1500 y + 1000 z = 10.000.000
3500 x + 2500 y + 1000 z = 12.000.000
3000 x + 2000 y + 1000 z = 14.000.000
• Pada ilustrasi nomor 2, jika hanya terdapat 2 lokasi pada obyek
wisata tersebut, maka banyaknya pengunjung kedua lokasi wisata
tersebut adalah :
2500x + 1500 y + 1000 z = 10.000.000
3000 x + 2500 y + 1000 z = 12.000.000
2.3.1 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA
PEUBAH
Sistem persamaan linear dua peubah secara umum dapat ditulis :
a1x + b1y = c1 dengan a1 , b1 , c1 ∈ R
a2x + b2y = c2 dengan a2 , b2 , c2 ∈ R
a1 , b1 , a2 , b2 tidak boleh bersama – sama bernilai nol.
Mencari penyelesaian dari sistem persamaan linear merupakan
pasangan (x, y) yang memenuhi kedua persamaan linear tersebut
sehingga memberikan pernyataan yang benar.
Ada beberapa cara dalam mencari penyelesaian sistem persamaan linear
yaitu :
1 . Metode Grafik.
2. Metode Eliminasi
3. Metode Substitusi.
4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi.
5. Metode Matriks, dibahas pada Bab 3.
142
i. Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dengan Metode Grafik.
Menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode grafik maka
persamaan a1x + b1y = c1 dan a2x + b2y = c2 dapat dipandang sebagai
garis lurus maka perpotongan dari kedua garis tersebut merupakan
penyelesaian dari sistem persamaan linear .
Misalkan garis u1 : a1x + b1y = c1 dan garis u2 : a2x + b2y = c2 maka akan
terdapat beberapa kemungkinan diantara kedua garis tersebut yaitu:
1. Terdapat satu titik potong jika . Pada kondosi ini, sistem
persamaan linear mempunyai satu penyelesaian/ jawab.
2. Garis u1 berimpit dengan garis u2 jika . Pada kondisi ini,
terdapat banyak titik yang memberikan jawaban yang benar dan
dikatakan bahwa sistem persamaan linear mempunyai banyak
penyelesaian.
3. Garis u1 sejajar dengan u2 namun tidak berhimpit, jika
. Pada kondisi ini, tidak terdapat perpotongan atau
singgunggan antara kedua garis tersebut, sehingga sistem
persamaan linear tidak mempunyai penyelesaian.
CONTOH 2.3.1
Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berbentuk
x + 2y = 3 dan 2x + y = 3.
Penyelesaian:
Dari persamaan x + 2y = 3, didapat:
143
untuk x = 0 , y = dan
untuk y =0 , x = 3
Jadi grafik melalui titik (0, ) dan (3, 0).
Dari persamaan 2x + y = 3, didapat:
untuk x=0, y = 3 dan
untuk y=0, x =
Jadi grafik melalui titik (0,3) dan ( ,0).
Dari grafik terlihat bahwa perpotongan garis terjadi disekitar (1, 1).
Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear ini adalah x=1, dan
y=1.
ii. Menyelesaikan Dengan Metode Substitusi.
Misalkan sistem persamaan linear berbentuk a1x + b1y = c1 , a2x + b2y =
c2. Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan substitusi
dimaksud adalah melakukan substitusi terhadap salah satu peubah x
atau y dari 1 persamaan ke persamaan yang lain.
a1x + b1y = c1, b1y = c1- a1x atau disubstitusi pada
persamaan a2x + b2y = c2 diperoleh a2x + b2( ) = c2 atau
144
Jadi
CONTOH 2.3.2
Dapatkan penyelesaian dari sistem persamaan linear
3x – 2y = 5
2x + 4y = -2
Penyelesaian:
Ambil salah satu persamaan 3x – 2y = 5 atau x = , disubstitusikan
ke persamaan lainnya 2x + 4y = -2 atau 2 ( ) + 4 y = -2 , kedua ruas
dikalikan 3 didapat
10 + 4y + 12y = - 6 atau y = = -1.
Nilai y=-1 dimasukkan ke persamaan 3x – 2y = 5, didapat:
3x – 2(-1) = 5 atau x = 1
Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah x=1, dan
y=-1.
145
CONTOH 2.3.3
Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk
2x = 6y + 4
3x + 4y = 3
Penyelesaian:
Ambil persamaan 2x = 6y + 4 atau x = 3y + 2 disubstitusikan pada
persamaan 3x + 4y = 3, didapat
3(3y + 2) + 4y = 3 atau 13y = -3
Diperoleh y = dan nilai y ini dimasukkan ke salah satu persamaan,
didapat x = + 2 = .
Jadi penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah dan
.
iii. Menyelesaikan Dengan Metode Eliminasi.
Misalkan sistem persamaan linear berbentuk
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan eliminasi
dimaksudkan adalah menghilangkan salah satu peubah dari sistem
persamaan dengan menyamakan koefisien dari peubah tersebut.
a1x + b1y = c1 | x a2 diperoleh a2a1x + a2b1y = c1a2
146
a2x + b2y = c2 | x a1 diperoleh a2a1x + a1b2y = c2 a1
(a2b1 – a1b2)y = c1a2 - c2a1
Jadi
dan
CONTOH 2.3.4
Selesaikan sistem persamaan linear dengan eliminasi berbentuk
2u + 8v = -2
-u + 3v = 4
Penyelesaian:
2u + 8v = -2 dikalikan 1 diperoleh 2u + 8v = -2
-u + 3v = 4 dikalikan 2 diperoleh -2u + 6v = 8
14v = 6
atau v = 3/7
2u + 8v = -2 dikalikan 3 diperoleh 6u + 24 v = - 6
-u + 3v = 4 dikalikan 8 diperoleh -8u + 24 v = 32 -
14u = - 38
147
atau u = .
CONTOH 2.3.5
Dapatkan himpunan penyelesaian dengan eliminasi jika terdapat
persamaan berbentuk 3s – 4t = 6 dan 2s + 5t = - 3.
Penyelesaian:
3s – 4t = 6 dikalikan 2 diperoleh 6s – 8t = 12
2s + 5t = -3 dikalikan 3 diperoleh 6 s + 15 t = - 9 -
-23t = 21
atau t = .
3s – 4t = 6 dikalikan 5 diperoleh 15s – 20t = 30
2s + 5t = - 3 dikalikan 4 diperoleh 8s + 20t = -12 +
23s = 18
atau s =
Himpunan penyelesaiannya adalah { , }.
iv. Menyelesaikan Dengan Metode Gabungan Eliminasi dan
Substitusi.
Misalkan sistem persamaan linear berbentuk
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
148
Penyelesaikan sistem persamaan linear dengan gabungan eliminasi dan
subtitusi dimaksudkan adalah melakukan eliminasi terhadap salah satu
peubah yang kemudian melakukan subtitusi pada salah satu persamaan
atau sebaliknya.
CONTOH 2.3.6
Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk
3x – 4y = 5 dan -2x + 2y = 4
Penyelesaian:
3x – 4y = 5 dikalikan 2 diperoleh 6x – 8y = 10
-2x + 2y = 4 dikalikan 3 diperoleh -6x + 6y = 12 +
-2y = 22
atau y = -11 , dilakukan subtitusi pada persamaan -2x + 2y = 4 maka
didapat
-2x + 2(-11) = 4 atau x = - 13.
Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah {-13, -11}.
CONTOH 2.3.7
Dapatkan himpunan penyelesaian dari persamaan 4u – 8v = 7 dan 3u +
2v = 2
Penyelesaian:
4u – 8v = 7 dikalikan 3 diperoleh 12u – 24v = 21
3u + 2v = 2 dikalikan 4 diperoleh 12u + 8v = 8 -
-32v = 13
atau v = , dilakukan subtitusi pada persamaan 3u + 2v = 2 maka :
149
3u + 2( ) = 2 atau u =
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah { , }.
2.3.2 PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR TIGA
PEUBAH
Sistem persamaan linear tiga peubah dapat dinyatakan dalam bentuk
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
a x b y c z d
a x b y c z d
a x b y c z d
+ + =
+ + =
+ + =
(2.3.1)
dengan a1, b1 ,c1 , d1 , a2, b2 , c2 , d2 , a3 , b3 , c3, d3 merupakan
bilangan real.
Menyelesaikan sistem persamaan linear 3 peubah dapat dilakukan
seperti halnya pada sistem persamaan linear 2 peubah .
CONTOH 2.3.8
Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk
x – 2y + z = 2
2x + y + 2z = 1
-x + y + z = 2
Penyelesaian:
150
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tersebut dilakukan
dengan menggunakan metode eliminasi .
x – 2y + z = 2 dikalikan 2 diperoleh 2x – 4y + 2z = 4
2x + y + 2z = 1 dikalikan 1 diperoleh 2x + y + 2z = 1 -
- 5y = 3
atau y = -3/5
x – 2y + z = 2 dikalikan 1 diperoleh x – 2y + z = 2
-x + y + z = 2 dikalikan 1 diperoleh -x + y + z = 2 +
- y + 2z = 4
dilakukan subtitusi nilai y pada persamaan tersebut diperoleh
-(-3/5) + 2z = 4 atau z = , subtitusikan pada persamaan -x+ y + z = 2
didapat
-x + ( + = 2 atau x = .
CONTOH 2.3.9
Selesaikan sistem persamaan linear berbentuk
2x – 2y + z = 3
x + y + 2z = -1
-x + y + z = 2
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear tersebut dilakukan
dengan menggunakan metode eliminasi .
151
x + y + 2z = -1
-x + y + z = 2 +
2y + 3z = 1
2x – 2y + z = 3 | x 1 diperoleh 2x – 2y + z = 3
x + y + 2z = -1 | x 2 diperoleh 2x + 2y + 4z = -2 -
- 3 z = 5
atau , dilakukan subtitusi pada persamaan 2y + 3z = 1
diperoleh 2y + 3 ( ) = 1 atau y = 3, kemudian disubtitusikan pada
persamaan x + y + 2z = -1 diperoleh x + 3 + 2 ( ) = - 1 atau x =
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah
.
• RANGKUMAN
• Penyelesaian dari sistem persamaan linear dua peubah
merupakan pasangan (x, y) yang memenuhi kedua
persamaan linear tersebut.
• Ada beberapa cara dalam mencari penyelesaian sistem
persamaan linear dua peubah, yaitu :
1 . Metode Grafik.
2. Metode Eliminasi
3. Metode Substitusi.
152
4. Metode gabungan eliminasi dan substitusi.
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---333
1. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut
dengan menggunakan metode grafik.
a. x – 2y = 3
2x+y = 1
b. 2x + 3y = -2
-x + 2y = 3
c. 3x – 4y -4 = 0
x + 2y = 1
d. x – y = 0
3x + y – 4 = 0
e. 5x – 2y -4 = 0
x + 2y – 1 = 0
f.
2. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan metode eliminasi.
a. 2x – 2y = -2
x + 2y = 5
b. x + 2y = 3
-x + 2y = 3
c. 4x – 2y -4 = 0
x + y = 3
d. 3x +5y = 7
3x + 2y – 4 = 0
e. 2x + 3y = 4
x + y = 4
f.
x + 2y – 1 = 0
3. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan metode subtitusi .
a. 3x + 2y = 7
2x - y = 1
b. 1/2x + 1/3y = 1
-x + 2y = 3
153
c.
x + 2y = 1
d. x – 4y = 6
2x + 3y – 2 = 0
e. x + y -3 = 0
f.
4. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut dengan menggunakan gabungan eliminasi dan subtitusi
a. x – 2y = 3
2x+y = 1
b. 2x + 3y = -2
-x + 2y = 3
c. 3x – 4y -4 = 0
x + 2y = 1
d. x – y = 0
3x + y – 4 = 0
e. 5x – 2y -4 = 0
x + 2y – 1 = 0
f.
5. Dua titik (2, 3) dan (-1, 1) yang dilalui oleh garis lurus ax + by = 6 ,
tentukan nilai a dan b ?
6. Sebuah industri pakaian jadi memproduksi 2 jenis pakian yaitu pria
dan wanita, jika pada saat tertentu mendapatkan hasil penjualan
sebesar Rp 250.000 dari 120 pakaian wanita dan 100 pakaian pria ,
demikaian pula dari 90 pakian pria dan 80 pakaian wanita
mendapatkan sebesar Rp 200.000, dapatkan harga jual setiap
pakaian pria dan wanita ?
7. Jumlah penduduk dari suatu kota A dan B adalah 4.000.000. akan
tetapi jumlah penduduk kota A sama dengan 1.500.000 lebihnya dari
3 kali penduduk kota B dapatkan jumlah penduduk kedua kota
tersebut ?
154
8. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear
berikut.
a. 2x – 3y + z = 2 b. x + 4y – z = 15 c . x – 3y = -5
x + 2y – z = 4 2x - 2y +3z = 12 2x + z = 10
x - y + z = 1 x + 2y – z = 10 y + 5z = 5
9. Tentukanlah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.
a. b. c.
10. Diketahui persamaan kuadrat y = ax2 + bx + c , tentukan nilai a, b, c
jika fungsi tersebut melalui titik berikut ini.
a. (1,1), (2, 4) dan (-2, 4) b. (-2, 0), (2, 0) dan (0, 1).
c. (0,-1), (-4, 0) dan (4, 0). d. (0, 1), (2, 0) dan (2, 1)
2.4 SISTEM PERSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT DUA
PEUBAH
Sistem persamaan linear dan kuadrat untuk dua peubah dapat
dinyatakan dalam bentuk
155
1
2
2 2 2
y ax b
y a x b x c
= +
= + +
(2.4.1)
dimana a10, b1, a20, b2, c2 merupakan bilangan real.
Untuk menyelesaiakan sistem persamaan tersebut dapat dilakukan
dengan cara
1. Metode subtitusi.
2. Metode grafik.
CONTOH 2.4.1
Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
.
Penyelesaian:
Untuk menyelesaikan sistem persamaan tersebut dilakukan dengan
subsitusi persamaan pada diperoleh
atau .
atau diperoleh x1 = 0 dan x2 = -1
Nilai-nilai x disubtitusikan pada , yaitu untuk x1 = 0 diperoleh y1 =
1 dan untuk x2 = -1 diperoleh y2 = 0.
156
Jadi himpunan penyelesaian dari sistem persamaan tersebut adalah
{(0, 1), (-1, 0)}.
CONTOH 2.4.2
Selesaikan sistem persamaan berbentuk y = x + 2 dan y = x2
Penyelesian:
y = x + 2
y = x2
Subtitusikan persamaan pada persamaan , akan
diperoleh
x + 2 = x2 atau
x2 – x – 2 = 0 , dilakukan faktorisasi diperoleh
(x – 2)(x + 1) = 0 dan diperoleh hasil x1 = 2 dan x2 = -1
Nilai-nilai x disubtitusikan pada persamaan y = x + 2, didapat:
1. Untuk x1 = 2 diperoleh y1 = 4
2. Untuk x2 = -1 diperoleh y2 = 1
Sehingga himpunan penyelesaian adalah
{(2, 4) , (-1, 1 )}.
Secara geometrik himpunan penyelesaian
tersebut merupakan titik potong dari kedua
persamaan, seperti yang diperlihatkan pada
gambar disamping ini.
157
• RANGKUMAN
• Sistem persamaan linear dan kuadrat untuk dua peubah
dapat dinyatakan dalam bentuk
1
2
2 2 2
y ax b
y a x b x c
= +
= + +
dimana a10, b1, a20, b2, c2 merupakan bilangan real
• Ada beberapa cara penyelesaian yang dapat dipakai
untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dan
kuadrat dua peubah, yaitu :
1 . Metode Grafik.
2. Metode Substitusi.
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 222---444
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.
a. y =2x b. y = x c. y = x + 2
y = x2 + 2x - 1 y = x2 + 2x - 2 y = x2 + 2x - 2
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut.
a. y = x + 1 b. y = x -2 c. y = 3x + 2
y = x2 + 2x - 1 y = x2 + 2x - 2 y = x2 + 2x - 2
3. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini.
a. y + x – 1=0 b. y – 2x -9 = 0 c. y - 2x + 5 = 0
y = x2 - 3x + 2 y –x2 + 5x -5=0 y = x2 - 3x + 3
158
4. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini.
a. y - x = 10 b. y – 2x = 5 c. y + x = 5
y = x2 - 3x + 2 y –x2 + 5x -5=0 y = x2 - 3x + 3
5. Dapatkan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini.
a. y = x – 1 b. y – 2x -9 = 0 c. y = - 2x + 5
y = x2 - 3x + 2 y –x2 + 5x -5=0 y = x2 - 3x + 3
6. Tentukan konstanta k agar agar sistem persamaan linear-kuadrat
berikut
o Mempunyai dua penyelesaian.
o Mempunyai satu penyelesaian dan kemudian tentukan
penyelesaiannya.
o Tidak mempunyai penyelesaian.
2.5 PERTIDAKSAMAAN
Suatu persamaan dinyatakan dengan tanda “=“. Untuk hubungan dari
peubah – peubah yang menyatakan pertidaksamaan digunakan tanda <
(lebih kecil), (lebih keci sama dengan), > (lebih besar), atau (lebih
besar sama dengan. Ekspresi y < x + 1 merupakan suatu
pertidaksamaan. Pada persamaan yang memuat hubungan diantara 2
peubah x dan y, jika (x, y) merupakan pasangan dari titik yang
memenuhi y = x + 1, maka (x, y) merupakan titik pada bidang koordinat
yang terletak pada persamaan y = x + 1. Pada pertidaksamaan, jika
159
pasangan (x, y) memenuhi pertidaksamaan , maka pasangan
(x, y) berada dibawah grafik y = x + 1.
Daerah penyelesaian pada pertidaksamaan dengan satu peubah dapat
dinyatakan pada garis bilangan.
CONTOH 2.5.1
Beberapa contoh pertidaksamaan.
1. , pertidaksamaan linear dengan satu peubah.
2. , pertidaksamaan kuadratik.
3. , pertidaksamaan pecah rasional.
4. , pertidaksamaan linear dengan dua peubah.
Sifat-Sifat pertidaksamaan
Jika a, b, c, dan d merupakan bilangan real, maka berlaku:
a. Jika dan maka .
b. Jika dan maka .
c. Jika dan maka .
d. Jika maka , untuk sembarang c.
160
e. Jika dan maka .
f. Jika maka .
Untuk pertidaksamaan dengan tanda selain <, mempunyai sifat yang
identik dengan pertidaksamaan dengan tanda <.
Penyelesaian pertidaksamaan sering terkait dengan selang atau interval.
Karena itu, kita bahas terlebih dahulu tentang selang / interval.
Interval
Himpunan tertentu yang menarik dan sering muncul dalam
matematika adalah himpunan bilangan real yang dinamakan
selang / interval. Secara geometrik interval merupakan sepotong
garis pada garis bilangan real.
DEFINISI 2.5.1 :
Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval tertutup dari a ke
b ditulis dengan [a, b] dan didefinisikan dengan:
Jika a dan b bilangan real dengan a < b, maka interval terbuka dari a ke
b ditulis dengan (a, b) dan didefinisikan dengan:
Kurung siku menunjukkan bahwa titik ujung termasuk dalam interval,
sedangkan kurung biasa menunjukkan bahwa titik ujung tidak termasuk
161
dalam interval. Suatu interval dapat diperluas sampai tak hingga arah
positif , arah negatif , atau keduanya. Simbul
bukan merupakan suatu bilangan, hanya merupakan
perluasan ke arah tak berhingga negatif atau tak berhingga positif.
Interval yang diperluas sampai tak terhingga dinamakan interval tak
hingga. Interval yang titik-titik ujungya berhingga disebut interval
berhingga. Interval berhingga yang memuat satu titik ujung, tetapi tidak
memuat titik ujung yang lain disebut interval setengah terbuka atau
interval setengah tertutup.
2.5.1 PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU PEUBAH
Pertidaksamaan linear dengan satu peubah berbentuk
(2.5.1)
Dengan a, b, c, dan d merupakan bilangan real, dan a dan c tidak
keduanya nol. Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan
lainnya.
Untuk mendapatkan penyelesaian dari pertidaksamaan tersebut, setiap
peubah dipindahkan pada ruas kanan dan setiap bilangan dipindahkan
keruas kiri, atau sebaliknya. Kemudian dinyatakan dalam garis bilangan,
sehingga setiap nilai x yang memenuhi pertidaksamaan merupakan
daerah penyelesaian.
162
Jika dipunyai pertidaksamaan dengan a, b, c, dan d
bilangan positif dan a-c0, maka penyelesaian dari pertidaksamaan
linear tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
• Pindahkan cx ke ruas kiri, dan b dipindahkan ke ruas kanan,
didapat atau .
• Untuk memperjelas gambaran penyelesaian, nyatakan
dalam garis bilangan. Langkah ini hanya untuk memperjelas
gambaran penyelesaian.
GAMBAR 2.5.1 Daerah penyelesaian dari suatu
pertidaksamaan linear
CONTOH 2.5.2
Dapatkan daerah penyelesaian yang memenuhi 4x – 2 < 2x + 1.
Penyelesaian:
Untuk mendapatkan penyelesaian pindahkan 2x pada ruas kiri dan -2
pada ruas kanan. Dengan menggunakan sifat pertidaksamaan nomor 3,
kedua ruas dikurangi 2x dan dilanjutkan dengan dikurangi -2, didapat:
4x – 2 < 2x + 1, atau
4x – 2x < 1 + 2
2x < 3
163
Nyatakan dalam garis bilangan.
.
CONTOH 2.5.3
Dapatkan daerah penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan
?
Penyelesaian:
, Kedua ruas dikurangi 2x dan dikurangi 2, didapat:
Dalam garis bilangan:
164
CONTOH 2.5.4
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan 2 – 4x > 6 + 3x .
Penyelesaian:
, dipindahkan 3x keruas kiri dan 2 keruas kanan
, atau
, kedua ruas dikalikan dengan .
.
2.5.2 PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Pertidaksamaan kuadrat berbentuk
ax2+bx + c < 0 (2.5.2)
dengan a0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat digantikan
dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
Untuk mendapatkan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat, dilakukan
dengan cara:
Rubahlah pertidaksamaan menjadi bentuk (2.5.2), dan lakukan
pemfaktoran bentuk kuadrat .
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan , yaitu
dan . Gambarkan dan pada garis bilangan,
diperoleh titik yang membagi garis bilangan menjadi selang-selang
165
yang merupakan daerah uji untuk setiap nilai x yang memenuhi
pertidaksamaan. Jika kita anggap p < q, maka selang-selang pada
garis bilangan dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.5.2.
GAMBAR 2.5.2 Daerah penyelesaian dari suatu
pertidaksamaan kuadrat
Interval yang terbentuk adalah:
-
-
-
-
-
-
-
-
Ambil titik uji x pada setiap selang/interval.
Berikan tanda + di setiap interval pada garis bilangan apabila
.
Berikan tanda di setiap interval pada garis bilangan apabila
.
Penyelesaian dari pertidaksamaannya adalah interval yang memuat
nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan tersebut.
CONTOH 2.5.5
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan x2 + 5x + 6 < 0.
166
Penyelesaian:
Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan.
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan ,
Untuk , diperoleh titik .
Untuk , diperoleh titik .
Terdapat beberapa selang/interval yang menyatakan daerah
penyelesaian yang memenuhi pertidaksamaan,
yaitu: (-,-3), (-3, -2) , dan (-2,).
Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -4, x = -2,5 dan
x = 0. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil
seperti gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil nol, daerah
penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda , yaitu (-3, -2).
Atau, himpunan penyelesaiannya adalah }
CONTOH 2.5.6
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan .
Penyelesaian:
Faktorisasi bentuk kuadrat pada pertidaksamaan.
167
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan ,
Untuk , diperoleh titik .
Untuk , diperoleh titik .
Terdapat beberapa selang yang menyatakan daerah penyelesaian
yang memenuhi pertidaksamaan,
yaitu: , ( , dan .
Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -1, x = 0, dan x
= 3. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil
seperti gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai – nilai yang lebih besar atau sama
dengan nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ,
yaitu atau .
Atau, himpunan penyelesaiannya adalah
2.5.3 PERTIDAKSAMAAN PECAH RASIONAL
Bentuk pecah rasional yang akan dibahas disini adalah yang mempunyai
pembilang linear dan penyebut berbentuk linear ataupun kuadratik.
Pertidaksamaan pecah rasional berbentuk
168
(2.5.3)
atau
(2.5.4)
dengan a0, b, c0, dan d adalah bilangan real. Tanda < dapat
digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
Untuk mendapatkan penyelesaian pertidaksamaan pecah rasional,
dilakukan dengan cara:
Rubahlah pertidaksamaan menjadi bentuk (2.5.3) atau (2.5.4),
Apabila ada bentuk kuadrat, lakukan pemfaktoran pada bentuk
kuadrat .
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan
penyebut nol. Gambarkan titik-titik pembuat nol ini pada garis
bilangan, diperoleh titik yang membagi garis bilangan menjadi
selang-selang yang merupakan daerah uji untuk setiap nilai x yang
memenuhi pertidaksamaan.
Ambil titik uji x pada setiap interval.
Berikan tanda + di setiap interval pada garis bilangan apabila ruas
kiri bernilai positif.
Berikan tanda di setiap interval pada garis bilangan apabila ruas
kiri bernilai negatif.
Daerah penyelesaian dari pertidaksamaan pecah rasional adalah
interval yang memuat nilai-nilai x yang memenuhi pertidaksamaan
tersebut.
169
CONTOH 2.5.7
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan ?.
Penyelesaian:
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan
penyebut nol.
Dari pembilang: 2x – 4 = 0 diperoleh x = 2 dan
Dari Penyebut: x + 1 = 0 diperoleh x = -1.
Terdapat beberapa interval yang pada garis bilangan, yaitu ,
, dan . Ambil titik uji pada masing-masing interval antara
lain , , .
Karena
yang diminta adalah yang lebih besar nol, maka terlihat pada gambar di
atas bahwa daerah penyelesaian adalah daerah yang bertanda + yaitu
dan .
CONTOH 2.5.8
Dapatkan daerah penyelesaian dari pertidaksamaan ?.
Penyelesaian:
Pertidaksamaan dibawa kedalam bentuk (2.5.3) atau (2.5.4) sebgai
berikut.
170
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan pembilang nol dan
penyebut nol.
Dari pembilang: –x – 6 = 0 diperoleh x = –6 dan
Dari Penyebut: x + 1 = 0 diperoleh x = –1.
Terdapat beberapa selang , yaitu , , dan .
Ambil titik uji pada masing-masing selang, misal , ,
dan didapat hasil tanda seperti pada gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar nol, daerah
penyelesaiannya adalah yang bertanda +, yaitu .
2.5.4 MENERAPKAN PERTIDAKSAMAAN KUADRAT
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh pemakaian pertidaksamaan
kuadrat untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Penerapan ini akan disajikan dalam bentuk contoh-contoh.
171
CONTOH 2.5.9
Pada luar lapangan sepak bola yang berukuran 100 m × 50 m, akan
dibuat jalur lari dengan lebar jalur tetap. Jalur tersebut mengelilingi
lapangan sepak bola. Jika luas jalur tersebut tidak boleh kurang dari
2.500 m2, maka tentukan minimal lebar jalur tersebut.
Penyelesaian:
Misalkan lebar jalur yang harus dibuat adalah x m, lihat Gambar 2.5.3.
GAMBAR 2.5.3 Jalur lari mengelilingi lapangan sepak
bola
Luas jalur dalam m2 adalah
L = 2(100x) + 2(50x) + 4x2 = 300x + 4x2
Karena luas jalur adalah 2.500 m2, maka :
2.500 4x2 + 300x
x2 + 75x - 2.500 0
(x+100) (x -25) 0
Tentukan nilai-nilai x yang mengakibatkan ,
Untuk , diperoleh titik .
Untuk , diperoleh titik .
172
Terdapat beberapa selang yang menyatakan daerah penyelesaian
yang memenuhi pertidaksamaan, yaitu: (-,-100), (-100, 25), dan (25,
).
Ambil titik uji pada masing-masing interval, misal x = -200, x = 0 dan
x = 100. Lakukanlah penghitungan tanda + dan -, akan didapat hasil
seperti gambar di bawah ini.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih besar sama dengan
nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda ++ yaitu (-,
-100] atau [25, ). Atau, himpunan penyelesaiannya adalah
}.
Karena nilai x > 0, maka diperoleh x 25 m.
Jadi lebar jalur di sisi lapangan sepak bola tersebut minimal 25 m.
CONTOH 2.5.10
Sebuah perusahaan melakukan penjualan x unit barang per minggu.
Harga p (dalam ribuan) rupiah per unit dinyatakan dalam p=188-2x. Biaya
produksi x unit barang adalah c = 200+4x rupiah (dalam ribuan). Berapa
unit barang yang harus diproduksi dan laku terjual untuk dapat
memperoleh laba paling sedikit 4 juta rupiah per minggu ?.
Penyelesaian:
Banyaknya unit adalah x dan harga per unit adalah (188-2x), diperoleh:
173
Pendapatan =
Biaya x unit = 200 + 4x
Keuntungan = Pendapatan – Biaya
Dinyatakan bahwa laba paling sedikit 4 juta rupiah per minggu, atau 4000
dalam ribuan. Oleh karena itu, diperoleh
Mirip dengan langkah sebelumnya, carilah titik-titik pembuat nol dan
lakukan uji di beberapa titik. Akan didapat interval-interval pada garis real
sebagai berikut.
Karena yang diminta soal adalah nilai-nilai yang lebih kecil sama dengan
nol, daerah penyelesaiannya adalah daerah yang bertanda – yaitu
.
Jadi banyaknya barang yang diproduksi per minggu paling sedikit 42 dan
paling banyak 50.
• RANGKUMAN
• Pertidaksamaan linear dengan satu peubah berbentuk
174
Dengan a, b, c, dan d merupakan bilangan real, dan a
dan c tidak keduanya nol.
Tanda < dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan
lainnya.
• Pertidaksamaan kuadrat berbentuk
ax2+bx + c < 0
dengan a0, b, dan c adalah bilangan real. Tanda < dapat
digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
• Pertidaksamaan pecah rasional berbentuk
atau
dengan a0, b, c0, dan d adalah bilangan real. Tanda <
dapat digantikan dengan tanda pertidaksamaan lainnya.
.
SSSOALLL LLLATTTIIIHAN 666---222
1. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
a. x – 3 > 0 b. -4x > 4 c. 8 – 4x < 12
d. 4x + 2 12 e. f.
g. 3x + 5 < 5x – 7 h. 2 – 4x 6x -2 i. 6x + 6 < 12 – 24x
175
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
a. 3 2x – 7 < 5 b . 2x + 1 < 3x + 5 < 2x + 6
c. d. x-1 < 2x + 1 3 + x
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
a. b. c.
d. e. f.
4. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
a. b. c.
d. e. f.
5. Sebuah perusahaan melakukan penjualan x unit barang per minggu.
Harga p (dalam ribuan) rupiah per unit dinyatakan dalam p=250-x.
Biaya produksi x unit barang adalah c = 200+x rupiah (dalam ribuan).
Berapa unit barang yang harus diproduksi dan laku terjual untuk
dapat memperoleh laba paling sedikit Rp 100.000 per minggu ?.
6. Sebuah penerbit menjual 5.000 buku, masing-masing dengan harga
Rp 2.500. Jika harga dinaikkan Rp 500, maka penjualan berkurang
300 buku. Berapa harga maksimum yang harus dikenakan agar
penerimaan paling sedikit Rp 15.000.000.
176
177
Bab
3
FUNGSI
ernahkah anda memperhatikan gerakan bola yang dilempar ke
atas oleh seseorang. Secara tidak langsung ternyata anda telah
memperhatikan gerakan bola tersebut membentuk sebuah fungsi yang
disebut dengan Fungsi Parabola (Gambar 6.1.1). Gambar a
memperlihatkan sebuah lintasan Parabola jika pengamat berada pada
sebuah kereta yang bergerak searah gerakan pelempar bola, sedang
gambar b juga memperlihatkan sebuah lintasan Parabola jika dilihat
pengamat yang diam di tanah.
P
178
Pada bab ini akan dibahas materi yang berkaitan dengan fenomena yang
diilustrasikan diatas yaitu berkaitan dengan relasi dan fungsi, kemudian
dilanjutkan dengan permasalahan yang terkait dengan fungsi yaitu
persamaan fungsi linear, fungsi kuadrat, fungsi eksponensial dan fungsi
logaritma.
Gambar 6.1.1 Sumber : ”Fisika”Tipler
2.6 FUNGSI DAN RELASI
Topik penting yang sering dijumpai dalam matematika adalah relasi dan
fungsi. Kedua topik ini muncul karena adanya hubungan atau
ketergantungan antara satu besaran dengan besaran lainnya. Seringkali,
hubungan ini didapatkan dari permasalahan yang kita hadapi sehari-hari.
Sebagai contoh, adanya hubungan antara pegawai pada suatu
perusahaan dengan bagian/departemen tertentu pada perusahaan
tersebut, hubungan antara luas lingkaran dengan panjang jari-jarinya,
hubungan antara nama-nama siswa dalam suatu kelas dengan kesukaan
(hobby)nya, hubungan antara nama-nama kabupaten di suatu propinsi
dengan jumlah penduduknya, hubungan antara biaya produksi dengan
jumlah produk yang dihasilkan oleh sebuah pabrik, dan lain-lain.
179
Dari beberapa contoh diatas, dapat dimengerti bahwa suatu relasi terjadi
antara satu kelompok tertentu dengan kelompok lainnya, misalnya antara
kelompok siswa dengan kelompok hoby. Dalam matematika, istilah
kelompok ini dikenal dengan istilah himpunan. Setiap himpunan
mempunyai anggota (himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut
himpunan kosong). Dalam penulisannya, suatu himpunan biasanya
dinyatakan dengan huruf kapital (huruf besar), misal A, B, C,....
sedangkan anggota himpunan dinyatakan dengan huruf kecil, misal a, b,
c, .... Relasi dari himpunan A ke himpunan B didefinisikan sebagai aturan
yang memadankan/ memetakan anggota-anggota himpunan A dengan
anggota-anggota himpunan B. Untuk memperjelas konsep ini, perhatikan
Contoh 6.1.1 yang menyatakan relasi antara himpunan siswa dengan
himpunan kesukaan:
CONTOH 2.6.1
A = himpunan siswa dalam suatu kelas
= {Agus, Bima, Cakra, Durna}
B = himpunan kesukaan
= {membaca novel, sepak bola, menonton TV, bermain musik}
Relasi antara kedua himpunan misalkan ditentukan berikut:
Agus suka membaca novel dan bermain musik
Bima menyukai sepakbola
Durna suka bermain musik
Cakra suka sepakbola dan menonton TV
Relasi ini dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut:
180
Gambar 6.1.1
atau dapat juga dinyatakan dengan himpunan pasangan terurut sebagai
berikut:
{(Agus, membaca novel), (Agus, bermain musik), (Bima, sepakbola),
(Durna, bermain musik), (Cakra, sepakbola), (Cakra, menonton TV)}
Fungsi merupakan salah satu bentuk khusus dari relasi. Misalkan A dan
B adalah dua himpunan, dimana anggota himpunan B tergantung pada
anggota himpunan A. misalkan pula x adalah anggota A dan y adalah
anggota B. Fungsi dari A ke B adalah aturan yang memadankan setiap
anggota dalam himpunan A dengan tepat pada satu anggota dalam
himpunan B. Kita dapat mendefinisikan secara formal dalam definisi 6.1.1
berikut.
DEFINISI 2.6.1:
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap
objek x dalam satu himpunan yang disebut daerah asal, dengan sebuah
nilai f(x) dari himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh disebut
daerah nilai fungsi tersebut.
Dengan kata lain, pemetaan dari x terhadap y disebut fungsi jika:
181
- untuk setiap x dalam A dapat dicari nilai y dalam B yang
merupakan nilai/ pasangannya. Elemen x di A dihubungkan oleh f
dengan elemen y di B, ditulis xfy atau y=f(x).
- untuk satu x kita mempunyai satu dan hanya satu nilai y.
Gambar 6.1.2
Himpunan A disebut daerah asal atau domain dan himpunan B disebut
daerah kawan atau kodomain. Himpunan bagian dari B, misalkan R,
yang berisi nilai-nilai yang merupakan hasil dari pemetaan fungsi atas
anggota dari daerah asal disebut daerah hasil atau range. Untuk
memperjelas konsep diatas, perhatikan dua contoh berikut ini.
CONTOH 2.6.2
Diberikan 3 contoh relasi pada Gambar 6.1.3 (a), (b), dan (c), tentukan
mana yang fungsi dan yang bukan fungsi.
(a) (b) (c)
Gambar 6.1.3
Jawab:
Relasi pada Gambar 6.1.3(a) bukan merupakan fungsi, karena elemen c
di daerah asal tidak dipetakan pada daerah hasil. Relasi pada Gambar
182
6.1.3(b) bukan merupakan fungsi, karena elemen c mempunyai kawan
lebih dari satu di daerah hasil. Relasi pada Gambar 6.1.3(c) merupakan
fungsi, karena setiap elemen dari domain mempunyai satu kawan di
daerah hasil. Pada Gambar 6.1.3(c), domain fungsi adalah himpunan A
dan kodomainnya adalah B. Karena nilai fungsi hanya 2 dan 3 saja maka
daerah hasil (range) fungsi adalah R = {2, 3}.
CONTOH 2.6.3
Berdasarkan pengalaman penyelam, tekanan cairan p bergantung pada
kedalaman d. Berdasarkan data selama penyelaman yang dilakukan,
hubungan antara p dan d tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut:
kedalaman (d) Tekanan cairan
(p)
10 meter 2,1 atm.
20 meter 3,2 atm.
30 meter 4,3 atm.
40 meter 5,4 atm.
50 meter 6,5 atm.
60 meter 7,6 atm.
70 meter 8,7 atm.
80 meter 9,8 atm.
90 meter 10,9 atm.
Tentukan apakah hubungan tersebut menyatakan fungsi ?.
Jawab:
Pada contoh diatas, pemetaan dari A ke B dapat digambarkan sebagai
berikut : kawan dari 10 adalah 2,1, kawan dari 20 adalah 3,2 dan kawan
dari 30 adalah 4,3 dan seterusnya. Hukum fisika juga mengatakan
bahwa tekanan cairan p bergantung pada kedalaman d. Jadi tidak
mungkin terjadi pada kedalaman yang sama mempunyai tekanan yang
berbeda. Jadi f merupakan fungsi yang dapat dituliskan sebagai berikut:
183
f(10) = 2,1, f(20) = 3,2, dan f(30) = 4,3 dan seterusnya. Karena
kedalaman yang diperoleh dari data: 0 ≤ d ≤90, maka daerah asal
(domain) fungsi tersebut yaitu A adalah bilangan positip yang dapat ditulis
A={d / 0 ≤ d ≤90), daerah kawan (kodomain) fungsi yaitu B tekanan
adalah lebih atau sama dengan 1 (satu) atau dapat ditulis B={p /
2,1≤ p ≤ 10,9}.
2.6.1 JENIS-JENIS FUNGSI
Ditinjau dari cara mengkawankannya, fungsi dapat dibedakan menjadi 3
jenis yaitu fungsi injektif, surjektif, dan bijektif. Jenis fungsi tersebut ada
kaitannya dengan sifat pemetaan dari daerah asal ke daerah hasil .
Ketiga jenis fungsi tersebut adalah :
ii) Fungsi Injektif
iii) Fungsi Surjektif
iv) Fungsi Bijektif
DEFINISI 2.6.2:
Misalkan f adalah fungsi dari himpunan A ke B maka:
i) Fungsi f disebut injektif jika untuk setiap elemen y di daerah nilai, y
paling banyak mempunyai satu kawan dari x di A. Dengan kata lain,
fungsi injektif adalah fungsi satu-satu.
ii) Fungsi f disebut surjektif jika untuk setiap elemen y di B habis
dipetakan oleh anggota himpunan di A.
Fungsi f disebut bijektif jika fungsi itu injektif dan surjektif
CONTOH 2.6.4
Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 8.1.4
Tunjukkan bahwa fungsi tersebut injektif.
184
Gambar 6.1.4
Jawab:
Pertama dicari dulu daerah hasil (range) fungsi tersebut yaitu {1,3,4,5}
dan kodomain B = {1, 2, 3, 4, 5}. Sekarang kita selesaikan persamaan f(x)
= y jika y anggota {1, 3, 4, 5} di daerah hasil. y=1 merupakan pemetaan
hanya satu anggota dari daerah asal yaitu x=a. Jika y = 3 merupakan
pemetaan hanya satu anggota dari daerah asal yaitu x=b. Demikian juga,
jika y = 4, 5 maka merupakan pemetaan hanya satu anggota dari daerah
asal yaitu masing-masing c dan d. Dengan demikian, f adalah injektif
(fungsi satu-satu).
CONTOH 2.6.5
Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 6.1.5.
Tunjukkan bahwa fungsi itu surjektif.
Gambar 6.1.5
Jawab:
Dari gambar tampak bahwa A = (a, b, c, d, e } dan B = {1, 2, 3, 4}.
185
Kemudian kita uji persamaan f(x)=y dengan y semua kemungkinan
elemen di B.
Jika y=1 maka persamaan tersebut merupakan pemetaan f(a)= 1, f(b)=1.
Kemudian untuk y=2 merupakan pemetaan dari f(c)=2.
Demikian pula untuk y=3 merupakan pemetaan dari f(d)=3 dan untuk y=4
diperoleh dari pemetaan f(e)=4.
Karena untuk semua y, persamaan selalu mempunyai jawaban, maka
fungsi yang diketahui bersifat surjektif.
CONTOH 2.6.6
Diketahui fungsi f dengan aturan pemetaan seperti pada Gambar 6.1.6.
Perlihatkan bahwa f adalah bijektif.
Gambar 6.1.6
Jawab:
Kita harus menguji bahwa persamaan y=f(x) dengan y anggota B harus
mempunyai jawab dan banyaknya jawab hanya satu. Dari gambar
tersebut dapat dibuat tabel sebagai berikut:
186
Karena untuk setiap y anggota B persamaan y=f(x) selalu merupakan
teman pemetaan di x dan paling banyak satu, maka f adalah fungsi yang
bersifat bijektif.
LLLaaatttiiihhhaaannn 666...111
1. Diketahui fungsi dengan daerah asal
a. Tentukan nilai fungsi untuk x = 0, x = 1, x = 2, x = 3, x = 4, dan x =
5
b. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi f
c. Tentukan apakah fungsi tersebut surjektif, injektif atau bijektif
d. Tentukan daerah hasil (kodomain) dari fungsi f
2. Diketahui fungsi dengan daerah asal
.
a. Tentukan nilai fungsi untuk x = 2, x =3, x = 4 dan x = 5
b. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi f
c. Tentukan apakah fungsi tersebut surjektif, injektif atau bijektif
d. Tentukan daerah hasil (kodomain) dari fungsi f.
187
3. Tentukan apakah fungsi fungsi surjektif, injektif atau
bijektif. Bagaimana Anda menentukan domain fungsi supaya fungsi
tersebut bersifat bijektif?
4. Tentukan daerah asal alami fungsi-fungsi berikut :
a. b.
d. d.
5. Misalkan .
a. Jika x = 5 , Carilah nilai y.
b. Apakah merupakan fungsi.
2.7 FUNGSI LINEAR
Suatu fungsi y=f(x) disebut fungsi linear jika aturan untuk mengawankan
antara x dan y yang berbentuk y = mx + b
dengan m dan b adalah bilangan real.
Daerah definisi dan daerah hasil
terbesar dari fungsi ini adalah
himpunan bilangan real. Jika fungsi
ini dinyatakan dalam bentuk grafik,
maka grafik dari fungsi ini akan
berbentuk garis lurus, dengan m
menyatakan nilai kemiringan garis
terhadap sumbu X dan b adalah
perpotongan garis dengan sumbu Y.
188
Ciri khas fungsi linear adalah dia tumbuh pada laju tetap. Sebagai contoh,
Gambar 6.2.1 menunjukkan grafik fungsi linear y = 2x − 1 dan tabel nilai
fungsi untuk beberapa nilai x. Perhatikan bahwa jika nilai x bertambah 1,
maka nilai y bertambah 2. Sehingga nilai y bertambah 2 kali lebih cepat
dari x. Jadi, kemiringan grafik y = 2x − 1 yaitu 2, dapat ditafsirkan
sebagai laju perubahan y terhadap x.
Gambar 6.2.1
2.7.1 MENGGAMBAR GRAFIK FUNGSI LINEAR
Fungsi linear mempunyai keistimewaan yaitu jika diketahui nilai dari dua
anggota, maka aturan keseluruhannya dapat diketahui. Sifat ini serupa
dengan garis. Melalui dua titik kita dapat menentukan satu garis. Dengan
Nilai x Nilai y = 2x − 1
-1 -3
0 -1
1 1
2 3
3 5
189
demikian, untuk menggambar grafik fungsi linear dapat dilakukan dengan
cara berikut:
i. tentukan dua buah nilai x sembarang, kemudian tentukan nilai y
untuk masing-masing nilai x berdasarkan aturan fungsi tersebut,
sehingga kita dapatkan dua buah titik yang memenuhi fungsi tersebut
ii. plot dua titik tersebut pada bidang koordinat, kemudian hubungkan
kedua titik tersebut sehingga akan terbentuk garis lurus. Garis lurus
inilah grafik fungsi linear y = mx + b
Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh berikut.
CONTOH 2.7.1
Diketahui fungsi linear y = 3x + 2 . Gambarlah grafik fungsi tersebut.
Jawab:
Pertama, pilihlah dua titik x, misalkan x=0 dan x=3. Kemudian hitung nilai
y untuk masing-masing nilai x. Untuk x = 0 maka y = 3.0 + 2 = 2,
sehingga didapatkan titik yang memenuhi fungsi tersebut yaitu (0, 2) dan
untuk x = 2 maka y = 3.2 + 2 = 8 sehingga didapatkan titik (2,8).
Grafik fungsi y = 3x + 2 berupa garis lurus, sehingga cukup
menghubungkan keduatitik (0,2) dan (2,8), sehingga kita dapatkan
grafiknya gambar 6.2.2
190
Gambar 6.2.2: Grafik fungsi y = 3x + 2
Karena bentuk umum dari fungsi linear y = mx + b merupakan
persamaan garis lurus, maka kita bisa menentukan persamaan grafik
fungsi linear (garis lurus) dengan beberapa cara, antara lain:
- menentukan persamaan garis lurus jika diberikan dua titik yang
dilalui garis tersebut
- menentukan persamaan garis lurus jika diketahui gradien dan
satu titik yang dilalui garis tersebut
- menentukan persamaan garis lurus jika diketahui grafiknya
Seperti dijelaskan diatas, pada persamaan garis lurus y = mx + b , nilai m
merupakan kemiringan garis terhadap sumbu X atau lebih dikenal dengan
istilah gradien garis lurus tersebut. Sebagai contoh, persamaan garis
y = 3x + 2 mempunyai gradien 3 dan persamaan y = −x − 3 mempunyai
gradien -1. Jadi, untuk menentukan persamaan garis lurus, kita harus
bisa menentukan dan mendapatkan gradien garis tersebut (Gambar
6.2.3). Misalkan garis ini melalui dua titik A ( , ) 1 1 x y dan B ( , ) 2 2 x y . Dari
gambar tersebut dapat diperoleh kemiringan garis tersebut. Untuk
mendapatkan gradien garis lurus, perhatikan gambar garis lurus berikut:
191
Gambar 6.2.3
Dari gambar garis lurus diatas, dapat dibuat suatu segitiga siku-siku ACB.
Dapat ditunjukkan bahwa gradien garis lurus adalah:
dengan .
CONTOH 2.7.2
Tentukam Gradien garis yang melalui titik-titik A(0, 2) dan B(2, 8)
Jawab:
Gradien garis yang melalui titik-titik A(0, 2) dan B(2, 8) adalah
2.7.2 PERSAMAAN GARIS LURUS YANG MELALUI SEBUAH
TITIK DENGAN GRADIEN DIKETAHUI
Melalui sebuah titik sembarang dapat dibuat tak berhingga garis, tetapi
melalui satu titik dan satu kemiringan hanya dapat dibuat satu garis.
192
Bagaimana cara mendapatkan Garis L : y = mx + b yang melalui
sebuah titik A(x1,y1) dengan gradien m. Misalkan B(x,y) adalah
sembarang titik pada garis L maka pastilah persamaan garis itu adalah :
Oleh karena persamaan garis lurus tersebut melalui sebuah titik
A( , ) 1 1 x y maka ( , ) 1 1 x y memenuhi persamaan garis L : y = mx + b
sehingga .
Dari kedua persamaan yang kita peroleh, disubtitusikan :
atau
(6.2.1)
2.7.3 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS LURUS YANG
MELALUI DUA TITIK
Seperti dijelaskan diatas, komponen penting dalam persamaan garis
adalah gradien garis (m) dan komponen perpotongan
dengan sumbu Y yaitu y(0)=b. Untuk mendapatkan persamaan garis
lurus yang melalui dua titik A dan B, kita bisa menentukan nilai m terlebih
dahulu dengan rumus pencarian gradien yang melalui satu titik dengan
cara sebagai berikut: Misalkan persamaan garis . Melalui titik
(x1,y1) maka persamaan berlaku untuk pasangan (x1,y1)
193
sehingga diperoleh . Oleh karena itu
persamaan garis yang melalui titik (x1,y1) dan mempunyai gradien m
adalah :
Dengan cara yang sama kita bisa juga mendapatkan persamaan garis
lurus yang melalui titik B(x2,y2) adalah:
yang akan menghasilkan persamaan dari sebuah garis yang sama.
Dengan mensubtitusikan kedua persamaan yang didapat, kita peroleh
persamaan garis melalui dua buah titik :
(8.2.2)
2.7.4 KEDUDUKAN DUA BUAH GARIS LURUS
Misalkan ada dua buah garis lurus L1 : y = m x + b 1 1
dan L2 : y = m x + b 2 2
194
Kedudukan L1 terhadap L2 tergantung pada tangen arah kedua garis
tersebut, yaitu m1 dan m2 yang dapat diuraikan pada sifat kedudukan dua
buah garis lurus sebagai berikut :
i. Jika m1 = m2 maka kedua garis L1 dan L2 saling sejajar.
ii. Jika m1· m2 = -1 maka kedua garis L1 dan L2 saling tegak lurus.
iii. Jika dan maka kedua garis berpotongan.
2.7.5 INVERS FUNGSI LINEAR
Jika hasil pemetaan fungsi y = f(x) dipetakan lagi oleh pemetaan g
hasilnya kembali ke titik semula yaitu x, g(f(x))=x maka g dikatakan
invers dari f. Salah satu ide menentukan invers y = f(x) adalah mengubah
x sebagai fungsi dari y, yaitu x = g(y). Kadang-kadang proses seperti itu
merupakan proses yang mudah atau ada kalanya cukup rumit. Namun
untuk fungsi linear, proses mengubah y = f(x) menjadi x = g(y)
cukuplah sederhana. Sebagai contoh fungsi linear
y = 5x + 1 ( y = f(x) )
Mengubah x sebagai fungsi dari y:
( x = g(y) )
Perhatikan x = g(y), jika x diganti dengan y dan y diganti dengan x
diperoleh fungsi y = g(x), proses yang demikian ini merupakan proses
menentukan fungsi invers. Jadi y = g(x) invers dari y = f(x) dan y = f(x)
invers dari y = g(x). Secara formal fungsi invers diberikan sebagai berikut
:
195
DEFINISI 2.7.1:
Jika y=f(x) dan y=g(x) adalah fungsi dan jika f(g( x)) = x atau g(f(
x)) = x maka f invers dari g atau g invers dari f .
CONTOH 2.7.3
Dapatkan persamaan garis lurus yang melalui titik-titik A(0, 2) dan
B(2, 8).
Jawab:
Menentukan persamaan garis lurus melewati titik A(0, 2) dan B(2, 8)
adalah sebagai berikut :
1 2
2
1 2
2
x x
x x
y y
y y
−
−
=
−
−
2 0
0
8 2
2
−
= −
−
y − x
y = 3x + 2
CONTOH 2.7.4
Tentukan apakah garis-garis berikut sejajar, berpotongan, jika
berpotongan tentukan titik potongnya.
p : ; r : ; s :
Jawab :
p : 2 y = 6x + 2 mempunyai gradien m = 3
r : 1
3
1 y = − x + mempunyai gradien m = -
3
1
s : y = −2x − 1 mempunyai gradien m = -2
Jadi garis p berpotongan secara tegak lurus dengan garis r , dan garis
p berpotongan dengan garis s, garis r berpotongan dengan garis s.
196
Titik potong garis p dan r adalah (0,1)
Titik potong garis p dan s adalah
Titik potong garis r dan s:
CONTOH 2.7.5
Tentukan invers dari fungsi dan jika diketahui
Jika tentukan nilai x.
Jawab:
maka . Jadi
dan .
LLLaaatttiiihhhaaannn 666...222
1. Tentukan aturan fungsi linear yang mempunyai nilai 2 di x = -3 dan
mempunyai nilai -2 di x = -1.
2. Diketahui persamaan garis y=3x-2
(a). Tentukan gradien dan titik potong fungsi pada sumbu y
(b) Ujilah apakah titik (-2,-8) terletak pada garis tersebut.
(c) Jika koordinat pertama titik pada (a) ditambah satu, bagaimana
nilai dari koordinat kedua.
197
3. Gambarkan sketsa grafik untuk fungsi-fungsi linear berikut:
(a). (b).
(c). (d). 2y = 3x-5
4. Dapatkan kemiringan sisi-sisi segi tiga dengan titik sudut- titik sudut (-
1,2), (6.5) dan (2,7).
5. Diketahui persamaan garis dan titik (a, b) pada garis tersebut. Jika
koordinat pertamakita tambah satu, maka koordinat kedua akan
bertambah 4. Tentukan pertambahan/pengurangan koordinat kedua
jika koordinat pertama ditambah 2.
6. Berdasarkan pengalaman penyelam, tekanan cairan p bergantung
pada kedalaman d yang memenuhi rumus p = kd + 1 dengan k
konstan.
(a) Hitunglah tekanan pada permukaan cairan.
(b) Jika tekanan pada kedalaman 100 meter adalalh 11 atm, hitunglah
tekanan pada kedalaman 50 meter.
7. Pengelola sebuah pasar kaget pada akhir minggu mengetahui dari
pengalaman bahwa jika ia menarik x dolar untuk sewa tempat di
pasar itu, maka banyaknya lokasi y yang dapat disewakan diberikan
dalam bentuk persamaan .
(a).Sketsalah grafik fungsi linear (Perhatikan bahwa sewa tiap lokasi
dan banyaknya lokasi yang disewakan tidak dapat bernilai
negatip)
(b).Apa yang dinyatakan oleh kemiringan perpotongan sumbu-y dan
perpotongan sumbu-x dari grafik?
198
8. Kaitan antara skala suhu Fahrenheit (F) dan Celsius (C) diberikan
oleh fungsi linear .
(a). Sketsalah grafik fungsi F.
(b). Berapa kemiringan grafik dan apa yang dinyatakannya?
9. Suatu titik mula-mula berada pada posisi ((7.5), bergerak sepanjang
garis dengan kemiringan m = -2 ke posisi baru (x , y)
a). Dapatkan nilai y jika x = 9.
b). Dapatkan nilai x jika y = 12.
10. Klasifikasikan garis-garis yang diberikan : sejajar, tegak lurus atau
tidak keduanya.
a) dan
b) dan
c) dan
d) dan
2.8 FUNGSI KUADRAT
Fungsi dari Garis lengkung yang menarik
untuk dipelajari adalah fungsi yang
mempunyai bentuk persamaan kuadrat. Di
199
alam ini yang secara tidak langsung
lengkungan yang mempunyai bentuk
persamaan kuadrat telah anda kenal
adalah bentuk-bentuk pada jembatan
gantung, daun jendela yang lengkung,
jarak yang ditempuh oleh lemparan bola
secara vertical terhadap waktu (Gambar
6.3.1) dan masih banyak lagi contoh
contoh fungsi kuadrat.
Grafik fungsi kuadrat ini disebut parabola.
Parabola diperoleh dengan menentukan tempat kedudukan atau
himpunan semua titik-titik yang berjarak sama terhadap sebuah garis l
dan sebuah titik (Gambar 6.3.2). Titik tetap tersebut dikatakan focus dan
garis tersebut dikatakan Garis arah. Jika fokus F disebelah atas titik asal,
misalkan di (0, p) , garis arah kita ambil di sebelah bawah titik asal
dengan persamaan y = − p , dan jika suatu titik ( x, y) terletak pada
lengkungan parabola jika dan hanya jika
(x − 0)2 + ( y − p)2 = (x − 0)2 + ( y − (− p))2
atau ekivalen dengan
(6.3.1)
200
Gambar (6.3.2)
Persamaan (6.3.1) disebut bentuk baku sebuah persamaan parabola
yang terbuka ke atas. Jika p > 0 maka p merupakan jarak dari fokus ke
puncaknya.
Fungsi kuadrat mempunyai 2 jenis baku yang berbentuk Parabola,
tergantung dari terbukanya parabola mengarah kemana. Misalkan
persamaan parabola diberikan oleh x2 = 4 py , jika p > 0 maka parabola
terbuka keatas dan jika p < 0 maka terbuka kebawah. Kedua jenis
parabola itu dapat dilihat pada Gambar 6.3.3.
Gambar 6.3.3
201
CONTOH 2.8.1
Tentukan fokus dan garis arah parabola serta sketsa parabolanya untuk
persamaan x2 = −16 y .
Penyalesaian :
Oleh karena persamaan parabola diketahui x2 = −16 y maka parabola
terbuka ke bawah dan puncaknya berada di titik asal. Fokus diperoleh
dari nilai p untuk persamaan x2 = 4 py . Dari x2 = −16 y diperoleh
x2 = 4(−4) y , maka p = -4.
Sehingga fokus berada di ( 0,-4), dan garis arahnya adalah y = 4.
2.8.1 BENTUK UMUM PARABOLA
Bentuk umum persamaan fungsi kuadrat (parabola) yang mempunyai
puncak di (q,r) adalah :
(x − q)2 = 4 p( y − r) (6.3.2)
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk ekivalen :
(6.3.3)
202
dengan a= -
4 p
1
, b=
p
r
2
, c =
p
r pq
4
2 − 4 .
Persamaan (6.3.3) merupakan persamaan kuadrat dalam x yang
grafiknya berupa parabola. dengan a, b dan c bilangan real diketahui dan
a ≠ 0 . Daerah asal terbesar dari fungsi kuadrat ini adalah seluruh
bilangan real. Jika tidak dibatasi nilainya, fungsi ini mempunyai daerah
asal seluruh bilangan real. Grafik parabola memiliki satu diantara dua
bentuk yang ditunjukkan gambar (6.3.4) tergantung koefisien variabel
yang berpangkat dua. Parabola dengan Persamaan (6.3.3) terbuka
keatas jika a > 0, terbuka ke bawah jika a < 0. Dengan demikian untuk
persamaan x = ay2 + by + c merupakan parabola yang terbuka ke kanan
jika a > 0, terbuka ke kiri jika a < 0. (Persamaan x = ay2 + by + c bukan
termasuk fungsi, tetapi suatu relasi yang gambarnya berupa parabola).
Nilai fungsi pada suatu titik x = t dapat dihitung dengan mengganti x
dengan t. Sebagai contoh, adalah fungsi kuadrat
dengan a = 2, b = 1 dan c = -3. Nilai f(x) untuk x = 2 adalah
.
Sekarang kita tinjau kembali fungsi kuadrat yang mempunyai bentuk
paling sederhana yaitu fungsi yang mempunyai aturan . Grafik
fungsi ini terletak di atas sumbu X sebab untuk semua nilai x, fungsi
bernilai positif. Karena nilai fungsi untuk x = t sama dengan x = -t,
maka grafik fungsi ini simetri terhadap sumbu Y . Selanjutnya sumbu Y
disebut sumbu simetri. Titik (0,0) merupakan titik paling rendah/minimum
dan disebut titik balik atau puncak parabola. Sebutan yang biasa dari
grafik parabola ini adalah membuka ke atas dengan titik balik minimum
(0,0). Grafik dari fungsi kuadrat dengan aturan f(x)=ax2 serupa dengan
203
grafik f(x) = x2, dapat diperoleh dari x2 dengan mengalikan setiap
koordinat dengan a. Grafik f(x) = ax2 dengan a>0 akan membuka ke atas.
Sedangkan grafik f(x) = ax2 dengan a < 0 akan membuka ke bawah.
(perhatikan Gambar 6.3.4)
Gambar 6.3.4. Grafik beberapa fungsi y = ax2
2.8.2 MENENTUKAN PUNCAK, PERSAMAAN SUMBU SIMETRI
DAN KOORDINAT FOKUS SUATU PARABOLA
Grafik parabola memiliki satu diantara dua
bentuk yang ditunjukkan dalam Gambar
6.3.5, tergantung apakah a positip atau a
negatip. Dalam kedua
kasus parabola tersebut simetri terhadap garis vertikal yang sejajar
sumbu Y. Garis simetri ini memotong parabola pada suatu titik yang
disebut puncak parabola. Puncak tersebut merupakan titik terendah
(minimum) pada kurva jika a > 0 dan titik tertinggi (maksimum) jika a <
0. Koordinat-x dari puncak, atau disebut juga titik ekstrim. Parabola
mempunyai Persamaan Sumbu Simetri diberikan oleh rumus:
204
a
b
x
2
= − (6.3.4)
Puncak Parabola pastilah berada pada sumbu simetri, sehingga koordinat
puncak parabola : )
4
4
,
2
( , ) (
2
a
b ac
a
b
x y
= − − − (6.3.5)
Fokus parabola : (6.3.6)
Dengan bantuan rumus ini, grafik yang cukup akurat dari suatu
persamaan kuadratik dalam x dapat diperoleh dengan menggambarkan
puncak dan titik potong dengan sumbu-sumbu koordinatnya atau dua titik
pada tiap sisinya. Seringkali perpotongan parabola f (x) = ax 2 + bx + c
dengan sumbu-sumbu koordinat penting untuk diketahui.
Perpotongannya dengan sumbu-Y, y = c, didapat langsung dengan
memberikan x = 0. Untuk mendapatkan perpotongan-x, jika ada, haruslah
diberikan y = 0 dan kemudian menyelesaikan persamaan kuadrat yang
dihasilkan dari ax 2 + bx + c = 0 .
Gambar 6.3.5
205
CONTOH 2.8.2
Gambarkan grafik parabola dan tandai puncak dan perpotongannya
dengan sumbu-sumbu koordinat.
a) y = x2 − 3x − 4
b) y = −x2 + x
Penyelesaian :
a) Grafik fungsi y = x2 − 3x − 4 mempunyai :
Sumbu Simetri :
2
3
2.1
( 3)
2
= − = − − − =
a
b
x
Puncak di )
4
25
,
2
3
) (
4.1
( 3) 4.1.( 4)
,
2
3
( , ) (
2
x y = − − − − = −
Titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat:
Dengan sumbu Y : x = 0 y = −4
Dengan sumbu X : y = 0 0 = x2 − 3x − 4
Atau 0 = ( x − 4)( x + 1)
Jadi titik potong dengan sumbu X di (4,0) dan (−1.0) , dengan sumbu Y di
(0,−4)
206
b ) Grafik fungsi y = −x2 + x mempunyai :
Sumbu Simetri :
2
1
2( 1)
1
2
=
−
= − = −
a
b
x
Puncak di )
4
1
,
2
1
) (
4.( 1)
(1) 4.( 1).0
,
2
1
( , ) (
2
=
−
x y = − − −
Titik potong dengan sumbu-sumbu koordinat:
Dengan sumbu Y : x = 0 y = 0
Dengan sumbu X : y = 0 0 = −x 2 + x
atau x = 0, x = 1
Jadi titik potong dengan sumbu di (0,0) dan (1.0)
CONTOH 2.8.3
Diketahui kurva parabola pada gambar berikut :
Tentukanlah persamaan parabola
gambar disamping.
207
Penyelesaian :
Parabola terbuka kebawah, tentulah koefisien dari x2 bernilai negatip.
Dari sumbu simetri : x = 1, maka a b
a
b = − −2 =
2
1
y = ax 2 + bx + c = ax 2 + (−2a)x + c
Grafik melalui (1,3) maka 3 = a(1) + (−2a)(1) + c c = 3 + a
Jadi persamaannya menjadi : y = ax 2 + (−2a)x + (3 + a)
Grafik melalui (-1,0) , maka 0 = a + 2a + (3 + a)
atau
4
= − 3 a , selanjutnya diperoleh
2
3 b = ,
4
9 c = .
Jadi persamaan parabola dari grafik yang diberikan tersebut adalah:
4
9
2
3
4
= − 3 2 + x + y x atau 4y = −3x 2 + 6x + 9
CONTOH 2.8.4
Tentukan persamaan parabola dan focus jika puncak paraboal di titik
asal, yang melalui (-2,4) dan terbuka ke bawah. Gambarkanlah parabola
tersebut.
208
Penyelesaian :
Bentuk persamaan parabola yang terbuka ke bawah dengan puncak di
titik asal adalah : x 2 = −4 py . Oleh karena parabola melalui (2,-4) maka
(2)2 = −4 p(−4) , Atau p = 4. Jadi persamaan yang dicari adalah
x2 = −16 y . Grafiknyasebagai berikut :
CONTOH 2.8.5
Grafik dari gerakan Bola yang dilempar lurus ke atas dari permukaan
bumi pada waktu t = 0 detik jika diberikan kecepatan awal 24,5 m/det jika
gesekan udara diabaikan dapat ditunjukkan bahwa jarak s (dalam meter)
dari bola itu ke tanah setelah t detik diberikan oleh persamaan parabola :
s = −4,9 t 2 + 24,5 t (6.3.7)
a) Gambarkan grafik s terhadap t .
b) Berapakah tinggi maksimum bola tersebut.
Penyelesaian :
a) Persamaan (6.3.7) mempunyai bentuk (6.3.3) dengan :
a= -4,9 < 0 jadi parabola terbuka ke bawah , b = 24,5 dan c = 0.
Sumbu simetri :
a
b
t
2
= − = 2,5
2 .(-4,9)
24,5 − = det.
209
Dan akibatnya koordinat-s dari puncak parabola adalah :
)
4( 4,9)
24,5 4( 4,9)(0)
) ( 2,5;
4
4
,
2
( , ) (
2 2
−
= − − − = − − −
a
b ac
a
b
t s
atau (t, s) = (2,5 ; 30,625)
Koordinat titik potong dengan sumbu t jiak s = 0 :
0 = −4,9 t 2 + 24,5 t atau 0 = 4,9 t ( 5 − t ) diperoleh: t = 0 atau t = 5.
Dari informasi puncak dan perpotongan dengan sumbu koordinat
diperoleh grafik parabola Gambar 6.3.6.
b) Oleh karena puncak di (t, s) = (2,5 ; 30,625) , maka tinggi maksimum
lemparan bola adalah s ≅ 30,6
(Gambar 6.3.6)
Sebuah sifat geometri sederhana dari parabola dijadikan dasar
penggunaan dalam ilmu teknik. Menurut prinsip ilmu fisika, cahaya yang
datang ke permukaan yang mengkilap, maka sudut datang sama dengan
sudut pantul. Sifat parabola dan prinsip fisika ini dipakai untuk membuat
210
lampu sorot dimana sumber cahaya lampu diletakkan pada fokus.
Sebaliknya sifat ini digunakan pula dalam teleskop tertentu dimana
cahaya masuk yang semua sejajar dan datang dari bintang di fokuskan
pada suatu titik yaitu fokus parabola.
CONTOH 2.8.6
Buatlah sketsa grafik dari fungsi
(a). (b).
Penyelesaian :
a). Persamaan merupakan persamaan kuadrat
dengan a = 1, b = -2, dan c = -2, sehingga sumbu simetri atau
koordinat-x dari puncaknya adalah: .
Menggunakan nilai ini dan dua nilai pada tiap sisi (lihat tabel),
diperoleh hasil grafik fungsi pada Gambar 6.3.7.
-Gambar 6.3.7
211
b) Persamaan merupakan persamaan kuadrat
dengan a = -1, b = 2, dan c = -2, sehingga dengan koordinat-x
dari puncaknya adalah .
Menggunakan nilai ini dan dua nilai pada tiap sisi (lihat tabel),
diperoleh hasil grafik fungsi pada Gambar 6.3.8.
Gambar 6.3.8 Grafik fungsi
LLLaaatttiiihhhaaannn 666...333
Gambarkan grafik parabola dan tandai koordinat puncak (ekstrim) dan
perpotongannya dengan sumbu-sumbu koordinat. Tentukan jenis titik
puncak, apakah titik minimum atau maksimum untuk soal nomor 1
sampai dengan 12.
1. y = x2 + 2 2. y = x2 − 3
3. y = x2 + 2x − 3 4. y = x2 − 3x − 4
5. y = −x 2 + 4x + 5 6. y = −x2 + x
212
7. y = (x − 2)2 8. y = (3 + x)2
9. x 2 − 2x + y = 0 10. x 2 + 8x + 8y = 0
11. y = 3x 2 − 2x +1 12. y = x 2 + x + 2
13. Tentukan nilai a jika harus memenuhi syarat yang diharuskan:
(a). , grafik mempunyai sumbu simetri di x
= -1.
(b). , grafik mempunyai titik balik di .
14. Bola yang dilempar lurus ke atas dari permukaan bumi pada waktu t =
0 detik jika diberikan kecepatan awal 32 m/det jika gesekan udara
diabaikan diberikan oleh persamaan parabola : s = 32 t − 16 t 2 .
a) Gambarkan grafik s terhadap t .
b) Berapakah tinggi maksimum bola tersebut.
2.9 APLIKASI UNTUK EKONOMI
Tiga fungsi yang penting dalam ekonomi adalah :
C(x) =Total biaya produksi x unit produk selama periode waktu tertentu
R(x) =Total hasil penjualan x unit produk selama periode waktu tertentu.
P(x) = Total keuntungan penjualan x unit produk selama periode waktu
tertentu.
Fungsi-fungsi itu secara berturut-turut disebut fungsi biaya, fungsi
pendapatan dan fungsi keuntungan. Jika semua produk terjual, hubungan
fungsi-fungsi itu adalah :
P(x) = R(x) - C(x)
[Keuntungan] = [Pendapatan] – [ biaya]
213
Total biaya C(x) untuk produksi x unit dapat dinyatakan sebagai
penjumlahan :
C(x) = a + M(x) (6.4.1)
Dengan a konstanta, disebut overhead dan M(x) adalah fungsi biaya
pembuatan. Overhead, merupakan biaya tetap tetapi tidak tergantung
pada x, pelaku ekonomi harus membayar tetap jika tidak ada produksi,
misalnya biaya sewa dan asuransi. Disisi lain biaya pembuatan M(x)
tergantung pada jumlah item pembuatan, contoh biaya material dan
buruh. Ini menunjukkan bahwa dalam ilmu ekonomi penyederhanaan
asumsi yang tepat M(x) dapat dinyatakan dalam bentuk
M(x) = bx + cx2
Dengan b dan c konstanta. Subtitisi pada (6.4.1) menghasilkan :
C(x) = a + bx + cx2 (6.4.2)
Jika perusahaan perakitan dapat menjual semua item-item produksi
denga p rupiah per biji, maka total pendapatan R(x) menjadi
R(x) = px
Dan total keuntungan :
P(x) = [total pendapatan] – [total biaya]
P(x) = R(x) - R(x)
P(x) = px - C(x)
Jadi, jika fungsi biaya diberikan pada (6.4.2), maka
P(x) = px - (a + bx + cx2) (6.4.3)
Tergantung pada faktor-faktor seperti jumlah pekerja, jumlah mesin yang
tersedia, kondisi ekonomi dan persaingan, batas atas l pada jumlah itemitem
yang sanggup diproduksi dan dijual. Jadi selama periode waktu
tetap peubah x pada (6.4.3) akan memenuhi :
0 ≤ x ≤ l
Persamaan (6.4.3) merupakan suatu persamaan kuadrat dalam x, yang
mana nilai optimum dapat ditentukan , yaitu nilai fungsi pada sumbu
214
simetri. Dengan menentukan nilai-nilai x pada [0,l] yang memaksimumkan
(6.4.3) perusahaan dapat menentukan berapa banyak unit produksi
harus dibuat dan dijual agar menghasilkan keuntungan terbesar. Masala
ini diilustrasikan dalam contoh berikut:
CONTOH 2.9.1
Pinicilin berbentuk cair dibuat oleh suatu perusahaan farmasi dan dijual
borongan dengan harga Rp 2 000 per unit. Jika total biaya produksi untuk
x unit adalah:
C(x) = 5 000 000 + 800 x + 0,003 x2
Dan jika kapasitas produksi terbesar dari perusahaan 300 000 unit dalam
waktu tertentu. Berapa banyak unit-unit pinicilin harus dibuat dan dijual
agar memperoleh keuntungan maksimum ?
Penyelesaian:
Karena total penghailan untuk penjualan x unit adalah R(x) = 2 000 x ,
keuntungan P(x) pada x unit menjadi :
P(x) = R(x) + C(x) = 2 000 x – (5 000 000 + 800 x + 0,003 x2)
P(x) = - 0,003 x2 + 1 200 x– 5 000 000
Dan karena kapasitas produksi terbesar adalah 300 000 unit, berarti x
harus terdapat pada selang [0 , 300 000]. Sumbu simetri dari fungsi
keuntungan :
200.000
2( 0,003)
1200 =
−
x = −
Oleh karena titik x = 200.000 berada dalam selang [0 , 300 000] maka
keuntungan maksimum harus terjadi pada titik balik/puncak kurva
parabola yaitu di x = 200.000 dengan koordinat puncak parabola ::
215
)
4( 0,003 )
(1.200 ) 4( 0,003)( 5.000 .000 )
( 200 000 ;
)
4
4
,
2
( , ( )) (
2
2
−
= − − − −
= − − −
a
b ac
a
b
x P x
(200.000;115.10 )
)
12.10
138.10
(200.000;
)
12.10
(144.10 6.10 )
( 200 000 ;
7
3
4
3
4 4
=
=
−
= − −
−
−
Jadi keuntungan maksimum P(x) = Rp 1,15.10 9 terjadi pada
x=200.000 unit diproduksi dan dijual dalam waktu tertentu.
• RANGKUMAN
• Fungsi f disebut injektif jika untuk setiap elemen y di
daerah nilai, y paling banyak mempunyai satu kawan
dari x di A.
Fungsi f disebut surjektif jika untuk setiap elemen y di B
habis dipetakan oleh anggota himpunan di A.
Fungsi f disebut bijektif jika fungsi itu injektif dan surjektif
• Persamaan garis lurus berbentuk:
,
,
dengan m adalah kemiringan garis.
216
• Jika y=f(x) dan y=g(x) adalah fungsi dan f(g( x)) = x
atau g(f( x)) = x maka f invers dari g atau g invers dari
f .
• Fungsi kuadrat (parabola) mempunyai bentuk
LLLaaatttiiihhhaaannn 666...444
1. Perusahaan Kimia menjual asam sulfur secara borongan dengan
harga 100 / unit. Jika total biaya produksi harian dalam ribuan rupiah
untuk x unit adalah
C(x) = 100.000 + 50 x + 0,0025 x2
Dan jika kapasitas produksi terbesar dari perusahaan 7 000 unit
dalam waktu tertentu.
a) Berapa banyak unit-unit asam sulfur harus dibuat dan
dijual agar memperoleh keuntungan maksimum ?.
b) Apakah akan menguntungkan perusahaan apabila
kapasitas produksi perusahaan ditambah?
2. Perusahaan menentukan bahwa x unit produksi dapat dijual harian
pada harga p rupiah per unit, dimana :
x = 1000 – p
Biaya produksi harian untuk x unit adalah : C(x) = 3.000 + 20 x
(a) Tentukan fungsi penghasilan R(x).
(b) Tentukan ungsi keuntungan P(x)
217
(c) Asumsikan bahwa kapasitas produksi paling banyak 500
unit/hari, tentukan berapa banyak unit yang harus diproduksi
dan dijual setiap hari agar keuntungan maksimum.
(d) Tentukan keuntungan maksimum.
(e) Berapa garga per unit harus ditentikan untuk memperoleh
keuntungan maksimum.
3. Pada proses pembuatan kimia tertentu tiap hari berat y dari
kerusakan keluaran kimia yang larut bergantung pada total berat x
dari semua keluaran yang didekati dengan rumus :
y(x) = 0,01 x + 0,00003 x2
dengan x dan y dalam kg. Jika keuntungan Rp 1 juta per kg dari
kimia yang tidak rusak dan rugi Rp 200.000 per kg dari produksi
kimia yang rusak, berapa kg seharusnya produk kimia diproduksi tiap
hari agar keuntungan maksimum.
c. Suatu perusahaan menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh
bergantung pada jumlah pemakaian uang untuk pemasangan iklan,
Berdasarkan survey jika perusahaan menggunakan x rupiah untuk
iklan maka keuntungan yang diperoleh adalah
Tentukan jumlah uang yang harus dipakai untuk pemasangan iklan
agar mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
d. Sebidang lahan ingin dipagari dengan syarat kelilingnya adalah 100
meter. Dengan demikian luas persegi panjang dengan keliling
tersebut dapat dinyatakan dalam L (m2 ) adalah :
L = x(50 − x)
a) Tentukan Domain dari fungsi luasan tersebut.
b) Tentukan luas terbesar yang dapat dibuat oleh kawat tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar